Asuhan Kegawatdaruratan Pada Luka Bakar
Asuhan Kegawatdaruratan Pada Luka Bakar
Definisi
Luka bakar adalah suatu trauma yang
disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan
jaringan yang lebih dalam.
B. ETIOLOGI
Menurut Smeltzer (2002), luka bakar disebabkan oleh
pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh
melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik. Berikut ini
adalah beberapa penyebab luka bakar, antara lain :
1. Panas (misal api, air panas, uap panas)
2. Radias
3. Listrik
4. Petir
5. Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)
6. Ledakan kompor, udara panas
7. Ledakan ban, bom
8. Sinar matahari
9. Suhu yang sangat rendah (frost bite)
Berat / kritis bila :
Derajat 2 dengan luas lebih dari 25%
Derajat 3 dengan luas lebih dari 10% atau terdapat dimuka, kaki dan
tangan
Luka bakar disertai trauma jalan napas atau jaringan lunak luas, atau
fraktus
Luka bakar akibat listrik
Sedang bila :
Derajat 2 dengan luas 15-25%
Derajat 3 dengan luas kurang dari 10%, kecuali muka, kaki dan
tangan.
Ringan bila :
Derajat 2 dengan luas kurang dari 15%
Derajat 3 kurang dari 2%
D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis menurut ( Suriadi, 2010) :
1. Riwayat terpaparnya
2. Lihat derajat luka bakar
3. Status pernapasan; tachycardia, nafas dengan
menggunakan otot asesoris, cuping hidung dan
stridor
4. Bila syok; tachycardia, tachypnea, tekanan
nadi lemah, hipotensi, menurunnya pengeluaran
urine atau anuri
5. Perubahan suhu tubuh dari demam ke
hipotermi.
E. PATOFISIOLOGI
Menurut Corwin, Elizabeth J (2009), Berat ringannya luka bakar
tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area yang terkena,
kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit
sebelumnya.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu
(superficial) yaitu hanya mengenai epidermis dengan ditandai
eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi pelepuhan,
serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah
terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah
mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau
terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi
fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga
atau ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan
dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi
kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat
hitam, coklat dan putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot,
tendon dan tulang).
Fase akut
Fase sub akut
Fase lanjut
A.Perawatan Luka bakar secara Terbuka.
Circulation
Luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan
edema, pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik
karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada pasien
luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter.
B. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
C. Resusitasi cairan Baxter.
Dewasa : Baxter
RL 4 cc x BBx % LB/24 jam
Anak: jumlah resusitasi kebutuhan faal
RL: Dextran = 17:3
2 ccx BB x % LB
Kebutuhan faal:
<1 tahun: BB x 100 cc
1-3 tahun: BB x 75 cc
3-5 tahun: BB x 50 cc
½ a diberikan 8 jam
½ a diberikan 16 jam berikutnya
D. Monitor urin dann CVP
E. Topikal dan tuttup luka
Cuci luka dengan savlon: NaCl 0,9% (1:3) +
buang jaringan nekrotik
Tulle
Silver sulfadiazin tebal
Tutup kassa tebal
Evaluasi 5-7 hari, kecuali balutan kotor.
F. Obat-obatan
Antibiotika; tidak diberikan bila pasien
datang < 6 jam sejak kejadian
Analgetik: kuat (morfin, petidine)
Antasida: kalau perlu
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans,
Guidelines for Planning and Documenting Patient
Care mengemukakan beberapa Diagnosa
keperawatan sebagai berikut:
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
obstruksi trakheobronkhial; oedema mukosa;
kompresi jalan nafas
2. Nyeri berhubungan dengan kerusakan
kulit/jaringan; pembentukan edema
3. Kurang volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan melalui rute abnormal.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan
perlinduingan kulit; jaringan traumatic
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d peningkatan metabolik
1.