24 Mei 2019
ILMU FARMASETIKA
Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada farmasi untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien
Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap
Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap wajib
menanyakan kepada penulis resep
Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, tanggung jawab
sepenuhnya dipikul oleh dokter yang bersangkutan dokter wajib
menyatakannya secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang
lazim di atas resep
Apabila pada resep terdapat kekeliruan yang berbahaya dan tidak dapat
menghubungi dokter penulis resep, penyerahan obat dapat ditunda
Resep yang mengandung narkotika :
- tidak boleh ada iterasi (ulangan) dituliskan nama pasien, tidak
boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius (untuk pemakaian
sendiri)
- alamat pasien ditulis dengan jelas
- aturan pakai (signa ditulis dengan jelas & tidak boleh ditulis
s.u.c/signa usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)
Copy Resep (Salinan Resep)
Istilah lain dari salinan resep - kopi resep apograph, Exemplum,
Afschrift
Salinan resep memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep
asli, tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan, tanda
nedet atau nedetur untuk obat yang belum diserahkan, Nomor resep
dan tanggal peresepan
Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani
sama sekali, boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut
hanya boleh dilayani di tempat yang menyimpan resep aslinya.
Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali dan dokter tidak boleh menuliskan iter untuk resep
yang mengandung narkotika.
Istilah/singkatan
m.f = misce fac (campur, buat)
M. f pulv = buat menjadi serbuk
da in cap = buat menjadi kapsul
Add = tambahkan
a.p = ante prandium (sebelum sarapan pagi)
P.r.n = diminum bila perlu
SL = Sacharum Lactis (pemanis)
C = sendok makan (15 ml)
Cth = sendok teh (5 ml)
Cp = sendok bubur (8 ml)
1L = 1000 ml
gtt = guttae (tetes)
OBAT
OBAT merupakan zat yang digunakan untuk pencegahan dan
penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan
kesehatan bagi penggunanya.
Paracetamol, Asam Mefenamat, Metformin,
Bahan Aktif dll
1. Tablet,
Macam – macam bentuk tablet:
a. Tablet kunyah
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut dan tidak meninggalkan rasa
pahit , jangan ditelan langsung krn akan memperlambat absorpsi.
Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang
tak bergigi
Cth : Erysanbe chew, Antasida, Aspilet, Osteocal, Maltofer
b. Tablet lepas lambat
(controlled release, delayed release, sustained release, prolonged
released, extended release)
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan
tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat
diberikan.
Tablet lepas lambat harus ditelan seluruhnya !! tidak boleh
digerus/dipecah/dikunyah karena akan menyebabkan
rusaknya formulasi, konsentrasi obat dalam darah
meningkat, dan beresiko terjadi toksisitas.
Contoh : Adalat Oros, Mertigo SR, Glumin XR, Voltaren
SR
c. Tablet Salut
Tablet salut gula
Tablet disalut dengan gula, salut gula bertujuan untuk memperbaiki rasa, atau melindungi obat
dari pengaruh lingkungan (cahaya, panas, dll).
Obat masih boleh digerus asal langsung digunakan (jika diracik segera
dibungkus/di kapsul dengan disaring terlebih dahulu)!!
Contoh : Anvomer tablet, Neurobion Forte tab, Buscopan Tab
e. Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Cth : ISDN (cedocard)
f. Tablet effervescent
Tablet menjadi berbuih atau melepas gas ketika bercampur
dengan air.
Tablet harus dilarutkan di air !!
Contoh : CDR effervescent, Fluimucil Effers
g. Tablet vaginal
diletakkan di dalam vagina, umumnya untuk efek lokal.
Contoh : Flagystatin tablet vaginal, Cygest
2. Kapsul
Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat melarut.
Contoh : kapsul Thiamphenicol (cangkang keras)
kapsul minyak ikan (cangkang lunak)
3. Solutiones (larutan)
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
Misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur karena molekul-molekul
dalam larutan terdispersi secara merata.
Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
Bentuk larutan dimaksudkan untuk membuat sediaan yang
mengandung bahan obat yang larut di dalam pembawanya.
Penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya memberikan
jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika
larutan diencerkan atau dicampur.
Contoh : Betadine gargle
Faktor yang mempengaruhi kelarutan
1. Luas permukaan zat dengan penggerusan zat semakin kecil, luas
permukaannya semakin besar dan kelarutannya semakin cepat.
2. Pemanasan meningkat dengan pemanasan, panas mempercepat
kelarutan, namun tidak meningkatkan kelarutan ZA.
3. Sifat fisika dan kimia keasaman dan kebasaan, penggojokan selama
proses pelarutan.
Contoh obat dan kelarutannya
(Farmakope Indonesia)
Acid Salicil sukar larut dalam air, mudah larut dalam
Etanol (Alkohol), larut dalam air mendidih.
Resorsinol Larut dalam air, etanol.
Ctm bahan baku larut dalam air, etanol, kloroform.
Codein bahan baku larut dalam air
DMP bahan baku tidak larut dalam air, mudah larut dalam
kloroform
4. Sirup
Sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali
dinyatakan lain kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih
dari 66%.
perhatikan berapa lama boleh digunakan setelah dibuka.
Cth : Sanmol, Lasal, Ambroxol Syrup
Sirup kering (dry syrup)
Dioplos dulu sebelum diberikan, perhatikan
jumlah larutan pengoplos (tanda garis pada
kemasan atau ml yang dianjurkan lihat posisi
sejajar), gunakan air steril, suhu air normal,
kocok hingga homogen.
Cth : Amoxsan Dry Syrup
(pada umumnya antibiotik)
R/ H2O2 50% 1.2 mL
1 TETES
m.f.sol 3% 20 mL
Jawab:
M1. V1= M2. V2
50%. X = 3%. 20 mL
X = 1,2 mL
Jadi diambil 1,2 mL H2O2 50% kemudian ad aquadest 20 mL
Posisi sejajar untuk mengukur…!!
Sejajar
4. Suspensi
sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam
keadaan halus dan tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Contoh: Inpepsa suspensi.
Sebelum digunakan harus
dikocok terlebih dahulu !!
5. Emulsi
dibuat dari obat yang berbentuk
minyak, minyak lalu didispersikan
ke air dengan menggunakan zat
pengemulsi.
Harus dikocok !!
Tanggal kadaluarsa
menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan
kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat.
2. Tablet salut
Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
Basah dan lengket satu dengan lainnya
Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
3. Kapsul
Perubahan warna isi kapsul
Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain
4. Cairan
Menjadi keruh atau timbul endapan
Konsistensi berubah
Warna atau rasa berubah
Botol plastik rusak atau bocor
Sediaan Parentral
➢ Sediaan steril yang pemberiannya secara parenteral (i.m., s.c.,
i.v., dll)
➢ Dapat berbentuk larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan
atau disuspensikan sebelum digunakan
➢ Obat bekerja cepat
➢ Cocok untuk :
- obat yang dirusak oleh asam lambung
- pasien yang tidak sadar atau tidak kooperatif
- keadaan darurat atau gawat
Contoh : furosemid ampul dll
Sediaan topikal
1. Salep : mata & kulit
2. Krim : kulit
3. Gel : kulit
4. Lotion : kulit
5. Tetes : mata, telinga, hidung
Sediaan Topikal Lokal: krim, salep, gel, lotion
Berbeda bentuk dan bahan dasar pembuatannya.
Cth Salep: Esperson oint, Gentamisin Oint
Cth Krim : Hidrokortison krim, Miconazol krim
Cth Gel : Thrombophop Gel, Bioplacenton Gel, Niacef Gel.
Krim (Cream)
Salep (Oint)
Gel
Sediaan Suppositoria
➢ Sediaan obat yang cara pemberiannya dimasukkan
kedalam dubur, vagina, atau uretra
➢ Dapat untuk efek sistemik atau lokal
Sediaan Transdermal
Suatu sistem dimana bahan obat dapat menembus kulit
dan masuk ke sirkulasi sistemik atau ke tempat aksi secara cepat
Contoh : Durogesic Patch
Meracik Obat
Meracik Obat
Siapkan dan hitung obat sesusai dengan perintah dalam resep. Jika ada bahan yang harus
ditimbang maka persiapkan lebih dahulu. Setelah itu hasil penimbangan ditempelkan
di klat/resep untuk membantu pengecekkan.
Obat yang akan diracik dimasukkan kedalam wadah sambil disertakan perintah
pengerjaan resep yang ditulis pada klat. Klat berisi no resep, nama pasian, waktu
resep diterima, jumlah dan sediaan yang dikehendaki. Pada resep rawat jalan
ditambah lantai berapa resep berasal.
Pastikan obat racikan sudah dicek oleh Asisten Apoteker/Apoteker (double cek)
sebelum diberikan kepada petugas meracik.
Kerjakan racikan sesuai bentuk sediaan yang diperintahkan pada kertas perintah
pengerjaan (klat)
TAHAP-TAHAP MERACIK OBAT
1. Hand Hygene (cuci tangan dengan sabun atau alkohol dengan
teknis mencuci tangan yang benar) sebelum memulai satu
racikan.
HARUS TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN DILAKUKAN
Cuci tangan sebelum Tidak cuci tangan Kuman menempel ke
memulai satu racikan obat
Gunakan sarung tangan Tanpa sarung tangan dan Serbuk obat masuk melalui
tidak mencuci tangan pori-pori kulit, kuman di
tangan mengkontaminasi
obat
Cuci alat dengan sabun dan Alat tidak dicuci atau Kotoran, kuman, partikel obat
spon khusus obat hanya di lap sisa racikan sebelumnya dapat
mengkontaminasi racikan lain
Keringkan alat dengan lap Alat basah atau setengah Serbuk obat menempel, obat
bersih atau hairdryer kering lembab, obat rusak
Tablet, bahan baku untuk Talet atau bahan baku (acid Partikel kasar dapat melukai
salep atau krim dihaluskan salysil) hanya digerus kulit
sampai rata
5. Mengemas obat
Pilih kemasan sesuai perintah (kapsul, bungkus, salep, syrup,dll)
Pilih ukuran kapsul sesuai Kapsul kebesaran untuk Obat susah ditelan
banyaknya serbuk bahan yang sedikit
Kapsul kekecilan
Obat terbuang (kurang dosis)
Kapsul di lap dengan lap Kapsul tidak di lap Kapsul belepotan (kotor)
bersih
Bungkus puyer sesuai serbuk Serbuk sedikit dibungkus Serbuk menempel di alat
obat dengan mesin
Membagi serbuk puyer Membagi puyer tidak rata Dosis tidak homogen
dengan rata atau ditimbang Berbahaya untuk obat anak-anak
menjadi beberapa bagian atau indeks terapi sempit
Resiko..??
Resiko..??
• Stabilitas obat
Tdk stabil jika terkena cahaya (wadah/botol gelap)
Contoh : Vitacid cream
• Estetika
• Kemudahan pengambilan obat
PULVERES
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.
Pilih kapsul yang sesuai dengan jumlah serbuk (usahakan menggunakan ukuran
terkecil dan jangan mendoble kapsul)
Bagi sesuai jumlah yang diperintahkan, jangan meratakan serbuk kedalam kapsul
dengan menggunakan tangan (tanpa cuci tangan)
Meracik Kapsul
Meracik Salep
PRAKTEK LANGSUNG
1. Meracik kapsul
2. Meracik Puyer
3. Meracik salep/krim/lotion
Selamat Bekerja