Anda di halaman 1dari 26

Dr.

Ifa Siti Fasihah, SpOG


 Angka kejadiannya berkisar antara 0.4 – 4.7%
(Anwar, B,T. 2004).
 Th 2008 : 1-4%
 Penyakit jantung kongenital yang telah ada
pada diri pasien
 Komplikasi dari kehamilan itu sendiri : PEB,
Kardiomiopati peripartum
 Curah jantung /cardiac output
meningkat 30-50%, dimulai minggu
ke5 kehamilan.
Resistensi vaskuler menurun 20-30%
Frekwensi jantung meningkat 17%
Beban jantung meningkat.
 Pada trimester I mulai terjadi peningkatan
CO (cardiac output) selanjutnya berangsur-
angsur menurun sampai maksimum 40%
diatas nilai normal pada trimester II.
 Saat persalinan, CO meningkat saat kontraksi
uterus dan menurun saat kontraksi uterus
hilang
 Saat his, back flow 300-400 cc (auto transfisi)
 Pasca persalinan, terjadi perubahan pada
volume darah sirkulasi yang berasal dari
sirkulasi uteroplasenta, hal ini akan
meningkatkan beban jantung.
 Perubahan fisiologis dpt memicu gejala dan
temuan klinis yg mungkin mempersulit diagnosis
 Apex jantung bergeser kekiri atas.

 Efusi perikardium ringan


 Perubahan bunyi jantung : split BJ1, murmur
sistolik
 Penguatan upaya bernapas  dispneu
 Edema tungkai bawah

 Lelah dan intoleransi thd aktifitas fisik yg berat/


olahraga
 Kelainan katup disebabkan demam rheuma
 Kelainan kongenital
 Komplikasi hipertensi
 Peripartum kardiomiopati
 Kelas I (uncompromised):
Tidak ada pembatasan aktifitas fisik
Tidak ada gejala insufisiensi
Tidak ada angina

 Kelas II ( slightly compromised ):


Pembatasan ringan aktifitas fisik
Tidak nyaman saat aktifitas fisik biasa
Timbul nyeri angina
 Kelas III ( markedly compromised ):
Pembatasan nyata aktifitas fisik
Tidak nyaman saat aktifitas yang lebih
ringan dari aktifitas biasa
Nyeri angina, dispneu, palpitasi

 Kelas IV ( severely compromised ):


Tidak mampu melakukan aktifitas fisik
Gejala insufisiensi atau angina
dapat timbul saat istirahat
Kelompok I – Risiko minimal
(mortalitas 0-1%)
Kelompok 3- Risiko besar
Defek septum atrium (mortalitas 25-50%)
Defek septum ventrikel Hipertensi pulmonal
Duktus arteriosus paten
koarktasio aorta dengan
Penyakit katup trikuspid
kelainan katup
atau pulmonal
sindrom marfan dengan
Tetralogi Fallot yang
telah dikoreksi kelainan aorta
Katup bioprostetik
Mitral Stenosis , NYHA klas I & II
Kelompok 2- Risiko sedang
(mortalitas 5-15%)
2A: MS, NYHA Klas III dan IV
Stenosis aorta
Koarktasio aorta tanpa
kelainan katup
Tetralogi Fallot belum dikoreksi
Riwayat infark miokard
Sindrom Marfan, aorta normal
2B : MS disertai fibrilasi atrium
Katup artifisial
GEJALA
 Dispneu atau Ortopneu progresif
 Batuk malam hari
 Hemoptisis
 Sinkop
 Nyeri dada
TANDA
 Sianosis
 Clubbing finger
 Distensi vena jugularis menetap
 Murmur sistolik gr 3 atau lebih
 Murmur diastolik
 Kardiomegali
 Aritmia menetap
 Bunyi jantung ke2 terpisah, menetap
 Kriteria hipertensi pulmonal
 Kemungkinan perburukan saat hamil,
persalinan dan nifas
 Tinggal di RS lama
 Kemungkinan persalinan dengan tindakan
 Kemungkinan janin mengalami kelainan
jantung kongenital
 Abortus
 Prematuritas
 IUGR
 Gawat janin
 IUFD
Kelainan ibu kemungkinan Janin

Sind. Marfan 50%


Stenosis aorta 15-18%
Stenosis pulmonal 6-7%
Defek sept ventrikel 10-16%
Defek sept atrium 5-11%
PDA 4%
Tetralogi Fallot 2-3%
 Hampir semua dpt melanjutkan kehamilan
tanpa morbiditas
 Deteksi dini gagal jantung
 Ronkhi basal menetap disertai batuk pd
malam hari
 Penurunan kemampuan aktifitas mendadak
 Sesak napas disertai batuk
 Persalinan pervaginam
 SC atas indikasi obstetri
 Selama proses persalinan, posisi setengah
duduk, sedikit miring
 Ukur tanda vital diantara his
 Gejala gagal jantung : takikardi >
100x/men, takipneu > 24x/men.
 Percepatan kelahiran janin tidak selalu
menyebabkan perbaikan kondisi ibu.
 Atasi nyeri dg Analgesia epidural
 Alirandarah balik dari extravaskuler
terutama pada hari 3-10.
 Awasi kemungkinan gagal jantung
 Penyulit yg memicu gagal jantung :
Peradarah, anemia, infeksi, tromoemboli.
 Rencana sterilisasi tubektomi dilakukan
setelah hemodinamik normal kembali.
 Apakah benar-benar ingin hamil ?
 Kelainan jantung berat  terminasi
kehamilan
 Tirah baring
 persalin
 Kapasitas fungsional jantung
 Penyulit lain yang memperberat
 Perawatan yang diberikan
 Sosial ekonomi
• Mortalitas 3-4%
• Perlu antikoagulan. Warfarin saat tidak
hamil, tapi efeknya teratogenik.
• Heparin, aman, tapi efek kurang efektif.
• Risiko terbesar akibat tromboemboli dan
perdarahan.
• Katup bioprostetik jar. babi lebih aman
karena tidak perlu antikoagulan.
• Tapi tidak tahan lama, perlu pembedahan
ulang untuk penggantian .
 Diagnosis per exclusionam
 Mirip dengan kardiomiopati dilatasi
idiopatik pd orang dewasa yg tidak hamil
 Umumnya penyebab miokarditis virus
 Terjadinya gagal jantung pada bulan terakhir
kehamilan atau dalam 5 bulan pospartum.
 Tidak adanya kausa gagal jantung yang dapat
diidentifikasi
 Tidak ada penyakit jantung sebelum
kehamilan
 Disfungsi sistolik ventrikel kiri yg dibuktikan
oleh ekokardiografi
 Insiden 1: 1500-15.000 kehamilan
 Gejala dan tanda gagal jantung kongestif
 Dispneu, ortopneu, batuk, palpitasi, nyeri
dada.
 Kardiomegali
 Ekokardiografi : fraksi ejeksi <45%, fraction
shortening 30%
 Diuretik untuk mengurangi preload
 Hidralazin (vasodilator) untuk mengurangi
after load
 Digoksin jika tidak ada aritmia
 Heparin profilaktik
 Angka kematian 2%
 Pulih 28%, 75% nya perlu waktu 12 bulan

Anda mungkin juga menyukai