Anda di halaman 1dari 8

Oleh:

Manggara Bagus Satriya Wijaya, Hermanu


Joebagio, Sariyatun
Magister Pendidikan Sejarah,
Universitas Sebelas Maret (UNS)
 Minimnya  Pembelajara
 Dominasi eksplorasi n Sejarah
hafalan terhadap tidak
kolektif sumber- mampu
dalam sumber memecahka
kurikulum sejarah n persoalan
pembelajara berbasis yang
n sejarah kearifan sedang
lokal. dihadapi
bangsa
 Metode: Deskriptif Kualitatif
 Jenis: Studi Kasus terpancang/ tunggal
terpancang
 Pengumpulan data: 1. Wawancara mendalam
2. Observasi
3. Dokumentasi

 Sumber data : 1. Narasumber/Informan


2. Tempat/Peristiwa/
Aktifitas
3. Dokumen
 Mata Pelajaran: Sejarah Peminatan
 Alokasi waktu : 4 Jam/Minggu
 KI : 3. (Pengetahuan), 4. (Keterampilan)
 KD: Menganalisis sistem pemerintahan,
sosial,ekonomi,dan kebudayaan
masyarakat Indonesia pada masa kerajaan-
kerajaan Maritim Islam.
 Materi: Kerajaan Mataram Islam
 Sub Materi: Serat Cebolek dan Teks Kajen
Ki Kedung Gede

Al-Mutamakkin Pakubuwono II

1. Negosiasi Demang Urawan


2. Mediasi/
Fasilitasi
3. Arbitrasi Patih Danurejo
(PB II)

Ketib Anom Kudus

Ki Busu (Gresik) Ki Witana (Surabaya

Gambar 1. Pemetaan resolusi konflik berdasarkan Serat Cebolek dan Teks Kajen
Keterangan Gambar 3:
1. Kotak menunjukkan pihak-pihak yang terlibat dalam situasi
2. Hexagon menunjukkan jalan penyelesaian konflik
3. Tanda panah menunjukkan alur komunikasi
4. Tanda zig-zag menunjukkan perselisihan/ konflik
Penyusunan pelbagai pertanyaan-pertanyaan
yang bersifat kritis dan emansipatoris.
Pertanyaan penting yang diajukan misalnya,
(1) Bagaiamana ajaran Syaikh Ahmad
Mutamakkin dalam mendakwahkan agama
Islam di Jawa kala itu?,
(2) Mengapa sosok beliau (Ahmad Mutamakkin)
mendapat preseden negatif didalam Serat
Cebolek? Serta,
(3) Hikmah apa yang dapat dipetik dari
penuntasan kasus Syaikh Ahmad
Mutamakkin?
Upaya mengkonstruksi pembelajaran
sejarah Islam berbasis Teks Kajen dan
Serat Cebolek adalah salah satu dari
sekian upaya yang menunjukkan inovasi
seorang guru dalam mengajar. Dengan
pemahaman resolusi konflik yang
termakhtub didalam kedua naskah klasik
tersebut, guru kemudian mengajak
peserta didik untuk memerankan pelaku
sejarah dizamanya agar mereka mampu
menghayati nilai-nilai keutamaan bahtsul

Anda mungkin juga menyukai