Anda di halaman 1dari 39

RUNWAY GEOMETRIC

Bab 9
Rekayasa Lapangan Terbang

1
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu

Bagian-bagian pendukung dari landasan pacu terdiri dari :


1. Perkerasan struktur (structural pavement) berupa perkerasan
lentur (flexible pavement) dengan tipe perkerasan kekuatan
penuh (full strength hardening) yang berfungsi untuk
mendukung operasional pesawat terbang (kemampuan
manuver, kendali dan stabilitas pergerakan)

2. Bahu landasan pacu (runway shoulder) adalah bagian yang


berdekatan dengan landasan pacu dan merupakan
perpanjangan arah melintang dari perkerasan struktur
landasan pacu yang berfungsi untuk menempatkan instrumen
navigasi, pelampuan landasan pacu dan peralatan pendukung
operasional penerbangan.

2
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu

3. Daerah aman landasan pacu (runway safety area) adalah


daerah bebas halangan dan gangguan di sekitar landasan
pacu yang difungsikan secara darurat untuk mengatasi
kemungkinan kondisi pesawat terbang yang keluar (slip-off)
dari landasan pacu karena berbagai sebab (permasalahan
mesin, roda pesawat terbang selip, dsb).
Menurut FAA (Federal Aviation Adminstration) ukuran
daerah aman landasan pacu untuk pesawat terbang
rencana kategori transport, panjang harus lebih besar dari
270 ft (90 m) dan lebar minimum 500 ft (152,4 m) dari
setiap ujung landasan pacu.

3
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu

4. Pelindung semburan (blast pad) adalah suatu bagian yang


dirancang untuk mencegah erosi permukaan yang
berdekatan dengan ujung-ujung landasan pacu yang
menerima semburan jet secara terus menerus atau yang
berulang dari pesawat terbang yang akan melakukan lepas
landas.
Dimensi atau ukuran blast pad ini tergantung pada
rekomendasi FAA atau ICAO terhadap jenis pesawat terbang
rencana yang dilayani oleh bandar udara.

4
Perencanaan Geometrik pada landasan pacu

Gambar bagian-bagian pada landasan pacu

5
PERENCANAAN GEOMETRIK LANDASAN PACU

• Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana


Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana (Airplane Design
Group) dipakai sebagai acuan dalam merencanakan
landasan pacu (runway) dan landasan penghubung
(taxiway) secara geometrik.
Klasifikasi ini didasarkan atas karakteristik pesawat
terbang, yakni pada dimensi panjang sayap (wing span),
dapat dilihat pada tabel berikut :

6
Grup Tipe Wing span
Pesawat (m)

I Cessna, Piper Navajo, T-82 < 49 ft


(< 15 m)

II N-212, CN-235, STOL Sky-van, 49 ft < x < 79 ft


(15 m < x < 24 m)

III DC-9-32, DC-9-50, B-737-200, 79 ft < x < 118 ft


B-727-200, (24 m < x < 36 m)

IV DC-10-A, DC-10-B, B-720B, 118 ft < x < 171 ft


B-707-120B, B-707-320B (36 m < x < 52 m)
Airbus A-300

V B-747-300, B-747-400, 171 ft < x < 214 ft


B-767, B-747 SP (52 m < x < 65 m)

Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana

7
Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu

• Dalam merencanakan ukuran panjang dan lebar landasan


pacu dapat dijelaskan melalui contoh soal berikut :
Suatu bandar udara direncanakan akan melayani pesawat
terbang B-737-200, tentukan dimensi/ ukuran dari landasan
pacu (runway) tersebut !

8
Contoh soal perencanaan geometris landasan pacu

• Jawab :
Diketahui : Pesawat Terbang rencana : B-737-200
Ukuran wing span B-737-200 : 28,35 m (93,016 ft), maka
Pesawat terbang rencana B-737-200 termasuk dalam Airplane
Design Group-III.
(Lihat : Tabel Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana)

Menurut Advisory Circular 150/5300-13 Airport Design and


Engineering dari FAA tentang desain landasan pacu pada tabel
berikut :

9
Komponen pd Airplane Design Group
Runway
I II III IV V
Lebar Runway 75 ft 100 ft 100 ft 100 ft 150 ft
23 m 30 m 30 m 30 m 45 m

Lebar Bahu 10 ft 10 ft 10 ft 20 ft 25 ft
Runway 3m 3m 3m 6m 7.5 m

Lebar Blast 95 ft 120 ft 120 ft 140 ft 200 ft


Pad 29 m 36 m 36 m 42 m 60 m

Panjang Blast 60 ft 100 ft 150 ft 200 ft 200 ft


Pad 18 m 30 m 45 m 60 m 60 m

Lebar Daerah 300 ft 300 ft 300 ft 400 ft 500 ft


Aman 90 m 90 m 90 m 120 m 150 m

Panjang 600 ft 600 ft 600 ft 800 ft 1000 ft


daerah aman 180 m 180 m 180 m 240 m 300 m

Tabel Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane Design Group

10
B-737-200 termasuk Airplane Design Group III (lihat tabel
Klasifikasi Pesawat Terbang Rencana) sehingga dari tabel
Ukuran Komponen pada Runway sesuai dengan Airplane
Design Group diperoleh :

Lebar landasan pacu : 100 ft ( 30 m)


Lebar bahu landasan pacu : 10 ft ( 3 m)
Lebar Blast pad : 120 ft ( 36 m)
Panjang Blast Pad : 150 ft ( 45 m)
Lebar Daerah aman : 300 ft ( 90 m)
Panjang Daerah aman : 600 ft (180 m)

11
Gambar Rencana :

12
13
14
15
RUNWAY DESIGN

Komponen-komponen pada landasan pacu yang


diperlukan untuk mengakomodasi kebutuhan proses
operasional pesawat terbang secara aman adalah :

1. Take off Distance (TOD) merupakan jarak yang


direncanakan bagi pesawat terbang untuk melakukan
lepas landas secara normal.
Ukuran panjang take off distance adalah 115% dari
jalur landasan pacu dengan perincian 100% yaitu
panjang jalur landasan pacu itu sendiri dan 15%
berupa jarak tambahan yang direncanakan untuk
mengatasi kemungkinan overshoot take-off dari
pesawat terbang.

16
DESAIN LANDASAN PACU

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
( take off )
17
DESAIN LANDASAN PACU
2. Landing Distance (LD) merupakan jarak yang diperlukan
pesawat terbang untuk melakukan pendaratan secara
sempurna dengan ‘fine approach landing’ yakni sepanjang
100% dari landasan pacu.

3. Stop Distance (SD) merupakan jarak yang direncanakan


bagi pesawat terbang untuk berhenti setelah melakukan
pendaratan secara normal pada jalur landasan pacu.
Ukuran panjang stop distance adalah 60% dari jarak
pendaratan (landing distance / LD) dan stop distance
direncanakan menggunakan perkerasan dengan kekuatan
penuh (full-strength hardening pavement).

18
DESAIN LANDASAN PACU DAN LANDASAN PENGHUBUNG

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang normal
(landing)

19
DESAIN LANDASAN PACU

4. Clearway (CW) merupakan daerah bebas yang


terletak di ujung jalur landasan pacu dan simetris
terhadap perpanjangan garis tengah (centerline) jalur
landasan pacu dan tidak boleh terdapat benda-benda
yang menyilang kecuali penempatan lampu-lampu
dari landasan pacu pada sepanjang sisi samping
landasan pacu.
Clearway ini berfungsi sebagai daerah aman yang
diperlukan bagi pesawat terbang untuk kondisi :
overshoot take-off, dan overshoot landing.

20
DESAIN LANDASAN PACU

5. Stopway (SW) merupakan daerah yang terletak di


luar jalur landasan pacu termasuk pada bagian dari
clearway dan simetris terhadap perpanjangan garis
tengah (centerline) jalur landasan pacu.
Stopway ini berfungsi sebagai jalur landasan untuk
memperlambat laju pesawat terbang jika terjadi
kegagalan dalam lepas landas (take-off failure) dan
untuk pendaratan darurat (emergency landing).

21
DESAIN LANDASAN PACU

6. Take-Off Run (TOR) merupakan jarak yang


diperlukan oleh pesawat terbang untuk melakukan
lepas landas secara normal maupun dengan
kemungkinan kegagalan mesin.
Ukuran panjang take-off run ini adalah sepanjang
jalur landasan pacu.
Take-Off Run direncanakan menggunakan perkerasan
dengan kekuatan penuh (full-strength hardening
pavement).

22
DESAIN LANDASAN PACU

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi engine failur ( take -off)
23
DESAIN LANDASAN PACU

7. Lift-Off Distance (LOD) merupakan jarak yang


diperlukan oleh pesawat terbang dengan karakteristik
tertentu untuk melakukan pengangkatan setelah
kecepatan pesawat terbang terpenuhi dari titik awal
pergerakan.

24
DESAIN LANDASAN PACU

Kebutuhan landasan pacu


untuk operasional pesawat terbang dengan
kondisi ‘poor approaches landing’

25
26
Desain panjang runway :

Untuk pesawat terbang rencana B-737-200, panjang landasan pacu rencana dasar
(basic length runway) adalah 2.286 m .
Maka untuk kondisi :
a. operasional pesawat terbang normal :
Untuk operasional lepas landas :
Take-off Distance ... = 1,15 x panjang landasan pacu rencana B-737-200
= 1,15 x 2.286 m
= 2.628,90 m
= 2.628,90 x 3,281 ft
= 8.625,42 ft
Take-off Run ........ = panjang landasan pacu rencana
= 2.286 m
= 2.286 x 3,281 ft
= 7.500,366 ft
Lift-off Distance ... = 0,55 x Take-off Distance
LOD = 0,55 x 2.628,90 m
= 1.445,895 m
= 1.445,895 x 3,281 ft
= 4.743,98 ft
27
Untuk operasional pendaratan (landing) :
Landing Distance (LD) ......... = TOD
= 2.628,90 m
= 8.625,42 ft
Stop Distance (SD) .............. = 0,6 x LD
= 0,6 x 2.628,90 m
= 1.577,34 m
= 1.577,34 x 3,281 ft
= 5.175,25 ft
Clearway (CW) ................... = ( 0,5 .(TOD – LOD))
= ( 0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 591,50 m
= 591,50 x 3,281 ft
= 1.940,72 ft
Stopway (SW) ..................... = 0,05 x LD
= 0,05 x 2.628,90 m
= 131,445 m
= 131,445 x 3,281 ft
= 431,27 ft

28
Panjang total dari jalur landasan pacu dengan perkerasan penuh (full strength
hardening) yang dibutuhkan adalah :
Field Length (FL) ... = Take-off Run + (0,5 .(TOD –LOD))
= 2.286 m + (0,5 .(2.628,90 m – 1.445,895 m))
= 2.286 m + 591,50 m
= 2.877,50 m
= 2.877,50 x 3,281 ft
= 9.441,078 ft

29
Refresh
Elemen – elemen dari landasan pacu terdiri dari :

1.Perkerasan ( pavement ) adalah bagian landasan pacu yang berfungsi sebagai bagian yang langsung
menahan beban pesawat, atau yang langsung dipergunakan untuk melayani operasi pesawat.

2. Bahu ( shoulder ) adalah bagian tepi luar perkerasan yang berfungsi untuk :
- Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan dari arah samping, sehingga tidak mudah terkikis
atau rusak.
- Memberikan sokongan untuk menahan semburan jet dari pesawat.
- Memberikan ruangan pembantu pada waktu mengadakan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan
landasan pacu ( tempat meletakan alat – alat, material, dll ).

3. Bantal hembusan ( blast pad ), adalah bagian ujung landasan, pacu yang berfungsi untuk :
- Memberikan sokongan konstruksi pada bagian ujung, sehingga tidak mudah terkikis ( erosi ).
- Memberikan sokongan untuk menahan semburan jet dari pesawat.
Panjang bantal hembusan ( blast pad ) menurut ICAO adalah 35 meter.

4. Area keamanan ( safety area ), adalah bagian tepi luar dari bahu dan blast pad yang berfungsi sebagai :
- Menahan beban pesawat jika keluar dari landasan pacu ( keadaan darurat ).
- Memberikan ruangan pembantu pada waktu keadaan darurat.
- Memberikan ruangan pembantu untuk tempat peralatan perbaikan landasan pacu.
- Memberikan sokongan pada konstruksi perkerasan dari samping.
- Memberikan ruangan pembantu untuk tempat mobil-mobil pemadam kebakaran.
Bagian ini harus bersih, rata dan mempunyai drainase yang baik.

30
KODE ACUAN AERODROM (AERODROME REFERENCE CODE)

UNSUR KODE 1 UNSUR KODE 2


KODE ARFL KODE LEBAR OUTER**/*
ANGKA (m) HURUF SAYAP ** MAIN GEAR
(m) (m)

1 2 3 4 5
1 < 800 A < 15 < 4,5
2 800 – 1200 B 15 – 24 4,5 – 6
3 1200 – 1800 C 24 – 36 6–9
4 > 1800 D 36 – 52 9 – 14
E 52 - 60 9 - 14

“Lebar perkerasan tersebut haruslah minimum lebih besar dari rentang terluar
mesin pesawat, sehingga tak memungkinkan masuknya debu/batu-batu kecil ke
mesin pesawat”.
Lebar perkerasan dapat diambil sampai selebar rentang sayap pesawat.

31
Untuk pesawat-pesawat rentang terluar sisi roda pendaratan utama yang
lebar, maka lebar minimum dari perkerasan landasan pacu dapat dihitung
dengan mempergunakan rumus :

WR = TM + 2C

Dimana :
WR = lebar perkerasan minimum
TM = rentang terluar roda pendaratan utama
C = rentang antara bagian terluar dari roda pendaratan utama
dengan tepi perkerasan
32
Kemiringan melintang ( Transversal Slope )
Guna dapat mempercepat mengalirnya air hujan yang jatuh
dipermukaan landasan pacu, maka perlu dibuatkan kemiringan
melintang pada landasan seperti persyaratan yang diberikan oleh
ICAO.

KODE HURUF A B C D E

Kemiringan 2% 2% 1,5% 1,5% 1,5%


melintang
landasan pacu
Jika terpaksa kemiringan melintang dapat >= 1% kecuali di
persimpangan.

33
Kelandaian / kemiringan longitudinal ( Longitudinal Slope )
Batasan-batasan kelandaian / kemiringan longitudinal menurut ICAO dapat
dilihat pada table di bawah ini :

JENIS KODE ANGKA


KELANDAIAN
1 2 3 4

KELANDAIAN EFEKTIF MAKSIMUM (%) 2 2 1 1,25**

KELANDAIAN MAKSIMUM (%) 2 2 1,5* 1,5

PERUBAHAN KELANDAIAN MAKSIMUM (%) 2 2 1,5 0,1

PERUBAHAN KELANDAIAN PER 30 M (%) 0,4 0,4 0,2 0,1


Radius lengkung minimum 7.500 m 7.500 m 15.000 m 30.000 m

34
35
36
1. Bandara Matekane, Lesotho
Terletak di pegunungan tinggi, lepas landas maupun
mendarat di ujung Matekane yang tingginya 2.000 kaki
butuh keahlian luar biasa dari pilot. Prosesnya akan sangat
bergantung pada kondisi angin. Pesawat yang akan parkir di
sini tidak disarankan untuk terbang sebelum mencapai akhir
landasan pacu di ketinggian 1.312 kaki.

2. Bandara Saba, Karibia


Dijuluki salah satu landasan pacu terpendek di dunia,
sekira 1.300 meter, pilot menggambarkan mendarat di
jalur ini lebih mirip mendarat di kapal induk. Pesawat
harus terbang ke tebing sebelum membuat sebuah
belokan tajam ke kiri dan akhirnya mendarat dengan
mulus. Landasan ini terletak tinggi di atas lautan
sekitarnya, dengan tebing terjal di tiga sisi.
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai