Anda di halaman 1dari 66

ILMU MERACIK OBAT

24 Mei 2019
ILMU FARMASETIKA
Resep
 Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi,
dokter hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku kepada farmasi untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien
 Resep harus ditulis dengan jelas dan lengkap
 Apabila resep tidak dapat dibaca dengan jelas atau tidak lengkap wajib
menanyakan kepada penulis resep
 Apabila dokter penulis resep tetap pada pendiriannya, tanggung jawab
sepenuhnya dipikul oleh dokter yang bersangkutan dokter wajib
menyatakannya secara tertulis atau membubuhkan tanda tangan yang
lazim di atas resep
 Apabila pada resep terdapat kekeliruan yang berbahaya dan tidak dapat
menghubungi dokter penulis resep, penyerahan obat dapat ditunda
 Resep yang mengandung narkotika :
- tidak boleh ada iterasi (ulangan) dituliskan nama pasien, tidak
boleh m.i/mihi ipsi atau u.p/usus propius (untuk pemakaian
sendiri)
- alamat pasien ditulis dengan jelas
- aturan pakai (signa ditulis dengan jelas & tidak boleh ditulis
s.u.c/signa usus cognitus (sudah tahu aturan pakai)
Copy Resep (Salinan Resep)
 Istilah lain dari salinan resep - kopi resep apograph, Exemplum,
Afschrift
 Salinan resep memuat semua keterangan yang terdapat dalam resep
asli, tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan, tanda
nedet atau nedetur untuk obat yang belum diserahkan, Nomor resep
dan tanggal peresepan
 Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani
sama sekali, boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep tersebut
hanya boleh dilayani di tempat yang menyimpan resep aslinya.
 Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh
dilayani sama sekali dan dokter tidak boleh menuliskan iter untuk resep
yang mengandung narkotika.
Istilah/singkatan
 m.f = misce fac (campur, buat)
 M. f pulv = buat menjadi serbuk
 da in cap = buat menjadi kapsul
 Add = tambahkan
 a.p = ante prandium (sebelum sarapan pagi)
 P.r.n = diminum bila perlu
 SL = Sacharum Lactis (pemanis)
 C = sendok makan (15 ml)
 Cth = sendok teh (5 ml)
 Cp = sendok bubur (8 ml)
 1L = 1000 ml
 gtt = guttae (tetes)
OBAT
 OBAT merupakan zat yang digunakan untuk pencegahan dan
penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan
kesehatan bagi penggunanya.
Paracetamol, Asam Mefenamat, Metformin,
Bahan Aktif dll

Bahan pengisi : Talk


Bahan Tambahan Bahan pengikat : Gelatin
Bahan pelicin : Mg stearat
Pengemulsi
Pensuspensi, dll
Jenis-Jenis Sediaan Obat
 Sediaan Oral : tablet, kapsul, sirup, suspensi, emulsi.
 Sediaaan parenteral : injeksi
 Sediaan topikal :salep, krim, gel
 Sediaan supositoria
 Sediaan inhalasi
 Sediaan transdermal
Sediaan Oral

1. Tablet,
Macam – macam bentuk tablet:
a. Tablet kunyah
Tablet yang penggunaanya dengan dikunyah, memberikan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut dan tidak meninggalkan rasa
pahit , jangan ditelan langsung krn akan memperlambat absorpsi.
Tidak cocok untuk bahan obat yang rasanya pahit dan orang tua yang
tak bergigi
Cth : Erysanbe chew, Antasida, Aspilet, Osteocal, Maltofer
b. Tablet lepas lambat
(controlled release, delayed release, sustained release, prolonged
released, extended release)
Tablet ini dibuat sedemikian rupa sehingga zat aktif akan
tersedia selama jangka waktu tertentu setelah obat
diberikan.
Tablet lepas lambat harus ditelan seluruhnya !! tidak boleh
digerus/dipecah/dikunyah karena akan menyebabkan
rusaknya formulasi, konsentrasi obat dalam darah
meningkat, dan beresiko terjadi toksisitas.
Contoh : Adalat Oros, Mertigo SR, Glumin XR, Voltaren
SR
c. Tablet Salut
 Tablet salut gula
Tablet disalut dengan gula, salut gula bertujuan untuk memperbaiki rasa, atau melindungi obat
dari pengaruh lingkungan (cahaya, panas, dll).
Obat masih boleh digerus asal langsung digunakan (jika diracik segera
dibungkus/di kapsul dengan disaring terlebih dahulu)!!
Contoh : Anvomer tablet, Neurobion Forte tab, Buscopan Tab

 Tablet salut enterik (enteric coated)


Untuk obat yang rusak oleh cairan lambung atau dapat mengiritasi mukosa lambung,
tujuannya adalah untuk menunda pelepasan obat sampai obat melewati lambung, obat baru lepas
di usus halus.
Obat tidak boleh digerus !!
Contoh: Ascardia, Flamar, Pronalges, Voltadex, Ketoprofen
 Tablet salut film
Tablet disalut dengan bahan yang merupakan derivat cellulose ( film ) yang tipis/transparan,
untuk menutupi rasa dan bau yang tidak menyenangkan.
Obat masih boleh digerus asal langsung digunakan (jika diracik segera
dibungkus/di kapsul dengan disaring terlebih dahulu)!!
Contoh: Heptasan, Bufect, Metformin, Simvastatin
d. Tablet hisap (lozenges)
Tablet yang dapat melarut atau hancur perlahan dalam mulut.
Obat dihisap dan jangan dikunyah!!
Contoh : FG Troches, vometa FT

e. Tablet Sublingual
Tablet yang digunakan dengan cara meletakkan tablet dibawah lidah,
sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
Cth : ISDN (cedocard)
f. Tablet effervescent
Tablet menjadi berbuih atau melepas gas ketika bercampur
dengan air.
Tablet harus dilarutkan di air !!
Contoh : CDR effervescent, Fluimucil Effers
g. Tablet vaginal
diletakkan di dalam vagina, umumnya untuk efek lokal.
Contoh : Flagystatin tablet vaginal, Cygest
2. Kapsul
Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat melarut.
Contoh : kapsul Thiamphenicol (cangkang keras)
kapsul minyak ikan (cangkang lunak)
3. Solutiones (larutan)
 Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut.
 Misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur karena molekul-molekul
dalam larutan terdispersi secara merata.
 Kecuali dinyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling.
 Bentuk larutan dimaksudkan untuk membuat sediaan yang
mengandung bahan obat yang larut di dalam pembawanya.
 Penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan umumnya memberikan
jaminan keseragaman dosis dan memiliki ketelitian yang baik jika
larutan diencerkan atau dicampur.
Contoh : Betadine gargle
Faktor yang mempengaruhi kelarutan
1. Luas permukaan zat  dengan penggerusan zat semakin kecil, luas
permukaannya semakin besar dan kelarutannya semakin cepat.
2. Pemanasan  meningkat dengan pemanasan, panas mempercepat
kelarutan, namun tidak meningkatkan kelarutan ZA.
3. Sifat fisika dan kimia  keasaman dan kebasaan, penggojokan selama
proses pelarutan.
Contoh obat dan kelarutannya
(Farmakope Indonesia)
 Acid Salicil  sukar larut dalam air, mudah larut dalam
Etanol (Alkohol), larut dalam air mendidih.
 Resorsinol  Larut dalam air, etanol.
 Ctm bahan baku  larut dalam air, etanol, kloroform.
 Codein bahan baku larut dalam air
 DMP bahan baku  tidak larut dalam air, mudah larut dalam
kloroform
4. Sirup
 Sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali
dinyatakan lain kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih
dari 66%.
 perhatikan berapa lama boleh digunakan setelah dibuka.
Cth : Sanmol, Lasal, Ambroxol Syrup
Sirup kering (dry syrup)
Dioplos dulu sebelum diberikan, perhatikan
jumlah larutan pengoplos (tanda garis pada
kemasan atau ml yang dianjurkan  lihat posisi
sejajar), gunakan air steril, suhu air normal,
kocok hingga homogen.
Cth : Amoxsan Dry Syrup
(pada umumnya antibiotik)
 R/ H2O2 50% 1.2 mL
1 TETES
m.f.sol 3% 20 mL

Jawab:
M1. V1= M2. V2
50%. X = 3%. 20 mL
X = 1,2 mL
Jadi diambil 1,2 mL H2O2 50% kemudian ad aquadest 20 mL
Posisi sejajar untuk mengukur…!!

Sejajar
4. Suspensi
sediaan cair yang mengandung bahan obat padat dalam
keadaan halus dan tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.
Contoh: Inpepsa suspensi.
Sebelum digunakan harus
dikocok terlebih dahulu !!
5. Emulsi
dibuat dari obat yang berbentuk
minyak, minyak lalu didispersikan
ke air dengan menggunakan zat
pengemulsi.
Harus dikocok !!

Cth : Curvit CL emulsion


Penyimpanan obat
 Simpan pada suhu yang sesuai (suhu ruang 25˚C, suhu kulkas 2-8 ˚C)
(baca lagi suhu yang tertera pada kemasan)
 Pada setiap kemasan (sampai kemasan utama/primer)
wajib tertera nama/isi obat, tanggal kadaluarsa !!!

 Tanggal kadaluarsa
menunjukkan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan
kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat.

 Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk


obatsetelah diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya
dibuka/dirusak.
Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan
mutu, seperti:
1. Tablet
Terjadinya perubahan warna, bau atau rasa
Kerusakan berupa noda, berbintik-bintik, lubang, sumbing, pecah,
retak dan atau terdapat benda asing, jadi bubuk dan lembab
 Kaleng atau botol rusak

2. Tablet salut
 Pecah-pecah, terjadi perubahan warna
Basah dan lengket satu dengan lainnya
Kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik
3. Kapsul
 Perubahan warna isi kapsul
 Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain
4. Cairan
 Menjadi keruh atau timbul endapan
 Konsistensi berubah
 Warna atau rasa berubah
 Botol plastik rusak atau bocor
Sediaan Parentral
➢ Sediaan steril yang pemberiannya secara parenteral (i.m., s.c.,
i.v., dll)
➢ Dapat berbentuk larutan, suspensi, atau serbuk yang dilarutkan
atau disuspensikan sebelum digunakan
➢ Obat bekerja cepat
➢ Cocok untuk :
- obat yang dirusak oleh asam lambung
- pasien yang tidak sadar atau tidak kooperatif
- keadaan darurat atau gawat
 Contoh : furosemid ampul dll
Sediaan topikal
1. Salep : mata & kulit
2. Krim : kulit
3. Gel : kulit
4. Lotion : kulit
5. Tetes : mata, telinga, hidung
 Sediaan Topikal Lokal: krim, salep, gel, lotion
Berbeda bentuk dan bahan dasar pembuatannya.
 Cth Salep: Esperson oint, Gentamisin Oint
 Cth Krim : Hidrokortison krim, Miconazol krim
 Cth Gel : Thrombophop Gel, Bioplacenton Gel, Niacef Gel.
Krim (Cream)
Salep (Oint)
Gel
Sediaan Suppositoria
➢ Sediaan obat yang cara pemberiannya dimasukkan
kedalam dubur, vagina, atau uretra
➢ Dapat untuk efek sistemik atau lokal

➢ Sediaan ini kurang menyenangkan pasien

➢ Cocok untuk (tujuan sistemik) : pasien tak sadar,


muntah, post operatif, obat yang dirusak atau iritatif
di lambung.
Contoh : Dulcolax, Borraginol supp
Disimpan pada suhu 15-25℃
Sediaan Inhalasi
➢ Sediaan yang cara penggunaannya dapat dihirup
melalui mulut atau hidung.
Contoh :Inhaler, Turbuhaler

Sediaan Transdermal
 Suatu sistem dimana bahan obat dapat menembus kulit
dan masuk ke sirkulasi sistemik atau ke tempat aksi secara cepat
Contoh : Durogesic Patch
Meracik Obat
Meracik Obat
Siapkan dan hitung obat sesusai dengan perintah dalam resep. Jika ada bahan yang harus
ditimbang maka persiapkan lebih dahulu. Setelah itu hasil penimbangan ditempelkan
di klat/resep untuk membantu pengecekkan.

Obat yang akan diracik dimasukkan kedalam wadah sambil disertakan perintah
pengerjaan resep yang ditulis pada klat. Klat berisi no resep, nama pasian, waktu
resep diterima, jumlah dan sediaan yang dikehendaki. Pada resep rawat jalan
ditambah lantai berapa resep berasal.

Pastikan obat racikan sudah dicek oleh Asisten Apoteker/Apoteker (double cek)
sebelum diberikan kepada petugas meracik.

Kerjakan racikan sesuai bentuk sediaan yang diperintahkan pada kertas perintah
pengerjaan (klat)
TAHAP-TAHAP MERACIK OBAT
1. Hand Hygene (cuci tangan dengan sabun atau alkohol dengan
teknis mencuci tangan yang benar) sebelum memulai satu
racikan.
HARUS TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN DILAKUKAN
Cuci tangan sebelum Tidak cuci tangan Kuman menempel ke
memulai satu racikan obat

Cuci tangan setelah Serbuk obat yang


meracik beberapa menempel di tangan dari
macam racikan satu racikan menempel
ke racikan lain
2. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri)
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Gunakan masker Tanpa masker Terhirup serbuk obat (bahaya


untuk kesehatan)

Gunakan penutup kepala Rambut terurai Rambut, kotoran kepala


jatuh mengkontaminasi obat

Gunakan Apron (celemek) Tanpa celemek Baju kotor


HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Gunakan sarung tangan Tanpa sarung tangan dan Serbuk obat masuk melalui
tidak mencuci tangan pori-pori kulit, kuman di
tangan mengkontaminasi
obat

Gunakan alat bantu lain Merusak pendengaran, risiko


sesuai kebutuhan (mis :kaca percikan obat ke mata
mata, penutup telinga)
3. Menyiapkan alat

Cuci bersih alat dengan alat cuci obat


Keringkan alat
Pilih alat yang sesuai dengan permintaan
Lanjutan Menyiapkan alat
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Cuci alat dengan sabun dan Alat tidak dicuci atau Kotoran, kuman, partikel obat
spon khusus obat hanya di lap sisa racikan sebelumnya dapat
mengkontaminasi racikan lain

Keringkan alat dengan lap Alat basah atau setengah Serbuk obat menempel, obat
bersih atau hairdryer kering lembab, obat rusak

Pilih mortir untuk obat Menjadikan satu alat Risiko kontaminasi


dalam atau obat luar untuk obat luar dan dalam
4. Menghaluskan obat

 Gunakan mortir jika obat sedikit


 Gunakan blander jika obat banyak
 Buka kapsul dari cangkangnya hingga serbuk benar-benar lepas
dari cangkang
 Saring bubuk obat jika terdapat salut atau cangkang kapsul
Lanjutan Menghaluskan obat

HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO


DILAKUKAN
Tablet, bahan baku harus Tablet sedikit hanya Racikan obat tidak rata
digerus sampai halus dan ditumbuk komposisinya
homogen
Jika ada salut disaring Salut halus atau cangkang Pembagian obat ke kapsul atau
kapsul langsung dikapsul bungkus tidak rata
atau dibungkus

Tablet, bahan baku untuk Talet atau bahan baku (acid Partikel kasar dapat melukai
salep atau krim dihaluskan salysil) hanya digerus kulit
sampai rata
5. Mengemas obat
 Pilih kemasan sesuai perintah (kapsul, bungkus, salep, syrup,dll)

 Pilih ukuran kapsul sesuai jumlah serbuk

 Pilih bungkus manual atau press sesuai jumlah serbuk

 Pastikan kapsul tertutup rapat dan bersih

 Pastikan bungkus puyer tidak bocor

 Gunakan wadah yang sesuai dengan bentuk obat dan jumlah

isinya, pastikan tertutup dan tidak tumpah


Lanjutan Mengemas obat
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN
Kemas obat sesuai perintah Salah kemasan (mis: Mengemas ulang karena obat
(yang tertulis di klat) bungkus jadi kapsul) tidak bisa diminum,
memperlama selesainya racikan

Pilih ukuran kapsul sesuai Kapsul kebesaran untuk Obat susah ditelan
banyaknya serbuk bahan yang sedikit

Kapsul kekecilan
Obat terbuang (kurang dosis)

Doble kapsul Salah aturan minum obat (susah


menelan doble cap)
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Kapsul di lap dengan lap Kapsul tidak di lap Kapsul belepotan (kotor)
bersih

Kapsul di lap dengan lap Obat terkontaminasi


kotor
Meratakan bahan obat ke Meratakan serbuk obat Risiko kontaminasi
kapsul menggunakan spatula dengan tangan langsung
(tanpa cuci tangan)

Bungkus puyer sesuai serbuk Serbuk sedikit dibungkus Serbuk menempel di alat
obat dengan mesin

Serbuk banyak dibungkus


manual Serbuk tumpah (bocor)
HARUS DILAKUKAN TIDAK BOLEH RISIKO
DILAKUKAN

Membagi serbuk puyer Membagi puyer tidak rata Dosis tidak homogen
dengan rata atau ditimbang Berbahaya untuk obat anak-anak
menjadi beberapa bagian atau indeks terapi sempit

Mamilih wadah yang sesuai Cairan di pot Tumpah

Cream di botol Susah mengeluarkan obatnya

Obat terminum doble oleh


Doble pot (wadah) pasien
 Pencucian alat  dengan pencuci khusus untuk mencuci alat racik,
sampai bersih (partikel obat benar-benar hilang)

kontaminasi obat lain

Resiko..??

alergi obat (Parasetamol, Antalgin, Antibiotik tertentu)


• Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) masker, sarung tangan,
penutupkepala, apron (celemek),dll

Resiko..??

• Keamanan diri (dalam jangka waktu lama efek baru timbul/terasa)


• Kontaminasi ke obat (rambut, kuman ditangan)
• Penggunaan kemasan/wadah yang sesuai

• Stabilitas obat
Tdk stabil jika terkena cahaya (wadah/botol gelap)
Contoh : Vitacid cream
• Estetika
• Kemudahan pengambilan obat
PULVERES
Serbuk bagi adalah serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus
dengan kertas perkamen atau bahan pengemas lain yang cocok.

Serbuk obat(bahan baku)/tablet / kapsul (yang telah dibuka dari


cangkangnya) digerus merata menggunakan mortir atau blander obat
sampai halus

Saring dengan ayakan jika terdapat salut, kapsul, dll

Bagi sesuai jumlah yang diperintahkan


Untuk obat indeks terapi sempit timbang terlebih dahulu, dibagi menjadi
2 bagian, dst

Bungkus dengan kertas perkamen atau kertas pres,


pastikan pembungkus tidak bocor
Campur semua bahan obat dalam mortir
satu persatu dimulai dari bahan obat
yang jumlahnya paling sedikit, digerus
sampai homogen dengan pengadukan
yang searah.
Bagian atas kertas perkamen dilipat
kecil, kemudian kertas disusun.
Serbuk dibungkus di atas meja, pastikan
serbuk tidak tumpah atau bocor.
Kapsul
Serbuk obat(bahan baku)/tablet / kapsul digerus merata menggunakan mortir
atau blander obat sampai halus

Saring dengan ayakan jika terdapat salut (agar pembagian rata)

Pilih kapsul yang sesuai dengan jumlah serbuk (usahakan menggunakan ukuran
terkecil dan jangan mendoble kapsul)

Bagi sesuai jumlah yang diperintahkan, jangan meratakan serbuk kedalam kapsul
dengan menggunakan tangan (tanpa cuci tangan)

Pilih kapsul dengan warna berbeda untuk racikan lebih


dari satu.Lap bagian luar kapsul dari serbuk yang
menempel dengan lap khusus
Pilih ukuran kapsul yang sesuai
kapasitas.

kapasitas kapsul biasanya dinyatakan


dengan gram (gr).

Kapasitas kapsul kira-kira 30-600mg


dan tergantung BJ (Berat Jenis) serbuk.
Ukuran Kapsul
Salep/Krim
 Salep, krim yang sudah ditimbang oleh dicampur dengan
menggunakan mortir khusus obat luar
 Jika terdapat campuran serbuk dihaluskan sampai benar-benar
halus agar tidak menggores kulit
 Campur atau aduk dengan rata dengan menggunakan mortir
(sampai homogen  dapat dilihat dari warna yang merata)
 Perhatian khusus untuk pencampuran yang tidak dapat dilakukan
mis: salep dan krim karena bahan dasar yang berbeda
 Penambahan LCD
 Masukkan ke wadah yang sesuai , jika kental gunakan pot ,
jika cair (lotion) gunakan botol.
Syrup
Syrup campuran ditakar dengan benar

Jika terdapat tablet atau kapsul tambahan, gerus terlebih


dahulu sampai serbuk benar-benar halus

Tuang syrup kedalam mortir yang berisi serbuk lalu aduk


dengan stamper sampai homogen

Masukkan ke dalam botol yang sesuai


Obat yang tidak boleh digerus
 Obat-obat kemoterapi
Contoh : Mtx tab (Methrotexate), Cellcept tab, Xeloda tab
Why??
Berbahaya bagi petugas jika partikel obat yang
digerus terbang dan terhirup, penanganan harus menggunakan
APD lengkap jangan memegang obat secara langsung..!!
 Obat pelepasan terkontrol
Contoh : Omeprazol, Rhinos RS
Why??
Jika digerus merusak formulasi obat,
dosis bisa berlebih, berbahaya..!!
Bahaya obat kemoterapi
Obat Indeks Terapi Sempit
 Jika salah dosis berbahaya, karena antara dosis aman dengan dosis
toksik rentangnya sangat kecil, harus berhati-hati dalam pengangannya
termasuk dalam proses peracikan.
 Contoh: Phenobarbital (Luminal),Teofilin,Digoxin,Carbamazepin
Asam Valproat (Depakote), Phenytoin (Dilantin),Warfarin

Penanganan khusus untuk proses peracikan


 harus dibagi dalam jumlah yang rata
 bagi terlebih dahulu menjadi 2 bagian, dst dengan cara ditimbang
KTD yang berkaitan dengan proses peracikan
obat
 Racikan salep, klat tertukar  obat tertukar
 Racikan salep tertukar karena salah menempel etiket obat
 Salah ml pengoplosan syrup  dosis salah
 Natrium Bikarbonat ternyata Natrium Carbonat
 Racikan obat pada mortir atau blander basah  obat basah,
tidak dapat dibagi dengan rata dan obat dapat rusak
 Salah mencampur serbuk obat ke dalam botol syrup racikan
 hanya petugas yang meracik yang tahu (jadi risiko sangat
besar).
Video cara meracik obat
 Meracik Pulveres

 Meracik Kapsul

 Meracik Salep
PRAKTEK LANGSUNG
1. Meracik kapsul
2. Meracik Puyer
3. Meracik salep/krim/lotion
Selamat Bekerja

Anda mungkin juga menyukai