frekuensi sering (lebih dari 3X) dan dengan konsistensi yang tidak seperti biasanya (encer) WHO, 2010. PENYEBAB
Penyebab diare pada anak dapat disebabkan oleh jenis bakteri,
dan virus. Faktor yang berhubungan dengan kejadian diare bisa dilihat dari tiga faktor, yaitu: faktor lingkungan (sarana air bersih dan jamban); faktor risiko ibu (kurang pengetahuan, perilaku dan hygiene ibu) dan faktor risiko anak (faktor gizi dan pemberian ASI ekslusif), Adisasmito (2007). PENCEGAHAN DIARE
1. Mencuci tangan dengan sabun
2. Menjaga lingkungan tetap bersih 3. Sebelum Makan dan sesudah makan mencuci tangan 4. Membuang sampah pada tempatnya 5. Makanan di simpan dengan baik ditempat tertutup dan hindari kontak dengan lalat . TUJUAN UMUM
Tujuan umum dari aplikasi jurnal adalah untuk mengaplikasikan langkah-
langkah mencuci tangan dengan benar untuk mencegah terjadinya diare pada anak usia sekolah di tohjoyo gang III Singosari. Apikasi jurnal menggunakan metode analisis hubungan yaitu suatu bentuk analisis variable/data penelitian untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau arah hubungan diantara variable-variabel, dan besarnya pengaruh variable yang satu terhadap variable lainnya. Pendekatan yang digunakan adalah cross sectiona TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLING
Teknik sampling yang digunakan pada aplikasi
jurnal adalah cluster sampling, yaitu proses pengambilan sampel bila banyak objek yang diteliti atau sumber data sangat luas. Peneliti membagi wilayah Kabupaten Jember dalam 5 cluster. Masing-masing cluster dipilih secara random 2 SD. Dari tiap sekolah diambil secara acak 30 siswa, sehingga total sampel yang diambil adalah 300 siswa. Analisis data menggunakan Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata – rata intensitas diare pada anak sebelum pemberian
konseling cara mencuci tangan dengan baik dan benar. Pada pengaplikasian jurnal ini di dapatkan hasil dari 10 responden anak yang mengalami diare di wilayah tohjoyo gang iii singosari, rata - rata intensitas diare sebelum pemberian konseling cara mencuci tangan dengan baik pada anak. Di ketahui mayoritas anak yang mengalami diare adalah rata – rata umur 3 – 5 tahun dengan jumlah 6 responden dikarenakan anak umur 3-5 tahun belum begitu mengetahui cara mencuci tangan yang baik. Rata –rata intensitas diare pada anak sesudah diberikan konseling cara mencuci tangan yang baik, pada pengaplikasian pemberian konseling dengan cara cuci tangan didapatkan hasil dari 10 responden anak yang mengalami diare di wilayah Tohjoyo gang III Singosari, setelah diberikan konseling cara mencuci tangan diperoleh rata-rata intensitas diare adalah ringan. Terlihat penurunan intensitas diare sesudah diberikan konseling cara mencuci tangan dengan baik. Perilaku mencuci tangan yang baik perlu dipertahankan supaya kejadian diare dapat ditekan. Diare merupakan penyakit yang timbul karena perilaku hidup bersih dan sehat seseorang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian konseling dengan cara mencuci tangan pada anak yang diare berada pada kategori sedang dan setelah diberikan konseling cara mencuci tangan berada pada kategori ringan. KESIMPULAN DAN SARAN
• Berdasarkan hasil konseling keluarga tentang pencegahan diare dengan
cara mencuci tangan pada anak di tohjoyo gang iii singosari menyimpulkan bahwa: • Sebelum diberikan konseling tentang pencegahan diare dengan cara mencuci tangan, keluarga tidak memahami cara mencuci tangan yang baik dan benar • Sesudah diberikan konseling tentang pencegahan diare dengan cara mencuci tangan keluarga memahami cara mencuci tangan dengan baik sesudah beraktifitas • Berdasarkan konseling keluarga yang diberikan dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pemahaman sebelum dan sesudah konseling. SARAN
• Bagi instansi puskesmas
Memberikan solusi dan informasi bagi keluarga tentang efektifitas konseling keluarga tentang pencegahan diare • Bagi masyrakat Masyarakat dapat memahami apa yang sedang dialaminya sehingga mampu melakukan secara mandiri untuk mencegah terjadinya diare. DOKUMENTASI TERIMAKASIH