Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN KASUS:

Glaukoma Absolut
Natanal Fernando
112016242

Pembimbing:
dr. Nanda Lessi Hafni Eka Putri, SpM-KVR
Identitas Pasien

• Nama : Ny. CS
• Umur : 48 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Pekerjaan : IRT
• Alamat : Kp Gombong Onan
• Tanggal pemeriksaan : 20 September 2018
• Pemeriksa : Natanael Fernando
Anamnesis: Autoanamesis (2/09/18)

• Keluhan Utama:
Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Ciawi dengan keluhan
mata kanan dan mata kiri perih dan sering keluar air mata sejak 1
tahun yang lalu.
• Riwayat Penyakit Sekarang:

• Pasien datang ke poliklinik mata RSUD Ciawi Bogor dengan keluhan mata kanan

dan mata kiri perih dan sering keluar air mata sejak 1 tahun yang lalu. Saat ini

pasien tidak dapat melihat. Riwayat trauma pada kepala dan mata disangkal.

Riwayat Diabetes Melitus, Hipertensi dan alergi disangkal.


• Riwayat Penyakit Dahulu:
• Pasien tidak memiliki riwayat trauma pada mata, alergi, penyakit diabetes
melitus maupun penyakit hipertensi.

• Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan serupa, tidak ada riwayat
trauma pada mata, alergi, hipertensi, dan diabetes melitus.
Pemeriksaan Fisik
• Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : TD 120/80 mmHg, HR 84x/menit, Suhu 36,6C,
RR 18x/menit
Kepala/Leher : Normocephali, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
Thorax, Jantung : Tidak dilakukan pemeriksaan
Paru : Tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : Dalam batas normal
• Status Oftalmologi
Foto Kasus:
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksan Laboratorium = gula darah sewaktu, Hb, Ht, Leukosit,


Trombosit, Perimetri, Gonioskopi.
Resume

Seorang perempuan berusia 48 tahun datang ke poliklinik mata RSUD


Ciawi Bogor dengan keluhan mata kanan dan mata kiri perih dan sering
keluar air mata sejak 1 tahun yang lalu. Saat ini pasien tidak dapat
melihat. Riwayat trauma pada kepala dan mata disangkal. Riwayat
Diabetes Melitus, Hipertensi dan alergi disangkal.

Pada pemeriksaan fisik didapati status generalis: Keadaan umum Baik,


kesadaran compos mentis, TD 120/80 mmHg, HR 84x/menit, Suhu
36,6 C, RR 18x/menit dan lainnya dalam batas normal.
• Pemeriksaan Oftalmoskopi:

OD OS
Visus NLP 1/tak terhingga
TIO 42,1 mmHg 42,1 mmHg
Cts Tenang Tenang
Cti Tenang Tenang
Cb Injeksi siliar +, Injeksi Injeksi siliar +, Injeksi
konjungtiva + konjungtiva +

C Jernih Jernih
CoA Dangkal Dangkal

P Bulat, Refleks cahaya - Bulat, Refleks cahaya -


I Coklat Coklat
L Keruh, shadow test + Keruh, shadow test +
F Sulit dinilai Sulit dinilai
• DIAGNOSIS KERJA
• Glaukoma absolut ODS
PROGNOSIS

• DIAGNOSA BANDING OD OS
Dubia ad Dubia ad
Glaukoma sekunder Ad Vitam
bonam bonam
Glaukoma Kongenital
Ad Fungsionam Ad malam Ad malam

Ad Sanationam Ad malam Ad malam


• PENATALAKSANAAN
• Timolol ED 0,5% 2x1

• Carpine ED 1% 3x1

• Glausetin tablet 3x1

• Aspark tablet 1x1


Tinjauan Pustaka
Anatomi sudut
bilik mata
Humor Aquos
• diproduksi epitel non pigmen • Tekanan intraokuli normal
dari korpus siliaris antara 10-22 mmHg.
• Fungsi Cairan aquos adalah • Variasi normal : 2-6 mmHg
sebagai cairan yang mengisi dan mencapai tekanan
bilik mata depan, cairan aquos tertinggi saat pagi hari, sekitar
berfungsi untuk menjaga pukul 5-6 pagi.
tekanan intraokuler, memberi
nutrisi ke kornea dan lensa
serta memberi bentuk ke bola
mata anterior.
• Volume : 250 μL
Definisi Glaukoma

Glaukoma merupakan penyakit yang ditandai dengan neuropati saraf


optik dan defek lapangan pandang yang seringkali disebabkan karena
peningkatan tekanan intraokuler. Glaukoma dapat mengganggu fungsi
penglihatan dan bahkan pada akhirnya dapat mengakibatkan kebutaan.

Tidak dapat dicegah.

Dapat bersifat akut dan kroniks


Epidemiologi
• Didunia urutan ketiga penyebab kebutaan
• 2% penduduk berusia lebih dari 40 tahun menderita glaucoma
• Pria >wanita
• Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 10-15% kasus pada
orang Kaukasia
• Glaukoma pada orang kulit hitam 15 X menyebabkan kebutaan
dibandingkan orang kulit putih
Patogenesis Glaukoma
• Aliran humor aquos yang normal
dan abnormal:
• a. Aliran normal melalui anyaman
trabekula (panah besar) dan rute
uveasklera (panah kecil) dan
anatomi yang berhubungan.
Kebanyakan aliran humor aquos
melewati anyaman trabekula.
Setiap rute dialirkan ke sirkulasi
vena mata.
• b. Pada glaukoma sudut terbuka,
terjadi hambatan aliran humor
aquos pada system trabekulum
dan kanalis Schlemm.
• c. Pada glakuoma sudut tertutup,
posisi abnormal iris perifer
sehingga memblok aliran humor
aquos melewati sudut bilik mata
depan (iridocorneal).
Klasifikasi Glaukoma

1. Glaukoma primer :
- Glaukoma primer sudut terbuka
- Glaukoma primer sudut tertutup
2. Glaukoma sekunder :
- Kelainan lensa
- Kelainan uvea
- Trauma
- Pembedahan
3. Glaukoma kongenital
4. Glaukoma absolut
Glaukoma absolut

• Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma


(tertutup/terbuka) dimana sudah terjadi kebutaan total akibat
peningkatan TIO yang memberikan gangguan fungsi lanjut.
Gejala glaukoma absolut

• Pupil sangat dilatasi, ireguler, dan immobile.


• Kekeruhan total pada lensa.
• Mata terasa nyeri.
• Nyeri tekan +.
• Terdapat hiperemia difus dari pembuluh darah pada konjungtiva dan
sklera.
Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan visus : visus sangat
menurun
2. Tonometri : mengukur tekanan bola
mata
- Tonometri digital
- Tonometri schiotz
3. Gonioskopi : memeriksa bilik mata
4. Optahlmoskopi : periksa fundus mata
(mikro-aneurisma yang berlebihan pada
pembuluh darah retina. Perdarahan pada
retina dan korpus vitreus sering terjadi.
Diagnosis banding

Glaukoma sekunder : disebabkan oleh peradangan pada lapisan


tengah mata (uveitis) atau cedera pada mata ataupun penyakit
sistemik.

Glaukoma kongenital : kelainan bawaan pada mata

Gejala hampir sama : nyeri pada mata, sakit kepala, melihat halo
disekeliling cahaya, mata berkabut ( khusus nya pada bayi) dan
penglihatan makin sempit.
Penatalaksanaan

Medikamentosa
- Kombinasi atropin topikal 1% dua kali sehari dan kortikosteroid
topikal 4 kali sehari seringkali dapat menghilangkan gejala simtomatis
secara adekuat
- Menurunkan TIO : penghambat adenergik beta, penghambat
karbonik anhidrase topikal, dan sistemik, agonis adrenergik alfa, dan
obat-obatan hiperosmotik serta mencegah dekompensasi kornea
kronis.
Non medikamentosa
- Prosedur siklodestruktif :Merupakan tindakan untuk mengurangi TIO
dengan merusakan bagian dari epitel sekretorius dari siliaris
- Enukleasi bulbi

Anda mungkin juga menyukai