PLANNED OF BEHAVIOR.
NAMA KELOMPOK 03 :
1. Farida Fitri Noor K. (17.3169.01.0005).
2. Safira Indah Yulinar (17.3169.01.0021).
3. Sigit Ardianto (17.3169.01.0025).
A. Sejarah Theory Planned Behavior.
Pada awalnya banyak sekali penelitian tentang
perilaku yang dihubungkan dengan variabel sikap.
Namun, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa
tidak adanya hubungan yang cukup kuat antar sikap
dengan perilaku aktual seseorang. Kemudian hasil
penelitian ini dikaji kembali pada beberapa penelitian
selanjutnya dan di dapatkan kesimpulan bahwa
terdapat faktor yang berperan sebagai penghubung
antara sikap dan perilaku yaitu niat.
Hubungan antara niat dan perilaku ini kemudian
dikaji oleh Fishbein dan Ajzen (1975) dalam teori
yang dinamakan Theory of Reasoned Action.
A. Sejarah Theory Planned Behavior.
5. PERILAKU
Dari aspek biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organism atau
makhluk hidup yang bersangkutan. Skiner dalam Notoatmodjo (2010), seorang ahli
psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Teori Skiner ini dikenal sebagai
teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon). Perilaku kesehatan merupakan respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan,
minuman dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah
semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati atau tidak, yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Untuk lebih memahami mengenai pengukuran sikap, norma subjektif, dan
kontrol perilaku terlebih dahulu diulas konsep atau factor pembentuknya di
dalam Theory of Planned Behavior
Hubungan antara ketiga dimensi penentu niat dan
perilaku dapat dilihat di Gambar 1, dengan penjelasan
singkat dari masing-masing komponen sebagai
berikut:
1. Attitude towards the behavior, di dalam tulisan ini
disebut Sikap. sikap terhadap perilaku ini ditentukan oleh
keyakinan mengenai konsekuensi dari suatu perilaku atau
secara singkat disebut keyakinan-keyakinan perilaku
(behavioral beliefs). Keyakinan berkaitan dengan
penilaian subjektif individu terhadap dunia sekitarnya,
pemahaman individu mengenai diri dan lingkungannya.
2. Subjective Norm, di dalam tulisan ini disebut Norma Subjektif
Norma subjektif adalah persepsi individu terhadap harapan dari orang-
orang yang berpengaruh dalam kehidupannya
(significant others) mengenai dilakukan atau tidak dilakukannya
perilaku tertentu. Persepsi ini sifatnya subjektif sehingga dimensi ini
disebut norma subjektif.
3. Perceived behavioral control, di dalam tulisan ini disebut Persepsi
kontrol perilaku Persepsi kontrol perilaku atau dapat
disebut dengan kontrol perilaku adalah persepsi individu mengenai
mudah atau sulitnya mewujudkan suatu perilaku tertentu (Ajzen,
2005).
Aplikasi Theory Planned Behavior
PHBS di lingkungan Sekolah Dasar (SD)
1. Sikap
Banyak faktor yang mempengaruhi munculnya sikap para siswa mengenai PHBS di lingkungan
sekolah, salah satunya adalah pengarahan yang diberikan oleh guru atau penyuluhan oleh petugas
kesehatan. Dari kegiatan semacam itu akan memberikan pengetahuan terhadap para siswa mengenai
apa dan bagaimana PHBS itu (kognitif). Dengan pengetahuan pengetahuan tersebut akan
memunculkan sikap dalam siri para siswa. Sikap yang muncul pada tiap-tiap siswa pasti berbeda.
Sikap tersebut bisa berupa :
a. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya bagaimana keyakinan dan
pendapat atau pemikiran siswa terhadap PHBS.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung
di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).
• 2. Norma Subjektif
• Norma subjektif dalam hal ini berkaitan dengan perilaku warga
sekolah yang lain serta penerapah PHBS di lingkungan keluarga para
siswa. Norma subjektif merupakan adanya pengaruh orang lain atau
kelompok terhadap munculnya niat untuk berperilaku tertentu. Siswa
akan melihat bagimana penerapan PHBS oleh warga sekolah tersebut,
apakah PHBS benar-benar diterapkan dengan baik oleh semua pihak
atau tidak.
• 3. Kontrol Perilaku yang Disadari
• Kontrol perilaku di sini adalah mengenai penilaian diri atas
kemungkinan dilaksanakannya suatu perilaku tetentu. Dalam hal ini
seorang siswa mampu atau tidak dirinya menerapkan PHBS di sekolah
serta mengenai ada tidaknya hambatan yang mungkin menghalangi
siswa tersebut untuk menerapkan PHBS di sekolah. Mengenai
hambatannya, pihak sekolah sebelum membuat komitmen untuk
menerapkan PHBS terhadap semua warga sekolah, tentunya semua
persiapan telah dilakukan, seperti sarana dan prasarana, misal tempat
sampah yang memadai, tempat cuci tangan
yang layak dan memadai, dan lain-lain.
4. Niat
Niat untuk melakukan sesuatu akan muncul setelah munculnya
sikap yang positif, adanya dukungan normatif yang positif dan
adanya kemampuan diri untuk melakukannya. Setelah seorang
siswa merasa bahwa PHBS di sekolah memang baik dan penting
untuk diterapkan karena nanti juga akan berdampak baik bagi
dirinya dan lingkungannya.
5. Perilaku
Niat yang muncul dalam diri siswa tersebut akan teraplikasi
dalam sebuah perilaku, yaitu perilaku hidup bersih di sekolah.
Kelebihan dan Kelemahan Theory Planned Behavior
● Kelebihan :
1. Adanya Perceived Behavioral Control yang digunakan sebagai
persepsi seseorang terhadap kemudahan ataupun kesulitan membentuk
suatu perilaku tertentu.
2. TPB lebih detail menjelaskan variable social dibandingkan dengan
TRA
3. Theory of planned behavior (TPB) mempertimbangkan bahwa
subjective norms memiliki pengaruh yang penting dan lebih
berpengaruh kepada niat individu dibandingkan dengan variabel yang
lain
4. Menjelaskan hubungan diantara niat perilaku dan perilaku (tindakan)
dengan bantuan dari pengendalian perilaku yang dipersepsi (perceived
behavioral control) (Ajzen, 2002)
Kelebihan dan Kelemahan Theory Planned Behavior
● Kelemahan :
1. TPB beranggapan bahwa kepercayaan pemakai bergantung pada
situasi masing-masing. Karena itu model TPB tidak berasumsi bahwa
kepercayaan itu yang berlaku pada satu konteks juga akan berlaku
pada konteks yang lain.
2. TPB memerlukan suatu studi untuk mengidentifikasi hasil relevan,
kelompok acuan, dan variabel kendali di dalam tiap-tiap konteks yang
digunakan.
3. Materi TPB memerlukan suatu alternatif perilaku eksplisit jika ingin
memperoleh hasil yang sama.