Anda di halaman 1dari 15

Asma Bronchiale

Dr. Feri ferdiansyah


Pengertian
• Asma adalah suatu keadaan di mana
saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan
dan penyempitan yang bersifat sementara.
Penyebab
• Menurut The Lung Association, ada dua
faktor yang menjadi pencetus asma :
• Pemicu (trigger) yang mengakibatkan
terganggunya saluran pernafasan dan
mengakibatkan mengencang atau
menyempitnya saluran pernafasan
(bronkokonstriksi) tetapi tidak
menyebabkan peradangan, seperti :
• Perubahan cuaca dan suhu udara.
• Rangsang sesuatu yang bersifat alergen,
misalnya asap rokok, serbuk sari, debu,
bulu binatang, asap, udara dingin dan
olahraga, insektisida, debu, polusi udara
dan hewan piaraan.
• Infeksi saluran pernafasan.
• Gangguan emosi.
• Kerja fisik atau Olahraga yang berlebihan.
• Penyebab (inducer) yaitu sel mast di
sepanjang bronki melepaskan bahan
seperti histamin dan leukotrien sebagai
respon terhadap benda asing (alergen),
seperti serbuk sari, debu halus yang
terdapat di dalam rumah atau bulu
binatang, yang menyebabkan terjadinya:
• kontraksi otot polos
• peningkatan pembentukan lendir
• perpindahan sel darah putih tertentu ke
bronki yang mengakibatkan peradangan
(inflammation) pada saluran pernafasan
dimana hal ini akan memperkecil diameter
dari saluran udara (disebut
bronkokonstriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha
sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Gambaran Klinis
• Sesak napas pada asma khas disertai
suara mengi akibat kesulitan ekspirasi
• Pada auskultasi terdengar wheezing dan
ekspirasi memanjang.
• Keadaan sesak hebat yang ditandai
dengan giatnya otot-otot bantu
pernapasan dan sianosis dikenal dengan
status asmatikus yang dapat berakibat
fatal.
• Dispnoe di pagi hari dan sepanjang
malam, sesudah latihan fisik (terutama
saat cuaca dingin), berhubungan dengan
infeksi saluran nafas atas, berhubungan
dengan paparan terhadap alergen seperti
pollen dan bulu binatang.
• Batuk yang panjang di pagi hari dan larut
malam, berhubungan dengan faktor iritatif,
batuknya bisa kering, tapi sering terdapat
mukus bening yang diekskresikan dari
saluran nafas.
Klasifikasi
Derajat Gejala Gejala malam Faal paru
Intermiten Gejala kurang dari Kurang dari 2 kali APE > 80%
1x/minggu dalam sebulan
Asimtomatik
Mild persistan -Gejala lebih dari Lebih dari 2 kali dalamAPE >80%
1x/minggu tapi kurang sebulan
dari 1x/hari
-Serangan dapat
menganggu Aktivitas
dan tidur
Moderate persistan -Setiap hari, Lebih 1 kali dalam APE 60-80%
-serangan 2 seminggu
kali/seminggu, bisa
berahari-hari.
-menggunakan obat
setiap hari
-Aktivitas & tidur
terganggu
Severe persistan - gejala Kontinyu Sering APE <60%
-Aktivitas terbatas
Diagnosis
• Diagnosis asma kadang-kadang dapat
ditegakkan atas dasar anamnesis dan
auskultasi. Wheezing di akhir ekspirasi
hampir selalu merupakan tanda penyakit
paru obstruktif seperti asma. Pada asma
ringan, auskultasi hampir selalu
normal bila pasiennya asimtomatik.
Penatalaksanaan
• Faktor pencetus serangan sedapat
mungkin dihilangkan. Pada serangan
ringan dapat diberikan suntikan adrenalin
1 : 1000 0,2 – 0,3 ml subkutan yang dapat
diulangi beberapa kali dengan interval 10
– 15 menit.
• Dosis anak 0,01 mg/kgBB yang dapat
diulang dengan memperhatikan tekanan
darah, nadi dan fungsi respirasi.
Penatalaksanaan
• Bronkodilator terpilih adalah teofilin 100 – 150
mg 3 x sehari pada orang dewasa dan 10 – 15
mg / kgBB sehari untuk anak.
• Pilihan lain : Salbutamol 2 – 4 mg 3 x sehari
untuk dewasa Efedrin 10 – 15 mg 3 x sehari
dapat dipakai untuk menambah khasiat theofilin.
• Prednison hanya dibutuhkan bila obat-obat
diatas tidak menolong dan diberikan beberapa
hari saja untuk mencegah status asmatikus.
Namun pemberiannya tidak boleh terlambat.
• Penderita status asmatikus memerlukan
oksigen, terapi parenteral dan perawatan
intensif sehingga harus dirujuk dengan
tindakan awal sebagai berikut :
• Penderita diinfus glukosa 5%
• Aminofilin 5 – 6 mg/kgBB disuntikkan i.v
perlahan bila penderita belum memperoleh
teofilin oral.
• Prednison 10 – 20 mg 2 x sehari untuk
beberapa hari, kemudian diturunkan dosisnya
sehingga secepat mungkin dapat dihentikan.
• Bila belum dicoba diatasi dengan adrenalin,
maka dapat digunakan dulu adrenalin.
Edukasi Thdp Pasien
• a. meningkatkan pemahaman (mengenai
penyakit asma secara umum dan pola
penyakit asma sendiri)
• b. meningkatkan keterampilan
(kemampuan dalam penanganan asma
sendiri/asma mandiri)
• c. membantu pasien agar dapat
melakukan penatalaksanaan dan
mengontrol asma
Pencegahan
a) Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi
b) Menghindari kelelahan
c) Menghindari stress psikis
d) Mencegah/mengobati ISPA sedini
mungkin
e) Olahraga renang,

Anda mungkin juga menyukai