Anda di halaman 1dari 19

DERMATITIS

YOLANDA ERIZA
112017193
DEFENISI
Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor
endogen, menyebabkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
linkenifikasi) dan keluhan gatal.

Dermatitis → residif dan menjadi kronis.


ETIOLOGI

• Eksogen → bahan kimia (detergen, asam, basa, oil, semen)


fisik ( sinar, suhu), mikroorganisme (bakteri, jamur)
• Endogen → dermatitis atopik
• Yang tidak diketahui.

GEJALA KLINIS

Gatal
Stadium akut → eritema, edema,vesikel atau bula, erosi dan eksudasi,
membasah(madidans).
Stadium subakut → eritema dan edema berkurang, eksudat mengering menjadi
krusta.
Stadium kronis → lesi kering, skuama, hiperpigmentasi,papul dan linkenifikasi, erosi
atau ekskoriasi
Dermatitis kontak
• Defenisi → yang disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit

• Dermatitis kontak iritan → reaksi peradangan kulit non-


imunologik, yaitu kerusakan kulit terjadi langsung tanpa
didahului proses pengenalan/sensitisasi.

• Dermatitis kontak alergik → terjadi pada seseorang yang telah


mengalami sensitasi terhadap suatu bahan penyebab/alergen
Dermatitis kontak iritan Dermatitis kontak alergik
(DKA)

Etiologi Bahan yang bersifat iritan, Bahan kimia sederhna dengan


misalnya bahan pelarut, deterjen, berat molekul rendah (hapten)
minyak pelumas, asam, aklai, dan bersifat lipofili, sangat reaktif, &
serbukkayu dapat menembus stratum
korneum.
Patogenesi Bahan iritan langsung merusak Diperantai oleh cell-mediated
s stratum korneum, denaturasi immune respone (reaksi
kreatin, merusak fungsi sawar kulit imunologik tipe IV), melalui fase
sensitisasi dan fase elisitasi.
Gejala klinis DKI akut : kulit terasa pedih, Akut : bercak eritematosa
panas, ras terbakar, eritema berbatas tegas, edema,
berbatas tegas, edema, bula, dpat papulovesikel, bula.
terjadi nekrosis.
DKI akut lambat : muncul 8-24 Kronis : kering berskuma, papul,
jam setelah kontak berupa eritema linkenifikasi, fisura, dan berbatas
berbatas tegas dan vesikel. tidak tegas.
Contohnya: dermtitis venenata.
Dermatitis kumulatif: akibat
kontak berulang-ulang berupa kulit
kering, eritema, skuama,
hiperkeratosis, linkenifikasi difus,
Dermatitis kontak iritan (DKI) Dermatitis kontak alergik (DKA)

diagnosis Anamnesis mengenai kontaktan Anamnesis mengenai kontaktan yng


yang dicurigai dicurigai, riwayat pekerjaan,
hobi,obta-obtan yang digunakan,
kosmetik yang digunakan.
Pemeriksaan fisik mencari lokasi
dan pola lesi dapat
berhubungandengan penyebabnya.

Diagnosis Dermatitis kontak alergik Dermatitis atopik, dermatitis


banding numularis, dermatitis seboroik, atau
psoriasis.

Pengobtan • Kortikosteroid topikal • Kortikosteroid topikal


• Hidrokortison, yang dioleskan • Hidrokortison, yang dioleskan 2
2 kali sehari pada pagi dan kali sehari pada pagi dan sore
sore hari. hari.
• Kortikosteroid oral • Kortikosteroid oral
• Menghindari panjanan bahan • Antihistamin (CTM) dengan dosis
yang bersifat iritan. 3-4 kali sehari 0,5-1 tablet.
Menghindari kontak dengan bahan
yang bersifat alergi
Drermatitis kontak iritan (DKI) Dermatitis kontak alergi (DKA)

predileksi Tangan,tungkai bawah. Tangan, lengan, wajah, telinga,


leher, badan , genital, paha dan
tungkai bawah. Dapat secara
sistemik.

Pemeriksaan Uji tempel/ patch test dengan Uji tempel/ patch test → untuk
penunjang bahan yang dicurigai. memastikan diagnosis dermatitis
kontak alergik.

Gambar
DISHIDROSIS
(eksema vesikular palmoplantar)
Defenisi Dermatitis endogen akut atau kronis pada tangan dan kaki dengan karakteristik klinis berupa
vesikel kecil sampai besar dan gambaran histologis vesikel spongiotik.
Bentuk akut EVP →pomfiliks

Etiologi dan Teori lama: disfungsi kelenjar keringat ditolak, namun terminologi dishidrosis masih digunkan.
patogenesis Atopi, kontak alergi, stres dan udara panas merupakan faktor eksaserbasi.
Pomfiliks → setelah terapi intravena dengan imunoglobulin, setelah menelan piroksikam dan beberapa metal
(nikel, kobal, krom) dan implantasi pacemaker dari nikel.

Gejala klinis • 4 kategori → pompholyx, chronic versicobullous hand dermatitis (dishidrotic hand dermatits) dan id reaction.
• Pomfiliks timbul secara mendadak dan berulang (intermitten explosive outbreak) berupa deep seated vesicle
pada bagian lateral jari-jari, telapak tangan dan telapak kaki.
• Simetris dan didahului perasaan tidak enak / gatal.
• Setelah itu beberapa vesikel bergabung menjadi satu, mengering dan mengalami deskuamasi.
• Kronik → plak hiperkeratotik yang gatal dan dengan fisura di bagian tengah/ sentral telapak tangan.
Pemeriksaan • Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk EVP walaupun kadar IgE dapat meningkat
penunjang pada pasien-pasien dengan riwayat atopik.

Diagnosis Atopik hand dermatitis, tinea, psoriasis dan psoriasiform hand dermatitis.
Banding

Tatalaksana Nonmedikamentosa →cairan di dalam lepuh yang besar harus dikeluarkan, lepuh tidak boleh di pecahkan
Medikamentosa →
Glukokortioid topikal potensi kuat .
Kompres dengan kalium permanganas 1/10.000 / solusio burrowi.
Eksema tipe keratotik : glukokortikoid intrasel / retinoid, keratolitik konsentrasi tinggi, atau preparat tar.
Neurodermatitis sirkumskripta Dermatitis numularis Dermatitis stasis

Definisi Peradangan kulit kronis, gatal, Peradangan kulit yang bersifat Penyakit peradangan pada kulit
sirkumpskrip, ditandai dengan kulit kronis, ditandai dengan lesi tingkai bawah yang disebabkan
tebal dan garis kulit tampak lebih berbentuk mata uang (koin)/ agak insufisiensi dan hipertensi vena
menonjol (linkenifikasi) akibat lonjong, berbatas tegas, dengan yang bersifat kronis.
garukan/ gosokan berulang-ulang. efloresensi berupa papulovesikel
Sinonim: lichen simplex chronicus. yang biasanya mudah pecah
sehingga basah (oozing)

Etiopatogen Rasa gatal timbul akibat penyebab Belum diketahui Teori hipoksia dn teori selubung
esis yang mendasari, misalnya: gagal fibrin .
ginjal kronik, hipertiroid, dermatitis Insufiensi vena → blackflow
atopi, DKA, gigitan serangga, aspek
psikologi, emosi.

Epidemiolo Dewasa usia 30-50 tahun. Pria > wanita. Usia puncak awitan Usia 50 tahun dan < 40 tahun
gi Perempuan> laki-laki antara 50-65 tahun dengan kondisi insufisiensi vena
karna trauma, pembedahan/
trombosis.
Perempuan > laki-laki

Predileksi Lesi timbul di mana saja. Biasa Aspek ekstensor ekstermitas, Tungkai bawah.
ditemukan pada kulit kepala, tengkuk, punggung tangan , badan.
samping leher, ekstensor lengan,
pubis, vulva, skrotum, perianal, paha
bagian medial,lutut, tungkai bawah
lateral, pergelangan kaki bagian
depan, dan punggung kaki.
gejala • Sangat gatal. Rasa gatal biasanya • Sangat gatal Lambat laun kulit berwarna merah
klinis timbul pada waktu tidak sibuk. • Lesi akut berupa plak kehitaman dan timbul purpura, dan
Penderita merasa nyaman bila eritematosa berbentuk koin hemosiderosis. Edema dan varises
digaruk dengan batas tegas yang mudah terlihat bila penderita berdiri
• Lesi biasanya tunggal,awalnya berbentuk dari papul dan lama. Dalam perjalanan selanjutnya
berupa plak eritematosa, sedikit papulovesikel yang terjadi perubahan ekzematosa
edematosa, lambat laun edema dan berkonfluens. Lambat laut berupa eritema, skuama, kadang
eritema menghilang. vesikel pecah dan terjadi eksudasi dan gatal.
• Bagian tengah berskuama & eksudasi berbentuk pin point. Lama : kulit akan menjadi tebal dan
menebal, likenifikasi, ekskoriasi, Selanjunya eksudat mengering fibrotik, meliputi spertiga tungkai
skuama, daerah sekitar dan menjadi krusta kekuningan. bawah, sehingga tampak seperti
hiperpigmentasi, batas dengan kulit • Pada tepi plak muncul lesi botol yang terbalik. Keadaan ini
normal tidak jelas. populovesikular kecil . disebut lipodermatosklerosis.
• Variasi klinis neurodermatitis → • Penyembuhan dimulai dari
prurigo nodularis tengah
• Prurigo nodularis timbul akibat garukan • 1-2 mnggu lesi mamasuki fase
yang berulang pada suatu tempat. Lesi kronik berupa plak dengan
berupa nodus berbentuk kubah, skuama dan linkenifikasi
permukaannya mengalami erosi tertutup • Jumlah lesi dapat hanya satu
krusta dan skuama, lambat laut menjadi atau multipledan tersebar pada
keras disertai hiperpigmentasi. Lokasi : ekstermitas bilateral/simetris
ektermitas
Pemeriksaa Gambaran histopatologi: ortokeratosis, Histopatologi : lesi akut →spongiosis, -
n hipergranulosis, akantosis dengan rete vesikel intraepidermal, serbukan sel
penunjang ridges memanjang teratur radang limfosit dan makrofag
Subakut →parakeratosis, scale-
crust,hiperplasi epidermal
Kronik →hiperkeratosis & akantosis
Tatalaksan Hindari menggaruk Hindari sushu ekstrim, pengguanaan Lesi basah & mengeluarkan eksudat
a antipruritus→ antihistamin sabun berlebihan dan bahan wol. → dikompres
Kortikosteroid topikal (potensi kuat) Kulit kering → emolien Kortikosteroid topikalpotensi
Kombinasi kortikosteroid dengan ter Lini pertama →kortikosteroid topikal Takrolimus
Obat penyakit yang mendasari (bila ada) potensi menengah hingga kuat dengan Antibiotik topikal dan sistemik ( asam
vehikulum krim/salap fusidat, mupirosin)
Preparat ter (LCD 5-10%) atau Dermatitis statis kronis →vaselin
calcineurin inhibitor. Edema → tungkai dinaikan waktu tidur
Lesi eksudatif →kompress larutan dan duduk.
pemanganas kalikulis. Tidur: kaki di angkat di atas permukaan
DERMATITIS ATOPIK
Defensisi Peradangan kulit berupa dermatitis yang kronik residif, disertai rasa gatal,
dan mengenai bagian tubuh tertntu terutama di wajah (fase infantil), &
fleksura ekstermitas ( faseanak)

Etiologi Faktor yang berperan dalam terjadinya atopik : faktor genetik, lingkungan, sawar
kulit, imunologik, psikologis.

Gejala klinis Kulit penderita DA umumnya kering & gatal. Manifestasi &predileksi DA pada
masing-masingfase berbeda.
3 fase dermatitis atopi:
1. Dermatitis atopi infantil(usia 2 bulan-2 tahun)
• Predileksi utama diwajah diikuti kedua pipi dan tersebar simetris. Lesi dapat
meluas ke dahi, kulit kepala, telinga, leher, pergelangan tangan, dan bagian
volar/ fleksor. Bila anak mulai merangkak, lesi dapat ditemukan pada daerah
ektensor, misalnya lutut, siku, atau tempat yang mengalami trauma.
• Lesi berupa eritema, papulovesikel yang halus & gatal. Bila digaruk akan
pecah → eksudat→krusta
• Fase infantil dapat mereda dan menyembuh. Pada sebagian pasien dapat
berkembang menjadi tipe anak dan dewasa.
2. Dermatitis Atopi anak (2 tahun-10 tahun)
• Kelanjutan dari DA infantil atau timbul sendiri.
• Predileksi: lebih sering di fossa kubiti dan poplitea, fleksor pergelangan tangan,
kelopak mata dan leher, dan tersebar simetris.
• Kulit pasien dan kulit pada lesi cenderung kering.
• Lesi cenderung menjadi kronis disertai hiperkeratosis, hiperpigmentasi, erosi,
ekskoriasi, krusta, dan skuama.
3. Dermatitis Atopi Remaja &dewasa
• Kelanjutan fase infantil/ fase anak.
• Predileksi mirip fase anak, dapat meluas mengenai kedua telapak tangan, jari, pergelangan
tangan, bibir, leher bagian anterior, kulit kepala, dan puting susu.
• Lesi bersifat kronis berupa plak hiperpigmentasi, hiperkeratosis, linkenifikasi, erosi, dan
skuama.
• Rasa gatal lebih hebat saat beristirahat, udara panas, berkeringat.
Diagnosis Kriteria william untuk diagnosis DA:
I. Harus ada : kulit yang gatal (atau tanda garukan pada anak kecil).
II. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut :
• Riwayat perubahan kulit/ kering di fossa kubiti, fossa poplitea, bagian anterior dorsum pedis,
atau sekitar leher( termasuk kedua pipi pada anak < 10 tahun)
• Riwayat asma/ hay fever pada anak (riwayat atopi pada anak < 4 tahun pada generasi ke-1
dalam keluarga.
• Awitan di bawah usia 2 tahun (tidak dinyatakan pada anak < 4 tahun)
Kriteria Hanifin- Rajka untuk Diagnosis Dermatitis Atopi :
• Kriteria Mayor (harus terdapat 3 )
 History of flexural dermatitis
 Onset under the age of 2 years
 Presence of an itchy rash
 Personal history of asthma
 History of dry skin
 Visible flexural dermatitis.
• Kriteria minor ( harus terdapat3 / lebih)
 Dry skin ichtyosis
 Palmar hyperlinearity
 Handa and foot dermatitis
 Cheilitis
 Nipple eczema
 Dll.
Diagnosis Fase bayi: dermatitis seberoik, dermatitis popok, psoriasis
banding Fase anak : dermatitis numularis, dermatitis intertriginosa, dermatitis kontak, dermatitis traumatika.
Fase dewasa : neurodermatitis.

Pemeriksaan Hanya dilakukan bila ada keraguan klinis.


penunjang Pemeriksaan kadar IgE serum & uji kulit.

Tatalaksana Hindari faktor pencetus/ alergen, diet.


Terapi topikal :
• Kortikosteroid: untuk bayi dan anak dianjurkan pemelihan kortikosteroid golongan VII-VI.
• Pelembab: humektan (gliserin, propilen glikol), urea 10% emolien (lanolin 10%, petrolatum). Dll.
• Obat penghambat kalsineurin (pimekrolimus atau takrolimus)
Terapi sistemik :
• Antihistamin
• Obat imunosupresi: Kortikosteroid, siklosporin. Obat imunosupresi merupakan obat pilihan terakhir.
PITIRIASIS ALBA
Defenisi Bentuk dermatitis yang tidak spesifik dan belum diketahui penyebabnya. Ditandai dengan
adanya bercak kemerahan dan skuama halus yang akan menghilang serta meninggalkan
area yang depigmentasi.

Etiologi Infeksi streptokokus.


Merupakan manifestasi dermatitis non spesifik,

Gejala Lesi berbentuk bulat, oval atau plakat yang tak teratur. Warna merah muda atau sesuai dengan
warna kulit disertai skuama halus. Setelah eritama menghilang, lesi yang dijumpai hanya
depigmentasi dengan skuama halus.

Predileksi Mulut, dagu, pipi serta dahi. Ekstermitas dan badan .


Dapat simetris pada bokong, tungkai atas, punggung, dan ekstensor lengan.

Pengobatan Skuama → krim emolien.


Preparat ter misalnya likuor karbonis detergen 3-5 % dalam krim atau salap.

Anda mungkin juga menyukai