Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jika eksentrisitasnya besar, maka ellips lebih panjang, Semakin kecil nilai eksentrisitas, ellips akan
semakin bulat.
Jika a=b, maka persamaan ellips menjadi 𝑥 2 + 𝑦 2 = 𝑎2. Ini adalah persamaan lingkaran dengan jari-
jari a.
Jadi, Lingkaran adalah keadaan istimewa dari ellips yaitu saat eksentrisitas 0.
Lotus Rectum (Focal Width)
Lihat DF1F2
DF22 = DF12 + F1F22
Karena titik D terletak pada ellips, berlaku hubungan
DF1 + DF2 = 2a
DF2 = 2a - DF1
jika kedua ruas dikuadratkan:
DF22 = 4a2 – 4a.DF1 + DF12
ubah DF22 menjadi DF12 + F1F22
DF12 + F1F22 = 4a2 – 4a.DF1 + DF12
4p2 = 4a2 – 4a.DF1
a.DF1 = a2 – p2 , ingat a2 = p2 + b2
b2
DF1 = a
b2 a2
Titik potongnya y ± , direktrisnya x= ±c
a
2b2
Maka panjang Latus Rectum (LR) = DE = 2.DF1 = a
2b2
∴ Panjang Latus Rectum LR =
a
Sifat-sifat Kurva Ellips
𝑏
Persamaan ellips dapat ditulis 𝑦 = ± 𝑎2 − 𝑥 2
𝑎
Terlihat bahwa
1. Intersep-x adalah a dan –a.
2. Intersep sumbu y adalah b dan –b.
3. Karena 𝑒 < 1 dan 𝑏 2 = 𝑎2 (1 − 𝑒 2 ), maka 𝑏 < 𝑎.
4. Ordinat y bernilai real untuk −𝑎 < 𝑥 < 𝑎 dan imaginer untuk x
lainnya.
5. Kurva simetri terhadap sumbu-sumbu ordinat.
Contoh Tentukan koordinat puncak dan focus elips
𝑥2 𝑦2
+ =1
100 64
Dari sini diketahui bahwa a=10 dan b =8, karena keduanya lebih dari
nol maka titik puncaknya (-10,0),(10,0), (-6,0),(6,0). Maka nilai c
adalah
𝑐 = 𝑎2 − 𝑏 2
𝑐 = 102 − 62
𝑐 = 36
𝑐=6
Jadi, focus elips di -6,0 dan 6,0
Persamaan Ellips yang sumbu
utamanya sumbu-x
Penyelesaian:
Dari persamaan terlihat bahwa ellips berpusat di (1,-2).
Panjang sumbu utama adalah 10 (karena a=5) dan panjang sumbu
minornya adalah 6 (karena b=3).
Bentuk Umum
A. Jika sumbu mayor sejajar sumbu x B. Jika sumbu mayor sejajar sumbu y
2 2
𝑥−𝛼 2 𝑦−𝛽 2 𝑥−𝛼 𝑦−𝛽
+ =1 + =1
𝑎2 𝑏2 𝑏2 𝑎2
𝑏 2 𝑥 2 − 2𝛼𝑥 + 𝛼 2 + 𝑎2 𝑦 2 − 2𝛽𝑦 + 𝛽 2 = 𝑎2 𝑏 2 𝑎2 𝑥 2 − 2𝛼𝑥 + 𝛼 2 + 𝑏 2 𝑦 2 − 2𝛽𝑦 + 𝛽 2 = 𝑎2 𝑏 2
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 𝑦 2 − 2𝑏 2 𝛼𝑥 − 2𝑎2 𝛽𝑦 + 𝑏 2 𝛼 2 + 𝑎2 𝛽 2 − 𝑎2 𝑏 2 = 0
𝑎2 𝑥 2 + 𝑏 2 𝑦 2 − 2𝑎2 𝛼𝑥 − 2𝑏 2 𝛽𝑦 + 𝑎2 𝛼 2 + 𝑏 2 𝛽 2 − 𝑎2 𝑏 2 = 0
2 2
Dinyatakan dalam bentuk 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0, dimana
Dinyatakan dalam bentuk 𝐴𝑥 2 + 𝐵𝑦 2 + 𝐶𝑥 + 𝐷𝑦 + 𝐸 = 0, dimana
2
𝐴=𝑏
𝐴 = 𝑎2
𝐵 = 𝑎2
𝐶 = −2𝑏 2 𝛼 𝐵 = 𝑏2
𝐷 = −2𝑎2 𝛽 𝐶 = −2𝑎2 𝛼
𝐸 = 𝑏 2 𝛼 2 + 𝑎2 𝛽 2 − 𝑎2 𝑏 2 𝐷 = −2𝑏 2 𝛽
𝐸 = 𝑎2 𝛼 2 + 𝑏 2 𝛽 2 − 𝑎2 𝑏 2
−2𝑎2 𝛽=12
−2.3. 𝛽=12
𝛽 = −2
Namun penyelesaian diatas kurang valid.
Selanjutnya, bisa menggunakan penyelesaian sebagai berikut :
4𝑥 2 + 3𝑦 2 − 8𝑥 + 12𝑦 − 32 = 0
4 𝑥 − 1 2 + 3 𝑦 + 2 2 = 32 + 4 + 12
4 𝑥 − 1 2 + 3 𝑦 + 2 2 = 48
4 𝑥−1 2 3 𝑦+2 2
+ =1
48 48
𝑥−1 2 𝑦+2 2
+ =1
12 16
Diperoleh persamaan ellips seperti diatas, dan merupakan ellips vertikal karena 16>12
𝑥−1 2 𝑦+2 2
Ellips + = 1 memiliki karakteristik sebagai berikut
12 16
• 𝑃(1, −2)
• 𝑎2 < 𝑏2
• 𝑎2 = 12, 𝑎 = 12
• 𝑏2 = 16, 𝑏 = 4
• 𝑏2 = 𝑎2 +𝑐 2
• 16 = 12 + 𝑐 2
• 𝑐 2 = 4; 𝑐 = 2
𝑐 2 1
• 𝑒=𝑏=4=2
b2 16
• 𝑦= ± c = ± 2 = ±8
Karena pusatnya 𝑃 1, −2 , maka garis direktrisnya yaitu 𝑦 + 2 = ±8, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑦 = 6 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = −10
Kemiringan Ellips
𝑥2 𝑦2
Akan dicari kemiringan ellips + = 1 di titik P1(x1,y1) pada ellips.
𝑎2 𝑏2
Misal diambil titik kedua pada ellips Q(x1+h, y1+k), dengan PR=h, RQ=k. Maka kemiringan garis potong P1Q adalah
𝑘
. Karena titik P1(x1,y1) dan Q(x1+h, y1+k) pada ellips, maka
ℎ
𝑏2 𝑥12 + 𝑎2 𝑦12 = 𝑎2 𝑏2 ......................................(1)
Dan 𝑏2 (𝑥1 + ℎ)2 +𝑎2 (𝑦1 + 𝑘)2 = 𝑎2 𝑏2 .................(2)
Persamaan garis singgung ini diperoleh dengan mengganti 𝑥1 𝑥 untuk 𝑥 2 dan 𝑦1 𝑦 untuk 𝑦 2 .
𝑥−ℎ 2 𝑦−𝑘 2
Analog : untuk ellips → + =1
𝑎2 𝑏2
Persamaan garis singgung dengan titik singgung (h,k) adalah
(𝑥1 −ℎ)(𝑥 − ℎ) (𝑦1 −𝑘)(𝑦 − 𝑘)
+ =1
𝑎2 𝑏2
𝑥2 𝑦2
Akibat 1 : Persamaan normal ellips + 2 = 1 di titik P1(x1,y1) adalah
𝑎2 𝑏
𝑎2 𝑦1
𝑦 − 𝑦1 = 𝑏2𝑥 𝑥 − 𝑥1
1
Akibat 2 : Perpotongan garis singgung dan normal di titik P1(x1,y1) pada ellips adalah
𝑎2
a. Intersep-x garis singgung adalah 𝑥 = 𝑥
1
𝑏2
b. Intersep-y garis singgung adalah 𝑦 = 𝑦
1
𝑎 −𝑏2
2
c. Intersep-x garis normal adalah 𝑥 = 𝑎2 𝑥1 = 𝑒 2 𝑥1
𝑏2 −𝑎2
d. Intersep-y garis normal adalah 𝑦 = 𝑏2 𝑦1
Garis Singgung Ellips Bergradien m
Misalkan persamaan garis yang gradiennya m adalah y = mx + n ...(1) Sehingga
𝑥2 𝑦2
dan persamaan Ellips adalah 2 + 2 = 1 D=0
𝑎 𝑏
Absis titik-titik potong garis dan ellips diperoleh dari: 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0
𝑥2 𝑦2 (2𝑎2 𝑚𝑛)2 −4(𝑏2 +𝑎2 𝑚2 )(𝑎2 𝑛2 − 𝑎2 𝑏 2 ) = 0
+ =1 4𝑎4 𝑚2 𝑛2 − 4𝑎2 𝑏2 𝑛2 + 4𝑎2 𝑏4 − 4𝑎4 𝑚2 𝑛2 + 4𝑎4 𝑏2 𝑚2 = 0
𝑎2 𝑏 2
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 𝑦 2 = 𝑎2 𝑏2 ..........................................................(2) −4𝑎2 𝑏2 𝑛2 + 4𝑎2 𝑏4 + 4𝑎4 𝑏 2 𝑚2 = 0
Substitusikan pers (1) ke pers (2) 4𝑎2 𝑏2 (−𝑛2 + 𝑏 2 + 𝑎2 𝑚2 ) = 0
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 (𝑚𝑥 + 𝑛)2 = 𝑎2 𝑏2 −𝑛2 + 𝑏 2 + 𝑎2 𝑚2 = 0
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 (𝑚𝑥 + 𝑛)2 −𝑎2 𝑏2 = 0 𝑛2 = 𝑏 2 + 𝑎 2 𝑚2
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 (𝑚2 𝑥 2 + 2𝑚𝑛𝑥 + 𝑛2 ) − 𝑎2 𝑏2 = 0 𝑛 = ± 𝑏2 + 𝑎2 𝑚2 ....(3)
𝑏 2 𝑥 2 + 𝑎2 𝑚2 𝑥 2 + 2𝑎2 𝑚𝑛𝑥 + 𝑎2 𝑛2 − 𝑎2 𝑏2 = 0 Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (2)
(𝑏2 +𝑎2 𝑚2 )𝑥 2 + (2𝑎2 𝑚𝑛)𝑥 + (𝑎2 𝑛2 − 𝑎2 𝑏2 ) = 0
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑏2 + 𝑎2 𝑚2
Garis menyinggung ellips jika titik-titik potongnya berimpit. Hal ini
terjadi apabila persamaan kuadrat diatas mempunyai dua akar yang 𝑥−ℎ 2 𝑦−𝑘 2
Analog : untuk ellips → + 2 =1
𝑎2 𝑏
sama atau apabila diskriminannya sama dengan nol. Persamaan garis singgung dengan kemiringan m yang berpusat (h,k)
adalah
𝑦 − 𝑘 = 𝑚(𝑥 − ℎ) ± 𝑏2 + 𝑎2 𝑚2
𝑥2 𝑦2
Akan dicari persamaan garis singgung pada ellips + 5 = 1 yang
20
titik singgungnya berabsis 2.
Contoh Maka, titik-titik yang berabsis 2, ordinatnya didapat
4 𝑦2
+ 5 = 1 atau
20
𝑦 2 =4, jadi, 𝑦1,2 = ±2
Titik-titik itu ialah P(2,2) dan Q(2,-2).
Garis singgung di P persamaannya
2𝑥 2𝑦
+ = 1atau 𝑥 + 4𝑦 − 10 = 0
20 5
Garis singgung di Q persamaannya
2𝑥 −2𝑦
+ = 1atau 𝑥 − 4𝑦 − 10 = 0
20 5
(𝑥−2)2 (𝑦−1)2
Akan ditentukan garis singgung pada ellips + 12 = 1 di
16
titik potong sumbu y.
Maka, kita cari dulu titik potong dengan sumbu y.
4 (𝑦−1)2
Untuk x=0, terdapat + = 1 atau (𝑦 − 1)2 =9,
16 12
sehingga 𝑦1 = 4 dan 𝑦2 = −2.
Jadi titik-titik potong itu 𝑇1 0,4 𝑑𝑎𝑛 𝑇2 (0, −2)
Garis singgung di T persamaannya
(0−2)(𝑥−2) (4−1)(𝑦−1)
+ = 1atau 𝑥 + 2𝑦 + 4 = 0
16 12
Sifat Garis Normal