Anda di halaman 1dari 25

FARMAKOLOGI FISIOTERAPI

KELOMPOK 2
DIV FISIOTERAPI
Kelompok 2 ( 011-020 )
Halidadjiah
Harnindah
Hasriani *Tidak aktif*
Indah Yuliani
Irianto Dulu *Tidak aktif*
Irna Suleman
Ismayanti Firdani *Tidak aktif*
Martia Sari
Maya Triyanita
Miftah Chaerani
Nyeri dan penggolongannya

Nyeri dikatakan sebagai salah satu tanda alami dari suatu


penyakit yang paling pertama muncul dan menjadi gejala yang
paling dominan diantara pengalaman sensorik lain yang dinilai oleh
manusia pada suatu penyakit. Nyeri membuat kita menjauhkan diri
dari hal berbahaya yang dapat menyebabkan stimulus noksius yaitu
akar dari suatu nyeri.

Nyeri sendiri menurut patofisiologinya dapat dibagi atas 4, yaitu


a. Nyeri nosiseptif atau nyeri inflamasi, yaitu nyeri yang timbul
akibat adanya stimulus mekanis terhadap nosiseptor
b. Nyeri neuropatik, yaitu nyeri yang timbul akibat disfungsi primer
pada system saraf.
c. Nyeri idiopatik, nyeri dimana kelainan patologik tidak dapat
ditemukan
d. Nyeri psikologik, bersumber dari emosi/psikis dan biasanya tidak
disadari
MEKANISME NYERI INFLAMASI
Fenomena nyeri timbul oleh karena adanya
kemampuan system saraf untuk merubah bebagai
bentuk stimuli mekanikal, thermal dan kimia
menjadi potensial aksi yang dapat dijalarkan ke
sistem saraf pusat (SSP).
Berdasarkan mekanismenya nyeri dapat
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
• Nyeri fisiologis
• Nyeri neuropatik
• Nyeri inflamasi (nosiseptif)
GEJALA-GEJALA YANG TIMBUL PADA
PERADANGAN ANTARA LAIN:
1. Eritema (kemerahan)
Kemerahan terjadi pada tahap pertama dari proses inflamasi. Darah berkumpul
pada daerah cedera jaringan akibat pelepasan mediator-mediator kimia tubuh
(kinin, prostaglandin, histamin)
1. Edema (pembengkakan)
Pembengkakan merupakan tahap kedua dari inflamasi.Plasma merembes ke
dalam jaringan intestinal pada tempat cedera.Kinin mendilatasi arteriol
meningkatkan permeabilitas kapiler.
1. Kolor (panas)
Panas pada tempat inflamasi disebabkan oleh bertambahnya pengumpulan
darah dan mungkin juga karena pirogen (substansi yang menimbulkan demam)
yang mengganggu pusat pengatur panas pada hipotalamus
1. Dolor (nyeri)
Nyeri disebabkan oleh pembengkakan dan pelepasan mediator-mediator kimia.
1. Functio laesa (hilangnya fungsi)
Karena penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri,
yang mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena (Kee dan Hayes, 1996).
OBAT-OBAT PILIHAN

Obat antiinflamasi dibagi jadi dua: golongan


steroid dan nonstreoid.
1. Golongan kortikosteroid.
Obat ini merupakan antiinflamasi yang poten (yang
sangat kuat).Karena obat-obat ini menghambat
enzim phospholipase A2 sehingga tidak terbentuk
asam arakidonat.
Contoh: hidrokortison (di Indonesia cuma ada
topikal), deksametason, prednisone, betametason,
metilprednisolon
a. HIDROKORTISON (Salep atau Krim)

mekanisme kerja: Menurunkan inflamasi dengan menekan migrasi


leukosit polimorfonuklear, dan peningkatkan permeabilitas kapiler
Efek Samping: Hidrokortison memiliki efek imunosupresan, efek
anti radang yang kuat,serta meningkatkan tekanan darah dan kadar
gula darah. Hidrokortison bekerja sebagai antagonis fisiologis untuk
insulin dengan meningkatkan glikogenolisis (penguraian glikogen),
lipolisis (penguraian lipid),dan proteinolisis (penguraian protein),
menurunkan pembentukan glikogen di hati, meningkatkan
mobilisasi, asam amino dan badan keton ekstrahepatik. Ini akan
meningkatkan kadar glukosa di dalam darah.
Penggunaan:
Anak sampai usia 1 tahun, 25 mg
Anak 1-5 tahun, 50 mg
Anak 6-12 tahun, 100 mg

Indikasi:
Osteoarthritis, Rheumatoid Arthritis, Asma bronkial.

Interaksi dengan obat lain:


Obat-obat yang menginduksi enzim-enzim hepatik, seperti fenobarbital, fenitoin,
dan rifampisin dapat meningkatkan klirens kortikosteroid.Oleh sebab itu jika terapi
kortikosteroid diberikan bersama-sama obat-obat tersebut,maka dosis
kortikosteroid harus ditingkatkan untuk mendapatkan hasil sebagaimana yang
diharapkan.
Interaksi dengan makanan:
Ketika dalam terapi dengan hidrokortison sistemik, sebaiknya kurangi konsumsi
garam, dan makan makanan yang banyak mengandung kalium dan tinggi protein
Bentuk sediaan:
Tablet, Salep, Krim, Serbuk untuk Injeksi

Stabilitas penyimpanan:
Simpan dalam wadah aslinya, dalam ruang dengan suhu kamar, jauhkan dari
lembab, panas, dan sinar matahari langsung.
b. DEXAMETHASONE

Dexamethasone Harsen adalah obat anti inflamasi dan anti alergi


yang sangat kuat. Sebagai perbandingan Dexamethasone 0.75 mg
setara obat sbb: 25 mg Cortisone, 20 mg hydrocortisone, 5 mg
prednisone, 5 mg prednisolone.
• Kontra Indikasi:
Dexamethasone Harsen tidak boleh diberikan pada penderita
herpes simplex pada mata, tuberkulose aktif, peptio ulcer aktif atau
psikosis kecuali dapat menguntungkan penderita. Jangan diberikan
pada wanita hamil karena akan terjadi hypoadrenalism pada bayi
yang dikandungnya atau diberikan dengan dosis yang serendah-
rendahnya.
• Komposisi:
Tiap tablet Dexamethasone Harsen mengandung:
– Dexamethasone 0.5 mg
– Dexamethasone 0.75 mg.

Tiap ml injeksi Dexamethasone Harsen mengandung:


Dexamethasone Sodium phosphate 5 mg.
• Efek Samping:
Pengobatan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan efek katabolik
steroid seperti kehabisan protein, osteoporosis dan penghambatan
pertumbuhan anak.Penimbunan garam, air dan kehilangan potassium
jarang terjadi bila dibandingkan dengan beberapa glucocorticoid lainnya.
Penambahan nafsu makan dan berat badan lebih sering terjadi
• Dosis:
Dewasa:
Oral: 0.5 mg - 10 mg per hari (rata-rata 1.5 mg - 3 mg per hari)
Parenteral: 5 mg - 40 mg per hari
Untuk keadaan yang darurat diberikan intra vena atau intra muskular.
Anak-anak: 0.08 mg - 0.3 mg/kg berat badan/perhari dibagi dalam 3 atau
4 dosis.
2. Golongan NSAID (Non steroid anti
inflammatory drug)
Obat golongan AINS menghambat COX
sehingga tidak terbentuk prostaglandin dan
tromboksan. Namun potensinya lebih kecil
daripada golongan steroid
Contoh:
a.PARASETAMOL / ACETAMINOPHEN
Sambungan Paracetamol…
Paracetamol utamanya digunakan untuk
menurunkan panas badan yang disebabkan
oleh karena infeksi atau sebab yang
lainnya.Disamping itu, paracetamol juga dapat
digunakan untuk meringankan gejala nyeri
dengan intensitas ringan sampai sedang.Ia
aman dalam dosis standar, tetapi karena
mudah didapati, overdosis obat baik sengaja
atau tidak sengaja sering terjadi.Obat yang
mempunyai nama generik acetaminophen ini,
dijual di pasaran dengan ratusan nama
dagang. Beberapa diantaranya adalah Sanmol,
Pamol, Fasidol, Panadol, Itramol dan lain lain.
Parasetamol termasuk ke dalam kategori
NSAID sebagai obat anti demam, anti pegel
linu dan anti-inflammatory.Inflammation
adalah kondisi pada darah pada saat luka pada
bagian tubuh (luar atau dalam) terinfeksi,
sebuah imun yang bekerja pada darah putih
(leukosit).Contoh pada bagian luar tubuh jika
kita terluka hingga timbul nanah itu tandanya
leukosit sedang bekerja, gejala inflammation
lainnya adalah iritasi kulit.
• Bahaya Parasetamol
Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti
permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan
darah, ginjal atau duktus arteriosus pada
janin.Parasetamol relatif aman digunakan, namun pada
dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.Risiko
kerusakan hati ini diperparah apabila pasien juga
meminum alkohol.
• Dosis
Jika tidak ada masalah di organ hati, dosis maksimum
paracetamol untuk orang dewasa adalah 4 gram
(4000mg) per hari atau 8 tablet paracetamol 500 mg.
b. ASPIRIN / ASETOSAL / ASAM ASETIL SALISILAT

Aspirin (Asetosal) adalah nama dagang untuk jenis obat


turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai
senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor),
antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi
(peradangan) yang dikeluarkan oleh Bayer. Aspirin juga
merupakan obat antidemam kuat dan mempunyai efek
menghambat agregasi trombosit pada dosis rendah (40 mg)
sehingga selain sebagai analgesik aspirin dewasa ini banyak
digunakan sebagai alternatif dari antikoagulansia.Aspirin
mengandung zat aktif berupa asam asetilsalisilat.
• Dosis
Dosis optimum analgesik atau antipiretik aspirin, lebih kecil dari
dosis oral 0,6 mg yang lazim digunakan. Dosis yang lebih besar
dapat memperpanjang efeknya. Dosis lazim dapat diulang setiap 4
jam dan dosis lebih kecil (0,3 g) setiap 3 jam. Dosis untuk anak-anak
sebesar 50-75 mg/kg/hari dalam dosis terbagi.Dosis anti-inflamasi
rata-rata 4 g/hari dapat ditoleransi oleh kebanyakan orang dewasa.
Pada anak-anak, biasanya dosis 50-75 mg/kg/hari menghasilkan
kadar darah yang adekuat. Kadar darah 15-30 mg/dL disertai
dengan efek anti-inflamasi

• Efek Samping
Efek terhadap saluran cerna
Pada dosis yang biasa, efek samping utama adalah gangguan pada
lambung (intoleransi).Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga
yang cocok. Gastritis yang timbul pada aspirin mungkin disebabkan
oleh iritasi mukosa lambung oleh tablet yang tidak larut, karena
penyerapan salisilat nonionisasi di dalam lambung atau karena
penghambatan prostaglandin pelindung.
• Efek susunan saraf pusat
Dengan dosis yang lebih tinggi, penderita bisa mengalami “salisilisme”
(tinnitus atau penurunan pendengaran dan vertigo) yang reversibel
dengan pengurangan dosis.Dosis salisilat yang lebih besar lagi dapat
menyebabkan hiperpnea melalui efek langsung terhadap medulla
oblongata. Pada kadar salisilat toksik yang rendah, bisa timbul respirasi
alkalosis sebagai akibat peningkatan ventilasi.
• Efek lain
Aspirin dalam dosis harian 2 gr atau lebih kecil biasanya meningkatkan
asam urat, sedangkan dosis lebih dari 4 g/hari akan menurunkan kadar
asam urat sampai di bawah 2,5 mg/dL. Aspirin dapat menimbulkan
hepatitis ringan yang biasanya asimtomatik, terutama pada penderita
yang mendasarinya seperti lupus eritematosus sistemik serta artritis
rematoid juvenilis dan dewasa.
Farmakokinetik
• Penyerapan:
Tingkat penyerapan aspirin dari saluran gastrointestinal (GI) tergantung
pada ada atau tidak adanya makanan, pH lambung (ada atau tidak adanya
antasida GI), dan faktor fisiologis lainnya. Setelah penyerapan, aspirin
dihidrolisis menjadi asam salisilat dalam dinding usus dan selama
metabolisme pertama-pass dengan kadar plasma puncak asam salisilat
yang terjadi dalam 1 sampai 2 jam dari dosis.
• Distribusi:
Asam salisilat secara luas didistribusikan ke seluruh jaringan dan cairan
dalam tubuh termasuk sistem saraf pusat (SSP), ASI, dan jaringan
janin.Konsentrasi tertinggi ditemukan dalam plasma, hati, ginjal,
jantung, dan paru-paru.Protein pengikatan salisilat adalah konsentrasi
tergantung, yaitu, nonlinier.
• Metabolisme:
Aspirin yang memiliki waktu paruh sekitar 15 menit, dihidrolisis dalam
plasma asam salisilat sehingga kadar plasma aspirin mungkin tidak
terdeteksi 1 sampai 2 jam setelah pemberian dosis. Asam salisilat, yang
memiliki kehidupan plasma setengah dari sekitar 6 jam, adalah
terkonjugasi dalam hati untuk membentuk asam salicyluric, glukuronat
fenolik salisil, salisil asil glukronat,asam gentisic, dan asam gentisuric.
• Farmakodinamik
Efektivitas aspirin terutama disebabkan oleh kemampuannya
menghambat biosintesis prostaglandin. Kerjanya menghambat enzim
siklooksigenase secara ireversibel (prostaglandin Sintetase), yang
mengkatalisis perubahan asam arakidonat menjadi senyawa
endoperoksida pada dosis yang tepat, obat ini akan menurunkan
pembentukan prostaglandin maupun tromboksan A2, tetapi tidak
leukotrien.
c. Ibuprofen
Ibuprofen adalah obat yang sering digunakan
untuk meringankan peradangan serta rasa sakit
atau nyeri pada tubuh, yang dapat disebabkan
oleh sakit kepala, sakit gigi, nyeri punggung,
artritis, kram menstruasi atau cedera ringan.
Akan tetapi, obat ini dapat menimbulkan efek
samping serius seperti resiko gangguan jantung
dan stroke. Segeralah mencari bantuan medis jika
mengalami masalah jantung seperti nyeri dada,
lesu, sesak napas, serta masalah keseimbangan.
A. HYDROTHERAPY

1. Hot Packs
Fisioterapis membalutkan hot pack basah
kemudian membalutnya lagi dengan beberapa lapis
handuk kemudian meletakkannya ke daerah yang
membutuhkan perawatan. Hot pack ini dapat
menurunkan nyeri yang disebabkan oleh ketegangan
atau kekakuan otot.

2. Cold Packs
Cold pack adalah gel beku yang digunakan
fisioterapi untuk merawat daerah yang nyeri dan
peradangan.
B. ULTRASOUND

Mesin ultrasound adalah modalitas fisioterapi


yang pemanfaatannya dengan menggunakan
gelombang suara berfrekuensi tinggi.Gelombang
suara ini disalurkan di sekitar jaringan dan
pembuluh darah, gelombang suara tersebut
menembus ke otot sehingga otot menjadi hangat
dan otot relaks. Fisioterapis juga dapat mengatur
frekuensi dari gelombang ultrasound sehingga
bisa dimanfaatkan untuk mengurangi
peradangan.
C. ELECTRICAL STIMULASI
Electrical stimulasi menggunakan arus listrik yang menyebabkan satu atau
kelompok otot tertentu berkontraksi. Selama proses penguat otot, terjadilah
kontraksi otot yang meningkatkan asupan darah kedaerah yang diberikan arus
sehingga meningkatkan proses penyembuhan.

1. TENS (Transcutaneus electrical nerve stimulation)

Transcutaneus electrical nerve stimulation (TENS) merupakan suatu cara


penggunaan energi listrik guna merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit
dan terbukti efektif untuk merangsang berbagai tipe nyeri.

alat ini dioperasikan dengan baterei kecil danmenggunakan transmisi listrik


dan bermanfaat menurunkan nyeri. Elektroda di letakkan didaerahyang
bersangkutan yang mengalami nyeri. Mesin dihidupkan dan arus listrik disalurkan
lewatelektroda. Perasaan geli terasa dibawah kulit dan otot. Sinyal ini berfungsi
menggangu sinyalnyeri. Sinyal dari tens ini mempengaruhi syaraf-syaraf pada
daerah yang diaplikasikan tens danmemutus sinyal nyeri sehingga pasien
merasakan nyerinya berkurang. Tujuan pemberian TENSMemeilhara fisiologis
otot dan mencegah atrofi otot, re-edukasi fungsi otot, modulasi nyeritingkat
sensorik, menambah Range Of Motion (ROM)/mengulur
tendon, memperlancar peredaran darah dan memperlancar resorbsi oedema.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
?
• Qabul : apakah ada obat tradisional yang
dapat meredahkan inflamasi?
• Alprida : apa efek yang terjadi bg hati dan
ginjal dari obat dexamETHASONE dan
HIDROKORTISON
• Muslim : apakah ada obat yang lebih
memperparah dalam penyembuhan nyeri
akibat inflamasi?

Anda mungkin juga menyukai