Anda di halaman 1dari 49

SKRINING TB PARU AKTIF

DENGAN METODE PENEMUAN


PASIEN TB SECARA AKTIF/MASIF
Latar Belakang
• Tuberkulosis paru (TB Paru) -> bakteri Mycobacterium tuberculosis
Infeksi Kronis Menular Kesakitan, Kecacatan, Kematian

• Angka Kasus semakin Bertambah VS Penemuan kasus menurun

2012 Pasif-Intensif
2013
Dunia :
1,1juta kasus 2015
Dunia : 8,6 Tidak datang ke
TB+HIV juta kasus 2017
Prevelansi : Faskes
Penemuan di Indo 2018
280/100k
Lebak : Indo :
:257/100k Penemuan
69,3% 156.723
Penemuan di Lebak : 827
117/100k kasus
lebak : 55% Kasus (6/18)
Banten : PKM 1
6895 kasus Mandala : 19
(2011 : 1595)
kasus
Latar Belakang
TOSS TB = Penemuan Aktif/Masif
Tahun 2050 Indonesia Berbasis Keluarga dan
bebas TB Paru Masyarakt

Rumusan masalah
• Berapa jumlah pasien TB Paru aktif yang ditemukan
secara aktif pada masyarakat dalam wilayah kerja
puskesmas Mandala khususnya Desa Kadu Agung Timur,
Tengah, Barat, Mekar Agung, Tambakbaya?

• Bagaimana perbandingan kasus TB Paru aktif tahun 2019 2


dengan tahun 2018 di wilayah kerja puskesmas Mandala?
Tujuan
• Mengetahui jumlah penderita TB Paru aktif yang ditemukan secara
aktif pada masyarakat dalam wilayah kerja Puskesmas Mandala
• Mengetahui perbandingan kasus TB Paru aktif tahun 2019 dengan
tahun 2018 di wilayah kerja puskesmas Mandala.

Manfaat Penelitian
• Mengetahui angka kejadian Tuberkulosis Paru aktif
• Mengobati pasien yang terdiagnosis Tuberkulosis Paru secara tuntas
• Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan dan masyarakat tentang TB Paru
• Mengoptimalkan peran serta tenaga kesehatan dan kader untuk mencapai pelayanan
kesehatan P2M yang optimal dalam upaya penjaringan dan penemuan masyarakat
terjangkit TB Paru. 3
Tuberkulosis
Penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis terutama
pada paru-paru

Kasus tuberculosis 125 kasus per 100.000 penduduk

Tertinggi di Sulawesi Utara (234 kasus per 100.000 penduduk)

Terendah di Bali (65 per 100.000 penduduk)

Provinsi Banten terdapat 115 kasus per 100.000 penduduk


4
Grafik Angka Notifikasi Kasus Semua Kasus Tuberkulosis, Antar Provinsi di Indonesia, 2015 5
6
Program TOSS TB
Penemuan Aktif
pada Populasi Penemuan di
Investigasi kontak
Kunci di tempat khusus
Masyarakat

Penemuan aktif
Penemuan di Penemuan aktif
berbasis keluarga
populasi berisiko berkala
dan masyarakat

Skrining masal
8
Kerangka teori

7
Kerangka konsep

INPUT PROSES OUTPUT

PERJALANAN MINI PROJECT OUTCOME

Penemuan Intervensi Adanya Tercapainya


kasus TB paru peningkatan target P2M
secara aktif dan penemuan dan
masif kasus TB paru tercapainya 9
secara CDR 100%
aktif/masif
Metode Penelitian
Desain Penelitian
1 Penelitian Deskriptif

Tempat Penelitian
2 Desa Kadu Agung Timur, Kadu Agung
Tengah, Kadu Agung Barat, Mekar Agung,
Tambakbaya

Waktu Penelitian
3 April – Mei 2019
10
Metode Penelitian

Sampel
• Masyarakat wilayah • Kriteria Inklusi
kerja PKM Mandala • Kriteria Eksklusi
• 10-15 kontak
• Bulan April – Mei
2019 • 12 orang

Consecutive
Populasi
sampling

11
Metode Penelitian

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi


• 10-15 orang sekitar pasien • Anak-anak yang dicurigai TB
yang kontak dengan pasien 8 paru dengan skor <6
jam sehari dalam 1 bulan • Anak-anak yang dicurigai TB
• Tinggal di wilayah kerja paru yang membutuhkan tes
Puskesmas Mandala, Lebak Mantoux
• Pasien TB paru yang dicurigai
resisten TB
• Pasien yang dicurigai TB ekstra
paru

12
Alur Kerja Penelitian

13
Tabel 4.1 Responden TB paru menggunakan metode Penelitian dilakukan melalui data
aktif/massif pada tiap desa sekunder Trimester IV pada tahun 2018
sebanyak 11 orang dan Trimester 1
No. Desa Responden tahun 2019 sebanyak 15 orang yang
menjalani pengobatan TB di Puskemas
Laki- Perempu Total Mandala. Selanjutnya dilakukan
laki an penjaringan TB melalui metode
1 Tambak Baya 15 25 40 aktif/massif berbasis keluarga dan
masyarakat kepada 174 responden
2 Mekar Agung 7 5 12
yang terdiri dari 72 responden laki-laki
3 Kadu Agung Barat 14 26 40 dan 102 responden perempuan.
4 Kadu Agung Tengah 9 16 25 Sampel pada penelitian ini adalah
5 Kadu Agung Timur 12 30 42 kontak TB sebanyak 10-15 orang
anggota keluarga dan masyarakat
Total 72 102 174 sekitar yang berhubungan 8-10 jam
secara intens dengan penderita pada
setiap daerah. Penjaringan dilakukan
melalui wawancara dan pengisian
kuesioner mengenai gejala TB.
16
Hasil Penelitian
Skrining TB paru

Setelah dilakukan skrining TB paru 174


responden, didapatkan 17 responden
memiliki gejala khas TB paru yang terdiri
dari 11 responden laki-laki dan 6
72
responden perempuan. Selanjutnya
102 dilakukan pemeriksaan bakteriologis
pada terduga TB melalui pemeriksaan
dahak pagi dan sewaktu.

Perempuan Laki-laki

Gambar 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis 15

Kelamin Skrining TB Paru


Tabel 4.2 Terduga TB Paru pada Tiap Desa di Wilayah Kerja
Puskesmas Mandala

No. Desa Responden Total


Laki-laki Perempuan
1 Tambak Baya 3 2 5
2 Mekar Agung 1 0 1
3 Kadu Agung Barat 1 1 2
4 Kadu Agung 3 1 4
Tengah
5 Kadu Agung Timur 3 2 5
Total 11 6 17

1
18
8
Terduga TB paru

Pada pemeriksaan bakteriologis


didapatkan hasil BTA (+) pada 1 responden
6
laki –laki. Sehingga jumlah TB paru sampai
dengan bulan mei sebanyak 27 orang yang
11 terdiri dari 26 pasien TB paru lama dan 1
pasien TB paru baru.

Perempuan Laki-laki
19
Gambar 4.3 Distribusi Jenis Kelamin Terduga TB Paru
Tabel 4.3 Pasien TB Paru Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Mandala

No. Desa Responden Total


Laki-laki Perempuan
1 Tambak Baya 0 0 0
2 Mekar Agung 0 0 0
3 Kadu Agung Barat 0 0 0
4 Kadu Agung Tengah 0 0 0
5 Kadu Agung Timur 1 0 1
Total 1 0 1

20
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif. Penelitian dilakukan pada periode
April hingga Mei 2019 di wilayah kerja Puskemas Mandala yang terdiri dari
Desa Kadu Agung Timur, Desa Tambakbaya, Desa Mekar Agung, Desa
Kaduagung Tengah, Desa Kaduagung Barat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penderita TB Paru dalam
masyarakat pada wilayah cakupan kerja Puskesmas Mandala.
Jumlah responden untuk penelitian ini diambil dari dasar teori dimana pada
setiap daerah penderita TB paru kemudian diperiksakan 10-15 orang anggota
keluarga dan masyarakat sekitar yang berhubungan 8-10 jam secara intens
dengan penderita > 1 bulan.

21
Dari hasil penelitian yang dilakukan melalui skrining dan
pemeriksaan dahak yang didapatkan dari 174 responden,
72 responden laki-laki dan 102 responden perempuan.
Dari responden tersebut yang menunjukkan gejala khas
TB (terduga TB) berjumlah 17 responden dengan 11
responden laki-laki dan 6 responden perempuan.
Pemeriksaan dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan
bakteriologis dengan hasil 1 responden laki-laki dengan
BTA (+). Sehingga jumlah total pasien baru TB Paru aktif di
wilayah kerja Puskemas Mandala hingga bulan Mei 2019
berjumlah 27 orang.

22
Penjaringan kasus TB paru baru menggunakan metode
aktif/masif berbasis keluarga dan masyarakat
meningkatkan penemuan kasus TB paru baru pada
empat desa di wilayah kerja Puskesmas Mandala,
namun terdapat empat desa dengan hasil pemeriksaan
bakteriologis BTA (-) yaitu Desa Kaduagung Tengah,
Desa Kaduagung Barat, Desa Mekar Agung, dan Desa
Tambakbaya.
Untuk wilayah Desa Bojongleles, tidak dilakukan
pengambilan sample penelitian dikarenakan
keterbatasan tenaga kesehatan untuk melakukan
penelitian.
23
Analisis permasalahan yang ditemukan
Analisis Input
a. Man
• Pemegang Program
Pemegang program khusus TB yang terlatih berjumlah dua orang
(termasuk salah satunya petugas laboratorium)Kader
• Kader
Masih banyak kader yang belum paham tentang program TB, serta belum
tau tanda dan gejala TB Paru. Hal ini dapat disebabkan oleh sebagian
besar kader tidak memiliki latar belakang kesehatan.
Sebaiknya dibentuk kader khusus TB di masing-masing wilayah desa agar
kerja dari para kader lebih fokus dan terarah
2
4
• Masyarakat
Sebagian besar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mandala berobat ke fasilitas
pelayanan kesehatan selain puskesmas.
Alasan lain yaitu sebagian besar masyarakatnya masih menganggap tabu tentang
penyakit TB Paru, sehingga sulit untuk dilakukan pengambilan sample penelitian
dikarenakan kurang kooperatif.

b. Material
Leaflet yang berisi tentang TB Paru belum banyak disebar untuk kader dan masyarakat
Logistik dan obat, serta pengadaan barang dan bahan habis pakai dalam rangka pemeriksaan
pasien TB tidak mengalami permasalahan

c. Metode
Metode penemuan TB secara aktif harus dipertahankan dan dilakukan secara terus menerus
karena dinilai lebih efektif
25
K
Pembahasan
A
D
U
A
G
U
N
G

T
I
M
U
R 17
K
Pembahasan
A
jumlah responden : 25 orang dan yang memiliki gejala khas TB
D didapatkan 4 orang, 1 perempuan dan 3 laki – laki namun
U didapatkan hasil BTA (-) pada semua responden.
A
G
U Saat dilakukan penyuluhan di Kaloncing  4 warga yang
N memiliki gejala TB Paru sehingga mereka yang memiliki gejala
G termasuk ke suspek TB dan diperiksakan sputum, pasien suspek
TB lainnya diperiksakan berdasarkan kontak pada pasien TB
yang sudah sembuh dan memiliki gejala klinis.
T
E Dari 25 sampel  dilakukan skrining untuk gejala TB paru
N dengan menggunakan kuesioner dan didapatkan 4 sampel
terduga TB Paru dengan gejala khas TB Paru. Sampel terduga
G TB Paru yaitu 1 perempuan dan 3 sampel laki-laki.
A Dari jumlah responden yang terduga gejala TB Paru tersebut, 17

H tidak didapatkan warga yang menderita gejala TB Paru dengan


hasil pemeriksaan BTA (+).
K
Pembahasan
A
D
U Terdapat 2
A pasien suspek TB
G 4 orang TB paru ( 1 laki-laki dan 1
U Aktif wanita)
N
G

B Diambil 40 – 60
A responden
R
A
T 17
M
Pembahasan
E
jumlah responden : 12 orang terdiri dari 7 responden laki-laki, 5
K responden perempuan namun didapatkan hasil BTA (-) pada
A semua responden.
R

A
G Dari jumlah responden 12 orang : terduga TB yang terdiri dari 1
U terduga laki-laki dan 1 terduga perempuan.
N
G

Pada pemeriksaan didapatkan BTA (-) pada kedua responden,


sehingga tidak terdapat jumlah kasus TB paru baru di Desa
Mekar Agung. 17
T
Pembahasan
A Pada data hasil Trimester pertama sampai tahun 2018 yang
M dilakukan oleh petugas Puskesmas Mandala, pada Desa
Tambakbaya terdapat 1 orang penderita TB paru yang sedang
B menjalankan pengobatan (metode pasif)
A 25 Perempuan 15 Laki-laki
K
B
A Setelah dilakukan penjaringan ulang pada bulan Agustus hingga
Y September 2018, didapatkan ada 3 orang penderita TB Paru
Baru di Desa Tambakbaya (metode aktif)
A

Penjaringan dilakukan kembali pada bulan April-Mei 2019,


dimana dilakukan pemeriksaan terhadap anggota keluarga dan
tetangga sekitar 4 pasien yang sebelumnya telah terdata
sedang atau telah menjalani pengobatan di PKM Mandala,
dilakukan pada 40 responden yang masuk dalam kriteria inklusi
17
dan dikerucutkan menjadi 5 suspek TB,dan pada hasil akhir
tidak didapatkan temuan BTA (+) dari responden yang sudah
diperiksa.
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan peneliti merupakan penelitian yang
bersifat deskriptif yang dilakukan pada periode April hingga Mei
2019 di salah satu wilayah kerja Puskemas Mandala yaitu Desa
Tambakbaya.

-wawancara Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


kuisioner jumlah penderita TB Paru dalam masyarakat
-gejala pada wilayah cakupan kerja Puskesmas
mengarah TB Mandala khususnya pada Desa Tambakbaya.
-Kontak erat
dengan pasien
TB /Riw.TB
40 Responden
-10-15 orang di
sekitar
lingkungan
31
pasien 25 wanita 5 15 pria
suspek
KETERBATASAN
Kadu Agung Kadu Agung Kadu Agung
Mekar Agung Tambakbaya
Timur Tengah Barat

• Di desa Kadu Agung Timur, tepatnya di Kp. Rancasema, didapatkan 1 pasien yang
terdiagnosis TB Paru dengan hasil pemeriksaan sputum BTA +1. Pasien tinggal serumah
dengan 4 anggota keluarga yang lain
• Setelah dilakukan wawancara dan skrining tanda dan gejala di keluarga dan tetangga pasien,
didapatkan bahwa keluarga dan tetangga sekitar tidak kooperatif ketika petugas ingin
melakukan skrining karena anggota keluarga yang lain menolak untuk dilakukan
pemeriksaan dahak.
• Masyarakat di desa Kadu Agung Timur sebagian besar masih menganggap tabu untuk
melakukan pemeriksaan terkait penyakit TB Paru.
• Peneliti memberikan infomasi kepada masyarakat dan kader desa melalui penyuluhan,
pemberian leaflet, serta presentasi tentang TB Paru berupa jenis penyakit, tanda gejala,
pencegahan, hingga pengobatan.

32
KETERBATASAN
Kadu Agung Kadu Agung Kadu Agung
Mekar Agung Tambakbaya
Timur Tengah Barat
• Pemeriksaan bakteriologis ini hanya efektif pada suspek dengan gejala
batuk yang sangat produktif, pada responden terdapat kesulitan
mengeluarkan dahak walaupun sudah diberikan mukolitik.
• kurangnya kerjasama masyarakat terhadap peneliti. Banyak masyarakat
yang dicurigai mempunyai gejala TB tetapi menolak diperiksa karena masih
menganggap tabu penyakit ini. DI Kp. Kaloncing terdapat dua anak yang
dicurigai TB yang diduga tertular dari ayahnya tetapi ketika diminta untuk
melakukan pemeriksaan lanjutan di RS, orangtua pasien menolak karena
kendala biaya.
• Kendala yang ketiga yaitu kurangnya pengetahuan kader TB tentang
33
program TOSS TB sehingga tedapat kesulitan untuk menemukan suspek TB.
KETERBATASAN
Kadu Agung Kadu Agung Kadu Agung
Mekar Agung Tambakbaya
Timur Tengah Barat

Man : Kurangnya Pelatihan dan Edukasi Kader


Keterbatasan Tenaga Untuk membuat Kader TB
Kurangnya kesadaran Responden terhadap bahaya TB

Material :Kurangnya Dana Operasional untuk skrining TB lanjutan

34
Keterbatasan Desa
Kadu Agung Barat

Kunjungan Edukas
i
Menolak

Wawancara Menolak

Menerima
Skrining

Menerima
KETERBATASAN
Kadu Agung Kadu Agung Kadu Agung
Mekar Agung Tambakbaya
Timur Tengah Barat

• Kurangnya peran aktif kader tentang program TOSS TB karena kurangnya


pengetahuan tentang TB paru, sehingga sulit untuk menemukan pasien
dengan suspek TB.
• Masih banyak yang memilih berobat ke klinik swasta atau rumah sakit
sehingga tidak terdata di puskemas.
• Kurangnya sikap kooperatif dari pasien maupun keluarga pasien untuk
dilakukan wawancara karena terdapat beberapa orang yang masih
menganggap penyakit TB paru adalah hal yang tabu.
• Kurangnya dalam pengumpulan sampel/pot sputum karena kesulitan
36
untuk mengeluarkan dahak meskipun sudah diberikan mukolitik.
KETERBATASAN
Kadu Agung Kadu Agung Kadu Agung
Mekar Agung Tambakbaya
Timur Tengah Barat
• Adapun keterbatasan penelitian yang didapatkan dari kurangnya pendayagunaan SDM terutama
para kader yang masih belum paham peranannya serta pendataan yang dilakukan masih tidak
teratur dan kurang sehingga penjaringan yang dilakukan masih belum berdasarkan data yang
valid berdasarkan pendataan serial.
• SDM pemegang program didapatkan hanya terdiri dari 1 orang pemegang program dibantu
dengan laboran yang bersifat mobile tidak terfokus hanya di program TB, sehingga dirasa
menimbulkan kendala dalam hal mobilitas.
• Dari para warga Desa Tambakbaya sendiri, masih banyak yang menganggap TB adalah suatu
penyakit yang memalukan sehingga masih banyak warga yang tidak peduli dan terkadang
menutupi penyakitnya, dan memilih untuk tidak mengetahui penyakit yang dideritanya sehingga
menolak diperiksa. Banyak juga responden yang merasa kesulitan untuk mengeluarkan dahak.
• Banyak warga yang lebih memilih berobat ke mantri di daerah tempat tinggalnya, dan mendapat
pengobatan TB tanpa diketahui oleh kader sehingga hal ini juga mengganggu proses pendataan
pada akhirnya.
37
HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penemuan kasus sampai dengan bulan Mei 2019 dari 6 desa di
wilayah kerja Puskesmas Mandala secara keseluruhan terdapat 48 orang penderita
TB Paru (Penderita lama: 47; Penderita baru: 1). Sehingga didapatkan:
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑻𝑩 𝑩𝑻𝑨 + 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒍𝒂𝒑𝒐𝒓𝒌𝒂𝒏 𝟒𝟖
CDR= 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 𝟖𝟖 𝒙𝟏𝟎𝟎% = 54%
𝑷𝒆𝒓𝒌𝒊𝒓𝒂𝒂𝒏 𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒔𝒊𝒆𝒏 𝑻𝑩 𝑩𝑻𝑨 (+)

38
Berdasarkan penemuan kasus sampai dengan bulan Mei 2019 dari 6 desa di wilayah
kerja Puskesmas Mandala secara keseluruhan terdapat 48 orang penderita TB Paru
(Penderita lama : 47 ; Penderita baru: 1). Sehingga didapatkan:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝐵 𝐵𝑇𝐴 + 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑙𝑎𝑝𝑜𝑟𝑘𝑎𝑛 48


CDR= 𝑥100% = 𝑥100% = 54%
𝑃𝑒𝑟𝑘𝑖𝑟𝑎𝑎𝑛 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑇𝐵 𝐵𝑇𝐴 (+) 88

hasil CDR yang belum


mencapai 100%

. Hal ini dikarenakan beberapa faktor


• masih banyaknya masyarakat yang menganggap TB Paru merupakan suatu
hal yang tabu sehingga pada saat penjaringan masyarakat kurang merespon
dan menutupi keadaan kesehatan sebenarnya, banyak responden tidak
dapat mengeluarkan dahak.
• Selain itu, masalah waktu dan biaya yang terbatas juga menjadi salah satu
kendala untuk melakukan penjaringan sehingga belum semua wilayah dapat
dikunjungi untuk dilakukan penjaringan. 39
CDR 2017 CDR 2018 CDR Mei 2018-Mei 2019
22% (pasif) 36%(aktif) 54%(aktif)

• sehingga terbukti program TOSS TB yang galakkan oleh pemerintah


dengan metode penemuan TB paru secara aktif dan/atau masif berbasis
keluarga dan masyarakat dapat berjalan dengan lebih baik.
• Sehingga dengan melihat perbandingan waktu, penemuan TB paru secara
aktif dan/atau masif berbasis keluarga dan masyarakat dapat dikatakan
lebih efektif dan bila dilakukan dalam jangka panjang dapat ditemukan
kasus-kasus baru dengan BTA (+).

40
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di 5 Desa wilayah kerja
Pusrsmas Mandala pada April – Mei 2019 dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
• Tb paru kasus baru pada periode April – Mei 2019 terdapat
satu orang yaitu di Kadu Agung Timur
• Penemuan pasien TB Paru pada seluruh wilayah kerja
Puskesmas Mandala juga mengalami peningkatan dimana
terdapat 47 penderita lama dari bulan Mei 2018 hingga Maret
2019 dan 1 penderita baru dari bulan April hingga Mei 2019,
sehingga total penderita TB Paru menjadi 48 orang.
• Hasil dari CDR juga mengalami peningkatan dari tahun 2018
yaitu 36% menjadi 54%. 28
Namun, angka ini memang masih belum dapat memenuhi
target dari Dinas Kesehatan atau Puskesmas Mandala sendiri
karena pada masyarakat masih banyak yang menganggap TB
Paru merupakan suatu hal yang tabu sehingga pada saat
penjaringan masyarakat kurang merespon dan menutupi
keadaan kesehatan sebenarnya. Selain itu, masalah lokasi
yang sulit ditempuh, waktu dan biaya yang terbatas juga
menjadi salah satu kendala untuk melakukan penjaringan
sehingga belum semua wilayah dapat dikunjungi untuk
dilakukan penjaringan.

42
Saran
Petugas Puskemas dan Petugas Kesehatan Lainnya
Meningkatkan pemberian edukasi pada masyarakat melalui sosialisasi dan penyuluhan bahwa TB paru bukanlah sebuah
hal yang tabu.
Dibentuk Kader peduli TB yang sudah dilatih oleh petugas puskesmas sehingga nanti kedepannya para kader akan lebih
terarah dan lebih mudah untuk menjaring pasien terduga TB

Pasien TB paru
Memahami bahwa TB paru ataupun gejalanya bukanlah suatu hal yang perlu ditutupi sehingga bila
ada anggota keluarga atau masyarakat sekitar yang mengalami gejala tidak perlu ditutupi sehingga
mereka dapat segera diperiksakan dan terjaring untuk diberikan pengobatan hingga sembuh.

Peneliti lain
Dapat melanjutkan penelitian ini dengan menggunakan metode penemuan TB paru secara aktif dan/atau
masif berbasis keluarga dan masyarakat dalam waktu yang lebih panjang dan wilayah yang lebih luas
sehingga dapat menjangkau target yang ada.
43
Melakukan kunjungan dan Pelatihan kader TB

44
Wawancara dan pemeriksaan klinis responden

45
Melakukan kunjungan dan wawancara responden

46
47
Wawancara dan Pembagian
Pot dahak untuk pasien suspect TB

20
49
50

Anda mungkin juga menyukai