Nurmawati
Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dinas Kesehatan Papua Barat
Billy Jaya Hotel, 29 Nop-1 Des 2017
KEBIJAKAN PAPUA BARAT
Imunisasi Program
Imunisasi Pilihan
Yaitu imunisasi yang diwajibkan kepada
Yaitu imunisasi yang dapat diberikan kepada
seseorang sebagai bagian dari masyarakat
seseorang sesuai dengan kebutuhannya
dalam rangka melindungi yang bersangkutan
dalam rangka melindungi yang bersangkutan
dan masyarakat sekitarnya dari penyakit
dari penyakit tertentu
yang dapat dicegah dengan imunisasi
Imunisasi Program
(Permenkes No. 12 Th 2017)
Imunisasi Rutin Imunisasi Tambahan Imunisasi Khusus
1. Imunisasi Dasar Penetapan pemberian Melindungi seseorang
2. Imunisasi Lanjutan imunisasi tambahan dan masyarakat terhadap
berdasarkan kajian penyakit tertentu pada
epidemiologis oleh situasi tertentu :
Menteri, Kadinkes meningitis
provinsi, atau Kadinkes meningokokus, yellow
Kab/Kota) fever, rabies, dan
poliomyelitis
Imunisasi Lanjutan :
- Baduta Mempertahankan tingkat kekebalan
dan untuk memperpanjang masa
- Anak Usia Sekolah perlindungan anak yang sudah
Dasar mendapatkan Imunisasi dasar
- WUS
Jadwal Imunisasi Program
(Permenkes No. 12 Th 2017)
UMUR (BULAN) JENIS IMUNISASI
IMUNISASI
-DT PEMBERIAN HPV*
IMUNISASI HPV* Dosis
HPV*
Td
ANAK-Campak/MR Td
SEKOLAH 2017 2018 2019 - ...
Kelas 1 DT DT DT 0,5 cc
Campak Campak Campak 0,5 cc
5 SD
Kelas 2 Td Td 5 SD Td 0,5 cc
1 SD 6 SD
Kelas 3 - - - 0,5 cc
Kelas 5 - - Td 0,5 cc
BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Catatan Pemberian Imunisasi Program
(Permenkes No. 12 Th 2017)
Pemberian Hepatitis B optimal diberikan <24 jam pasca persalinan, didahului vit K1
2-3 jam sebelumnya
Khusus daerah dengan akses sulit, pemberian Hepatitis B masih diperkenankan sampai <7
hari
Bayi lahir di Institusi RS, Klinik dan BPS, Imunisasi BCG dan Polio 1 diberikan sebelum
dipulangkan
Pemberian BCG optimal sampai usia 2 bulan, dapat diberikan sampai usia <1 tahun,
tanpa tes mantoux
Pada kondisi tertentu, semua jenis vaksin kecuali HB 0 dapat diberikan sampai usia <
7 tahun
Imunisasi lanjutan baduta (DPT-HB-Hib dan Campak) dapat diberikan dalam rentang
usia 18-24 bulan
Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan, bila sudah mencapai status T5, harus
dibuktikan dengan buku Kesehatan Ibu dan Anak, kohort dan/atau rekam medis
Pencatatan dan Pelaporan
(Permenkes No. 12 Th 2017)
• Setiap fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Imunisasi harus melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin dan
berkala serta berjenjang, meliputi
– cakupan Imunisasi,
– stok dan pemakaian Vaksin, ADS, Safety Box,
– monitoring suhu,
– kondisi peralatan Cold Chain, dan
– kasus KIPI atau diduga KIPI
• Pencatatan pelayanan Imunisasi rutin menggunakan buku kesehatan ibu
dan anak, buku kohort ibu/bayi/balita, buku rapor kesehatanku, atau buku
rekam medis
• Fasilitas pelayanan kesehatan swasta wajib mencatat dan melaporkan
setiap bulan ke Puskesmas wilayahnya dengan menggunakan format yang
berlaku
EVALUASI PROGRAM IMUNISASI
Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) Tahun 2013-2015
2013 2014
Nasional: Nasional:
89,9% 87,2%
<80%
80%- <88% <80%
>=88% 80%- <90%
>=90%
2015
Nasional: 2016
Nasional:
86,5% 53,3%
<80%
<48%
80%- <91%
48%- <60%
>=91%
>=60%
Keterangan:
Nasional: 96,5%
PIN 2016 Cakupan <80%
Cakupan ≥80% dan <95%
Cakupan ≥95%
0.00
20.00
40.00
60.00
80.00
Tambrauw
Fakfak
Maybrat
Tl. Wondama
Manokwari
Sorong
SorSel
ManSel
Raja Ampat
PIN, 8-15 Maret 2016
Kaimana
Kota Sorong
Tl. Bintuni
PegAf
Provinsi
100.0
120.0
140.0
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
Manokwari Selatan
Raja Ampat
Kaimana
Manokwari
Fakfak
Kota Sorong
Tambrauw
Sorong
Teluk Wondama
Sorong Selatan
Teluk Bintuni
Polio Rutin, Tahun 2016
Maybrat
Capaian Imunisasi Polio Papua Barat
Pegunungan Arfak
Diphteri, Pertusis, Tetanus
Capaian Imunisasi DPT/HB-Hib 2016 Surveilans
100.0
• Kasus masih banyak di Indonesia
90.0
• Anti Diphteri Serum di dunia:
80.0
70.0 – Kasus didunia menurun, produksi ADS
60.0 tidak menguntungkan
50.0 – Harga murah Rp16.000/dosis, tetapi
40.0 barang langka karena beberapa pabrik di
30.0 dunia turun
20.0
– Jumlah ADS di pusat: 50 dosis (Pebruari
10.0 2017)
0.0
• Strategi: Tingkatkan imunisasi Dasar, Lanjutan
(DPT/HB-Hib) dan Tambahan (Td)
Capaian Imunisasi Campak 2016
CPC, Agustus 2016 Rutin Bayi, 2016
120% 120.0
100% 100.0
80% 80.0
60% 60.0
40% 40.0
20% 20.0
0% 0.0
IDL Papua Barat 2015-2016
100.0
90.0
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
Fakfak
Kaimana
Teluk Bintuni
Kota Sorong
Sorong Selatan
Teluk Wondama
Raja Ampat
Maybrat
Manokwari
Pegunungan Arfak
Sorong
BIAS 2016
Update Mei 2017
80% 80%
60% 60%
40% 40%
20% 20%
0% 0%
Capaian Imunisasi Rutin (Dasar) Bayi
per-Oktober 2017
Peringkat Kab/Kota HB-0 BCG DPTHbHib-3 Polio-4 IPV Campak IDL
1 Fakfak 52,72 78,99 72,94 74,43 0,50 73,87 73,37
2 Kota Sorong 62,05 62,27 63,26 61,71 10,89 63,22 62,86
3 Raja Ampat 37,56 68,29 71,47 53,76 11,21 65,36 43,89
4 Sorong 35,57 40,54 34,71 30,96 8,04 36,97 34,49
5 Tl Wondama 29,53 37,91 24,64 25,46 10,49 26,27 24,75
6 Tl Bintuni 22,32 20,64 26,81 22,84 9,66 24,63 23,67
7 Kaimana 12,58 26,32 20,87 15,16 6,50 27,80 20,79
8 Manokwari 21,09 37,76 35,09 32,19 4,52 37,85 13,53
9 Sorsel 4,10 11,08 8,74 10,97 0,00 15,60 7,71
10 Tambrauw 4,95 8,91 8,89 8,89 0,00 9,16 4,04
11 Mansel 12,83 46,04 42,49 30,26 0,00 49,57 0,64
12 Maybrat 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
13 Pegaf 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Provinsi 33,67 43,59 42,02 38,99 6,73 43,32 35,10
> 75 % 60 – 74,9% < 60% No data
Capaian Imunisasi Rutin (Lanjutan) Baduta
per-Oktober 2017
Peringkat Kab/Kota DPTHbHib Campak
1 Kota Sorong 7,55 7,23
2 Fakfak 5,43 4,99
3 Raja Ampat 5,91 4,31
4 Kaimana 4,25 4,09
5 Sorong 4,58 3,37
6 Tl Bintuni 3,47 3,06
7 Manokwari 2,62 2,78
8 Tl Wondama 3,50 2,74
9 Mansel 2,76 2,18
10 Sorsel 1,10 0,63
11 Tambraw 0,32 0,32
12 Maybrat 0,00 0,00
13 Pegaf 0,00 0,00
Provinsi 4,43 4,01
> 75 % 60 – 74,9% < 60% No data
Tujuan Penyelenggaraan Imunisasi
Menurunkan kesakitan, kecacatan & kematian akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan
Imunisasi (PD3I) dengan menggunakan vaksin
Surveilans PD3I
Hemophillus MNTE
Rubella Eradikasi Rubella
Malaria
Influenzae type B (2016)
Eradikasi Polio (2020 DENGUE
Eliminasi Campak
(SEARO 2014) (2020)
Penemuan Kasus AFP 2016
KINERJA Surveilans AFP
2005 - 2015
Target Kasus AFP Spes. Kabupaten
Tahun
AFP ditemukan Adekuat Penemu
2005 3 0 0 0
2006 6 4 25 % 2
2007 6 9 77,8 % 5
2008 4 3 100 % 3
2009 4 5 40 % 2
2010 4 5 80% 4
2011 6 6 16,6
2012 6 7 42,8%
2013 6 8 37,5%
2014 6 4 80% 2 (mkw,
2015 6 0 0% kmn)
2016 6 0 0%
Kasus Campak 2017
per- Oktober 2017
JUMLAH KONFIRMASI LAB
NO KAB/KOTA MENINGGAL
KASUS CAMPAK RUBELA
1 Manokwari 13 + 3 5
2 Teluk Wondama 3 0
3 Teluk Bintuni
4 Manokwari Selatan 72 2 7 0
5 Pegunungan Arfak
6 Kota Sorong 5 0 0 3
7 Kabupaten Sorong 21 1
8 Sorong Selatan
9 Raja Ampat 1
10 Tambrauw
11 Maybrat
12 Fakfak
12 Kaimana
1. Mempertahankan INDONESIA BEBAS POLIO
Campak
Gejala penyakit campak :
demam,
nyeri tenggorokan,
bercak kemerahan pada kulit
Batuk
pilek dan
mata merah atau konjungtivitis
Setelah 3-5 hari, suhu tubuh menurun dan bercak
kemerahan pada kulit berubah warna menjadi coklat
kehitaman Rubella
Gejala penyakit rubella :
tidak spesifik, bahkan dapat muncul tanpa gejala.
Biasanya berupa penyakit ringan pada anak.
Bahaya
Penyakit Campak
dan Rubela
Campak
Komplikasi yang serius
Diare,
Radang paru atau pneumonia,
Radang otak atau ensefalitis, Rubella
Kebutaan, bahkan Rubella tidak begitu berbahaya pada anak, akan
Kematian tetapi ......
Bila menulari ibu hamil pada awal kehamilan
dapat menyebabkan keguguran atau
kecacatan pada bayi yang dilahirkan
Sindroma Rubella Kongenital atau Congenital
Rubella Syndrom (CRS)
Kecacatan :
kelainan jantung,
gangguan penglihatan,
ketulian, dan
keterlambatan perkembangan
Mengapa harus dilakukan kampanye imunisasi
massal MR?
• VE M 93% R 976%
Negara-negara Islam Yang Menggunakan Vaksin MR/MMR