Anda di halaman 1dari 25

ANAMNESA & PEMERIKSAAN FISIK

PADA TRANSGENDER
TUJUAN
Pada akhir lokakarya, para peserta diharapkan dapat:

a) mempelajari dan memahami cara pelaksanaan pemeriksaan medis


dalam konteks kesehatan trans;
b) mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan pengalaman
mengenai peranan komunikasi yang efektif dalam melakukan
pemeriksaan medis;
c) melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik yang disesuaikan;
LIMA HAL POSITIF YANG DAPAT DILAKUKAN
TENAGA KESEHATAN UNTUK MELAKUKAN PERBAIKAN

1. Mendengarkan dan memberikan dukungan


kepada pasien trans
2. Profesional dan menunjukkan respek
3. Memahami dan menghormati hak asasi manusia
4. Mempelajari kebutuhan kesehatan trans
5. Menyediakan informasi, rujukan, dan layanan
kesehatan trans
ANAMNESA GENDER

• Anamnesa gender bukanlah sesuatu yang


biasanya diajarkan kepada tenaga kesehatan
dalam pelatihan.

• Sangatlah penting untuk mengetahui latar


belakang pasien trans dan melakukan
penyesuaian rancangan perawatan
Pertanyaan untuk membuka percakapan tentang
identitas gender dan ekspresi gender:

• Bagaimana Anda menggambarkan identitas gender


Anda?
• Apakah Anda pernah melakukan penyesuaian terhadap
identitas gender Anda?
• Bagaimana rasanya di masa puber/remaja?
• Bagaimana identitas gender Anda memengaruhi perasaan
Anda tentang pekerjaan, hubungan, keluarga, atau aspek-
aspek lain dalam kehidupan?
• Bila Anda dapat melakukan penyesuaian terhadap
penampilan sesuai keinginan Anda, perubahan apa yang
ingin Anda lakukan terkait gender Anda?
Pertanyaan untuk membuka percakapan tentang
identitas gender dan ekspresi gender:

• Pernahkah Anda melakukan sesuatu untuk mengubah


tampilan luar Anda sehingga lebih sesuai dengan identitas
Anda? Bila iya, apa yang Anda rasakan saat itu?
• Bagaimanakah Anda ingin dipandang dalam gender
Anda?
• Apakah yang Anda rasakan tentang bagian-bagian tubuh
Anda yang kerap dihubungkan dengan gender (misalnya,
organ kelamin, dada/payudara)?
• Apa yang menyebabkan Anda memulai mengonsumsi
hormon saat ini?
• Apakah perubahan yang paling Anda nantikan?
• Adakah perubahan yang tidak Anda ketahui?
PATOLOGIS HOMOSEKSUALITAS
(DYSPORIA GENDER)

• American Psychiatric Association – DSM V manual


(gender dysphoria)
• WHO – ICD 10 Disease classification
(Transexualism – F 64.0)
DSM V – DISFORIA GENDER (1)

Ketidaksesuaian yang signifikan antara gender yang


dialami/gender yang diekspresikan dengan gender
yang didapatkan saat lahir, selama setidaknya enam
bulan, seperti yang ditunjukkan oleh setidaknya dua hal
berikut ini:
DSM V – DISFORIA GENDER (2)

1. Ketidaksesuaian yang signifikan antara gender yang


dialami/gender yang diekspresikan dan karakteristik seksual
primer dan/atau sekunder (atau pada masa remaja, karakteristik
seksual sekunder yang diantisipasi)

2. Keinginan/hasrat yang sangat kuat untuk menghilangkan


karakteristik seksual primer dan/atau sekunder, karena adanya
ketidaksesuaian yang signifikan antara gender yang
dialami/gender yang diekspresikan (atau di masa remaja,
keinginan yang sangat kuat untuk mencegah terjadinya
perkembangan karakteristik seksual sekunder yang diantisipasi)
DSM V – DISFORIA GENDER (3)
3. Keinginan yang sangat kuat untuk mendapatkan karakteristik
seksual primer dan/atau sekunder dari gender yang lain; keinginan
yang sangat kuat untuk menjadi gender lain (atau beberapa
alternatif gender yang berbeda dari gender biologis)

4. Keinginan yang sangat kuat untuk diperlakukan seperti gender lain


(atau beberapa alternatif gender yang berbeda dari gender
biologis); suatu keyakinan yang kuat bahwa ia memiliki perasaan
dan reaksi khas dari gender lain (atau beberapa alternatif gender
yang berbeda dari gender biologis)
DSM V – DISFORIA GENDER (4)

Kondisi ini dikaitkan dengan tekanan (stres)


yang signifikan secara klinis atau
menyebabkan penurunan fungsi aspek
sosial, pekerjaan, atau aspek-aspek penting
lainnya.
• Sebagian besar transpeople dan tenaga kesehatan
beranggapan bahwa diagnosa gangguan jiwa, seperti
disforia gender, dapat meningkatkan prasangka buruk
terhadap transpeople, karena keragaman gender
digambarkan sebagai penyakit kejiwaan.

• World Professional Association for Transgender Health


(WPATH) menyatakan dengan jelas bahwa menjadi
trans bukanlah suatu penyakit atau kondisi negatif.
DEPSIKOPATOLOGISASI GNC
WPATH merilis pernyataan untuk mendesak dilakukannya
depsikopatologisasi gender non-conformity
(GNC/ketidaksesuaian gender) di seluruh dunia (WPATH
Board of Directors, 2010).

Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa “pengeksperisan


karakteristik gender, termasuk identitas, yang tidak secara khas
berhubungan dengan jenis kelamin biologis merupakan hal yang umum
dan merupakan fenomena kebudayaan manusia [yang] tidak seharusnya
dinilai patologis atau negatif secara inheren.“
PANDUAN ANAMNESA
BAGI TENAGA KESEHATAN (1)
• Cara melakukan anamnesa adalah sama bagi setiap
pasien, TETAPI beri perhatian secara spesifik pada
keragaman kesehatan.

• Berhati-hatilah pada konteks yang dapat meningkatkan


risiko kesehatan? Apa yang menyebabkan seseorang
merokok, minum alkohol, atau terlibat dalam perilaku
seksual?

• Tanyakan tentang penggunaan hormon antar-seks,


tindakan bedah penyesuaian gender, dan penggunaan
silikon.

• Tanyakan tentang sistem dukungan sosial. Berhati-


hatilah pada penolakan dari keluarga, atau masyarakat,
atau kampung halaman, pelecehan, dan diskriminasi.
PANDUAN ANAMNESA
BAGI TENAGA KESEHATAN (2)
• Pelaksanaan anamnesa komprehensif bagi
pasien transgender adalah SAMA dengan
pelaksanaan anamnesa bagi pasien lainnya.
(Ingatlah selalu risiko dan isu khas bagi populasi
transgender).
• Kenalilah pasien Anda sebagai seorang pribadi
(pasangan, anak, pekerjaan, kondisi lingkungan
hidup).
• Gunakan bahasa yang inklusif dan netral.
• Jangan berasumsi, selalu minta klarifikasi
PANDUAN ANAMNESA
BAGI TENAGA KESEHATAN (3)
• Selalu berada di dalam konteks dan yakinkan
adanya kerahasiaan.
• Status hubungan: monogami, hubungan terbuka,
poliamori.
• Aktivitas seksual: oral, vaginal, anal, dll
• Tampilan gender dan pengungkapan kepada
pasangan.
• Dampak kekerasan dan penyalahgunaan seks di
masa lampau.
PANDUAN PEMERIKSAAN FISIK TRANSWOMAN/MAN
BAGI TENAGA KESEHATAN

• Pemeriksaan fisik dapat menimbulkan ketidaknyamanan


secara fisik dan/atau emosional bagi pasien.
• Berusahalah untuk membangun hubungan yang baik
dengan pasien;
• jelaskan alasan pentingnya melakukan pemeriksaan dan
gunakan istilah-istilah yang menyesuaikan pada anatomi
tubuh.
• Tanyakan: Apakah ada istilah-istilah tertentu yang Anda
ingin saya gunakan untuk bagian-bagian tubuh tertentu?
(gunakan istilah yang diberikan oleh pasien)
PANDUAN PEMERIKSAAN FISIK TRANSWOMAN/MAN
BAGI TENAGA KESEHATAN

• Kenalilah istilah-istilah yang umum digunakan dan keragaman


identitas di dalam komunitas trans.

• Sapalah pasien transgender dengan nama dan kata sapa yang


mereka inginkan. Kebanyakan (walau tidak selalu) dari mereka,
menggunakan kata sapa yang sejalan dengan identitas gender
mereka. Misalnya, mbak/ibu dan mas/bapak.
PANDUAN PEMERIKSAAN FISIK TRANSWOMAN/MAN
BAGI TENAGA KESEHATAN

• Perhatikan cara mereka menggambarkan identitas mereka dan


pasangan mereka; gunakan istilah yang sama, bila nyaman.

• Bila Anda tidak yakin harus menggunakan istilah apa, tanyakan


kepada pasien tentang istilah pilihan mereka.

• Ketahuilah bahwa kebutuhan untuk menyesuaikan identitas gender


dapat menghilangkan masalah-masalah kesehatan kritis lainnya.
PANDUAN PEMERIKSAAN FISIK TRANSWOMAN/MAN
BAGI TENAGA KESEHATAN
• Ketahuilah bahwa sebagian besar
transwoman/man telah mendapatkan pengalaman
negatif di masa lalu dan mungkin merasa sedikit
tersinggung, bahkan pada saat yang tidak
disengaja.

• Hindari mengajukan pertanyaan karena rasa ingin


tahu Anda; hanya tanyakan apa yang perlu Anda
ketahui. Yakinkan pasien tentang kerahasiaan.

• Hormatilah kekhawatiran tentang pemeriksaan


dan tes fisik yang mungkin terasa sensitif.

• Atasilah masalah kesehatan yang berhubungan


dengan intervensi hormon atau tindakan bedah.
PANDUAN PEMERIKSAAN FISIK TRANSWOMAN/MAN
BAGI TENAGA KESEHATAN
• Tanyakan tentang identitas gender terkini/ tanyakan
tentang jenis kelamin biologis
• Perawatan klinis harus didasarkan pada
kondisi anatomis terkini dari bagian-bagian
berikut ini:
– Payudara - Uterus
– Serviks - Vagina
– Ovarium
– Penis
– Prostat
– Testes
ANAMNESA
PADA INTERSEKS DAN DISFORIA GENDER
• Harus berhati-hati dalam konteks medis.
• Pasien-pasien tersebut memiliki kebutuhan khusus yang
berbeda dari pasien yang tidak memiliki variasi interseks.
• Anamnesa bagi para interseks mungkin perlu menyertakan
beragam variasi genetik, endokrin, dan somatik, serta
rangkaian tindakan yang berhubungan dengan hormonal,
bedah, dll.
• Konsekuensi kesehatan dari intervensi-intervensi tersebut
mungkin dapat menyertakan trauma, kehilangan fungsi dan
sensasi seksual, kemandulan, dan ketergantungan pada
penggantian hormon
PEMERIKSAAN KANKER

• Transwomen harus melakukan pemeriksaan kanker


yang sama seperti laki-laki cisgender.
 Kanker prostat – prostate screening antigen (PSA)
 Kanker testis, bila masih memiliki testes

• Sebagian besar transman masih mempertahankan


serviks mereka. Mereka harus melakukan pemeriksaan
kanker yang sama seperti perempuan cisgender
 Pap test/Pap smear
 Pelvic ultrasound (bagi yang masih
mempertahankan uterus, ovarium, dan tuba)

• Pemeriksaan vagina bagi transman yang


menggunakan hormon bisa jadi menimbulkan rasa
sakit secara fisik, karena lapisan yang menipis dan
lubrikasi yang lebih sedikit.
TES LAIN

Disarankan melakukan pemeriksaan HIV secara


teratur, terutama bagi transpeople yang berisiko
terkena virus.

Pasien wajib menandatangani pernyataan


persetujuan tertulis sebelum melakukan tes.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai