Anda di halaman 1dari 9

KEPEDULIAN

SOSIAL
Oleh: ERVINA LISTIANA, S.Pd
Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran yang diharapkan yaitu:

> Siswa dapat memahami tanda-tanda adatangnya bencana alam


tsunami yang terjadi di Indonesia dari karakteristik geografis suatu
wilayah dengan baik dan benar.
> Siswa dapat memberikan contoh bentuk-bentuk kepedulian social
terhadap korban bencana alam tsunami yang ada di Indonesia
dengan benar.
> Siswa dapat membuat kreasi Mid Mapping contoh bentuk-bentuk
kepedulian social terhadap korban bencana alam tsunami yang ada di
Indonesia dengan kreatif dan inovatif.

2
“Bencana Tsunami
Selat Sunda
22 Desember 2018

3
Jakarta - Awalnya memang simpang siur. Air laut yang menerjang bangunan di kawasan Pantai Anyer, Pandeglang, Banten, dan Lampung
Selatan, Sabtu (22/12) sekitar pukul 21.30 WIB, dianggap sebagai dampak gelombang pasang yang biasa terjadi saat bulang purnama. Tak
heran apabila Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis kepada media menyatakan
tidak ada tsunami di kedua wilayah itu. Pernyataan tersebut didasari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa
tidak ada gempa besar di kedua wilayah tersebut yang bisa menimbulkan tsunami.

"BMKG telah melaporkan tidak ada gempa besar yang dapat membangkitkan tsunami, baik gempa di sekitar Selat Sunda maupun di Samudera
Hindia. Jadi fenomena yang ada saat ini bukan tsunami. Tidak ada tsunami di wilayah Indonesia saat ini," tegasnya.

Sutopo juga menyatakan fenomena gelombang pasang tersebut juga tidak ada hubungannya dengan erupsi Gunung Anak Krakatau. "Sejak tadi
pagi memang terjadi erupsi, tetapi erupsi kecil yang tidak menimbulkan pengaruh kenaikan gelombang air laut," katanya.

Melalui media sosial Twitter, @infoBMKG menulis,"#BMKG tidak mencatat adanya gempa yang menyebabkan tsunami malam ini. Yang terjadi
di Anyer dan sekitarnya bukan tsnumai, melainkan gelombang air laut pasang. Terlebih malam ini ada fenomena bulan purnama yang
menyebabkan air laut pasang tinggi. Tetap tenang."

Kedua pernyataan resmi tersebut membuat sebagian warga sedikit bisa bernapas lega. Namun, pesan-pesan yang berseliweran di media sosial
menyebutkan dampak "gelombang pasang" tersebut cukup parah. Setidaknya ada kabar orang hilang, bahkan ada yang menyampaikan
informasi korban meninggal.

Setelah hari berganti menjadi Minggu (23/12), sekitar pukul 01.00 WIB, BMKG mengakui bahwa yang terjadi di Anyer malam tadi adalah
tsunami. Ada dua cuitan yang mengonfimasi tsunami.

Pada pukul 01.07 WIB @infoBMKG menulis,"#BMKG tidak mencatat adanya gempa yang menyebabkan tsunami malam ini. Yang terjadi di
Anyer dan sekitarnya bukan tsunami karena aktivitas seismik gempa. … Tetap tenang. Sedikit ralat tweet sebelumnya, karena ada emoticon
yang kurang pas dan ada penegasan pernyataan."

Lalu, pada pukul 02.55 WIB, kembali muncul cuitan,"UPDATE: Gelombang pasang di Anyer dan sekitarnya memang bukan tsunami karena
aktivitas gempa tektonik. Namun hal tersebut DIDUGA tsunami akibat aktivitas gunung Anak Krakatau, setelah mendapat data dari Badan
Geologi. #BMKG akan melakukan verifikasi lanjutan mengenai fenomena ini."

Saat itulah baru terkonfirmasi bahwa tsunami menerjang Pandeglang dan Lampung Selatan.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di kantor BMKG, Jakarta, Minggu (23/12) dini hari menyatakan

penyebab gelombang tsunami yang terjadi di Provinsi Banten dan Provinsi Lampung bagian selatan diduga karena fenomena alam ganda, yaitu
gelombang pasang karena bulan purnama dan erupsi Gunung Anak Krakatau.

"Ada indikasi yang terjadi memang pada hari yang sama ada gelombang tinggi di bulan purnama, tetapi juga terjadi erupsi Anak Gunung
Krakatau yang diduga mengakibatkan tsunami. Seusai terjadinya gelombang tsunami, BMKG segera berkoordinasi dengan Badan Geologi
untuk memastikan penyebab fenomena alam tersebut," katanya.

8
Tsunami Senyap di Selat Sunda
sumber: https://www.youtube.com/watch?v=iAJFc7gEWK4

Anda mungkin juga menyukai