Anda di halaman 1dari 21

Monitoring Pasien

Oleh:
Andi Amalia

Pebimbing:
dr. Lasmaria Flora, Sp.An

Kepaniteraan Klinik Senior Ilmu Anestesi


Rumah Sakit Umum Daerah Bangkinang
Program Profesi Dokter Universitas Abdurrab
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
• Salah satu tanggung jawab Pemantauan atau monitoring
utama dari seorang ahli berasal dari bahasa latin
anestesi untuk bertindak “monere” yang artinya
sebagai penjaga pasien memperingatkan atau
yang dibius selama operasi memberi peringatan.
• "kewaspadaan" adalah
motto dari American
Society of Anesthesiologist
(ASA). Karena monitoring
pada pasien sangat
membantu dalam
mempertahankan
kewaspadaan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Monitoring Perianesthesia
Segala usaha untuk memperhatikan, mengawasi dan
memeriksa pasien dalam anestesi untuk mengetahui
keadaan dan reaksi fisiologis pasien terhadap tindakan
anestesi dan pembedahan.
2.1 Standar untuk Pemantauan
Anesthetik
Tujuan
Dasar
Untuk memastikan kecukupan fungsi sirkulasi
A Oksigenasi
(fungsi peredaran darah )pasien selama anestesi
Metode: palpasi nadi, auskultasi bunyi jantung,
Tujuan Untuk memastikan konsentrasi
pulse oksimetri, pemasangan ekg
oksigen yang memadai dalam gas dan
B Ventilasi
darah yang diinspirasi selama anestesi.
Tujuan Tujuan
Untukpasien
Untuk memastikan ventilasi membantu dalam
C Sirkulasi
yang memadai selamapemeliharaan
anestesi suhu tubuh yang
tepat selama
Metode: amati pengembangan anestesi.
dinding
dada, auskultasi bunyi nafas.
D Suhu Tubuh
2.2 Monitoring Kardiovaskuler
• Nadi Pemantauan frekuensi
dan irama nadi dapat dilakukan
dengan mudah, misalnya dengan
meraba arteri temporalis, arteri
radialis, arteri femoralis atau arteri
karotis
• Tekanan darah arterial Selain memperhatikan sistole dan diastol
Tindakan anestesi umum atau e, perlu juga diperhatikan mean arterial p
regional adalah indikasi reassure (MAP).
mutlak untuk dilakukannya 𝑆𝑖𝑠𝑡𝑜𝑙𝑖𝑘 + 2(𝐷𝑖𝑎𝑠𝑡𝑜𝑙𝑖𝑘)
MAP =
pengukuran tekanan darah. 3
Monitoring Tekanan Nadi

Non-invasif Invasif
•Metode palpasi •Kateterisasi arteri
•Metode auskultasi •Kateterisasi vena
•Metode Doppler Sentral
•Oskilometer •Elektrokardiografi
PALPASI
NON Invasif
• Sebelum melakukan pengukuran, kita AUSKULTASI
harus menentukan terlebih dahulu
• Teknik yang digunakan pada
denyut arteri perifer yang dapat
dirasakan. metode Korotkoff atau auskultasi
• Setelah itu, kita kembangkan kaf sampai hampir sama dengan metode
denyut nadi tidak teraba. Perlahan-lahan kaf palpasi, hanya ditambah
kita kempeskan sampai teraba kembali denyut
nadi. stetoskop yang ditempatkan di
• Tekanan sistolik terbaca saat arteri sekitar arteri brakialis.
terasa berdenyut untuk pertama kali.
• Tekanan sistolik ditunjukkan saat
• Tetapi oleh karena ketidaksensitifan
pertama kali bunyi nadi terdengar
perabaan kita dan adanya perbedaan
dan tekanan diastolik adalah saat
waktu antara aliran dibawah kaf dan
pulsasi pada sebelah distal, maka kita
bunyi tersebut menghilang.
tidak dapat menentukan tekanan
diastolik dan tekanan arteri rerata.
Prinsip dari alat ini adalah pulsasi
dari dinding arteri atau pergerakan darah yang
melalui suatu transduser Osilometer
memancarkan suatu gelombang
ultrasonik.
• Pulsasi arteri akan menyebabkan oskilasi
DOPPLER pada tekanan kaf. Oskilasi ini kecil apabila
kaf dikembangkan diatas tekanan sistolik.
• Mula-mula kaf dipompa sampai Saat tekanan kaf turun sampai tekanan
melewati batas tekanan sistolik. sistolik, pulasai akan dihantarkan ke
• Perlahan-lahan kaf dikempeskan dan set seluruh kaf dan oskilasi akan meningkat.
elah melalui batas tekanan sistolik, dindi • Oskilasi maksimal terjadi saat mencapai
ng arteri akan tekanan arteri rerata, setelah itu akan
berpulsasi dan akan diteruskan turun kembali.
melalui transduser. Penempatan probe
harus tepat diatas arteri.
• Pada metode Doppler, tekanan yang
dapat diukur hanyalah tekanan sistolik
saja
Invasif
Kateterisasi Arteri
• Indikasi tindakan anestesi dengan
hipotensi buatan, antisipasi pada
tindakan pembedahan dengan
perubahan tekanan darah yang
cepat, tindakan pembedahan yang
memerlukan pemantauan tekanan
darah dengan tepat secara cepat
dan pemantauan analisa gas darah
secara berkala selama tindakan
pembedahan.

• Kontraindikasi pada pembuluh


darah yang tidak terdapat kolateral
atau pada pasien yang sebelumnya
dicurigai adanya insufisiensi
pembuluh darah pada anggota
gerak tubuh (misalnya Raynaud’s
phenomenon).
Invasif
Kateterisasi vena sentral
• Indikasi:
Kateterisasi vena sentral diindikasikan untuk monitoring
tekanan vena sentral (CVP), pemberian cairan untuk
mengobati hipovolemia dan syok, infus obat kaustik dan
nutrisi parenteral total, aspirasi emboli udara, insersi
transcutaneous pacing lead, dan mendapatkan akses vena
pada pasien dengan vena perifer yang buruk.

• Kontraindikasi:
Kontraindikasi relatif termasuk tumor, penggumpalan darah,
atau vegetasi katup tricuspid yang dapat lepas atau
mengalami emboli selama kanulasi.
Invasif
Elektrokardiografi
• Indikasi dan kontraindikasi: Semua
pasien perlu melakukan monitoring
intraoperatif pada elektrokardiogram
mereka (ECG). Tidak terdapat
kontraindikasi.

• Teknik dan komplikasi: Pemilihan


lead menentukan sensitifitas diagnostik
ECG. Lead ECG dopisisikan pada dada
dan ekstremitas untuk memberikan sudut
pandang yang berbeda dari potensi
elektris yang dihasilkan oleh jantung.
2.3 Monitoring Nonkardiovaskuler
Monitoring pertukaran gas resipiratorik

1. Stetoskop perikardial dan esofageal


Sebelum tersedianya monitor Pertimbangan klinis
pertukaran gas rutin, anestesiologis Informasi yang disediakan oleh stetoskop
menggunakan stetoskop prekordial prekordial atau esofageal termasuk
atau esofageal untuk memastikan konfirmasi ventilasi, kualitas suara
bahwa paru terventilasi pada keadaan pernafasan (misalnya, stridor, wheezing),
dimana sirkuit terlepas sambungannya regularitas denyut jantung, dan kualitas
tonus jantung (tonus yang teredam berkaitan
dengan penurunan output kardia).Konfirmasi
suara pernafasan bilateral setelah intubasi
trakeal, akan tetapi, dibuat dengan stetostop
binaural
2. Pulse oksimetri1

• Pulse oksimeter adalah monitor wajib untuk


semua anestesi, termasu kasus-kasus
sedasi moderat.
• Pulse oksimeter mengkombinasikan prinsip
-prinsip oksimetri dan plethysmography
untuk secara noninvasif mengukur saturasi
oksigen dalam darah arterial.
• Selain dari SpO2, pulse oksimeter
memberikan indikasi perfusi jaringan
(amplitude nadi) dan mengukur denyut
jantung
3. KAPNOGRAFI 4.ANALISI GAS ANESTESI

• Kapnografi adalah • Analisis sistemik pada


monitor yang berguna p gas anestesi adalah
ada sistem pernafasan penting selama semua
pulmoner, kardio- vasku prosedur yang memerlu
ler & anestetik kan anestesia inhalasi.
Tidak terdapat kontrain
dikasi untuk analisis
gas-gas tersebut
Monitoring sistem neurologis
Elektroenselografi Bangkitan potensial

• Elektroensefalogram (EEG) kadang digunakan untuk monitoring intraoperatif bangkitan


selama pembedahan serebrovaskuler untuk me potensial (EP) termasuk proedur bedah
mastikan kecukupan oksigenasi serebral. yang berkaitan dengan kemungkinan
Monitoring kedalaman anestesia dengan EEG kerusakan neurologis: fusi spinal dengan
penuh 16-lead, 8-saluran tidak disarankan,
dengan mempertimbangkan tersedianya teknik instrumentasi, reseksi tumor tulang belakang dan
yang lebih sederhana. Tidak ada kontraindikasi. spinal cord, perbaikan pleksus
brachialis, perbaikan aneurisma aortik
thorakoabdoinal, bedah epilepsy, dan
reseksi tumor serebral. Iskemia pada spinal cord
atau korteks serebral dapat dideteksi dengan EP
Monitoring lainnya
Temperat
ur tindakan anestesi, terutama dalam waktu yang lama atau pada bayi
• Selama
dan anak kecil, tempertur pasien harus selalu dipantau.

• Alat yang digunakan untuk memantau temperature adalah termistor atau th


ermocouple.
OUTPUT URIN
Jumlah urin yang keluar menggambarkan f
ungsi dan perfusi dari ginjal, kardiovaskular
dan volume cairan.
Urin yang keluar dianggap baik apabila vol
umenya lebih atau sama dengan 0,5 ml/kg
BB/jam, dan bila kurang dari jumlah terseb
ut perlu mendaptkan perhatian.
Indikasi untuk dilakukan pemasangan kateter urin adalah pada pasien dengan penyakit jantung kongestif,
gagal ginjal, penyakit hati lanjut, atau pasien syok.

Selain itu kateterisasi urin merupakan tindakan yang rutin dilakukan pada pembedahan jantung, bedah aorta
atau pembuluh darah ginjal, kraniotomi, bedah abdomen mayor, pembedahan dengan waktu lama dan
pembedahan yang kemungkinan memerlukan cairan yang banyak serta pemberian obat diuretika selama
pembedahan.
BAB III
D
KESIMPULAN
Monitoring adalah segala usaha untuk memperhatikan, mengawasi dan
D

memeriksa pasien dalam anestesi untuk mengetahui keadaan dan reaksi


fisiologis pasien terhadap tindakan anestesi dan pembedahan. Tujuan utama
monitoring anestesi adalah diagnosa adanya permasalahan, perkiraan
kemungkinan terjadinya kegawatan, dan evaluasi hasil suatu tindakan,
termasuk efektivitas dan adanya efek tambahan.
D
D
Thank you

Anda mungkin juga menyukai