Anda di halaman 1dari 50

LOGO

Landasan Yuridis

Penetapan UU RI No. 20 tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
diikuti UU RI No. 14 tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen dan PP RI No. 19
tahun2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Serta PP Nomor 74/2008
(tentang Guru),  secara konseptual
telah memunculkan kebutuhan untuk
melakukan koreksi di tingkat
kebijakan yang akan dijadikan
rujukan untuk menyusun berbagai
program, termasuk pendidikan guru.
2
Lanjutan Landasan Yuridis

Kajian terhadap produk Undang-


undang berkaitan dengan guru telah
menghasilkan berbagai rumusan yang
intinya menunjukkan urgensi adanya
terobosan untuk menerjemahkan
ketentuan-ketentuan tersebut secara
arif ke dalam kebijakan dan program
yang mendorong tercapainya visi
pendidikan Indonesia tahun 2025.

3
Tugas LPTK

Tuntutan untuk menghasilkan guru


yang profesional, mengharuskan
LPTK sebagai lembaga yang selama
ini menyiapkan guru memiliki visi
yang jelas Tentang Pendidikan
Profesi Guru dengan dilandasi
prinsip “good university
governance” dan memiliki
kapasitas yang menjamin
keprofesionalan lulusannya.
Ketetapan Kebijakan Ditjen Dikti:

Atas dasar kajian tersebut maka


ditetapkan untuk dikembangkan
 Pengembangan NA Program PPG
 Draft Permen Program PPG
 Panduan Program PPG
 Panduan Pengusulan Program PPG
 Pedoman Penyelenggara Program
PPG Bidang Studi
Keberadaan LPTK saat ini

Saat ini di Indonesia terdapat ±324


LPTK negeri dan swasta dalam
berbagai bentuk dan tersebar di
seluruh Indonesia yang
pemetaannya belum sepenuhnya
dilakukan secara detail.
Sementara itu juga terjadi disparitas
kualitas, ditambah lagi sebarannya
tidak merata.
Haruskan 324 LPTK tsb diberi tugas
melaksanakan Program PPG?

6 tok_bintoro@yahoo.com
Jumlah LPTK di Indonesia : 324
(data EPSBED 2009)

300

250

200

150 290

100

50
11 22
1
0
Eks IKIP FKIP UT FKIP Negeri LPTK Swasta
7 tok_bintoro@yahoo.com
Data LPTK

Jmlh LPTK : 324


Jumlah Prodi : 1964
Jumlah Mhs : 607.000
Lulus per –thn : 120.000

Terjadi over supply lulusan S1 LPTK

8 tok_bintoro@yahoo.com
Dampak dari UUGD

Saat profesi guru mulai menjanjikan dan citra


guru mulai meningkat, input calon mahasiswa
utk menjadi gurupun tinggi, maka PT lainpun
tertarik untuk membuka prodi kependidikan
 Univ BHMN tanpa izin bs membuka prodi
kependidikan ancaman bagi LPTK
 UI bekerjasama dengan Groningen membuka
“Educational science”, hal ini dilakukan
berdasarkan hasil kajian yang menyatakan:
LPTK terjebak pada pragmatisme
 ITB membuka Magister Pembelajaran Sain
9 tok_bintoro@yahoo.com
PPG, “Khas”

Penyelenggaraan PPG dilaksanakan


atas dasar penugasan dari Ditjen Dikti,
bukan izin.
Univ BHMN memiliki hak untuk
membuka prodi S1 tanpa izin
(perundangan memungkinkan untuk
itu), tetapi univ BHMN (non LPTK)
tidak bisa membuka PPG, karena PPG
penugasannya kepada LPTK yang
memenuhi syarat
10 tok_bintoro@yahoo.com
PROGRAM
PENDIDIKAN
PROFESI
GURU

11
 Penetapan UU RI No. 20 Th. 2003 tentang
Sisdiknas yang diikuti UU RI No. 14 Th. 2005
tentang Guru dan Dosen dan Permen RI No. 19
Th 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan,
serta PP No 74/2008 tentang Guru maka perlu
disusun program pendidikan profesi guru.
 Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
 Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
tersebut diperoleh melalui pendidikan profesi
(UU RI N0. 14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen
pasal 8 dan pasal 10)
12
Program PPG Pra Jabatan yang
selanjutnya disebut Program PPG
adalah program pendidikan yang
diselenggarakan untuk mempersiap-
kan lulusan S-1 Kependidikan dan S-
1/D-IV Non Kependidikan agar
menguasai kompetensi guru secara
utuh sesuai dengan standar nasional
pendidikan (Permendiknas No. 8
Tahun 2009 tentang PPG)
13
Landasan Yuridis

 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang


Sistem Pendidikan Nasional.
 UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen.
 PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
 PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
 Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Guru.
 Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang
Program Pendidikan Profesi Guru.
14
Tujuan Program PPG

Menghasilkan calon guru yang


memiliki kompetensi dalam
merencanakan, melaksanakan,
menilai pembelajaran,
menindaklanjuti hasil penilaian,
melakukan pembimbingan dan
pelatihan peserta didik, serta
melakukan penelitian, dan mampu
mengembangkan profesionalitas
secara berkelanjutan.

15
Kualifikasi Calon Peserta Program PPG

 S-1 Kependidikan yang sesuai dengan program


pendidikan profesi yang akan ditempuh;
 S-1 Kependidikan yang serumpun dengan
program pendidikan profesi yang akan
ditempuh, dengan menempuh matrikulasi;
 S-1/D-IV Non Kependidikan yang sesuai dengan
program pendidikan profesi yang akan
ditempuh, dengan menempuh matrikulasi;
 S-1/D-IV Non Kependidikan yang serumpun
dengan program pendidikan profesi yang akan
ditempuh, dengan menempuh matrikulasi;
 S-1 Psikologi untuk program PPG pada PAUD
atau SD, dengan menempuh matrikulasi.
16
Seleksi

 Jumlah mahasiswa yang diterima


berdasarkan kebutuhan nyata di
lapangan denga menggunakan prinsip
supply and demand.
 Seleksi penerimaan peserta didik
program PPG dilakukan oleh program
studi/jurusan di bawah koordinasi
LPTK penyelenggara.
 Mahasiswa yang lulus seleksi
dilaporkan kepada Dirjen Dikti untuk
mendapatkan nomor registrasi
Program PPG.
17
Rekrutmen peserta dilakukan dengan
prosedur sebagai berikut:

 Seleksi administrasi: (1) Ijazah S-1/D-IV dari program studi


yang terakreditasi, yang sesuai atau serumpun dengan mata
pelajaran yang akan diajarkan (2) Transkrip nilai dengan
indeks prestasi kumulatif minimal 2,75, (3) Surat
keterangan kesehatan, (4) Surat keterangan kelakuan baik,
dan (5) Surat keterangan bebas napza.
 Tes penguasaan bidang studi yang sesuai dengan program
PPG yang akan diikuti.
 Tes Potensi Akademik.
 Tes penguasaan kemampuan berbahasa Inggris
 Penelusuran minat dan bakat melalui wawancara dan
observasi kinerja disesuaikan dengan mata pelajaran yang
akan diajarkan serta kemampuan lain sesuai dengan
karakteristik program PPG.
 Asesmen kepribadian melalui wawancara/inventory atau
instrumen asesmen lainnya.
MODEL PROGRAM PPG
TERINTEGRASI (A)
BERLAPIS
(B, C, D, E, DAN F)
Model A (Program PPG Terintegrasi) 18–20 SKS

Yakni program pendidikan


calon guru profesional yang
PENDIDIKAN PROFESI GURU
masukannya berasal dari S1
(PRAKTIK NYATA DI
LAPANGAN/SEKOLAH) Kependidikan yang bersifat
linear/sesuai, dan beban
belajar yang ditetapkan
S1 KEPENDIDIKAN
dalam peraturan
perundangan 18 – 20 SKS.
• MATA KULIAH AKADEMIK Sebagai contoh peserta
KEPENDIDIKAN Program Pendidikan Profesi
• MATA KULIAH AKADEMIK BIDANG Guru SD berasal dari S1
STUDI (PAEDAGOGICAL CONTENT) PGSD, peserta program
pendidikan profesi guru PLB
berasal dari S1 PLB, peserta
program pendidikan profesi
guru TK berasal dari S1 PAUD
Model B 36 – 40 SKS
Yakni program
PENDIDIKAN PROFESI GURU pendidikan calon guru
(PRAKTIK NYATA DI profesional yang
LAPANGAN/SEKOLAH)
masukannya berasal
dari S1 Kependidikan
S1 KEPENDIDIKAN yang bersifat
linear/sesuai.
• MATA KULIAH AKADEMIK
KEPENDIDIKAN
Sebagai contoh
• MATA KULIAH AKADEMIK BIDANG Peserta Program
STUDI (PAEDAGOGICAL CONTENT) Pendidikan Profesi
Guru mematika
berasal dari S1
Pendidikan
Matematika.
Model C 36 – 40 SKS

PPG Yakni program pendidikan


PRAKTIK NYATA DI calon guru profesional yang
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL masukannya berasal dari S1
kependidikan bidang studi
MATRIKULASI MATA KULIAH yang tidak linear/tidak
BIDANG STUDI sesuai. Sebagai contoh
(tidak menutup kemungkinan peserta Program Pendidikan
juga matakuliah akademik Profesi Guru SD/MI berasal
kependidikan dari S1 Pendidikan
Matematika. Peserta
Program Pendidikan Profesi
Guru IPS SMP/Mts berasal
S1 KEPENDIDIKAN
dari S1 Pendidikan Geografi.
BIDANG STUDI
Peserta Program Pendidikan
Profesi Guru IPA SMP
berasal dari S1 Pendidikan
Biologi.
Model D 36 – 40 SKS

PPG Yakni program


PRAKTIK NYATA DI pendidikan calon guru
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL profesional yang
masukannya berasal
dari S1 kependidikan
MATRIKULASI MATA KULIAH yang bersifat tidak
AKADEMIK linear/tidak sesuai dan
BIDANG STUDI bukan bidang studi.
Sebagai contoh peserta
Program Pendidikan
Profesi Guru SD/MI
S1 KEPENDIDIKAN berasal dari S1
NON BIDANG STUDI Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan,
S1 Administrasi
Pendidikan, dsb.
Model E 36 – 40 SKS
PPG Yakni program
PRAKTIK NYATA DI pendidikan calon guru
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL profesional yang
masukannya berasal
MATRIKULASI MATA dari S1 non
KULIAH AKADEMIK kependidikan. Sebagai
KEPENDIDIKAN contoh peserta program
Pendidikan Profesi Guru
IPA SMP berasal dari S1
Fisika. Peserta Program
S1 NON KEPENDIDIKAN Pendidikan Profesi Guru
Fisika SMA berasal dari
S1 Fisika.
Model F 36 – 40 SKS

PPG Yakni program


PRAKTIK NYATA DI pendidikan calon guru
LAPANGAN/SEKOLAH/PPL profesional yang
masukannya berasal
MATRIKULASI MATA KULIAH dari S1 non
AKADEMIK KEPENDIDIKAN kependidikan dan bukan
MATRIKULASI MATA KULIAH bidang studi. Sebagai
AKADEMIK BIDANG STUDI contoh peserta Program
Pendidikan Profesi Guru
SD/MI berasal dari S1
Psikologi. Peserta
S1 NON KEPENDIDIKAN Program Pendidikan
NON BIDANG STUDI Profesi Guru IPS
SMP/Mts berasal dari
S1 Ilmu Hukum.
Beban Belajar Program
PPG
NO PROGRAM PPG SKS

1. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk


lain yang sederajat bagi lulusan S-1 PGTK dan PGPAUD 18-20
2. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan S-1 PGSD
3. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan selain S-1/D-IV Kependidikan PGTK dan 36-40
PGPAUD
4. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau bentuk
lain yang sederajat bagi lulusan S-1/D-IV Kependidikan selain S-1 PGSD
5. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentuk
lain yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB atau
bentuk lain yang sederajat yang berlatar belakang lulusan S-1 Psikologi
6. untuk menjadi guru pada satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau
bentuk lain yang sederajat dan satuan pendidikan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat, baik lulusan
S-1/D-IV Kependidikan maupun lulusan S-1/ D-IV Non Kependidikan
26
Matrikulasi

 Lulusan S-1 Kependidikan dan S-1/D-IV Non


Kependidikan yang tidak sesuai dengan program PPG
yang akan diikuti, harus mengikuti program matrikulasi.
 Matrikulasi adalah sejumlah matakuliah yang wajib
diikuti oleh peserta program PPG yang sudah dinyatakan
lulus seleksi untuk memenuhi kompetensi akademik
bidang studi dan/atau kompetensi akademik
kependidikan sebelum mengikuti program PPG.
 Matrikulasi diperuntukkan bagi calon peserta Program
PPG Pra Jabatan yang belum memenuhi persyaratan
yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen
(berdasarkan standar kompetensi lulusan melalui tes
penguasaan SKL)
 Kurikulum matrikulasi adalah kurikulum S1 kependidikan
(dapat berupa matrikulasi matakuliah akademik
kependidikan, maupun akademik bidang studi)
27
Alur Seleksi dan Matrikulasi
PPG Dalam Jabatan

Mahasiswa PPG dalam jabatan tidak


mengikuti matrikulasi. Jika
berdasarkan seleksi ditemukan defisit
pada kompetensi-kompetensi tertentu
diberikan pemantapan yang
pelaksanaannya dilakukan
terintegrasi dalam kegiatan workshop
SSP sesuai dengan waktu yang
diperlukan. Bobot pemantapan tidak
termasuk dalam beban belajar PPG
Disain Program PPG

Lulusan S-1 Lulusan S-1/D-IV Non


No
Kependidikan Kependidikan *)
1 Pengemasan materi bidang Pengemasan materi bidang
studi untuk pembelajaran studi untuk pembelajaran
bidang studi yang mendidik bidang studi yang mendidik
(subject specific pedagogy) (subject specific pedagogy)

2 PPL Kependidikan PPL Kependidikan

*) Lulusan S1/DIV Non Kependidikan dapat mengikuti Program PPG jika


kompetensi Akademik Kependidikan dan Akademik Bidang Studi sama
dengan S1 Kependidikan
30
 Perkuliahan dalam bentuk workshop SSP
(subject specific pedagogy) untuk menyiapkan
perangkat pembelajaran di sekolah (RPP Bahan
Ajar, Media Pembelajaran, Evaluasi
Pembelajaran, dsb), dan Praktek Pengalaman
Lapangan (PPL) dengan pemantauan langsung
secara intensif oleh dosen yang ditugaskan
khusus untuk kegiatan tersebut, dinilai secara
objektif dan transparan.

 Praktek pengalaman lapangan program PPG


dilaksanakan berorientasi pada pencapaian
kompetensi merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, menindaklanjuti hasil penilaian,
serta melakukan pembimbingan
31 dan pelatihan.
PPL POLA NON BLOK

......n

.....n
Kampus Sekolah PPL
RPP 4
WS RPP 4

PPL
RPP 3
WS RPP 3
PPL
RPP 2
WS RPP 2
PPL
RPP 1
WS RPP 1
PPL POLA BLOK (36 – 40 SKS)

PPL
SEMESTER II

WORKSHOP SSP
SEMESTER I
PPL POLA BLOK PPG (18 – 20 SKS)

PPL

WORKSHOP SSP
Uji Kompetensi

 Uji kompetensi sebagai ujian akhir terdiri dari


ujian tulis dan ujian kinerja, ditempuh setelah
peserta lulus semua program PPG.
 Ujian tulis dilaksanakan oleh program
studi/jurusan penyelenggara dengan
berorientasi pada portofolio (kumpulan SSP).
 Ujian kinerja dilaksanakan oleh program
studi/jurusan dengan penguji berasal dari dosen
program studi dan wakil dari organisasi profesi
dan/atau pihak eksternal yang profesional,
kompeten, dan relevan.
 Peserta yang lulus uji kompetensi memperoleh
sertifikat pendidik bernomor register yang
dikeluarkan oleh LPTK.36
Tabel: Komponen Penetapan
Kelulusan PPG
No KOMPONEN ASPEK SUB KOMPONEN RINCIAN
1 Workshop Proses Aktivitas Workshop - Keaktifan WS diukur dengan skor partisipasi dan skor teman
(bobot 30) (15) sejawat
Kemampuan Akademik - Substansi Materi
BS
Microteaching - Microteaching: latihan mengajar kepada siswa difokuskan
pada kecakapan spesifik
Peerteaching - Peer teaching: latihan mengajar kepada teman sejawat
difokuskan pada kompetensi utuh
Produk Perangkat RPP hasil - Silabus
(15) workshop - Skenario
- LKS
- Lembar Penilaian
- Media Pembelajaran
Catatan:
Penilaian Produk WS dengan memperhatikan:
- Penguasaan Teori Belajar dan pembelajaran yang mendidik
- Penguasaan Strategi Pembelajaran
- Pemahaman Peserta Didik
- Kemampuan Perencanaan Pembelajaran
- Kemampuan Evaluasi
Proposal PTK
2 PPL Proses Praktik Mengajar - Ikuti Pedoman PPL
(Bobot 40) (30) Kegiatan Non - Dikembangkan Prodi
Mengajar
Kompetensi Sosial dan Sesuaikan dengan Permendiknas ttg SKG
Kepribadian
Produk Portofolio - Perangkat RPP dengan penyempurnaan saat PPL
(10) Laporan Kegiatan PPL Sejak observasi hingga akhir
Laporan PTK
3 Uji Kompetensi (bobot Uji Tulis (10)
30) Uji Kinerja (20) Praktik Mengajar menggunakan Perangkat RPP terbaik
Nilai Akhir dan Pembobotan

Nilai akhir dihitung dengan menggunakan rumus:

30W + 40P + 30UK


100

Keterangan:
W = Nilai Kegiatan Workshop
P = Nilai Kegiatan PPL
UK = Uji Kompetensi, yang terdiri atas Uji Tulis dan Uji
Kinerja.

Uji kinerja adalah ujian praktik PPL.


Supervisi, monitoring dan
evaluasi pelaksanaan program
PPG dilakukan secara
berkelanjutan untuk menjamin
mutu program PPG.
Penjaminan mutu harus khas
Program PPG

39
Persiapan PPG di LPTK
• Peningkatan Kapasitas
SDM
• Pengembangan
Instrumen Seleksi
• Pengembangan
Penyamaan Rancangan Matrikulasi
persepsi • Pengembangan Model
Restrukturisa Workshop SSP Implementas
tentang
si Kurikulum i Program
Program S1 dan PPG • Penetapan beban belajar PPG Pra
PPG Pra PPG Jabatan
Jabatan • Pengembangan Panduan
PPL PPG
• Kemitraan dengan
sekolah mitra
• Pengembangan Sistem
Penjaminan Mutu PPG
• Optimalisasi komunikasi
Jurusan/Prodi sejenis/
serumpun
40
Prioritas Program Persiapan
Program PPG di LPTK
 Pemantapan kelembagaan dan tata kelola PPG
(Universitas, Fakultas, dan Program Studi)
 Revisit, revisi dan restrukturisasi Kurikulum
Pendidikan Akademik (S1) dan Pendidikan
Profesi. Kurikulum Akademik akan digunakan
sebagai rujukan PPKHB dan Matrikulasi
 Penguatan Kapasitas SDM (Pelatihan
Workshop SSP, microteaching, PPL, sistem
evaluasi dan uji kompetensi)  Dosen Mapel,
Dosen Pembimbing dan Guru Pamong
 Penyiapan (penguatan) infrastruktur
penunjang PPG ( R Workshop, laboratorium, R
Microteaching, Referensi, dsb)
 Sistem Penjaminan Mutu PPG
Melengkapi Panduan Pendukung
Program PPG

 Panduan Rekrutmen mahasiswa PPG


 Panduan Teknis Implementasi Per Prodi
dengan mengacu pada Pedoman yang
dikembangkan oleh Dit Ketenagaan Ditjen
Dikti (Sistem Pembelajaran, Peer dan
Microteaching, PPL, dan Uji Kompetensi)
 Dokumen Sistem Penjaminan Mutu PPG
Kebijakan Akademik Program PPG
Standar Mutu Program PPG
Prosedur Kerja/SOP
Instrumen Monev
 Dokumen lain yang dianggap penting dan
perlu
KEBIJAKAN KEMENDIKNAS

 Prioritas implementasi Program PPG diawali


untuk guru dalam Jabatan
 Kuota guru ditetapkan berdasarkan data
guru yang tidak memiliki peluang
memperoleh sertifikat pendidik melalui PF
(data PMPTK)
 Prodi yang ditetapkan sebagai
penyelenggara Program PPG untuk
sementara yang mendapatkan kuota untuk
tiap Provinsi (dan atau disekitarnya)
 Untuk Persiapan PPG Ditnaga memberikan
bantuan dana ke LPTK melalui Revitalisasi
PPG
Program Ditnaga (2010) Ditjen Dikti
terkait PPG
 Penguatan kapasitas LPTK
penyelenggara PPG melalui Dana
Revitalisasi PPG
 Akan segera menetapkan Prodi
penyelenggara PPG Daljab
 Sosialisasi dan Pelatihan:
 Ke Dinas Pendidikan untuk sistem Rekrutmen
dan Kerjasama dengan LPTK (sudah
dilaksanakan)
 Ke LPTK  Prodi yang dinyatakan
melaksanakan PPG: Pelatihan sistem rekrutmen,
workshop SSP, PPL dan Uji Kompetensi
 Monev
45
1. Memiliki program studi kependidikan S-1 yang:
a. Sama dengan program PPG yang akan diselenggarakan.
b.Terakreditasi oleh BAN-PT dengan nilai minimal B.
c. Memiliki dosen tetap sekurang-kurangnya 2 orang
berkualifikasi doktor (S-3) dengan jabatan akademik
minimal Lektor, dan 4 orang berkualifikasi Magister (S-
2) dengan jabatan akademik minimal Lektor Kepala
berlatar belakang pendidikan sama dan/atau
serumpun dengan program PPG yang akan
diselenggarakan, minimal salah satu latar belakang
strata pendidikan setiap dosen tersebut adalah bidang
kependidikan.

46
2. Memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi
persyaratan SPM untuk menunjang penyelenggaraan
program PPG;
3. Memiliki program peningkatan dan pengembangan
aktivitas instruksional atau yang sejenis dan
berfungsi efektif;
4. Memiliki laporan ED dan penjaminan mutu,
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terakhir;
5. Memiliki Unit Program Pengalaman Lapangan (PPL),
sekolah laboratorium, dan diutamakan yang telah
melaksanakan program Penugasan Dosen ke
Sekolah (PDS)
47
6. Memiliki jaringan kemitraan dengan sekolah-
sekolah yang terakreditasi minimal B dan
memiliki guru pamong yang mampu memberikan
bimbingan profesional serta dituangkan dalam
nota kesepahaman.
7. Dalam hal tidak ada LPTK yang menyelenggarakan
program studi tertentu yang diperlukan, Menteri
dapat menetapkan LPTK sebagai penyelenggara
PPG untuk bekerjasama dengan perguruan
tinggi/fakultas yang memiliki program studi yang
sama dengan bidang studi tersebut dan terakreditasi
minimal B;
48
 Dosen pada program PPG memiliki
kualifikasi pendidikan minimum lulusan
program Magister (S-2). Minimal salah
satu strata pendidikan yang bersangkutan
dalam bidang kependidikan sesuai dengan
mapel yang diajarkan.
 Dosen pada program PPG kejuruan selain
memiliki kualifikasi sebagaimana butir di
atas diutamakan yang memiliki sertifikat
keahlian sesuai dengan mapel yang
diajarkan.

49
 Penetapan LPTK sebagai penyelenggara
program PPG didasarkan atas hasil
evaluasi dokumen usulan dan verifikasi
lapangan yang dilakukan oleh tim yang
ditugaskan Direktur Jenderal.
 Penetapan LPTK sebagai penyelenggara
program PPG oleh Menteri berlaku
untuk kurun waktu 3 (tiga) tahun.
 LPTK penyelenggara program PPG
dievaluasi secara berkala oleh tim yang
ditugaskan Direktur Jenderal.
50

Anda mungkin juga menyukai