Anda di halaman 1dari 24

Bagian II

KEBIJAKAN
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Materi Kuliah
Ekonomi Internasional
Dosen : Drs Murbanto Sinaga,MA
HAMBATAN – HAMBATAN
DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Tarif (tariff reduction)


2. Nontarif (non tariff barriers)
3. Subsidi ekspor dan impor
4. Kebijakan lain sesuai kondisi negara
Instrumen Kebijakan

: Seperangkat aturan yang diterapkan oleh suatu


negara dalam proses perdagangan
internasional dengan tujuan untuk
mendapatkan keuntungan, pada saat yang
bersamaan menjalankan fungsinya sebagai
suatu negara
Pendahuluan
• Banyak negara besar mendukung: perdagangan
bebas didasari keuntungan komparatif akan
meningkatkan kesejahteraan secara global
• Konsep & dukungan ini diungkapkan dalam
kesepakatan perdagangan multilateral
• Semangat perdagangan bebas dibayang-bayangi
oleh pemberlakuan hambatan (restriksi)
perdagangan
• Banyak negara-negara yg telah mengidentifikasi
sektor-sektor ekonomi yangg perlu dilindungi
(proteksi)
• Proteksi untuk komoditas pertanian lebih banyak
dibandingkan terhadap komoditas industri
Argumentasi Terhadap Diberlakukannya
Globalisasi/Free Trade
1. Secara teoritis perdagangan bebas mengarah pada
produktivitas dan pendapatan tinggi bagi produsen,
dan social utility yg lebih tinggi bagi konsumen
2. Perdagangan bebas mengoptimalkan penggunaan
sumber-sumberdaya u/ memproduksi barang
melalui spesialisasi
3. Utilitas konsumen maksimum karena harga barang
dlm perdagangan bebas lebih rendah
4. Perdagangan bebas mendorong adanya persaingan
antar negara sehingga menjadi lebih efisien dr pd
isolasi
5. Adanya persaingan sempurna memenuhi kriteria
Pareto-optimal: no one can be better off without
making someone else worse off
Pendukung Kebijakan Proteksi
1) Dengan cara mengurangi atau membatasi impor,
devisa dihemat (keeping money at home); barang
dan uang dinikmati di negara sendiri
2) Melindungi pasar sendiri, hanya bagi produsen
domestik; bisa berakibat pemanfaatan sumberdaya
domestik tidak efisien
3) Dengan menyamakan harga domestik dengan harga
impor (scientific tariff), memungkinkan produsen
domestik bersaing dengan luar negeri; tetapi akan
mengeliminasi persaingan internasional
4) Menciptakan kesempatan kerja pada industri
domestik
5) Mengurangi defisit neraca perdagangan (Balance of
Payment/BOP)
Argumentasi Diberlakukannya
Proteksi
1) National security
Bagi ketahanan nasional suatu negara, industri2 yg
strategisnya perlu dilindungi, seperti industri
senjata
2) Unfair trade
Bila suatu negara mensubsidi suatu barang maka
daya saingnya di pasar dunia jadi lebih tinggi, tapi
merugikan negara lain penghasil barang yg sama
tanpa subsidi.
3) Infant industry
Karena penguasaan teknologi dan pengalaman
usaha masih rendah, perlu dilindungi
Tariff (Customs Duty)
Tarif Adalah Kebijakan Perdagangan Sejenis Pajak
Yang Dikenakan Pada Barang-Barang Impor.

• Ad valorem
Persentase tertentu (fixed) dari harga suatu barang: t = αp ;
dimana α = fixed tariff, dan p = harga barang
• A specific tariff
Sejumlah uang fixed per unit fisik barang:t = c,
dimana c = sejumlah uang u/ per unit barang
• A compound tariff
Kombinasi ad valorem dan specific tariff: t = c + αp
• Tarif menimbulkan dampak berupa kenaikan
harga atau biaya pengiriman barang (produk
impor) ke suatu negara
• Tujuan pengenaan tarif:
1. Memperoleh pendapatan utk mengisi kas
pemerintah(fungsi budgeter),
2. Metode untuk melindungi sektor-sektor
barang tertentu didalam negeri dari tekanan
persaingan produk impor (fungsi regulend)
• Contoh di indonesia : penerapan tarif impor
100% pada mobil mewah
Non Tariff Barriers
1) Hambatan masuk dan atau keluarnya barang
dan jasa dari dan ke dalam suatu negara tanpa
penggunaan tariff atau pajak tertentu,
tujuannya untuk: melindungi(protectionism),
karena tidak memberikan pemasukkan bagi
negara dapat berupa: kuota impor dan kuota
ekspor.
2) Aturan “penggunaan komponen dalam negeri”
3) Kebijakan spesifik lain sesuai kondisi negara
Non Tariff Barriers
Kuota
Kuota
• Menurut Kindleberger dan Lindert (1978),

“ Kuota merupakan hambatan non-tariff


yang banyak digunakan untuk membatasi
masuknya impor barang dan jasa”
Apa Alasan Pemberlakuan Kuota
Ekspor & Impor ?
• Pemberlakuan kuota ekspor dan atau
impor pada umumnya dilandasi alasan:
1. Sebagai jaminan kemungkinan kenaikan
pengeluaran ekspor dan atau impor akibat
persaingan perdagangan luar negeri yang
makin buruk,
2. Penerapan kuota memberikan kekuatan dan
fleksibilitas administrasi kepada pemerintah.
PENGEKANGAN IMPOR SECARA "SUKARELA“
( Voluntary Export Restraint, VER )

Voluntary Export Restraint, (VER) adalah suatu bentuk


pembatasan kuota atas jangkauan atau tingkat
intensitas hubungan perdagangan internasional yang
dikenakan oleh pihak negara pengekspor, bukan oleh
pihak pengimpor.

Pada umumnya VER dilaksanakan atas permintaan negara


pengimpor dan disepakati oleh negara pengekspor untuk
mencegah pembatasan lainnnya yang mungkin saja lebih
ketat.
Non Tariff Barriers
Penggunaan Komponen
Dalam Negeri
Komponen Dalam Negeri
• Peraturan pemerintah yang mewajibkan
pelaku usaha untuk menggunakan
sebagian daripada bahan baku dan atau
faktor produksinya dari dalam negeri
• Kebijakan untuk memajukan sektor lain,
terutama industri
• Implikasinya pada pembukaan lapangan
kerja dan efek lain yang diharapkan
Komponen Dalam Negeri....2
• Di sisi lain, sangat didukung oleh perusahaan,
terutama perusahaan multinasional
• Contoh : Pemerintah RI mewajibkan perusahaan
sepatu Adidas di Tangerang untuk
menggunakan sebagian bahan baku dari
sepatunya dari produksi indonesia (Adidas
hanya menggunakan komponen buatan
Jermannya untuk lapisan kulit luar dan sol)
Non Tariff Barriers
Kebijakan Spesifik Lainnya
• Aturan khusus yang tidak umum, tetapi
diterapkan karena bermacam alasan
khusus yang ada di suatu negara
• Contoh : pelarangan Pemerintah RI
terhadap impor mobil Ferrari dengan
spesifikasi kecepatan melebihi 300 km/jam
Kebijakan Subsidi Ekspor
• Selain kebijakan yang bersifat protektif dalam
perdagangan juga dikenal kebijakan promotif, untuk
mendorong pertumbuhan perdagangan dari dalam
negeri (ekspor)
• Subsidi Ekspor adalah pembayaran oleh pemerintah
dalam jumlah tertentu kepada suatu perusahaan atau
perseorangan yang giat menjual barang ke luar negeri
• Contoh : Harga normal barang $3, agar harga tidak
terlalu melonjak di negara pengimpor, pemerintah
memberikan subsidi $1, jadi harga jual 2$ dengan
harapan produk tsb mampu bersaing di pasar
internasional
Kebijakan Subsidi Impor
• Subsidi Impor adalah pembayaran oleh
pemerintah dalam jumlah tertentu
terhadap suatu produk yang masuk ke
dalam negeri
• Contoh : Harga pupuk impor $10, agar
terjangkau oleh petani, pemerintah
memberikan bantuan berupa subsidi
terhadap pupuk sebesar $5 sehingga
harga jual pupuk di pasar $5
Kebijakan Lainnya
Interaksi Kebijakan Perdagangan Internasional
dengan Strategi Industrialisasi

• Kebijakan Lainnya adalah kebijakan unik di


suatu negara untuk melindungi dan memajukan
industri dinegara tersebut.
• Contoh : “kebijakan harga dasar”,
penyeragaman harga padi, minyak tanah dll, di
indonesia
• Contoh di negara lain ada kebijakan tariff-rate
quota, program re-ekspor (re-export programs),
dan kebijakan pembayaran dalam bentuk natura
atau payment-in kind
Surplus Produsen
Surplus Produsen adalah pendapatan tambahan yang diperoleh
oleh seorang produsen dari penerimaan harga suatu barang yang
lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang sebenarnya
telah dipersiapkan untuk ditawarkan
Surplus produsen adalah besaran keuntungan yang diterima
oleh produsen dengan menjual pada mekanisme harga pasar
yang lebih tinggi daripada harga minimal yang mereka
bersedia untuk menjualnya. Harga minimal sama dengan
biaya variabel rata-rata
Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah uang
yang bersedia dibayarkan oleh konsumen untuk barang
dan jasa dengan harga pasar yang sebenarnya. Secara
spesifik, surplus konsumen terjadi ketika konsumen bersedia
membayar "lebih" untuk suatu barang atau jasa dari yang
mereka bayar saat ini.

Misalnya, seorang
mahasiswa bersedia
membayar harga buku
Rp 50 ribu walaupun
faktanya dia hanya
membayar Rp 40 ribu
DAMPAK
KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Anda mungkin juga menyukai