Anda di halaman 1dari 35

Om Swastiastu

KASUS KEGAWATDARURATAN PADA


OBSETRI DAN GINEKOLOGI

Ketuban Pecah Dini


Nama Anggota Kelompok :
1. Ni Luh Putu Ary Apriliyanti (P07120216017)
2. Ni Made Tariani (P07120216018)
3. Putu Indah Permata Sari (P07120216019)
4. Ni Putu Novia Hardiyanti (P07120216020)
5. Ni Wayan Mujani (P07120216021)
6. Ni Putu Nur Adiana Dewi (P07120216022)
7. Ni Nyoman Murti Apsari Dewi (P07120216023)
8. I Gusti Ayu Intan Adriana Sari (P07120216024)
DEFINISI KPD
Ketuban pecah dinyatakan dini jika Hal ini dapat terjadi pada akhir
terjadi sebelum usia kehamilan 37 kehamilan maupun jauh sebelum
minggu. Suatu proses infeksi dan
waktunya melahirkan.
peradangan dimulai di ruangan yang
berada diantara amnion korion KPD preterm adalah KPD sebelum usia
(Constance Sinclair, 2010). kehamilan 37 minggu.

KPD yang memanjang adalah KPD yang


terjadi lebih dari 12 jam sebelum
waktunya melahirkan.

4
ETIOLOGI KETUBAN PECAH DINI

Menurut
Menurut Departemen
Manuaba (2009) Obstetri : dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran UI
✘ Serviks inkompeten
RSCM ketuban
(2012)pecah : sampai
✘ Ketegangan
Masa interval sejak uterus yang
1. 1)Serviks inkompeten
Mekanismen KPD :
terjadi kontraksi disebut fase laten.
berlebihan
Selaput ketuban tidak kuat sebagai
2. Ketegangan
1) akibat panjangrahim
Makin kurangnya fase berlebihan
laten,
jaringan makin
ikat dantinggi
3.✘ Faktor
Kelainan keturunan
letak janin
vaskularisasi.
kemungkinan (ion Cu serum
dalam
infeksi
rendah, vitamin
2) Makinsangat
ketuban muda kehamilan,C rendah,
2) Jika terjadi pembukaan servik, selaput
rahim lemah dan makin
mudahsulitpecah
kelainan
4. Kemungkinan
dengan
upaya
genetik) kesempitan
mengeluarkan
pemecahannya air menimbulkan
tanpa ketuban.
3) grandemulti, overdistensi (hidramnion,
✘ panggul
Kelainan
kehamilanletak
ganda),janin
morbiditas janin dalam
disproporsi
5. Kelainan
rahim, misalnya
bawaan
3)sevalopervik,
Komplikasi kehamilan
ketuban pada
dari
letak
pecah selaput
letak
lintang,
dini makin
sunsang dan
ketuban letak lintang,
sunsang, atau pendular abdomen
meningkat
✘ Infeksi,
5
P
A
T
H
W
A
Y

K
P
D

6

Manuaba (2009) :
Manifestasi Klinis 1. Terjadi pembukaan prematur servik
2. Membran terkait dengan pembukaan terjadi:
a. Devaskularisasi
b. Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan
Mansjoer (2002) antara lain :

c. Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban,
Keluar air ketuban berwarna putih keruh, jernih, makin
kuning,
berkurang
hijau atau kecoklatan, sedikit sedikit atau sekaligus banyak.
Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat dengan infeksi
✘ yang mengeluarkan enzim preteolitik dan kolagenase.
Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi
✘ janin mudah diraba
✘ Pada periksa dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban
sudah kering
✘ Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput
ketuban tidak ada dan air ketuban sudah kering.

7

Menurut Nugroho (2010), pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan ketuban pecah dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan
Penunjang ultrasonografi (USG):
a. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan
ketuban dalam kavum uteri.
b. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
Manuaba, (1998) :
✘ Pemeriksaan spekulum, untuk mengambilNamun sering terjadi kesalahan pada penderita
sampel cairan
oligohidramnion.
ketuban di froniks posterior dan mengambil sampel cairan
untuk kultur dan pemeriksaan bakteriologis.
.
✘ Melakukan pemeriksaan dalam dengan hati-hati, sehingga
tidak banyak manipulasi daerah pelvis untuk mengurangi
kemungkinan kemungkinan nfeksi asenden dan persalinan
prematuritas.

8
Penatalaksanaan KPD
Penatalaksan aan KPD menurut Sarwono (2010), terbagi atas : a. Konservatif, b. Aktif
A. Konservatif
Penatalaksan
Konservatifaan KPD menurut Sarwono (2010), terbagi atas : a. Konservatif, b. Aktif
Sebagai gambabaran umum untuk tatalaksana ketuban pecah dini dapat dijabarkan
1. Jika
5.
B. Pengelolaan
Aktif usia
sebagai kehamilan
konserpatif
berikut, menurut32-37
dilakukan
minggu,
Manuaba, bila:sudah
2009 tidak ada
inpartu,
penyulit
tidak
(baik
adapada
infeksi,
ibu maupun
berikan

✘ Kehamilan
1. pada
tokolitik
janin)
(salbutamol),
Mempertahankandan
>37 harus
minggu,
deksametason,
di rawat
kehamilaninduksi
dirumah
sampai dengan
dan
cukup sakit.
induksi
oksitosin,
matur sesudah
bilamaturitas
khususnya gagal
24 jam.seksio sesarea.
paru sehingga
2.
6. Berikan
Jika
Dapatusia
pula
antibiotika
mengurangi kehamilan
diberikan
kejadian (ampicilin
misoprostol
32-37 perkembangan
kegagalan minggu,
4 50
x mg
500
ada
intravaginal
mg infeksi,
paruatau
yang tiap
eritromicin
beri6 antibiotik
sehat. jam maksimal
bila dan
tidak
4lakukan
kali.
tahan

✘ Bila
2. ampicilin)
induksi.
ada
Terjadi dan
tanda-tanda
infeksi metronidazol
dalam infeksi
rahim, 2 xkorioamnionitis
yaitu berikan
500 mg selama
antibiotika
7 hari.
yang dosis peicu
menjadi tinggi.sepsis,
Dan meningitis
persalinan
3.
7. janin,umur
Jika
Nilai dan persalinan
diakhiri.
tanda-tanda
kehamilan prematuritas.
infeksi
<32-34
(suhu,minggu,
leukosit,dirawat
tanda-tanda
selama
infeksi
air ketuban
intrauterin).
masih keluar,

✘ Bila
8.
3. atau
Pada skor
sampai
Denganusiapelvik
kehamilan
air ketuban
perkiraan < 5, sudah
janin lakukan
32-34
tidakminggu
keluar
pematangan
cukup lagi.
berikan
besar servik,
steroid,kemudian
dan persalinan untuk memicu
diharapkaninduksi.
kematangan
Jika tidak
berlangsung
4. dalamusia
Jika
paru waktu
berhasil,
janin, 72 persalinan
akhiri jam
kehamilan
dan dapat
kalau diberikan
32-27
memungkinkan
dengan
minggu,kortikosteroid,
seksio
belum
periksa
sesarea sehingga
in kadar
partu, kematangan
lesitin
tidak dan paru janin
ada spingomielin
infeksi, tes buss
tiap
4. dapat
Bila terjamin)
negativf
minggu.
skor beri
pelvik
Dosis
deksametason,
> betametason
5, induksi persalinan,
observasi
12 mg partus
sehari
tanda-tanda
pervaginam
dosisinfeksi,
tunggaldanselama
kesejahteraan
2 hari,
janin, terminasi IM
deksametason pada
5 mg
kehamilan
setiap 6 37
jamminggu.
sebanyak 4 kali

9
Bersihan jalan nafas
PENGKAJIAN Ada/tidaknya sumbatan jalan nafas
AIRWAY Distress pernafasan
Tanda – tanda perdarahan di jalan nafas,
muntahan, edema laring

Frekuensi nafas, usaha nafas, dan pergerakan


PENGKAJIAN dinding dada
BREATHING Suara pernafasan melalui hidung atau mulut
PRIMER
Udara yang dikeluarkan dari jalan nafas

Denyut nadi karotis


Tekanan darah
CIRCULATION Warna kulit, kelembaban kulit
Tanda – tanda perdarahan eksternal dan internal
PENGKAJIAN DATA DATA
SEKUNDER SUBJEKTIF OBJEKTIF
DIAGNOSA
• Risiko infeksi dibuktikan dngan faktor resiko, yaitu ketuban
pecah sebelum waktunya

• Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks


dibuktikan dengan mengeluh nyeri, perineum terasa
tertekan, ekspresi wajah meringis, uterus teraba membukat,
frekunsi nadi meningkat dan prilaku ekspresif
INTERVENSI
KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Partus Premature
• Partus preterm adalah kelahiran setelah 20 minggu dan sebelum
kehamilan 37 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir
DEFINISI (Benson, 201

• Rukiyah (2010), partus preterm adalah persalinan pada umur


kehamilan kurang dari 37 minggu atau berat badan lahir antara
DEFINISI 500-2499 gram.

• Menurut Oxorn (2010), partus prematurus atau persalinan


prematur dapat diartikan sebagai dimulainya kontraksi uterus yang
teratur yang disertai pendataran dan atau dilatasi servix serta
turunnya bayi pada wanita hamil yang lama kehamilannya kurang
DEFINISI dari 37 minggu (kurang dari 259 hari) sejak hari pertama haid
terakhir
KESIMPULAN

Partus Prematurus Iminens (PPI) adalah


adanya suatu ancaman pada kehamilan
dimana timbulnya tanda-tanda persalinan
pada usia kehamilan yang belum aterm
(20 minggu-37 minggu) dan berat badan
lahir bayi kurang dari 2500 gram.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

perdarahan trimester awal,


perdarahan antepartum, KPD,
Janin dan
pertumbuhan janin terhambat, cacat
plasenta
bawaan janin, gemeli,
polihidramnion
Wiknjosastro
(2010)
DM, pre eklampsia, HT, ISK, infeksi
dengan demam, kelainan bentuk
Ibu uterus, riwayat partus preterm atau
abortus berulang
Kehamilan multiple, hidramnion,
Faktor resiko anomali uterus, serviks terbuka
mayor lebih dari 1 cm pada kehamilan 32
minggu
Nugroho
(2010)
Penyakit yang disertai demam,
perdarahan pervaginam setelah
Faktor resiko
kehamilan 12 minggu, riwayat
minor pielonefritis, merokok lebih dari 10
batang perhari
Gizi saat hamil kurang, umur
kurang dari 20 tahun atau diatas
Faktor ibu 35 tahun, jarak hamil dan bersalin
terlalu dekat, penyakit menahun
ibu seperti; hipertensi, jantung
Hamil dengan hidramnion, hamil
ganda, perdarahan antepartum,
Manuaba (2009), Faktor kehamilan komplikasi hamil seperti pre
eklampsi dan eklampsi, ketuban
pecah dini

Faktor janin
Cacat bawaan, infeksi dalam
rahim
Tanda dan Gejala
Menurut Manuaba (2009), jika
proses persalinan
berkelanjutan akan terjadi
1. Kontraksi uterus dengan tanda klinik sebagai berikut :

atau tanpa rasa sakit 1. Kontraksi berlangsung


2. Rasa berat dipanggul sekitar 4 kali per 20 menit
atau 8 kali dalam satu jam
3. Kejang uterus yang mirip 2. Terjadi perubahan
dengan dismenorea progresif serviks seperti
pembukaan lebih dari 1
4. Keluarnya cairan cm, perlunakan sekitar 75-
pervaginam 80 % bahkan terjadi
penipisan servik.
5. Nyeri punggung
Enzim
sitokinin dan
prostaglandin

PATOFISIOLOGI
Ruptur
membran

Ketuban
pecah

kontraksi
uterus

imaturitas jaringan pada janin


persalinan
prematur.
Komplikasi
gangguan respirasi

Benson (2012)
gagal jantung kongestif

perdarahan intraventrikel dan


kelainan neurologik

hiperilirubinemia

sepsis

kesulitan makan
Anoksia 12 kali lebih sering terjadi pada bayi prematur

Gangguan respirasi

Oxorn (2010)
Rentan terhadap kompresi kepala karena lunaknya
tulang tengkorak dan immaturitas jaringan otak

Perdarahan intracranial 5 kali lebih sering pada bayi


prematur dibanding bayi aterm

Cerebral palsy

Terdapat insidensi kerusakan organik otak yang lebih


tinggi pada bayi prematur
Pemeriksaan Penunjang

1. Ultrasonografi : Pengkajian getasi (dengan berat badan janin


500 sampai 2500 gram)
2. Tes nitrazin : menentukan KPD
3. Jumlah sel darah putih : Jika mengalami peningkatan, maka
itu menandakan adanya infeksi amniosentesis yaitu radio
lesitin terhadap sfingomielin (L/S) mendeteksi fofatidigliserol
(PG) untuk maturitas paru janin, atau infeksi amniotic
4. Pemantauan elektronik : memfalidasi aktifitas uterus/status
janin.
PENATALAKSANAAN
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolitik, yaitu:

c. Sulfas magnesikus: dosis perinteral sulfas magnesikus ialah 4-6 gr/iv, secara bolus
a. Kalsium antagonis:
selama 20-30 menit, nifedipin
dan infus10 mg/oral
2-4gr/jam diulang 2-3 kali/jam,Namun
(maintenance). dilanjutkan
obat tiap 8 jam
ini jarang
2. Akselerasi pematangan
sampai
digunakan fungsi
kontraksi
karena efekparu
hilang. janindapat
Obat
samping dengan
yang kortikosteroid
diberikan
dapat lagi jika timbul kontaksi
ditimbulkannya pada ibuberulang. dosis
ataupun janin.
maintenance
Beberapa efek 3x10 mg.
sampingnya ialah edema paru, letargi, nyeri dada, dan depresi
b. pernafasan
Obat ß-mimetik:
(pada ibu seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol dapat
dan bayi).
a. Pemberian
d. Penghambat terapi
digunakan, tetapi kortikosteroid
nifedipin
produksi yaitu deksametason
mempunyai
prostaglandin: efek sampingatau
indometasin, yang betametason. Pemberian
lebih nimesulide
sulindac, kecil. Salbutamol,
dapat
siklus
dengan tunggal
menghambat dosis kortikosteroid
per infus:
produksi 20-50 ialah:
prostaglandin Betametason
µg/menit,
dengan sedangkan 2
menghambatx 12 mg i.m.
per cyclooxygenases dengan jarak
oral: 4 mg, 2-4 kali/hari
(COXs)
3. Pencegahan terhadap infeksi dengan menggunakan antibiotik.
pemberian
(maintenance) 24 jam,
atau Deksametason
terbutalin, dengan4 x 6
dosismg i.m.
per dengan
infus: 10-15
yang dibutuhkan untuk produksi prostaglandin. Indometasin merupakan penghambatjarak pemberian
µg/menit, 12
subkutan: jam.
250
Pemberian
µg
COX setiap
yang6 steroid
jam inikuat,
tidak namun
sedangkan
cukup diulang
dosis per karena
oral: risiko
menimbulkan5-7.5 pertumbuhan
mg janin
setiapkardiovaskular
risiko 8 jam terhambat..
pada Juga
(maintenance). Efek
janin.
dapat
samping
Sulindacdiberikan
dari
memiliki Thyrotropin
golongan
efek obat inireleasing
samping ialah: hormone
kecil 400
yanghiperglikemia,
lebih ug iv,
hipokalemia,
daripada pemberian suplemen
hipotensi,Sedangkan
indometasin. takikardia,
Antibiotika
inositol, hanya
karena
iskemi miokardial, diberikan
inosito bilamana kehamilan mengandung risiko terjadinya infeksi,
nimesulide saat iniedema paru. dalam konteks percobaan klinis.
hanya tersedia
seperti pada kasus KPD. Obat diberikan per oral, yang dianjurkan ialah eritromisin 3 x
500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lainnya ialah ampisilin 3 x 500 mg selama 3 hari, atau
dapat menggunakan antibiotika lain seperti klindamisin. Tidak dianjurkan pemberian ko-
amoksiklaf karena risiko necrotising enterocolitis.
27
Algoritma Resusitasi Bayi

Check Here

28
Kaji kepatenan jalan napas
AIRWAY Kaji ada/tidaknya suara napas tambahan

Kaji frekuensi pernapasan dan kedalaman pernapasan


dalam/dangkal/regular/ireguler, Kaji saturasi oksigen dengan
BREATHING menggunakan pulse oximeter, untuk mempertahankan saturasi >92%,
Kaji irama pernapasan cepat/lambat dan penggunaan otot bantu dada
pernapasan, Nilai apgar score pada menit ke-1 dan menit ke-5

PENGKAJIAN Kaji nadi cepat/tidak dan teratur/tidak, Kaji akral, hangat atau dingin , Kaji
PRIMER suhu tubuh bayi, Kaji warna kulit dan membran mukosa (pucat, sianosis,
CIRCULATION dan kemerahan), Pada Ibu : Hipertensi, Edema patologis (tanda
hipertensi karena kehamilan (HKK), penyakit sebelumnya.

DISABILITY Kaji respon/reaksi bayi , Kaji suara tangisan bayi (keras/lemah), Kaji
gerakan otot bayi

EXPOSURE Jaga suhu tubuh bayi agar tidak jadi hipotermi

PENGKAJIAN
PENGKAJIAN SEKUNDER

Check Here
DIAGNOSA
•Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi neuromuscular dibuktikan dengan tidak mampu batuk,
mengi, wheezing dan atau ronchi kering, meconium dijalan napas (pada neonates), gelisah, sianosi, bunyi nafas
menurun, frekuinsi napas berubah, dan pola napas berubah

•Pola napas tidak efektif berhubungan dengan imaturitas neurologis dibuktikan dengan penggunaan otot bantu
pernapasan, fase ekspirasi memanjang, pola napas abnormal (misalnya takipnea, bradipnea, hiperventilasi, kussmaul),
pernapasan pursed lip, pernapasan cuping hidung.

•Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dibuktikan dengan PCO2
Check meningkat atau menurun, PO2 menurun, takikardi, pH arteri meningkat atau menurun, bunyi napas tambahan, sianosis,
Here gelisah, napas cuping hidung, pola napas abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran menurun.

•Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan dibuktikan dengan kulit teraba dingin, menggigil, suhu
tubuh dibawah nilai normal, akrosianosis, bradikardi, dasar kuku sianotik, hipoksia, dan kutis memorata.
INTERVENSI
KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
EVALUASI
KEPERAWATAN
Thanks!
Any questions?

35

Anda mungkin juga menyukai