Anda di halaman 1dari 33

Oleh :

Luh Ade Gina Andriyani, S.Ked


FAB 118 063

Pembimbing:
dr. Bambang, Sp.S

BAGIAN/SMF NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
AGUSTUS
2019
PARASE

Kelemahan / kelumpuhan parsial yang ringan  ditandai


hilangnya sebagian gerakan atau gerakan terganggu

Monoparase Paraparese

Hemiparese Tetraparese
PARASE

Kelemahan / kelumpuhan parsial yang ringan  ditandai


hilangnya sebagian gerakan atau gerakan terganggu

Monoparase Paraparese

Hemiparese Tetraparese
TETRAPARESE
 ~ Quadriparese
 Tetra  bahasa Yunani ; quadri  bahasa latin

Kelemahan karena suatu penyakit atau trauma 


hilangnya sebagian fungsi motorik ke4 anggota
gerak.
TETRAPARESE

Tetraparase 200.000/tahun Tetraparase


inkomplet komplit
(29,5%) (tetraparase) (18,5%)
ETIOLOGI

- Complete/incomplete transection of cord with fracture


• Prolapsed disc
• Cord contusion-central cord syndrome, anterior cord
syndrome
- Guillain-Barre Syndrome (post infective polyneuropathy)
- Transverse myelitis Acute myelitis
- Anterior spinal artery occlusion
- Spinal cord compression
- Haemorrhage into syringomyelic cavaty
- Poliomyelitis
KLASIFIKASI

• Kerusakan UMN
Tetraparase
• ↑ tonus otot,
Spastik hipertoni

• Kerusakan LMN
Tetraparase
• ↓ tonus otot,
Flaksid hipotoni
UMN : korteks motorik
cerebrum – cornu anterior
MS

LMN : cornu anterior MS –


ke efektor – otor dalam
tubuh
PATOFISIOLOGI
Jaringan scar, tekanan
Kerusakan UMN Lesi di Medulla dari vertebra atau
spinalis diskus intervertebralis

Berpengaruh th Kelemahan pada 4 Nervus spinalis


otot, organ dan anggota gerak (servikal-lumbosakral)
sensorik dipersarafi
Lesi di Mid-or upper cervical cord
Lesi di Low cervical cord
Lesi merusak
Daerah
motorneuron , jaras
intumesensia
kortikospinal, funikulus Kelumpuhan LMN
servikal dan
anterolateralis dan lesi di
lumbalis
substansia grisea sentralis

Kelumpuhan mulai dri distal  proksimal


 meluas ke bag.tubuh atas (terutama
otot kedua lengan)
Manifestasi Klinis
 Kelemahan ke4 anggota gerak
 Kehilangan kemampuan dalam mengontrol:
 Sistem pencernaan
 Fungsi seksual
 Pengosongan saluran kemih,rektum
 Fungsi otonom
• ↓ fg. Sensorik  kekakuan, nyeri neuropati
Penatalaksanaan Tetraparesis

 Diberikan berdasarkan penyebabnya


1. Medikamentosa
2. Terapi konservatif
3. Fisioterapi
 Infra red
 ROM (Rom of Motion)
 Meningkatkan otot ekstremitas atas
dan bawah
Francisco A, Berman S. Spinal cord trauma and related disease clinical.
Emedicine.medscape. 2015
…TATALAKSANA

Medikamentosa
Kortikosteroid→
Terapi Konservatif
mengurangi nyeri,
a.Tirah baring (bed
Fisioterapi
menghasilkan
perbaikan neurologis rest)
a. Infra red
Antidiabetika→ pada b. Memberi korset yang
kasus yang diperburuk mencegah gerakan b. ROM (Rom of Motion)
oleh penyakit diabetes vertebra /membatasi c. Meningkatkan otot
mellitus. gerak vertebra ekstremitas atas dan
c. Memperbaiki bawah
keadaan umum
penderita
Guillain-Barré Syndrome
 Ditemukan oleh dokter Prancis Guillain, Barré pada
tahun 1916
 Merupakan inflamasi akut demyelinasi polineuropati
 Mempengaruhi sistem nervus perifer
 Selalu dipicu oleh proses infeksi akut
 Epidemiologi:
 Insidensi 0,6 sampai 1,9 kasus per 100.000 orang
pertahun
 Puncak insidensi antara usia 15-35 tahun dan antara
50-74 tahun
 83% ras kulit putih, 7% ras kulit hitam, 1% ras Asia.
Japardi Iskandar. Sindroma Guillain-Barre. FKUSU. 2011.
Guillain-Barré Syndrome Pathophysiology

Andary M, Klein M. Guillain-Barre syndrome. Emedicine medscape. 2016.


Tanda dan gejala
Tatalaksana GBS
 Sebagian besar penderita dapat sembuh sendiri
 Pengobatan simptomatik, dan mempercepat penyembuhan
melalui sistem imunitas (imunoterapi)
1. Plasmaparesis / plasma exhange
 Tujuan: mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar.
 Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml
plasma/kgBB dalam 7-14 hari
2. Imunoglobulin IV
 Menggunakan gamma globulin intravena
 Dosis 0,4 gr/kgBB/hari selama 3 hari  0,4 gr/kgBB/hari
setiap 15 hari sampai sembuh

Andary M, Klein M. Guillain-Barre syndrome. Emedicine medscape. 2016.


Poliomyelitis
 Ditemukan oleh Jacob Heine, berkebangsaan
Jerman(1840)
 Merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh
virus polio (gol. Picornavirus) yang merusak anterior
horn cells of the spinal cord.
 Epidemiologi:
 Tahun 1940-1950 : di AS terjadi 15.000 – 21.000 kasus
setiap tahun
 Tahun 1955 : sejak vaksin polio ditemukan 
penurunan kasus : 0,4 kasus per 100.000
 Tahun 1972 : angka kejadian <0,01 kasus 100.000 atau
10 kasus per tahun
Vidyadhara S. Thomson J. Poliomyelitis. Emedicine medscape. 2016
Myastenia Gravis
 Suatu kelainan autoimun yang ditandai oleh suatu
kelemahan abnormal dan progresif pada otot
rangka yang dipergunakan secara terus menerus
dan disertai dengan kelelahan saat beraktivitas
 Epidemiologi:
 Insidensi pada usia 20-50 tahun
 Wanita : pria = 6:4
 Gejala klinis:
 Ptosis
 Kelemahan otot pada ekstremitas saat aktivitas
 Gejala berat : kelemahan otot bulbar, fleksi
ekstensi leher, respiratory paralisis.
Drachman D. the new England journal of medicine. Myasthenia gravis.
2009.
Patofisiologi MG

Shah A, Lorenzo N. Myasthenia gravis. Emedicine medscape. 2015.


Cerebral palsy
 Cerebral palsy adlaah terminologi yang digunakan
untuk mendeskripsikan penyakit kronik yang
mengenai pusat pengendalian pergerakan.
 Terjadi perkembangan yang salah atau kerusakan
pada area motorik otak yang akan mengganggu
kemampuan otak untuk mengontrol pergerakan
dan postur tubuh.

Hoda Z. Kao A. Hamid A. cerebral palsy. Emedicine medscape. 2015


Types of cerebral palsy
PERIODIK PARALISIS

Gangguan pada
ion kalium
Tidak mengenai (hipokalemia yang
otot-otot kranial tersering)
Kelemahan akut dan otot
anggota gerak, pernafasan
umumnya
keempat anggota
gerak yang
bersifat flaksid.
HIPOKALEMIA PERIODIK PARALISIS

Hipokalemi periodik paralisis (HypoKPP) 


salah satu bentuk primer dari periodik paralisis ,
disebabkan oleh satu atau lebih mutasi pada channel
ion calcium, sodium, potasium di membran otot.
Serangan akut, tiba2 potasium masuk kedalam sel,
sehingga kadarnya rendah diplasma, bisa mencapai
kurang dari 1,5 meq/L.
Paralitik Miopatik

Lebih sering. Serangan episodik Serangan tidak bervariasi

Kelemahan saat aktivitas berlebihan dan


Bervariasi (fattique hingga flaksid),
setelah usia pertengahan jadi
dicetuskan o/ turunnya kadar K di
permanent muscle weakness
serum
(PMW).

Sekitar 25% jatuh ke tipe miopatik atau Pasien tidak pernah mengalami serangan
permanent muscle weakness (PMW) lumpuh yang episodik
DIAGNOSA

• Riwayat kelemahan yang periodik


• Kadar potasium serum yang rendah
• Kadar Creatine phosphokinase (CPK)
meningkat saat serangan.
• ECG menunjukkan sinus bradikardi dan tanda2
hpokalemi (gel T datar, gel U tinggi di lead II,
V2, V3, and V4, dan depresi segmen ST)
• Sinus bradikardi
• Tanda hipokalemi pada EKG (gel Udi lead II, V-
2, V-3, dan V-4, gel T mendatar dan depresi
segmen ST).
• PR dan QT interval memanjang, gel T
mendatar yang berhubungan dengan
menonjolnya gel U
DAFTAR PUSTAKA

 Brainspinalcordorg. Quadriparese. Resources and legal hel


for brain and spinal cord injury survivors. 2008.
 Francisco A, Berman S. Spinal cord trauma and related
disease clinical. Emedicine.medscape. 2015
 Japardi Iskandar. Sindroma Guillain-Barre. FKUSU. 2011.
 Andary M, Klein M. Guillain-Barre syndrome. Emedicine
medscape. 2016.
 Vidyadhara S. Thomson J. Poliomyelitis. Emedicine
medscape. 2016
 Drachman D. the new England journal of medicine.
Myasthenia gravis. 2009.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai