Anda di halaman 1dari 27

MEWUJUDKAN DAM YANG SEHAT DAN AMAN

SESUAI DENGAN STANDAR KESEHATAN

KOMITMEN PENGUSAHA DALAM MENCIPTAKAN


KONDISI HIGIENE DAN SANITASI DEPOT AIR MIMUM (DAM)

Oleh:
NURJAZULI
Departemen Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Disampaikan pada:
Pertemuan Pembinaan Pengelola Depot Air Minum (DAM)
Batang, Senin, 8 Juli 2019
OUT LINE:
 Pengantar
 Review Regulasi
 Kwajiban dan Larangan
 Higiene dan Sanitasi DAM:
- Tempat
- Peralatan
- Penjamah
PENGANTAR

 DAM  Usaha industri yang melakukan proses


pengolahan air menjadi air minum dan menjual secara
langsung kepada konsumen di lokasi pengolahan
 Konsumen membawa wadah sendiri untuk diisi dengan
air produksi DAM.
DEPOT AIR MINUM DAN PERMASALAHANNYA

Banyaknya DEPOT AIR MINUM tumbuh dan belum


terawasi baik internal maupun eksternal

Kondisi higiene dan sanitasi kurang

Proses desinfeksi tidak memenuhi syarat

Dukungan Pemerintah Daerah kurang.

Koordinasi lintas sektor dan program serta peran


asosiasi kurang
Beberapa hasil riset
1. Data Asosiasi Pengusaha Apdamindo di Jakarta tersebar 3500
depot air minum isi ulang, hanya 600 yang resmi terdaftar.

2. YLKI : 15 Februari 2013 depot air minum isi ulang diwilayah Jakarta
sebagian tidak memenuhi standar pengisian ulang.
a. Dari 20 sampel (pada 20 depo air minum) == 6 mengandung
total bakteri, 1 mengandung E.Coli, (35 %)
b. Pemilik depo tidak merawat peralatannya.

3. Studi kualitas air minum DAM ditinjau dari proses ozonisasi, UV, RO
Di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Gorontalo
2012:
c. Kualitas air minum dari segi parameter fisik: dan kimia masih
memenuhi standar kesehatan.
d. Namun untuk parameter mikrobiologi (total coliform) dengan
proses UV yang memenuhi syarat 5 dari 16 sampel (31,3 %)
4. Kajian uji petik BBTKLPP Surabaya di Propinsi Jawa Timur (16 kab/kota), Bali (4
kab/kota), NTB (4 kab/kota), dan NTT (3 kab/kota) terhadap kualitas DAM tahun 2013
menggambarkan bahwa:
a. Propinsi Jawa Timur
- kualitas fisik dan kimia air minum 95,4 % MS
- kualitas mikrobiologi air minum 72 % MS
- kualitas HS DAM 58,31 % MS
- kualitas HS penjamah 57,81 % MS
b. Propinsi Bali
- kualits fisik dan kimia air minum 100 % MS
- kualitas mikrobiologi air minum 92 % MS
- kualitas HS DAM 77 % MS
- kualitas HS penjamah 85 % MS

Inti Masalah: 1. Registrasi DAM  TDI, TDUP


2. Kualitas bakteriologis
3. Higiene dan Sanitasi
DUKUNGAN REGULASI
1. UU RI No 36 Th 2009 ttg Kesehatan
2. UU RI No 18 Th 2012 ttg Pangan
3. Surat Edaran Menkes RI No.860 Tahun 2002 ttg Pembinaan &
Pengawasan Hygiene Sanitasi Depo Air Minum Isi Ulang tgl 16 Juli
2002 menjadi tanggung jawab Sektor Kesehatan.
4. Kepmenperindag No. 651/MPP/kep/2004 tentang Persyaratan
teknis depot air minum dan perdagangannya.
5. Permenkes 907 tahun 1990 Tentang Persyaratan kualitas Air bersih
 Air baku yang digunakan DAM
6. Permenkes No 492 Th 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum  Produk Air Minum yang dihasilkan oleh DAM
7. Permenkes RI No.736 Th 2010 ttg Tata Laksana Pengawasan
Kualitas Air Minum
8. Permenkes RI No. 43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot
Air Minum.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang
Pasal 111 (ayat 1) Kesehatan
Makanan dan minuman yang dipergunakan untuk masyarakat
harus didasarkan pada standart dan/atau persyaratan
kesehatan.
Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang
Pangan
Pasal 1
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air,
baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan
atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan Pangan,
bahan baku Pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.
Kepmenperindag No. 651/MPP/kep/2004 tentang Persyaratan teknis depot air minum dan
perdagangannya.

Kwajiban Larangan
1. Tanda Daftar Industri (TDI) dan Tanda Daftar Usaha 1. Mengambil air dari PDAM dari jaringan
Perdagangan (TDUP). RT.
2. Hanya boleh menjual langung ke
2. Punya Surat Jaminan pasok air baku dari PDAM atau konsumen  Dilarang menjual eceran ke
perush yang punya ijin pengambilan air. toko/kios/warung
3. Hanya boleh menyediakan wadah yang
3. Laporan hasil uji baku dan air minum  lab pemeriksaan
tidak ber MERK (polos)  dilarang
kualitas air
memberi lebel pda gallon.
4. Pengawasanm internal secara periodik: 4. Memasang segel pada tutup, gallon tidak
- Pemeriksaan coliform  min 3 bln sekali boleh bermerk.
- Pemeriksaan fiskim lengkap  6 bln/kl 5. Tidak boleh melakukan penyimpanan air
minum yang siap jual dalam bentuk
5. Mengolah air baku  air minum wajib memenuhi kemasan  STOCK
ketentukan teknis pada Pedoman Cara Produksi yang Baik
Depot Air Minum (CPBDAM)

6. Wajib memeriksa wadah yang dibawa konsumen  layak?


7. Wajib melakukan pencucian atau sanitasi wadah
8. Wajib mempunyai Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (HS)
Permenkes RI No.736 Th 2010
Tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum

Pengawasan Depot Air Minum


PENGAWASAN DAM
PENGAWASAN INTERNAL (OLEH PENGUSAHA)

Hsl uji lab dr pemasok: Hsl uji lab produk air minum:
- Coliform  3 bln sekali Maintanance - 6 bulan sekali (uji lengkap)
- Samapikan ke Dinas yg
- Fisika kimia lengkap  peralatan menerbitkan TDI/Dinkes
2 kali setahun
- Biaya ditanggung pengusaha DAM

AIR BAKU PROSES PENGOLAHAN PRODUK AIR MINUM


Tandon Penampungan air baku
Kualitas Air Baku Penyaringan/Filtrasi Kualitas Air Minum
Desinfeksi
Pengisian

Inspeksi Sanitasi Depot Air Minum - Pengambilan sampel


- Pemeriksaan
Laboratorium
- Analisis hasil lab
PENGAWASAN EKSTERNAL (OLEH PEMERINTAH/LINTAS SEKTOR)
D. Kegiatan pengawasan kualitas air minum:
1. Inspeksi sanitasi  pengamatan dan penilaian
kualitas fisik air minum dan factor risikonya,
menggunakan formulir IS Depot Air Minum
2. Pengambilan sampel air  unit pewadahan/gallon
3. Pemeriksaan laboratorium  Labkesda/Akreditasi
4. Analisis hasil pemeriksaan lab  bandingkan dg
Permenkes 492 Tahun 2010, identifikasi dugaan
sumber
kontaminasi, langkah2 perbaikan.
5. Rekomendasi tindak lanjut.
6. Pemantauan pelaksanaan tindak lanjut.
Tanggung jawab dan wewenang:
1. Dinkes Kab/Kota bertanggung jawab melaksanakan
pengawasan Depot Air minum.
2. Mengeluarkan rekomendasi berdasarkan hasil uji lab
dan IS
3. Dalam kondisi hasil pengawasan tidak memenuhi
syarat, rekomendasi wajib disertai saran tindak
lanjut perbaikan.
 DAM yang tidak memenuhi ketentuan tsb, dapat
dikenakan;
 Peringatan
 Teguran secara tertulis
 Pencabutan laik sehat
SANKSI PELANGGARAN  Kepmenperindag
Pasal yang dilanggar Sanksi
Pasal 3 ayat (1 ; 2) Sanksi pidana:
Pasal 6 ayat (1) a. pasal 26 UU RI No. 5 taun 1984 tentang perindustrian.
b. Pasal 62 syst (1)UU RO No. 8 Tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen.

Pasal 7 ayat (4 ; 5) Sanksi pidana: Pasal 55 UU RI No. 7 tahun 1996 tentang pangan
Pasal 7 ayat (3 ; 6; 7) Sanksi pidana: pasal 90/91 UU RI No. 15 tahun 2001 tentang Merk.
Sasaran
Pengawasan DAM

Baku Mutu Persyaratan Higiene Produk


Sanitasi
Kualitas Air Baku (Tempat; Peralatan; Air Minum
Penjamah)

PERMENKES PERMENKES PERMENKES


416/1990 43/2014 492/2010

DAM Sehat
Higiene dan Sanitasi
Higiene Sanitasi adalah upaya Penjamah adalah orang yang
untuk mengendalikan faktor risiko
secara langsung menangani proses
terjadinya kontaminasi yang
berasal dari tempat, peralatan dan pengelolaan Air Minum pada DAM
penjamah terhadap Air Minum agar untuk melayani konsumen.
aman dikonsumsi.

Sertifikat Laik Higiene Sanitasi adalah bukti tertulis


yang dikeluarkan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota atau Kantor Kesehatan Pelabuhan
yang menerangkan bahwa DAM telah memenuhi
standar baku mutu atau persyaratan kualitas air
minum dan persyaratan Higiene Sanitasi
PERSYARATAN HIGIENE DAN SANITASIS DAM
(Permenkes No. 43 tahun 2014)

TEMPA
T
PERALATA
N
PENJAMAH
TEMPAT
1. Lokasi
2. Bangunan
3. Lantai
4. Dinding
5. Atap
6. Pintu
7. Pencahayaan
8. Ventilasi
9. Kelembaban udara
TEMPAT
10 Fasilitas Sanitasi dasar (jamban, saluran
pembuangan air limbah yang alirannya lancar dan
tertutup, tempat sampah yang tertutup serta
tempat cuci tangan yang dilengkapi air mengalir
dan sabun.
11. Vektor dan binatang pembawa penyakit (lalat,
tikus, kecoak
PERSYARATAN ALAT

1. Tara pangan/food grade


2. Alat DAM harus standart SK Menperindag
RI no. 651 /MPP/Kep/10/2004.
3. Mikro filter dan desinfektor tidak
kadaluarsa
4. Tandon air baku harus tertutup dan
terlindung
5. Wadah/galon harus bersih
PERSYARATAN PENJAMAH

1. Sehat dan bebas dari penyakit menular


2. Tidak menjadi pembawa kuman pathogen
3. Ber PHBS
4. Menggunakan Pakaian kerja dan APD saat
bekerja
5. Mengerti prinsip higiene sanitasi pangan
Setiap DAM wajib menyediakan informasi mengenahi:
1. Alur pengolahan air
minum
2. Masa kadaluarsa alat
desinfeksi
3. Waktu penggantian
dan/atau pembersihan
filter; dan
4. Sumber dan kualitas air
baku.

Penggunakan Ozon (O3) yang


berlangsung dalam tangki
pencampur ozon minimal 0,1 ppm
dan residu ozon sesaat setelah
pengisian berkisar antara 0,06 – 0,1
ppm.
Ozon untuk mensterilisasi media /
Penyinaran Ultra Violet : panjang gelombang 254 mm atau kekuatan
tempat filtrasi, air, tabung filter, 2.537 derajat Angstrom.
tangki air, dan instalasi lainnya Proses : melewatkan air kedalam tabung yang disinari dengan lampu
agar terhindar dari kontaminasi. ultra violet, berfungsi membunuh mikroorganisme pada air .
Setiap DAM harus memiliki
Tenaga teknis sbg
konsultan di bidang
Higiene Sanitasi
Alur Proses
Penerbitan Laik HS Depot Air Minum

Pengusaha KADINKES
mengajukan TIDAK
permohonan KAB/KOTA/ TIM IS LENGKAP
kepada Kadinkies KKP
Kab/Kota/ KKP

TIDAK LENGKAP
BAIK
BAIK,
Kembali ke DIPROSES
pengusaha

Penerbitan
Pemeriksaan
Lapangan IS
Sertifikat Laik
Sehat

HASIL:
Pengusaha - UJI FISIK
menerima Laik KESLING
Sehat - UJI LAB.
DAM yang memenuhi persyaratan
HS  “Sertifikat Laik HS”
MAINTENANCE
 Back Wash

 Filter
Setiap 25.000 liter

 Tangki
Setiap 50.000 liter
MAINTENANCE
 Replacement

 Filter
Setiap 50.000 liter

 UV
Setiap 10.000 jam

Anda mungkin juga menyukai