Anda di halaman 1dari 9

MYASTHENIA

GRAVIS
Feras Zaki A

Pembimbing : dr. Martin Firman Suryo Sp.S, FIPM


Myasthenia Gravis
• Suatu penyakit autoimun saraf perifer
• Terdapatnya antibodi terhadap reseptor asetilkolin
• Otot tidak mampu menerima sinyal dari saraf dan mengakibatkan
kelemahan.

• >> usia 20-50 tahun


• Lebih banyak mengenai wanita 6:4
• Bisa menyebabkan kegagalan pernapasan
Klasifikasi Myasthenia gravis
• berdasarkan The Medical Scientific Advisory Board (MSAB) of the Myasthenia Gravis Foundation of America (MGFA):
1. Kelas I, kelemahan otot okular dan mungkin disertai gangguan menutup mata, otot lain masih normal
2. Kelas II, kelemahan ringan pada otot selain okular, bisa juga terdapat kelemahan pada otot okular pada tingkat keparahan tertentu
2.a Kelas IIa, utamanya mempengaruhi ekstermitas, otot axial atau keduanya. Sedikit mempengaruhi otot-otot orofaringeal
2.b Kelas IIb, utamanya mempengaruhi otot-otot faringeal, otot pernafasan ataupun keduanya. Sedikit mengenai ekstremitas, otot axial
ataupun keduanya
3. Kelas III, kelemahan sedang pada otot selain okuler, bisa juga terdapat kelemahan pada otot okular pada tingkat keparahan tertentu
3.a Kelas IIIa, utamanya mempengaruhi ekstermitas, otot axial atau keduanya. Sedikit mempengaruhi otot-otot orofaringeal
3.b Kelas IIIb, utamanya mempengaruhi otot-otot faringeal, otot pernafasan ataupun keduanya. Sedikit mengenai ekstremitas, otot axial
ataupun keduanya
4. Kelas IV, kelemahan berat pada selain otot okuler, bisa juga terdapat kelemahan pada otot okular pada tingkat keparahan tertentu
4.a Kelas IVa, utamanya mempengaruhi ekstermitas, otot axial atau keduanya. Sedikit mempengaruhi otot-otot orofaringeal
4.b Kelas IVb utamanya mempengaruhi otot-otot faringeal, otot pernafasan ataupun keduanya. Sedikit mengenai ekstremitas, otot axial
ataupun keduanya
5. Kelas V, pasien yang membutuhkan intubasi dengan atau tanpa ventilasi mekanik (kecuali pada kasus manajemen post-operatif).
Penggunaan feeding tube tanpa intubasi menempatkan pasien pada kelas IVb
Adanya
autoantibodi
Patofisiologi Reseptor Ach

Penurunan keberadaan
jumlah reseptor ACh

gangguan transmisi sinyal


neuromuskular

kelemahan otot
Manifestasi klinis
Adanya kelemahan yang berfluktuasi dan kelemahan ini membaik dengan
istirahat.
• Kelemahan otot okular
• Kelemahan otot wajah
• Kelemahan otot bulbar
• Kelemahan otot ekstremitas
• Kelemahan otot respirasi
Diagnosis
• ANAMNESIS adanya kelemahan otot wajah bilateral menyebabkan timbulnya a mask like face dengan
adanya ptosis dan senyum yang horizontal. Terdapat juga kelemahan otot bulbar.
• PEMERIKSAAN FISIK
• Ptosis, diplopia
• Pem. Motorik melalui tes kekuatan otot
• Abduksi lengan kedepan ( 5 menit )
• Kapasitas vital
• Tanda neurologis lain DBM
• PEMERIKSAAN KHUSUS : Tes berhitung, Iceberg test, test waterberg, tes tensilon dan tes prostigmin
• Uji Lab
• Pemeriksaan EMG
Tata laksana
KESIMPULAN

1. Myasthenia gravis adalah suatu penyakit yang bermanifestasi sebagai kelemahan dan kelelahan otot yang bersifat
progresif, dimulai dari otot mata dan berlanjut keseluruh tubuh hingga ke otot pernapasan.
2. Myasthenia gravis disebabkan oleh kerusakan reseptor asetilkolin pada hubungan neuromuskular akibat penyakit
otoimun.
3. Gejala utama Myasthenia gravis adalah kelemahan otot setelah mengeluarkan tenaga yang sembuh kembali
setelah istirahat.
4. Diagnosis Myasthenia gravis ditegakkan berdasarkan riwayat penyakit dan gambaran klinis, serta tes diagnostik
yang terdiri atas: antibodi anti-reseptor asetilkolin, antibodi anti-otot skelet, tes tensilon, foto dada, tes
wartenberg, dan tes prostigmin.
5. Pengobatan Myasthenia gravis adalah dengan menggunakan obat-obat antikolinesterase yang kerjanya
menghancurkan asetilkolin, obat-obatan imunomodulator, serta bisa tymectomy.

Anda mungkin juga menyukai