Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

TUBERKULOSIS DALAM
KEHAMILAN
ROSANDI
(12 17 777 14 205)

PEMBIMBING: dr. Djemi Sp.OG, MARS


PENDAHULUAN

• Tuberkolusis (TB) dalam kehamilan adalah suatu


penyakit menular yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis ) yang
menginfeksi ibu baik sebelum ataupun sementara
mengandung.
• Ditularkan melalui airbone infection
• mempunyai gejala klinis yang serupa dengan
tuberkulosis pada wanita tidak hamil
• Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh
terhadap cepatnya perjalanan TB
• Bila terapi tidak adekuat dapat terjadi TB kongenital
namun keadaan ini jarang dijumpai, janin baru
tertular penyakit setelah lahir, karena dirawat atau
disusui oleh ibunya
DEFINISI

• Tuberkolusis (TB) dalam kehamilan adalah suatu


penyakit menular yang disebabkan oleh basil
Mycobacterium tuberculosis (M. tuberculosis ) yang
menginfeksi ibu baik sebelum ataupun sementara
mengandung.
CARA PENULARAN

• Kontak dengan penderita TB


• berupa batuk atau bersin (droplet)
• Droplet nuclei akan menetap dan basil TB akan
mendapat kesempatan untuk berkembang biak
• Seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi
droplet dalam udara dan lamanya menghirup
udara tersebut.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
ETIOLOGI

• TB disebabkan oleh M. tuberculosis yang termasuk


ke dalam familie Mycobacteriaceae.
• Berbentuk batang dan mempunyai dinding sel
lipoid sehingga tahan asam Kuman ini, bersifat
aerob, mudah mati pada air mendidih (5 menit
pada suhu 800C, dan 20 menit pada suhu 600C).
sangat rentan terhadap sinar matahari, hidup pada
suhu kamar dan ruangan yang lembab
PATOGENESIS
DIAGNOSIS

• Anamnesis  Riwayat kontak dengan penderita TB


1. Demam
2. Batuk  >3 minggu +/- Darah
3. Sesak
4. Nyeri dada  keringat malam
5. Malaise  anoreksia  BB menurun
• Pemeriksaan fisis
Inspeksi : kurus, iga serta sela iga jelas
Palpasi : nyeri dada
Perkusi: hipersonor
auskultasi : suara nafas yang bronkial, ronki basah
kasar nyaring, jika diikuti dengan penebalan pleura
maka suara nafas vesikuler akan melemah.
LABORATORIUM

• Pemeriksaan Sputum
Ditemukan Basil Tahan Asam (BTA) pada
pemeriksaan sputum  SPS

• Tes Tuberkulin
PPD (purified protein derivative) berkekuatan 5 TU
(intermediate strength) yakni dengan menyuntikkan
0,1 cc tuberkulin 5 TU intrakutan
• Pemeriksaan Radiologis
1. tidak dilakukan secara rutin pada kehamilan
karena sangat beresiko terhadap janin
2. tuberkulinnya positif
3. penderita dengan riwayat dan pemeriksaan fisik
yang mengarah ke arah tuberkulosis walaupun
tes tuberkulin awal negatif
PERJALANAN TB PADA KEHAMILAN

• Dapat terjadi infertilitas bila terjadi fokus primer di


sistem genitalia dan yang sering terkena dalam
tuba fallopi, dengan bagian distal yang terkena
lebih dahulu. dapat menyebar ke bagian proksimal
dari tuba fallopi dan akhirnya ke uterus, sehingga
uterus tidak siap menerima hasil konsepsi
• Dapat menyebabkan gangguan kesuburan jika
kuman menginfeksi endometrium. Kesempatan
untuk memiliki anak menjadi tidak tertutup sama
sekali, kemungkinan untuk hamil masih ada.
Idealnya, sebelum memutuskan untuk hamil, wanita
pengidap TB mengobati TB-nya terlebih dulu
PENGARUH TUBERKULOSIS PADA
KEHAMILAN
• Tergantung pada beberapa faktor antara lain tipe,
letak dan keparahan penyakit, usia kehamilan saat
menerima pengobatan Obat Anti Tuberkulosis
(OAT), status nutrisi, penyakit penyerta, status
imunitas, dan kemudahan mendapatkan fasilitas
diagnosis dan OAT
• Tidak ada bukti bahwa tuberkulosis paru
meningkatkan angka abortus spontan, kelainan
kongenital, persalinan dan kelahiran prematur
pada penderita yang mendapatkan pengobatan
obat anti tuberkulosis yang adekuat.
• jika kuman TB hanya menyerang paru, maka akan
ada risiko terhadap janin seperti abortus,
terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran
prematur dan terjadinya penularan TB dari ibu ke
janin melalui aspirasi cairan amnion (disebut TB
kongenital)
TUBERKULOSIS KONGENITAL

• Gejala yang ditimbulkan tidak spesifik, meliputi:


demam, kegagalan pertumbuhan, limfadenopathi,
hepatomegali & splenomegali. Tuberkulosis
kongenital jarang terjadi bila ibu mendapat
pengobatan yang efektif pada saat kehamilan
• Kebanyakan anak tampak sehat pada saat lahir,
tetapi pada usia sekitar 3 minggu, berat badan
bayi tersebut tidak naik
• Bayi tersebut menderita ikterus obtruktif akibat
adanya fokus primer pada hati dan kelenjar getah
bening yang membesar dan menghalangi aliran
empedu ke porta hepatis
PENATALAKSANAAN

Lini I Lini II
Kanamisin
Isoniazid (H) Kapreomisin
Rifampisin (R) Etionamide
Pirazinamid (Z) Sikloserin
Streptomisin (S) Moksfiloksasin
Etambutol (E) Viomisin
p-Aminosalisylic Acid
• Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)
Diberikan pada pasien dengan TB paru BTA +, BTA - dengan lesi luas,
TB di luar paru.
• Kategori 2 : 2(HRZE)S/5(HR)3E
Diberikan pada kasus kambuh atau gagal pegobatan kategori 1
THE CENTERS FOR DISEASE CONTROL
AND PREVENTION (CDC)

• untuk wanita hamil (minimal 9 bln):


• Isoniazid 5 mg/kgBB dan tidak lebih 300 mg per
hari bersama dengan piridoksin 50 mg per hari.
• Rifampisin 10 mg/kgBB, tidak lebih 600 mg sehari.
• Etambutol 5-25 mg/kgBB, dan tidak lebih dari 2,5
gram per hari (biasanya 25 mg/kgBB selama 6
minggu kemudian diturunkan 15 mg/kgBB)
• Pada tuberkulosis aktif dapat diberikan 2 kombinasi
obat,yaitu:
• Isoniazid 5 mg/kg/hr (tidak lebih 300 mg/hr)
• Etambutol 15 mg/kg/hr

pengobatan dilanjutkan sekurang-kurangnya 17


bulan untuk mencegah relaps
KEGAGALAN PENGOBATAN PADA
KEHAMILAN
• Obat
• Paduan obat tidak adekuat
• Dosis obat tidak cukup
• Minum obat tidak teratur/tidak sesuai dengan yang
dianjurkan
• Jangka waktu pengobatan kurang dari semestinya
• Terjadinya resistensi obat
• Drop out
• Kekurangan biaya pengobatan
• Merasa sudah sembuh
• Malas berobat/ kurang motivasi
• Penyakit
• Lesi paru yang terlalu luas/ sakit berat
• Penyakit lain yang menyertai tuberkulosis
• Adanya gangguan imunologis pada kehamilan
PENANGANAN BAYI BARU LAHIR DARI IBU
YANG MENDERITA TUBERKULOSIS

• Pemberian nutrisi pada bayi baru harus adekuat,


• Bayi tersebut harus dipisahkan oleh ibunya segera
setelah lahir dan minimal 2 minggu pemberian
terapi TB pada ibu
• ASI tetap dapat diberikan sampai pemeriksaan
bakteriologis ibu negatif
• Pemantauan peningkatan berat badan, tanda
vital, dan keluhan lain harus dilakukan dengan
ketat.
• Profilaksiisoniazid 10 mg/kgBB/hari selama 1 tahun
• Dilakukan pemeriksaan foto thorax dan tes
tuberkulin. Apabila hasil negatif, pada usia 6
minggu dilakukan vaksinasi Bacil Calmatte Geurine
(BCG).
• Dosis BCG 0,1 ml intrakutan pada regio deltoid.
PROGNOSIS

• Dubia ad Bonam

Pada wanita hamil dengan tuberkulosis aktif yang


diobati secara adekuat, secara umum tidak
memberikan pengaruh yang buruk terhadap
kehamilan. Prognosis pada wanita hamil sama
dengan prognosis wanita yang tidak hamil
• Dubia ad Malam
Prognosis TB kongenital biasanya lebih buruk dari TB
didapat pasca natal. Komplikasi TB pada neonatus
adalah koagulasi intravascular diseminata,
meningitis, gagal napas, perforasi usus dan syok
sepsis
KESIMPULAN

Tuberkulosis tidak mempengaruhi kehamilan dan


kehamilan tidak mempengaruhi manifestasi klinis dan
progesivitas penyakit bila diterapi dengan regimen
yang tepat dan adekuat. Pemberian regimen yang
tepat dan adekuat ini akan memperbaiki kualitas
hidup ibu, mengurangi efek samping obat-obat
tuberkulosis terhadap janin dan mencegah infeksi
yang terjadi pada bayi yang baru lahir
Bayi baru lahir yang sehat dari ibu yang menderita
tuberkulosis harus dipisahkan segera setelah lahir
dan minimal selama 2 minggu pemberian terapi TB
pada ibu. Pemberian nutrisi harus adekuat, ASI tetap
dapat diberikan sampai pemeriksaan bakteriologis
ibu negatif
Sebaiknya bayi baru lahir dilakukan pemeriksaan foto
thorax dan tes tuberkulin. Apabila hasil negatif, pada
usia 6 minggu dilakukan vaksinasi Bacil Calmatte
Geurine (BCG).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai