Anda di halaman 1dari 43

KECAKAPAN ABAD 21

Oleh : H. Muh. Anwar


wi lpmp Sulsel
UU NO. 20 TAHUN 2003
PENDIDIKAN adalah usaha sadar untuk
membantu peserta didik menemukan,
mengembangkan dan mengaktualisasi kan
POTENSI DIRI sehingga SUKSES mencapai
TUJUAN HIDUP PRIBADI masing-masing dan
TUJUAN BERSAMA sebagai BANGSA
INDONESIA.
Bapak sebagai seorang Kepala Sekolah
sedang menyeleksi Guru untuk menjadi
pengajar di sekolah Bapak
Mana yang Bapak pilih dari calon pengajar berikut:
A. Menguasai materi, paedagogik bagus, kurang jujur
B. Menguasai materi, paedagogik sedang, kurang
jujur
C. Menguasai materi sedang, paedagogik sedang,
jujur
D. Menguasai materi, paedagogik sedang, jujur
1. Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur
Berdasarkan Pancasila. Dan UUD 1945 ‘ Bhineka
Tunggal Ika ;
2. Menjadi Bangsa Yang Maju, Memiliki Jati Diri,
Akhlak Mulia, Berkarakter dan Berintegritas,
Gerakan pendidikan di sekolah 1. Pembangunan SDM merupakan
Definisi

Urgensi
untuk memperkuat karakter siswa pondasi pembangunan bangsa.
melalui harmonisasi olah hati (etik), 2. Menuju Generasi Emas 2045
olah rasa (estetik), olah pikir dengan dibekali Keterampilan
(literasi), dan olah raga abad 21 : Kualitas Karakter,
(kinestetik) dengan dukungan Literasi Dasar, dan Kompetensi
pelibatan publik dan kerja sama 4C (Critical thinking, Creativity,
Communication, and
antara sekolah, keluarga, dan
Collaboration).
masyarakat yang merupakan
bagian dari Gerakan Nasional 3. Membekali siswa menghadapi
kondisi degradasi moral, etika,
Revolusi Mental (GNRM) dan budi pekerti.
Rasional
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.”

b. Agenda Nawacita No. 8


Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai
bagian dari revolusi mental.

c. Trisakti
Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.

d. RPJMN 2015-2019
“Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk
memperkuat nilai-nilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter
yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”

e. Mempersiapkan Generasi Emas 2045


yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global.

f. Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter.


Tantangan
a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis
melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga
(kinestetik)

b. Besarnya populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia

c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak


antara sekolah, orang tua dan masyarakat

d. Tantangan globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai
religiusitas dan kearifan lokal bangsa

e. Terbatasnya pendampingan orang tua


Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya

f. Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur


Prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah,
hutan, sungai, dan laut), sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap.
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter

Religius
Jujur
Toleransi
Olah Hati Disiplin
Kerja Keras
(Etika) Kreatif
Mandiri
Demokratis
Olah Olah Rasa Ingin Tahu
Semangat Kebangsaan
Raga Pikir Cinta Tanah Air UTAMA
(Kinestetika) (Literasi) Menghargai Prestasi
Bersahabat/Komunikatif
Cinta Damai
Olah Gemar Membaca
Peduli Lingkungan
Karsa Peduli Sosial
(Estetika)
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)

Filosofi Pendidikan Karakter Nilai-nilai Karakter Kristalisasi Nilai-Nilai


Ki Hajar Dewantara

8
KONSEP DASAR PPK
FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS KELUARAN
1. Struktur Program  Integrasi dalam mata pelajaran Pembentukan individu yang memiliki
 Jenjang dan Kelas  Optimalisasi muatan lokal karakter dan kompetensi abad 21
 Ekosistem Sekolah  Manajemen kelas
 Penguatan kapasitas guru HASIL
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS  Olah pikir: Individu yang memiliki
2. Struktur Kurikulum BUDAYA SEKOLAH keunggulan akademis sebagai hasil
 PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan ko-  Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian pembelajaran dan pembelajar
kurikuler sekolah sepanjang hayat
 PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler  Keteladanan pendidik  Olah hati: Individu yang memiliki
 PPK melalui kegiatan non-kurikuler  Ekosistem sekolah kerohanian mendalam, beriman dan
 Norma, peraturan, dan tradisi sekolah bertakwa
3. Struktur Kegiatan PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT  Olah rasa dan karsa: Individu yang
 Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di  Orang tua memiliki integritas moral, rasa
lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi  Komite Sekolah berkesenian dan berkebudayaan
pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara  Dunia usaha  Olah raga: Individu yang sehat dan
(Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah  Akademisi, pegiat pendidikan, mampu berpartisipasi aktif sebagai
raga)  Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra warga negara
 Pemerintah & Pemda

PELIBATAN PUBLIK
Orang tua Komite Sekolah Dunia Usaha Akademisi/Pegiat Pendidikan Pelaku Seni & Budaya Pemerintah & Pemda
Komunikasi Mediasi CSR Partisipasi Sumber belajar Kolaborasi sumber daya:
Komitmen Mobilisasi sumber daya Sumber Belajar Advokasi ABK/kelompok Marjinal Komunitas Bahasa Kemdagri, Kemenag,
Konsistensi Pengawasan Media Massa Literasi Taman Budaya Kemenkes, Kemenhan,
Finansial Program inovasi Sanggar Seni Kemendes, TNI/Polri
Berbagi Pengetahuan Museum Pemprov/Kota/Kab

9
Pembelajaran abad ke-21
Berpusat pada guru Berpusat pada siswa
Pembelajaran langsung Pembelajaran kolaboratif
Menekankan Pengetahuan Menekankan ketrampilan
Berorientasi pada Isi/materi Berorientasi pada proses
Berkaitan dengan Ketrampilan dasar Berpikir tingkat tinggi
Penekanan pada Teori
Menekankan Praktik
Akademik
Individual
Life Skills
Berlangsung di Ruang kelas Kelompok
Penilaian sumatif Berlangsung dalam komunitas
Belajar demi sekolah Penilaian formatif
Belajar demi hidup

A Better Balance
Membangun Generasi Emas 2045 yang dibekali
dengan Keterampilan Abad 21
Keterampilan abad 21 yang dibutuhkan
setiap siswa
1 2 3
Kualitas Karakter Kompetensi Literasi Dasar
Bagaimana siswa memecahkan
Bagaimana siswa beradaptasi Bagaimana siswa menerapkan
masalah kompleks
pada lingkungan yang dinamis. keterampilan dasar sehari-hari.

• Religius • Berpikir kritis • Literasi


• Nasionalis • Kreatif dan inovatif kebahasaan
• Mandiri • Komunikatif • Literasi berhitung
• Integritas • Kolaboratif • Literasi sains
• Gotong royong • Literasi teknologi
• Toleransi informasi dan
komunikasi
• Tanggungjawab
• Literasi
• Kreatif keuangan
• Peduli lingkungan • Literasi budaya
(lihat Perpres 87/2017 dan
pasal 3) kewarganegara
Sumber: Kemendikbud
an 2016
LIMA NILAI UTAMA

PEMAHAMAN TENTANG KETUHANAN YANG MAHA


RELIGIUS ESA HARUS MENJADI ALASAN BEKERJA

CINTA TANAH AIR WAJIB MENJADI ALASAN UNTUK


NASIONALIS BERKARYA

KEJUJURAN WAJIB MEWARNAI SETIAP UCAPAN DAN


INTEGRITAS URUSAN KEUANGAN

KEYAKINAN BAHWA SEBUAH KARYA BESAR


GOTONG ROYONG
HANYA DAPAT TERWUJUD MELALUI KERJASAMA

SEMUA UPAYA HARUS HANYA MENUJU PADA


MANDIRI KEMANDIRIAN BANGSA
LIMA KOMPETENSI, ASPEK UTAMA YANG
DITINGKATKAN DAN CARANYA
• KEPRIBADIAN
• SOSIAL
• KEWIRAUSAHAAN
WHAT • MANAJERIAL
• SUPERVISI

• INTEGRITAS & ETOS KERJA


• KERJASAMA DALAM TIM KERJA YANG SOLID
• JIWA WIRAUSAHA
FOCUS • PIE
• OBSERVASI – PEMBINAAN – TINDAK LANJUT

• BELAJAR – BERLATIH – KEBIASAAN – MEMBUDAYA


HOW • PENDEKATAN KEPADA ALLAH SWT/ TUHAN YME
APA PENGHARAPAN KITA ?

TANAM TUMBUH TUAI

CUKUP DITANAMKAN HARUS DITUMBUHKAN AKAN DIPANEN

GURU WAJIB MEMILIKI


PENGHARAPAN BAHWA
GURU GURU WAJIB MELIHAT KARAKTER YANG DITANAM
SAMPAI ADA DAN DITUMBUHKAN AKAN
CUKUP MENANAM LALU
PERTUMBUHAN DITUAI/DIPANEN
DITINGGAL
1. KOMPETENSI KEPRIBADIAN

ETOS KERJA
4 PRINSIP KERJA YANG BAIK (1)

• KERJA = AKTIVITAS
• ORIENTASI PADA HASIL (SELALU INGIN
KUALITAS “A”)
• MEMILIKI KEKUATAN FISIK DAN MENTAL
(SPIRITUAL, INTELEKTUAL, EMOSIONAL)
DAN
• MENJAGA KEPERCAYAAN
2. KOMPETENSI SOSIAL

 KERJASAMA
 PEDULI
 PARTISIPASI
SEMANGAT GOTONG ROYONG
TANGGUNGJAWAB
MENUNJUKKAN KREATIVITAS
MEMIMPIN

MELAKSANAKAN TUGAS
MENGHIBUR MENGATASI KESULITAN KELOMPOK

ADAPTASI MEMOTIVASI
NEGOSIASI DG WIN-WIN SOLUTION
3.KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN
AYO BERJIWA WIRAUSAHA.............

8. Menghargai orang lain


1. Prestatif 9. Menghargai waktu
2. Kolaboratif 10. Menghargai uang
3. Kompetitif 11. Kreaktif
4. Bekerja keras 12. Inovatif
5. Pantang menyerah 13. Pandai menangkap
6. Percaya diri secara peluang “Bisnis”
memadai 14. Memiliki internal Locus of
7. Berani menaggung resiko Control yang baik (hati yang
baik)
4. KOMPETENSI MANAJERIAL
PLANNING

IMPLEMENTING

EVALUATING
5. KOMPETENSI SUPERVISI
TUJUAN SELAMA PROSES SUPERVISI:
GURU HEBAT, SEKOLAH BERMUTU,
SISWA BERPRESTASI
• ING NGARSO SUNG TULODHO
(DIDEPAN MEMBERI TELADAN)
• ING MADYO MANGUN KARSO
(DITENGAH MEMBERI SEMANGAT)
• TUT WURI HANDAYANI (DI
BELAKANG MEMBERI
DORONGAN/MOTIVASI)
(KI HADJAR DEWANTARA)
GOAL POINT :
KECAKAPAN ABAD 21 TERCAPAI

Ketika sekolah mampu meningkatkan


mutu layanan dan memberikan TIPS
TRUST : Kepercayaan
INTEGRITY : Kemampuan
PERSONALITY : Kepribadian
SOLUTION : Pemecahan/jalan keluar
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG
PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 13 Tahun2007
tentang Standar Kepala
kolah/Madrasah;
Pasal 1
Kepala Sekolah adalah
guru yang diberi tugas
untuk memimpin dan
mengelola satuan
pendidikan
Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, serta
menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah.
Guru dapat menjadi bakal calon Kepala
Sekolah apabila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki kualifikasi akademik paling
rendah sarjana
(S-1) atau diploma empat (D-IV) dari
perguruan tinggi
dan program studi yang terakreditasi
paling rendah B;
b. memiliki sertifikat pendidik;
c. bagi Guru Pegawai Negeri Sipil memiliki
pangkat
paling rendah Penata, golongan ruang
III/c;
pengalaman mengajar paling singkat 6
(enam) tahun
menurut jenis dan jenjang sekolah masing-
masing, kecuali di TK/TKLB memiliki
pengalaman mengajar paling singkat 3
(tiga) tahun di TK/TKLB;

memiliki pengalaman manajerial dengan


tugas yang relevan dengan fungsi sekolah
paling singkat 2 (dua)
tahun;
Penyiapan calon Kepala Sekolah pada
satuan
pendidikan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah
Daerah termasuk yang akan ditugaskan di
daerah
khusus dilakukan melalui tahap:
a. pengusulan bakal calon Kepala Sekolah;
b. seleksi bakal calon Kepala Sekolah; dan
c. Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala
Sekolah
Bakal calon Kepala Sekolah yang dinyatakan lulus
Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah diberi
Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon
Kepala Sekolah yang ditandatangani oleh Direktur
Jenderal.
Bakal calon Kepala Sekolah yang dinyatakan tidak lulus
diberi kesempatan untuk mengikuti kembali Pendidikan
dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah paling banyak 2
(dua) kali.
Tim pertimbangan pengangkatan Kepala Sekolah bagi
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh
pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) terdiri atas unsur sekretariat daerah, Dinas
Pendidikan
Provinsi, Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangannya, Dewan Pendidikan, dan Pengawas
Sekolah
Penugasan Kepala Sekolah pada satuan pendidikan
yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah termasuk
di daerah khusus dilaksanakan dengan periodisasi.
(2) Periodisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
setiap
masa periode dilaksanakan dalam kurun waktu 4
(empat) tahun.
Setelah menyelesaikan tugas pada periode pertama,
Kepala Sekolah dapat diperpanjang penugasannya
paling banyak 3 (tiga) kali masa periode atau paling
lama 12 (dua belas) tahun.
Penugasan Kepala Sekolah periode pertama pada satuan
administrasi pangkal yang sama paling sedikit 2 (dua)
tahun dan paling lama 2 (dua) masa periode atau 8
(delapan) tahun.
Dalam hal hasil penilaian prestasi kerja tidak mencapai
dengan sebutan paling rendah “Baik”, Kepala Sekolah
yang bersangkutan tidak dapat diperpanjang masa
tugasnya sebagai Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah yang tidak diperpanjang masa tugasnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat ditugaskan
kembali sebagai Guru.
Setelah menyelesaikan tugas pada periode ketiga,
Kepala Sekolah dapat diperpanjang penugasannya
untuk periode keempat setelah melalui uji kompetensi
Kepala Sekolah dapat diberhentikan dari penugasan
karena:
a. mengundurkan diri;
b. mencapai batas usia pensiun Guru;
c. diangkat pada jabatan lain;
d. tidak mampu secara jasmani dan/atau rohani
sehingga tidak dapat menjalankan kewajibannya;
e. dikenakan sanksi hukum berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap;
Guru yang pernah ditugaskan sebagai Kepala Sekolah
sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, masa
penugasannya tidak dihitung sebagai masa penugasan
berdasarkan Peraturan Menteri ini;
Kepala Sekolah yang sedang menjabat sebagaimana
dimaksud dalam huruf a yang belum memiliki Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala
Sekolah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (7).
wajib mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan
penguatan Kepala Sekolah;
Kepala Sekolah yang tidak lulus pendidikan dan
pelatihan penguatan Kepala Sekolah sebagaimana
dimaksud dalam huruf e diberi kesempatan untuk
mengikuti kembali pendidikan dan pelatihan penguatan
Kepala Sekolah paling banyak 2 (dua) kali
Kepala Sekolah yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan penguatan Kepala Sekolah sebagaimana
dimaksud dalam huruf f, namun tetap dinyatakan tidak
lulus maka diberhentikan sebagai Kepala Sekolah
berdasarkan usulan Direktur Jenderal kepada kepala
Dinas Pendidikan atau penyelenggara pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat sesuai dengan
kewenangannya;

Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 9 April 2018
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai