M.H. A
Outline
What is AAS ?
3
What is AAS ?
http://www.science.org.au/academy/me
moirs/walsh2.htm#1
4
What is AAS ?
5
What is AAS ?
6
Prinsip
• Absorbsi cahaya oleh atom
• Na → 589 nm
• K → 766,5 nm
• Na mempunyai konfigurasi 1s2, 2s2, 2p6 dan 3s1.
• Tingkat dasar untuk elektron valensi 3s1 dan dapat
mengalami eksitasi ke tingkat 3p dengan energi 2,2eV
atau ke tingkat 4p dengan energi 3,6 eV yang masing
– masing bersesuaian dengan panjang gelombang
589,3 nm dan 330,2 nm
OVERVIEW
Proses dalam AAS melibatkan 2 langkah, yaitu:
1. Atomisasi sampel
Kerugian AAS:
• Single Element at a Time.
• Requires more Set-up time between Elements.
• Not the preferred method for screening samples for
numerous elemental content
Klasifikasi Spektroskopi Atom
ABSORPSI
Jika elektron menyerap (mengabsorpsi) foton
sehingga elektron berpindah dari orbital dengan
tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi.
EMISI
Jika elektron berpindah dari tingkat energi tinggi
ke tingkat energi rendah sehingga foton
dipancarkan sebanding dengan perbedaan
tingkat energi tsb.
ABSORPSI VS EMISI
ABSORPSI
EMISI
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Instrumentasi dalam Metoda Spetrometri Nyala
Skema alat
instrumen
atomic-absorption
Blue cone
Light path
Primary reaction zone
Region C
Preheating
Region B
Premixed C2H2 + O2
Fine droplets of solution
Region A
ATOMISASI ELEKTROTERMAL
• Semua sampel yang digunakan diatomisasi pada
tungku pengatoman (electrothermal).
• Batas deteksinya 100-1000x lebih rendah dari
metode aspirasi/penga
• kabutan.
• Hanya beberapa mL larutan sampel yang
digunakan.
• Prinsip Dasar:
• Wadah sampel dipanaskan untuk
menguapkan atom logam.
• Sampel dikeringkan (pelarut diuapkan) pada
110°C;
• diAbukan sampel "burn off" ( pada 200-
300°C);
• diatomisasi.(2000-3000°C)
• Jika dibandingkan dengan atomisasi nyala:
• Ada interaksi dengan sampel matriks dan
elektroda
• Reprodusibilitasnya rendah
Instrumental Methods of Analysis, Willard,Merritt, Dean and Settle,
• Batas deteksinya 1010-1012g (atau 1ppb) p. 147
dimungkinkan.
BAHAN BAKAR/OKSIDAN
• Nyala bersuhu rendah : unsur-unsur mudah
tereduksi (Cu, Pb, Zn, Cd)
• Nyala bersuhu tinggi: unsur yang sulit direduksi
(e.g. logam-logam alkali).
• Bahan bakar: natural gas, propana, butana, H2,
and asetien;
• Pengoksidasi - Udara and O2 (nyala suhu
rendah). N2O (nyala suhu tinggi).
• Karakteristik nyala:
• Sampel yang memasuki nyala diuapkan,
direduksi dan akhirnya dioksidasi.
• Daerah-daerah di dalam nyala bergantung pada:
• Laju aliran,
• Ukuran tetesan/kabut
• Kemudahan dioksidasi dari sampel.
• Posisi optimum nyala.
SIFAT-SIFAT NYALA
no Fuel-oxidant T MaximunBurning
(0K) velocity (cm s-1)
1 C2H8 - air 2267 39-43
N0
Nilai N*/N0 pada beberapa unsur
• Langsung dilarutkan
APLIKASI
Preparasi Sampel
Timbang ± 2,5 g sampel, masukkan ke dalam gelas beker.
Tambahkan 25 mL HNO3 pekat, tutup dengan gelas arloji,
CARA BASAH didihkan selama 30 – 45 menit untuk mengoksidasi senyawa
organik. Dinginkan larutan secara perlahan, tambahkan 10
mL HClO4 70%. Didihkan kembali hingga larutan menjadi
jernih.