KELOMPOK 11A
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN
(+) A B (A+B)
(-) C D (C+D)
TIDAK 𝑎/(𝑎+𝑏)
JUNK FOOD OBESITAS
OBESITAS
JUMLAH RR =
𝑐/(𝑐+𝑑)
19/(19+16)
(+) 19 16 35 =
2/(2+23)
0.5
=
(-) 2 23 25 0.08
=6
JUMLAH 21 39
BIAS, CONFOUNDING &
INTERACTION
BIAS
Bias didefinisikan sebagai segala kesalahan sistematis dalam studi epidemiologi
yang menghasilkan perkiraan yang salah dari hubungan antara eksposure dan
risiko penyakit
JENIS-JENIS BIAS
1. Bias seleksi : Kesalahan sistematis dalam pemilihan subyek.
contoh : (bias deteksi, bias admisi berkson, bias prevalensi-insidensi neyman, bias
pekerja sehat, bias non-responden)
Contoh :
Studi Kohort Retrospektif
Pemilihan subyek menurut status. paparan dipengaruhi oleh status
penyakit.
Studi Kasus Kontrol
Pemilihan subyek menurut status penyakit dipengaruhi oleh status
paparan
Contoh :
Studi Kohort Retrospektif
Pemilihan subyek menurut status. paparan dipengaruhi oleh status penyakit.
Studi Kasus Kontrol
Pemilihan subyek menurut status penyakit
dipengaruhi oleh status paparan
JENIS BIAS SELEKSI
1. Bias Deteksi / (Unmusking bias);
Bias yang disebabkan intensitas surveilans dalam memilih kasus dan non-kasus
sehingga peneliti cenderung lebih mudah mendeteksi kasus terpapar dan non-kasus
tak terpapar.
2. Bias Admisi Berkson :
Bias yang disebabkan perbedaan probabilitas masuk RS bagi kasus
dan kontrol, perbedaan ini berhubungan dengan status paparan.
Perbedaan probabilitas masuk RS disebabkan oleh perbedaan :
Berat Badan
𝑥1 +⋯+𝑥30 2124
Desa 𝑥ҧ = = = 70,8
30 30
𝑥1 +⋯+𝑥30 2322
Kota 𝑥ҧ = = = 77,4
30 30
IMT
𝑥1 +⋯+𝑥30 793
Desa 𝑥ҧ = = = 26,43
30 30
𝑥1 +⋯+𝑥30 828
Kota 𝑥ҧ = = = 27,6
30 30
Median
1 𝑥15 + 𝑥16
𝑀ⅇ = (𝑥(30) +𝑥 30 ) =
2 2
( 2 +1) 2
Berat Badan
Desa
55 55 58 60 60 60 60 60 64 65 65 65 65 68 68 70 70 70 73 75 75 75
68+70
79 80 80 85 89 90 90 95 = 69
2
Kota
55 60 60 60 60 65 65 65 65 70 70 70 75 75 78 79 80 80 80 80 80 88
90 90 90 95 95 100 100 102
78+79
= 78,5
2
IMT
Desa
21 22 22 22 23 23 23 23 23 24 24 24 24 24 24 24 25 25 28 29 29 30 30 30 31 31 31 34 35 35
24 + 24
= 24
2
Kota
20 20 21 22 22 24 24 24 24 24 25 25 27 27 27 27 30 31 31 31 32 32 33 33 34 35 35
27 + 27
= 27
2
Modus
Berat Badan
Desa 60
Kota 80
IMT
Desa 24
Kota 24
STUDI KOHORT, CASE
CONTROL & INTERVENSI
Studi Kohort
Merupakan jenis penelitian epidemiologis non-eksperimental
Ya
Faktor Risiko
(+)
Populasi Tidak
Subjek
Penelitian Ya
Faktor Risiko
(-)
Tidak
Langkah-Langkah pada Studi Kohort
2. Menetapkan populasi.
6. Menganalisis hasil.
Kelebihan dan Kekurangan Studi Kohort
Kelebihan Kekurangan
antara efek suatu penyakit atau kondisi kesehatan tertentu dengan faktor risiko tertentu.
Biasanya digunakan untuk menilai seberapa besar peran faktor risiko dalam kejadian
suatu penyakit
Case-Control
Pada kasus-kasus yang jarang ditemukan, desain case-control merupakan satu-satunya
metode yang dapat digunakan untuk mencari hubungan sebab-akibat.
Penelitian selalu dimulai dengan mengidentifikasi pasien yang mengalami efek atau
penyakit tertentu (disebut sebagai kasus / case) dan kelompok tanpa efek atau penyakit
tertentu (disebut sebagai kontrol/control).
Case-Control
Setelah itu, secara retrospektif, ditelusuri faktor risiko apa yang dapat menerangkan mengapa
pada kelompok subjek kasus/case terkena efek/penyakit tertentu, sedangkan kelompok
subjek kontrol/control tidak
Sehingga, dalam studi ini yang ingin diketahui adalah apakah suatu faktor risiko tertentu
benar berpengaruh terhadap terjadinya efek yang diteliti dengan membandingkan intensitas
pajanan faktor risiko terhadap kelompok subjek kasus/case dengan kelompok subjek
kontrol/control.
Skema Dasar Study Case-Control
START HERE
Adakah faktor risiko yang Mengidentifikasi
mempengaruhi suatu Diikuti secara retrospektif penyakit yang ingin
penyakit tertentu diteliti
3. Menentukan populasi terjangkau dan sampel (kasus, kontrol) serta cara untuk pemilihan
subjek penelitian (kriteria inklusi dan eksklusi).
5. Menganalisis data.
Kelebihan dan Kekurangan Studi Kohort
Kelebihan Kekurangan
Merupakan satu-satunya cara yang dapat Data mengenai pajanan faktor risiko sering
digunakan untuk meneliti kasus yang jarang diperoleh dengan mengandalkan daya ingat
atau yang masa latennya panjang. atau rekam medis, sehingga data tidak begitu
akurat.
Hasil dapat diperoleh dengan cepat.
Validasi mengenai suatu informasi kadang
Biaya yang diperlukan relatif murah.
sukar diperoleh.
Memerlukan subjek penelitian yang sedikit.
Tidak dapat menggambarkan incidence rates.
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pelbagai faktor risiko sekaligus dalam satu
penelitian.
Intervensi
Merupakan suatu perlakuan yang dilakukan oleh peneliti terhadap subjek penelitian dan
hasil perlakuan tersebut diamati, diukur, dan dianalisis.
Ciri khas dalam studi intervensional adalah peneliti menentukan subjek mana yang akan
memperoleh perlakuan apa.
SISTEM SURVAILANS
Surveilans kesehatan masyarakat : proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus serta penyebaran informasi kepada
unit yang membutuhkan untuk dapat diambil tindakan.
TUJUAN?
Mendapatkan informasi
Frekuensi
Distribusi
Tindakan pencegahan dan Prevalensi
penanggulangan Insidensi
Faktor yang mempengaruhi
3 Komponen Kegiatan Surveilans