Skizofrenia Paranoid
Skizofrenia Paranoid
SKIZOFRENIA PARANOID
Pembimbing
dr. Agung Frijanto, Sp.KJ
Oleh :
M. Irfan Permana
Rachma Novriesya Mayzura
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat/ tanggal lahir : Jakarta, 24 Juli 1982
Usia : 34 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cempaka putih, Jakarta pusat
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SMA
Status pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Tanggal masuk RSIJ : 4 Maret 2017
Tempat pemeriksaan : Bangsal perawatan Jiwa RS Jiwa Islam
Klender
RIWAYAT PSIKIATRI
No. Rekam Medis : 00-01-16-91
Autoanamnesis :
•Diambil tanggal 5 Maret 2017 pukul 09.00 WIB, bertempat di
bangsal laki-laki Rumah sakit Jiwa Islam Klender,
•Diambil tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00 WIB, bertempat di
bangsal laki-laki Rumah sakit Jiwa Islam Klender.
Alloanamnesis :
•Diambil tanggal 8 Maret 2017 pukul 09.00 WIB, bertempat di
bangsal laki-laki Rumah sakit Jiwa Islam Klender (Ny. A (kakak
pasien))
■ Keluhan Utama
Pasien marah-marah sejak 1 bulan SMRS
■ Keluhan Tambahan
– Pasien tertawa sendiri
– Pasien merasa curiga terhadap orang lain
– Pasien suka berbicara sendiri
– Pasien mendengar bisikan
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien diantar oleh kakaknya ke RSJIK tanggal 4 Maret 2017
karena menurut keluarga (ayah, ibu dan kakak-kakaknya), pasien
marah-marah sendiri tanpa sebab.
Pada aloanamnesa dengan kakak pasien, sekitar 5 bulan SMRS
pasien mengundurkan diri dari pekerjaannya di bagian medical record
dengan alasan tidak cocok dengan lingkungan pekerjaan dengan rekan
kerja, karena pasien merasa semua rekan kerjanya mempunyai
perasaan iri terhadap hasil kerja pasien. Sejak saat itu pasien mulai
berhenti bekerja dan mencari pekerjaan lain.
Menurut kakak pasien setiap pasien mendapatkan pekerjaan,
pasien selalu merasa rekan kerjanya merasa iri terhadap pasien karena
kejadian tersebut tetangga sekitar sering memberitahu bahwa pasien
selalu curiga dan kadang marah-marah terhadap orang yang melihatnya
dan setiap kali ada orang yang memanggil nama pasien. Kakak pasien
pernah menanyakan kepada pasien kenapa pasien suka marah jika
orang-orang melihat pasien, dan pasien bilang orang-orang tersebut
merasa iri terhadap pasien dan merasa ingin mencelakai pasien.
1 bulan SMRS pasien menjadi sering marah-marah, curiga
terhadap lingkungan sekitar, dan sering berbicara sendiri. Pasien
juga pernah ingin bunuh diri dengan meminum baygon, kejadian
tersebut dilihat dan dicegah oleh kakak pasien. Kakak pasien
pernah melihat pasien sedang memegang pisau, walaupun oleh
pasien hanya dipegang dan dilihat saja tetapi kakak pasien takut
adiknya melakukan hal-hal yang tidak diinginkan.
1 hari sebelum dibawa ke RSJIK perilaku pasien menjadi
tidak terkontrol yaitu pasien marah-marah, bicara kacau seperti
sering berbicara orang-orang yang tidak dikenal dan sikap curiga
pasien makin bertambah. Setelah itu keesokaan harinya kakak
pasien membawa pasien ke RSJIK.
Saat diwawancarai pasien suka tiba-tiba tertawa sendiri
tanpa sebab. Pasien mengaku sering mendengar bisikan di
telinganya yang sering bergumam tidak jelas. Pasien merasa
dipasang sebuah chip atau kamera yang dipasang di kepala di
bagian belakang telinga pasien. Chip tersebut dapat digunakan
untuk berkomunikasi dengan seseorang walaupun orang
tersebut tidak ditempat pasien. Saat melakukan wawancara
pasien sering kali mengulang pembicaran yang sama seperti
sebelumnya.
Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan psikiatri
– 5 bulan yang lalu, menurut pengakuan kakak pasien,
pasien sering merasa curiga terhadap rekan kerjanya dan
lingkungan sekitar pasien.
– 1 bulan yang lalu pasien juga sering berbicara dan tertawa
sendiri dengan alasan yang tidak jelas. Pasien juga pernah
melakukan percobaan bunuh diri dengan cara meminum
baygon tetapi di cegah oleh kakak pasien.
– Dengan adanya kejadian tesebut, keluarga pasien tidak
pernah membawa pasien berobat ke dokter, pasien hanya
minum obat yang di belikan oleh kakaknya yang bekerja
sebagai asisten apoteker. Jika minum obat keluhan pasien
berkurang. Namun kakak pasien tidak ingat obat-obatan
apa saja yang telah diberikan dan tidak ingat berapa lama
obat tersebut telah diberikan kepada pasien.
2. Riwayat Gangguan Medik
Pasien tidak pernah menderita penyakit medis lain seperti
kelainan bawaan sejak lahir, kejang, penyakit jantung dan
trauma kepala. Namun, pasien pernah dirawat di Rumah
Sakit karena menderita penyakit tifoid. Riwayat darah tinggi,
asma disangkal.
3. Riwayat Pengguanaan Zat Psikoaktif
Pasien merupakan perokok berat, satu hari bisa
menghabiskan 1 – 1 1/2 bungkus rokok perhari. Menurut
kakak pasien, pasien tidak pernah minum-minuman
beralkohol dan menggunakan obat-obatan terlarang
(NAPZA).
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
■ Riwayat Prenatal dan Perinatal
• Pasien adalah anak ketujuh dari tujuh bersaudara.
• Menurut kakak pasien selama kehamilan ibu pasien
dalam kondisi sehat dan tidak pernah mengalami sakit
atau hal-hal yang mempengaruhi tumbuh kembang
janin.
• Pasien dilahirkan secara normal, pasien dilahirkan
cukup bulan, tanpa ada trauma dengan bantuan dokter.
• Kelahiran pasien tidak dikehendaki oleh ayahnya.
Ayahnya pernah memberikan obat untuk menggugurkan
kehamilan tetapi tidak berhasil.
• Pasien lahir dengan berat badan lahir normal. Kakak
pasien tidak mengetahui berat badan lahir pasien.
■ Masa Kanak-kanak Dini (0-3 tahun)
Pasien diasuh oleh ibu kandungnya sendiri dan diberi ASI
dan juga diberi susu formula. Nutrisi dan asupan makanan
pasien juga baik. Pasien tidak pernah mengalami kejang,
maupun penyakit lainnya yang dapat mempengaruhi tumbuh
kembangnya. Pasien tumbuh normal seperti anak seusianya
(belajar berdiri, berjalan, berbicara dan mengontrol BAB serta
BAK).
d. Riwayat Agama
Pasien mendapatkan pendidikan Agama Islam yang cukup
baik, dalam keluarga maupun lingkungan sekolahnya.
e. Masalah Seksual
Pasien dan keluarga pasien mengatakan tidak pernah
mengalami masalah seksual dan tidak pernah mengalami
pelecehan seksual.
■ Riwayat Keluarga
Gambar silsilah keluarga
Pasien adalah anak ke-7 dari tujuh bersaudara. Pasien
dilahirkan dalam keluarga sederhana. Menurut kakak pasien,
orang tua pasien merupakan pasangan yang hamonis walaupun
kadang sering berselisih pendapat.
■ Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a. Auditorik : Ada
b. Visual : Tidak ada
c. Taktil : Tidak ada
d. Olfaktorik : Tidak ada
e. Gustatorik : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Derealisasi : Tidak ada
4. Depersonalisasi : Tidak ada
■ Gangguan Pikir
1. Proses pikir
• Produktivitas : Cukup ide
• Kontinuitas :
Blocking : Tidak Ada
Assosiasi longgar : Ada
Inkoherensi : Tidak Ada
Word salad : Tidak ada
Neologisme : Tidak ada
Flight of ideas : Tidak ada
• Isi pikir
Preokupasi : Pasien ingin cepat pulang karena pasien
merasa tidak sakit jiwa.
• Gangguan isi pikiran
Waham
o Bizzare : Ada (pasien mengatakan chip atau
kamera di kepala belakang sebelah kiri)
o Kejar : Tidak ada
o Rujukan : ada (pasien merasa jika tidak mengenal
seseorang, maka pasien merasa orang tersebut akan
melakukan tindakan kejahatan kepadanya )
o Referensi : Tidak ada
o Kebesaran : Tidak ada
■ PROGNOSIS
– Quo of Vitam : ad bonam
– Quo of Functionam : ad bonam
– Quo of Sanationam : ad malam
PENATALAKSANAAN
■ Farmakoterapi :
– Risperidone 2 x 2 mg
■ Psikoterapi :
– Memotivasi pasien dan menganjurkan minum obat teratur.
■ Sosioterapi :
– Melibatkan pasien secara aktif dalam kegiatan terapi aktivitas
kelompok di RSJIK agar ia dapat beraktivitas dan berinteraksi dengan
lingkungannya secara normal.
– Memberikan pengertian kepada keluarga pasien agar dapat
memahami keadaan pasien sekarang ini dan dapat memberikan
dukungan kepada pasien.
– Jika pasien membaik dan dapat keluar dari rumah sakit jiwa,
mengingatkan pasien dan keluarga untuk ikut serta dalam kegiatan
seperti rehabilitasi agar pasien dapat berinteraksi dengan orang lain.
■ Religius
– Memberikan bimbingan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai
ajaran agama seperti : shalat, mengaji dan berzikir.
TERIMA KASIH