Anda di halaman 1dari 5

SYOK KARDIOGENIK

KRITERIA DIAGNOSIS SYOK KARDIOGENIK

Ditetapkan oleh Myocardial Infarction Research Units of the National Heart, Lung, and Blood institute
 Tekanan arteri sistolik <90 mmhg atau 30-60 mmhg dibawah batas bawah sebelumnya.
 Adanya bukti penurunan aliran darah ke sistem organ-organ utama:
1. Keluaran urine <20ml/jam, biasanya disertai penurunan kadar natrium dalam urine
2. Vasokonstriksi perifer yang disertai gejala kulit dingin dan lembab
3. Gangguan fungsi mental
 Indeks jantung <2,1 L/menit/m²
 Bukti gagal jantung kiri dengan LVEDP/tekanan baji kapiler paru 18-21 mmhg.
 Kriteria ini mencerminkan gagal jantung kiri berat dengan adanya gagal kedepan dan kebelakang. Hipotensi sistolik
dan gangguan perfusi jaringan merupakan ciri kha syok
PENANGANAN

Langkah 1. Tindakan resusitasi Segera


 Tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan organ, mempertahankan tekanan arteri rata-rata untuk mencegah sekuele
neurologi dan ginjal.
 Memberikan aliran oksigen, intubasi atau ventilasi harus dilakukan segera jika ditemukan abnormalitas difusi oksigen.
 Dopamin dan noradrenalin (norepinefrin) untuk meningkatkan tekanan arteri rata-rata dengan hipotensi
 Dobutamin dan dopamin dalam dosis sedang untuk keadaan low output tanpa hipotensi yang nyata.
 Intra-aortic ballon counterpulsation (IABP) dikerjakan jika tersedia sebelum transportasi.
 Memonitor gas darah dan memberi tekanan udara positif berkelanjutan jika ada indikasi.
 Memonitor EKG dan mempersiapkan alat defribilator, obat antiaritmia seperti amiodaron dan lidokain
 Terapi fibrinolitik harus dimulai pada pasien dengan elevasi ST jika diantisipasi keterlambatan angiografi lebih dari 2 jam.
 Pada infark miokard dengan elevasi non ST yang menunggu kateterisasi, diberikan inhibitor glikoprotein IIb/IIIa
Langkah 2. Menentukan secara dini Anatomi Koroner
 Hal ini merupakan langkah penting dalam tatalaksana syok kardiogenik yang berasal dari kegagalan pompa (pump
failure) iskemik yang perdominan. Hipotensi diatasi segera dengan IABP. Syok mempunyai ciri penyakit 2 pembuluh
darah
Langkah 3. Melakukan revaskularisasi
Trial SHOCK merekomendasikan CABG emergensi pada pasien left main atau 3 pembuluh darah besar
Terapi Atrial Flutter :
 Pada pasien simtomatis dengan atrial flutter yang baru, terapinya kardioversi elektrik untuk mengembalikan irama
sinus.
 Flutter dapat diterminasi dengan stimulasi atrial dengan menggunakan pacemaker sementara atau permanen.
Prosedur ini digunakan setelah pemasangan kabel pacemaker pada tindakan operasi. Selain itu, beberapa jenis
pacemaker dan implantasi defibrilator dapat diprogram jika terjadi atrial flutter.
 Pasien yang tidak memerlukan tindakan kardioversi segera dapat memulai terapi farmakologis. Pertama, kecepatan
ventrikular diperlambat dengan obat AV block (beta blocker, CCB, atau digoxin). Setelah efektif diperlambat, dapat
diberi obat yang memperlambat atau memperpanjang periode refraktori (class IA, IC, III).
 Untuk terapi kronik dapat ditangani dengan ablasi kateter. Pada metode ini, elektroda kateter dimasukkan melalui
vena femoralis, melewati inferior vena cava, dan melakukan lokalisasi dan ablasi pada bagian reentran untuk
menghentikan secara permanen.

Anda mungkin juga menyukai