Anda di halaman 1dari 30

ASSALAMUALAIKUM

TIM SMKN 1 CIAMIS ( 1 )

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
1
MASA ORDE BARU
SMKN 1 CIAMIS ( 1 )
Masa Transisi

MASA ORDE Awal Orde Baru


BARU

Masa Orde Baru

3
Tritura
(Tiga Tuntutan Rakyat)

1. Pembubaran PKI beserta organisasi masanya

2. Pembersihan Kabinet Dwikora

3. Penurunan harga – harga barang


KASUS KABINET 100 MENTERI

Tidak memuaskan
rakyat, karena
dipercaya bahwa PKI
masih bersekongkol
dengan kabinet yang
baru.
KABINET 100 Rakyat & mahasiswa
MENTERI
yang tidak puas
melakukan demonstrasi
ke Istana Negara

ARIEF RACHMAN HAKIM


(meninggal)
SUPERSEMAR
SURAT PERINTAH SEBELAS MARET

Presiden Soekarno

Surat Perintah 11 Maret


( Supersemar)
11 MARET 1966

memberikan kekuasaan pada


Soeharto untuk melakukan sesuatu
untuk mengatasi situasi yang
sulit dan tidak terkendali.
Tindakan Soeharto atas mandat
SUPERSEMAR
Pengukuhan tindakan Pengemban Supersemar
yang membubarkan PKI beserta Ormasnya
(Ketetapan MPRS No. IV/MPRS/1966 dan Ketetapan
MPRS No. IX/MPRS/1966

Pelarangan paham dan ajaran


Komunisme/Marxisme-Leninisme di Indonesia
dengan Tap MPRS No. XXV/MPRS/1966

Pelurusan kembali tertib konstitusi berdasarkan Pancasila


dan tertib hukum dengan Tap MPRS No. XX/MPRS 1966.
BERAKHIRNYA ORDE LAMA

20 Febuari 1967 Presiden Soekarno


menyerahkan kekuasaan pemerintah
kepada Soeharto (Tap MPRS No.
XXXIII/MPRS/1967) pencabutan kekuasaan
pemerintahan negara dari Presiden
Soekarno dan mengangkat Pejabat
Presiden Republik Indonesia Soeharto.
Ciri pokok dan kebijakan Orde
Baru
 Pemerintah Orde Baru yang berkuasa sejak 1968
selalu mengedepankan stabilitas nasional
(Keamanan).

 Pemerintah Orde Baru Keamananan mantap


(stabil).

 Pembangunan di segala sektor kehidupan berjalan


baik.
Ciri pokok dan kebijakan Orde
Baru
Untuk mewujudkan stabilitas nasional dibentuklah lembaga-lembaga yang
menangani keamanan;
-Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).
-Pelaksana Khusus (Laksus).
-Direktorat Sosial-Politik (Ditsospol).
-Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin).
-Badan Intelijen Negara (Bais).
Sistem Politik

Kebijakan ini adalah kebijakan untuk menjalankan sistem yang bertujuan


menciptakan keadaan politik yang relatif stabil, nyaman, dan tidak banyak terjadi
pergolakan, atau dapat disebut dengan konformitas.
Pada masa Orde Baru kita jarang menemui adanya demonstrasi massa untuk
melakukan kritik sosial kepada Pemerintah
Usaha memantapkan stabilitas politik di dalam negeri pada tahun 1971 oleh
pemerintah dilaksanakan Pemilu. Wakil rakyat (terbentuk perangkat pemerintahan
yang demokratis).
Pemilu pertama pada masa Orde Baru dilaksanakan pada Oktober 1971.
perolehan suara dalam pemilu 1971 adalah;
i. Golkar (kemenangan mutlak).
ii. Nahdatul Ulama.
iii. Parmusi (Partai Muslimin Indonesia).
iv. PNI
v. Partai-partai kecil
HASIL PEMILU 1971

No. Partai Suara % Kursi


1. Golkar 34.348.673 62,82 236
2. NU 10.213.650 18,68 58
3. Parmusi 2.930.746 5,36 24
4. PNI 3.793.266 6,93 20
5. PSII 1.308.237 2,39 10
6. Parkindo 733.359 1,34 7
7. Katolik 603.740 1,10 3
8. Perti 381.309 0,69 2
9. IPKI 338.403 0,61 -
10. Murba 48.126 0,08 -

8/14/2019
Jumlah 54.669.509 100,00 360
12
Sistem Politik

Pada pemilu selanjutnya terjadi fusi parpol peserta pemilu;

Penyatuan parpol, yaitu menjadi dua parpol dan satu Golkar.

Menyederhanakan sistem Kepartaian , sehingga memungkinkan


pemerintah untuk mengawasi pengaruh kekuasaannya di
masyarakatnya.

1. Partai Persatuan Pembangunan (Golongan Islam).


2. Partai Demokrasi Indonesia (Golongan Nasionalis).
3. Golkar (birokrat pemerintah di jajaran pemerintah).
Dominasi militer dalam
pemerintahan dan Masyarakat

Dwi fungsi ABRI


1. Politik, ikut serta dalam pemerintahan, duduk di DPR (Fraksi
ABRI)
2. Militer, alat pertahanan keamanan
Sistem Ekonomi
Pembangunan nasional sesungguhnya merupakan
rangkaian pembangunan yang meliputi aspek kehidupan
masyrakat, bangsa, dan negara.

Melaksanakan tugas yang tercantum dalam


Pembukaan UUD 1945.

Implementasi dari tugas yang tercantum dalam UUD


1945, maka MPR menetapkan GBHN.

8/14/2019 15
Sistem Ekonomi

Pembangunan nasional yang selalu dikumandangkan


tidak terlepas dari Trilogi Pembangunan, isi:
i. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang
menuju pada terciptanya keadilan sosial bagi seluruh
rakyat.
ii. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
iii. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
UUD 45 GBHN Repelita

Program

8/14/2019 17
Pembangunan Nasional
Pembangunan nasional tidak akan bermakna jika tidak diiringi adanya
pemerataan pembangunan.

Maka sejak Pelita III pemerintahan Orde Baru menetapkan delapan jalur
pemerataan, yi;
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat, khususnya pangan,
sandang, dan perumahan.
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan
kesehatan.
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan,
khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita.
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air.
8. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan.

18
Perkembangan Masyarakat
Indonesia Pada Masa
Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Umum
 Politik bebas aktif
 Demokrasi ekonomi
Bidang ekonomi, sosial, dan budaya
 Pelita
 Pembatasan Pers
 Revolusi Hijau
 PIR (Perkebunan Inti Rakyat)
 Industrialisasi
 Bappenas
 Pendidikan Nasional
Perkembangan Masyarakat
Indonesia Pada Masa
Pemerintahan Orde Baru
Bidang Politik dan Keamanan
Sentralisasi Kekuasaan
Fusi Partai Politik (Sepuluh Partai menjadi Tiga Partai, Golkar, PPP dan PDI)
Militerisasi
Dwi Fungsi ABRI

Selain Itu kebijakan pemerintahan Orba selalu mendasarkan diri pada:

 Trilogi Pembangunan
 Delapan Jalur Pemerataan
Kebijakan Orde Baru

Dalam perkembangan selanjutnya perkembangan Masyarakat dan Negara pada Masa Orde
Baru memiliki ciri dalam bidang :

Politik
1. Lembaga kepresidenan yang terlalu dominan.
2. Rendanya kesetaraan di antara Lembaga Negara.
3. Rekruitmen Politik yang tertutup.
4. Birokrasi sebagai instrumen kekuasaan
5. Kebijakan politik tidak transparan
6. Sentralisasi Kekuasaan
7. Implementasi HAM sangat
8. rendah (Kasus Nipah, Gedung Ombo, Lampung dll)
9. Lembaga peradilan yang kurang Independen (Pasal 24 UUD 1945)
Kebijakan Orde Baru

Ekonomi
1. Kebijakan mengutamakan pertumbuhan Ekonomi
2. Pinjaman Luar Negeri
3. Konglomerasi
Dwifungsi ABRI
1. Sosial/Politik (duduk di pemerintahan)
2. Militer
Politik Luar Negeri
1. Bebas Aktif (terlibat di ASEAN, OKI, PBB, dll)
Dampak ORBA terhadap
SOSPOL
Tiga puluh dua tahun lebih rezim Orde Baru (Soeharto
sebagai personifikasi Orde Baru, serta Militer dan
Golkar sebagai manifestasi ORBA, dan berbagai kroni
di ekonomi maupun di birokrasi) berkuasa. Selama itu
pula berbagai tidak kejahatan dan pelanggaran HAM
dilakukan guna mempertahankan kekuasaan, dan
menumpuk harta kekayaan
KASUS - KASUS HAM ORDE BARU
PERISTIWA KASUS TAHUN KORBAN KETERANGAN
800.000 jiwa - 3.000.000
1965-1971 Pembantaian PKI 1965-1971 Kategori kasus politik
jiwa
Tanjung Priok Pembantaian Massal 1984 250 jiwa Kategori kasus politik

27 Juli Kompetisi Politik 1996 30 jiwa Kategori kasus politik

Makassar Penolakan Tarif 1985 4 Mahasiswa Tuntutan Mahasiswa

Haur Koneng Tanah 25 orang Dipolitisir sebagai PKI

DOM Aceh Pembantaian Massal 1980 - 1990 30.000 jiwa Dituduh GAM

Waduk Nipah Pembuatan waduk 47 jiwa Dituduh PKI

Lampung Warsidi 25 jiwa Dituduh GPK

Irian / Papua Pembantaian Massal 1970 - 1990 8.000 jiwa Dituduh GPK

Trisakti Turunkan Harga 1998 4 jiwa Tuntutan Mahasiswa

Tim Mawar Penculikan Aktivis 1996 - 1997 22 Orang Kategori Kasus Politik

Marsinah Pembunuhan 1 Orang Tuntutan Buruh

Udin Bernas Pembunuhan 1 Orang Pemberitaan Wartawan

Dan Lain-lain 1970 -1990 Sekitar 1.000.000 jiwa Dituduh PKI/NII/GPK


KASUS - KASUS ORDE BARU

Berbagai kasus lain sampai saat ini diperkirakan sekitar 200 kasus
pembunuhan/pembantaian yang dilakukan oleh Orde Baru dengan berbagai
motif. total perkiraan korban mencapai tidak kurang dari 1.000.000 jiwa
(meninggal). dengan demikian maka selama 32 tahun Orde Baru berkuasa
tidak kurang dari 4. 000.000 jiwa rakyat telah menjadi korban. bahkan
sejarawan Ong Hok Giam dalam suatu kesempatan pernah
menyampaikan bahwa, jika dibandingkan antara jumlah korban saat
kekuasaan kolonial Belanda selama 350 tahun dengan kekuasaan Orde
Baru selama 32 tahun maka jumlah korban saat Orde Baru berkuasa jauh
lebih besar dibandingkan dengan saat kolonial Belanda menjajah Indonesia.
KASUS PENGGUSURAN TANAH

PERISTIWA DAERAH LUAS TANAH KORBAN

Ciuleunyi Bandung - Jabar 300 hektare 1.000 KK

Raci Pasuruan - Jatim 2.000 hektare 4.000 KK

Grati Pasuruan - Jatim 8.000 hektare 12.000 KK

Nyamil Blitar - Jatim 90 hektare 400 KK

Kunir Lumajang - Jatim 80 hektare 400 KK

Pungguk Blitar - Jatim 36 hektare 150 KK

Nyinyir Blitar - Jatim 100 hektare 600 KK

Sunggal Medan - Sumut 167 hektare 200 KK

Tanjung Bulan Sum-Sel 12.000 hektare 100.000 KK

Martoba Pematang Siantar - Sumbar 54 hektare 130 KK

Percut Deli Serdang - Sumut 1.236 hektare 2.000 KK

Tuntungan Sumatera Utara 1.000 hektare 1.800 KK

Kedung Ombo Jawa Tengah 4 Kecamatan 27.000 KK

Pulau Bintan Riau Kepulauan 23.000 hektare 14.000 KK

SUTT / SUTET Jawa-Bali-Sumatera-Dll Ratusan Desa

Agra Binta Cianjur Selatan - Jabar 10 Desa 10.000 KK

Dan lain-lain 1.000.000 KK


KASUS PENGGUSURAN TANAH

Kasus penggusuran tanah lainnya masih berjumlah sangat banyak ( sekitar 1.800 kasus
yang tercatat ) di berbagai daerahdengan perkiraan korban gusuran tidak kurang dari
3.000.000 jiwa. Motif umum penggusuran ini adalah pengambilan hak tanah rakyat
menjadi Pabrik, Pangkalan Militer, Waduk dan sebagainya.
KASUS KKN OREDE BARU

KASUS PERKIRAAN KORUPSI (Rp.) KETERANGAN

Monopoli penanaman dan distribusi


BPPC 118 Milyar
Cengkeh

Timor 100 Milyar Manipulasi pembuatan Mobil Nasional

DAKAB 85 Milyar Manipulasi dan korupsi melalui Yayasan

SUPER SEMAR 90 Milyar Manipulasi dan korupsi melalui Yayasan

Tata Niaga Jeruk 32 Milyar Monopoli tata niaga jeruk di Kalimantan

Manipulasi dan korupsi Impor Gandum


Impor Gandum 800 Trilyun
dari AS

Jalan Tol 60 Trilyun Monopoli Pengelolaan Jalan Tol

Korupsi dan penyelundupan minyak di


PERTAMINA 77 Trilyun
Pertamina
Korupsi dan manipulasi pembelian listrik
Listrik Swasta 160 Trilyun
swasta
Korupsi, manipulasi dan konsesi Freeport
FREEPORT 200 Trilyun
di Papua
Korupsi dana Departemen yang tak tertulis
Dana Non Budgeter 200 Trilyun
di Budget

Mark Up dana BUMN 150 Trilyun Korupsi dan manipulasi dana BUMN

Dana Reboisasi 50 Milyar Korupsi dana Reboisasi untuk IPTN


KASUS KKN OREDE BARU

Diperkirakan masih ada sekitar 1.200 macam bentuk korupsi, kolusi dan manipulasi
yang dilakukan oleh Soeharto dan kroni-kroninya (Militer, birokrat dan
swasta/konglomerat ) dengan jumlah uang rakyat yang dikorupsi tidak kurang dari 220
Milyar Dollar AS, mulai tahun 1967 sampai saat ini (1998).
Kasus-Kasus Lain
Selain beberapa kualifikasi kasus tersebut diatas maka masih banyak terjadi kasus
lainnya yaitu antara lain adalah : Penangkapan semena-mena, Pembredelan Media
massa ( Tempo, Detik, Editor, dll ), Penculikan aktivis mahasiswa, Aktivis Buruh,
Penyalahgunaan kewenangan dan sebagainya.
WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai