Anda di halaman 1dari 18

KOPERASI DALAM EKONOMI MIKRO

1. GAMBARAN UMUM EKONOMI MIKRO


Dalam pandangan ekonomi mikro, setiap perusahaan ( termasuk koperasi ) di pandang sebagai
badan usaha yang berusaha mencari laba yang maksimal. Jadi orientasinya adalah profit
motive. Sedangkan pada ekonomi koperasi, orientasinya bukan laba ( non-profit ) tetapi
cenderung ke service oriented ( maksimalisasi pelayanan ).

Dalam literatur ilmu ekonomi, teori ekonomi di bagi menjadi dua bagian pokok, yaitu
Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro. Teori Ekonomi Makro mempelajari variabel-
variabel ekonomi secara keseluruhan atau totalitas, misalnya konsumsi nasional,
investasi nasional, pengeluaran pemerintah.

Sedangkan Teori Ekonomi Mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi beserta hubungannya


secara individual seperti konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan dan hubungan antara
sektor rumah tangga dengan perusahaan ( dalam hal ini disebut pasar ).

Dengan demikian teori ekonomi mikro merupakan


pemecahan atau disagregasi dan variabel-variabel
ekonomi mikro.
Teori ekonomi mikro membahas arus barang dan jasa dari sektor perusahaan ke sektor rumah tangga, arus faktor
produksi dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan, susunan arus tersebut dan terciptanya harga dari arus
tersebut. Ekonomi bukan suatu usaha untuk memperoleh kepuasan maksimum dari sumber daya yang bebas dan
mempunyai satu tujuan. Kebanyakan sumber daya menutut harga dan tujuan dari penggunaan sumber daya hanya
satu tetapi ada beberapa tujuan yang menjadi alternatif (pilihan) dalam pengambilan keputusan.

Jadi teori ekonomi mikro pada dasarnya


membahas pilihan terhadap alternatif-alternatif
penggunaan sumber daya.
Dengan demikian teori ekonomi mikro mempelajari 3 kegiatan pokok manusia dalam masyarakat, yaitu :
• Kegiatan Produksi
Kegiatan Produksi di lakukan guna menghasilkan produk ( barang/jasa) yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen.
• Kegiatan Konsumsi
Kegiatan Konsumsi dilakukan guna memenuhi kebutuhan dan keinginan akan barang an jasa yang di
hasilkan oleh sektor perusahaan. Sektor rumah tangga di samping melakukan kegiatan konsumsi juga
menyediakan tenaga dan faktor-faktor produksi lain sebagai input bagi proses produksi sektor
perusahaan.
• Kegiatan Pertukaran
Kegiatan pertukaran menimbulkan konsep baru dalam teori mikroekonomi yaitu konsep pasar.
Dengan demikian pasar adalah pertemuan antara permintaan dan
penawaran akan sumber daya, barang dan jasa. Pasar tidak hanya diartikan
sebagai lokasi geografis tetapi lebih luas lagi di mana batas-batas geografis
tersebut diabaikan karena komunikasi modern memungkinkan pembeli dan
penjual bertemu tanpa pernah melihat wajah satu sama lain.

Ada 2 jenis pasar yang berperan dalam perekonomian, yaitu pasar input dan pasar
output. Di pasar input para produsen akan membeli faktor-faktor produksi dari
sektor rumah tangga konsumen, misalnya : tenaga kerja, tanah, bahan baku,
gedung , dan lain-lain. Sedangkan di pasar output sektor perusahaan akan menjual
barang/jasa kepada sektor rumah tangga konsumen. Konsumen akan membeli
barang dan jasa tersebut, sehingga ada aliran uang dari konsumen kepada
produsen.
Dari uraian di atas jelaslah bawah ekonomi mikro mempelajari ketiga kegiatan tersebut.
Selanjutnya konsep itu menjadi dasar pembahasan teori ekonomi mikro, yang dibagi ke
dalam tiga kelompok besar teori, yaitu :
• Teori Perilaku Konsumen
Teori perilaku konsumen lebih banyak mempelajari bagaimana membelanjakan
pendapatan yang terbatas sehingga dapat memberikan kepuasan maksimum kepada
konsumen yang bersangkutan.
• Teori Perilaku Produsen
Perilaku produsen lebih banyak mempelajari bagaimana mengombinasikan faltor-faktor
produksi sehingga memperoleh prodksi optimal.
• Teori Pasar
Pasar akan menghubungkan antara produsen dengan konsumen. Ada beberapa jenis
passar yang dipelajari dalam ekonomi mikro, seperti di pasar output di pelajari pasar
monopoli, oligopoli, persaingan monopolistik, dam pasar persaingan sempurna.

Mengingat kopersi adalah sebagai badan usaha sebagaimana banyaknya


perusahaan nonkoperasi, maka pembahasan dalam teori ekonomi koperasi
tidak akan membahas mengenai teori perilaku konsumen secara rinci.
Skema hubungan antara sektor produsen dan sektor rumah tangga
konsumen di gambarlam seperti berikut ini :

Output Produsen

Pendapatan Produsen

Rumah Tangga Rumah Tangga


v
Konsumen Produsen

Input Produsen

Pendapatan Konsumen

Gambar 6.1
Skema Hubungan Sektor Produsen Dengan Konsumen
Skema itu menjelaskan bagaimana mekanisme pasar bekerja. Sektor rumah tangga
membeli barang dan jasa dari sektor perusahaan di pasar produk dan sebaliknya imbalan
sektor perusahaan menerima uang. Dalam arus ini sektor rumah tangga berperan sebagai
penjual. Sektor rumah tangga menawarkan faktor produksi yang dimilikinya ( tanah,
tenaga kerja, modal dan keahlian) kepada sektor produsen (perusahaan). Transaksi ini
terjadi di pasar faktor produksi ( pasar input ), sedangkan transaksi barang dan jasa terjadi
di pasar produk ( pasar output )
Berbeda dengan perusahan individual yang berorientasi pada maksimisasi laba, perusahaan
koperasi mempunyai dua misi utama yaitu pelayanan terhadap anggotanya dan meingkatkan
pertubuhan badan usaha kopeasi sendiri. Untuk meningkatkkan pelayananan pada
anggotanya, kopensi dapat menjadikan anggota sebagai sekmen pasar yang potensial bagi
peningkatan pelayanan tersebut. Dari sudut ekonomi mikro, perusahaan koperasi
menghadapi 2 pasar yang potensial, yaitu pasar internal dan pasar eksternal

• Pasar Internal
Pasar antara perusahaan koperasi dengan anggotanya, sedangkan.
• Pasar Eksternal
Pasar antara perusahaan koperasi dengan non anggota atau anggota potensial.
Bila di gambarkan dalam sebuah diagram aliran
barang dan uang antara perusahan koperasi dengan
anggota da non anggota, akan terlihat sebagai
berikut.
Output Produsen Output Produsen
Pendapatan Koperasi
Pendapatan Koperasi

Anggota Badan Usaha Non Anggota


Koperasi

Input Koperasi Input Koperasi


Pendapatan Anggota
Pendapatan Anggota
Gambar 6.2
Bagan Sirkulasi Aliran Barang dan Uang
di Pasar Internal dan Pasar Eksternal Koperasi
Gambar 6.2 menunjukan ada 2 pasar pada koperasi, yaitu pasar internal dan pasar
ekternal. Di pasar internal anggota akan berpatisipasi dalam pembelian barang/ jasa
kepada badan usaha koperasi sebagai imbal baliknya, badan usaha koperasi
memperoleh pendapatan dari hasil penjualan tersebut. Jadi ada aliran barang/ jasa dari
badan usaha koperasi ke anggota dan ada aliran pendapatan dari anggota kepada
koperasi.
Di pasar eksternal koperasi dapat berperilaku seperti halnya perusahaan individual yaitu
memaksimumkan keuntungan dari produk yang di jualnya. Koperasi akan membeli barang atau jasa
kepada anggota atau non anggota sebagai input bagi koperasi.

Jika koperasi menuntukan harga yang lebih rendah kepada anggota dari
pada kepada non anggota, maka harga yang sesungguhnya akan berada di
antara harga untuk anggota dan harga untuk non aggota, sehingga akan
lebih rendah dari pada harga pada saat keuntungan maksimal sebagaimana
yang di tetapkan perusahaan non koperasi.

Jadi koperasi yang mempunyai kemampuan sama dengan


perusahaan non koperasi akan melahirkan kebijakan harga dan
output yang berbeda.
Adanya pasar internal dan pasar eksternal pada organisasi
koperasi membawa konsukuensi tertenu terhadap distribusi
surplus.

Jika koperasi melayani kebutuhan anggotanya, maka setiap transaksi anggota


dengan koperasinya akan memberikan konstribusi tertentu terhadap
pembentukan SHU. Kontribusi ini di nilai sebagai jasa anggota.

Service oriented yang diarahkan kepada anggota dapat berwujud harga


pelayanan dan sisa hasil usaha yang di dapatkannya pada akhir tahun buku.
Harga pelayanan yang di maksud di sini adalah selisih harga umum dengan
harga koperasi.
Tabel 6.1
Contoh Distribusi SHU Kepada Anggota Koperasi

Anggota Partisipasi Konstribusi Kontribusi SHU per


Insentif (Rp ) Terhadap Jasa Anggota Anggota ( Rp
SHU ( Rp ) )
A 2.000.000,00 600.000,00 (6/100) 300.000,00
B 3.000.000,00 1.200.000,00 (12/100) 600.000,00
C 4.000.000,00 1.400.000,00 (14/100) 700.000,00
D 1.000.000,00 200.000,00 (2/100) 100.000,00
E 5.000.000,00 1.500.000,00 (15/100) 750.000,00
F 2.000.000,00 500.000,00 (5/100) 250.000,00
G 7.000.000,00 2.000.000,00 (20/100) 1.000.000,00
H 3.000.000,00 700.000,00 (7/100) 350.000,00
I 2.000.000,00 700.000,00 (7/100) 350.000,00
J 3.000.000,00 1.200.000,00 (12/100) 600.000,00

Jumlah 32.000.000,00 10.000.000,00 100 5.000.000,00


Harga pelayanan merupakan manfaat ekonomi langsung yang di rasakan oleh
anggota. Tentu saja hal ini berlaku jika harga beli di koperasi lebih rendah dari
pada harga umum, atau tingkat bunga pinjaman di koperasi lebih rendah dari
pada tingkat bunga pinjaman di pasaran umumnya. Dengan cara lain harga
pelayanan ini berlaku jika nilai penjualan melalui koperasi lebih tinggi dari pada
nilai penjualan ke perusahaan lain.

Sisa hasil usaha pada dasarnya adalah hasil usaha koperasi setelah di kurangi harga
pelayanan. Semakin banyak transaksi seorang anggota akan semakin besar kontribusinya
terhadap pembentukan SHU. Besarnya SHU ini nantinya akan menjadi dasar bagi
perhitungan jasa anggota yang pada akhirnya akan menentukan besarnya SHU yang di
terimanya.

Dengan demikian adalah SHU manfaat


ekonomi yang tidak langsung di rasakan
oleh anggota.
Profit oriented yang di tunjukan kepada non anggota akan menghasilkan hasil
usaha tertentu yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan koperasi. Hasil usaha
ini sebagian besar di gunakan untuk pembentukan cadangan. Dengan cadangan
ini di harapkan koperasi dapat tumbuh dan berkembang sehingga dapat
meningkatkan pelayanan terhadap anggotanya. Tentu saja semakin besar hasil
usaha akan semakin besar pula nilai pelayanan yang dapat di berikan koperasi.

Tetapi seperti halnya dalam dunia nyata pada umumnya, terdapat jarak
yang cukup jauh antara koperasi murni dengan korporasi murni. Semakin
besar koperasi bertransaksi dengan non anggota di banding dengan
transaksi dengan anggota maka akan semakin besar hasil usaha yang
tebentuk dari transaksinya dengan non anggota. Besarnya hasil usaha ini
terutama karna laba yang di peroleh dari hasil penjualan tidak lagi di
kurangi harga pelayanan sehingga hasil usahanya lebih besar dari pada
sisa hasil usaha yang di hasilkan oleh anggota.
Jika seorang investor menanamkan modalnya pada sebuah korporasi , ia
akan memperoleh tingkat pengembalian atas investasinya walaupun ia
tidak turut mengelola korporasi tersebut. Tentu saja agar koperasi tetap
mempunyai ke unggulan, jika investor tersebut menanamkan modalnya
pada koperasi, maka ia harus memperoleh pengembalian atas
investasinya walaupun ia tidak pernah berpartisipasi insentif terhadap
koperasinya. Jika hal ini tidak di perhitungkan, maka tidak akan ada daya
tari invetor untuk menanamkan modalnya pada koperasi, dan koperasi
akan terus berada di bawah perusahaan non koperasi. Semakin besar
investasinya akan semakin besar tinglat pengembalian atas investasi
tersebut.
2. SASARAN PERUSAHAAN KOPERASI
Mengingat teori ekonomi mikro disebut juga teori harga, maka aturan
harga macam apa yang dapat diikuti oleh koperasi ? Dalam teori koperasi
yang tradisional sasaran yang tak boleh diikuti adalah meminimumkan
harga-harga input yang harus di bayar anggota.

Pada koperasi ada 5 aturan penetapan harga dan masing-masing koperasi


dapat menguunakan salah satu dari kelima ini sesuai dengan kesepakatan
yang di tetapkan bersama para anggota. Untuk mudahnya di berikan
ilustrasi grafik bagi perusahaan atau koperasi yang bergerak di pasar
persaingan tidak sempurna.

Perbedaannya hanyalah bahwa kurva demand dan MR pada pasar


persaingan sempurna adalah elatis sempurna dan sejajar dengan
sumbu kuantitas, sedangkan pada pasar persaingan tidak
sempurna kurva demand dan MR-nya akan elastis dan turun dari
kiri atas ke kanan bawah.
Kelima aturan yang di maksud adalah :
• Memaksimmkan Profit
• Memaksimumkan Output
• Meminimumkan Biaya Rata-rata
• Keseimbangan Kompetitif
• Memaksimumkan Dividen (SHU) per anggota

Dari kelima alternatif penetapan harga, alternatif-


alternatif perilaku memaksimumkan output,
meminimumkan biaya rata-rata dan pemecahan
kompetitif ( kesetimbangan kompetitif ) adalah yang
paling sering di gunakan sebagai aturan yang cukup
untuk keputusan-keputusan mengenai harga
koperasi.
Sturktur penetapan harga pada kondisii koperasi yang menjual
produk kepada para anggota pada harga yang terendah tanpa
menderita kerugian merupakan strategi harga optimal bagi
koperasi tersebut. Masing-masing aturan memberikan corak
tertentu pada setiap kelopmpok dalam koperasi. Kebijaksanaan
harga yang cocok untuk kelompok tertentu, mungkin merupakan
hal yang di tentang oleh kelompok lain.

Sebagai contoh, kelompok manajemen bisa jadi mengingatkan


strategi memaksimumkan profi sebab profit yang tinggi bisa di
lihat sebagai indikator keberhasilan koperasi lewat dampak
keberhasilan manajemen.
( RP )

P5
P4

P3
P2
P1

0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q ( Quantity)

Anda mungkin juga menyukai