Anda di halaman 1dari 43

PENANDA LABORATORIUM

PENYAKIT JANTUNG

dr. Hj. Darmawaty ER, SpPK(K)


• Secara statistik, angka kejadian
penyakit jantung di dunia terus
meningkat dari thn ke tahun, baik di
negara berkembang maupun negara
maju
• Saat ini, PJK menempati urutan
pertama penyebab kematian di
seluruh dunia ( ±80% terjadi di negara
berkembang)
• Organ yang efisien,
memompa >6.000 L darah/
hari
• Berdetak 40jt x/tahun untuk
memberikan pasokan nutrisi
penting pada jaringan
Penanda penyakit jantung

• Zat (protein/enzim spesifik)


dilepaskan  darah jika terjadi
kerusakan jantung
• Membantu diagnosis, mengevaluasi
& memantau pasien dengan penyakit
jantung
Peningkatan 1/> penanda peny.
jantung dapat mengidentifikasi
pasien dengan penyakit jantung
 memungkinkan diagnosis
cepat & perawatan yang tepat
Syarat penanda lab penyakit jantung yang ideal
Distribusi besar dalam jaringan jantung

Memiliki spesifisitas jantung yang tinggi

Memiliki sensitivitas dan presisi tes yang tinggi

Meningkat cepat dlm darah setelah kerusakan miokard

Elevasi memanjang setelah kerusakan

Tervalidasi oleh penelitian klinis

Tersedia tes secara otomatis


Jenis-jenis Penanda Lab Penyakit Jantung
INFARD MIOKARD AKUT
Aspartate Aminotransferase (AST)/
SGOT
• Ditemukan dalam hati, jantung, otot rangka,
ginjal, otak & eritrosit
• Tahun 1954  penanda utk diagnosis AMI
(sensitivitas 89-97% & spesifisitas 48-88%)

• Kadar ↑ : 6-8 jam setelah serangan


• Puncak : 24-48 jam
• Kadar ↓ : 4-6 jam kemudian

• Nilai rujukan AST : <35 U/L (♂)


<31 U/L (♀)
Creatine Kinase (CK)
• Aktivitas CK > tinggi pd otot lurik & jaringan
jantung sedangkan pd jaringan lain seperti
otak, traktus gastrointestinal, kandung kemih
aktivitas CK > rendah

• Kadar ↑ : 4-8 jam setelah serangan


Puncak : 24-36 jam
Kembali Normal : 60-84 jam

• Sensitivitas 93-100% & spesifisitas 57-88%


• Nilai rujukan CK total adalah 0-130 U/L
Creatine Kinase-Myocardial Band
(CK-MB atau CK-2)

Enzim CK terbagi atas 3 isoenzim yg


berbeda, yaitu :
• BB (atau CK-1)
• MB (atau CK-2)
• MM (atau CK-3)
Creatine Kinase-Myocardial Band
(CK-MB atau CK-2)
• Kadar ↑ : 3-4 jam setelah serangan
• Puncak : 15-24 jam
• Kembali Normal : 48-72 jam

• Sensitivitas 94-100% & spesifisitas 93-100%.


• Nilai rujukan aktivitas CK-MB adalah < 25 U/L
• Nilai rujukan massa CK-MB : < 6,73 ng/mL

• Massa CK-MB dibandingkan dengan aktivitas


CK-MB yaitu massa CK-MB lebih sensitif,
lebih spesifik, waktu pemeriksaan lebih
singkat daripada aktivitas CK-MB
Lactate Dehidrogenase (LDH)
• LDH meningkat pada infark miokard, penyakit
sistem kardiopulmoner, kerusakan hati,
kejang, trauma otot, inflamasi, neoplasia

• Kadar ↑ : 10-12 jam setelah IMA


• Puncak : 48-72 jam
• Kembali Normal : 60-83 jam

• Sensitivitas 88-97% dan spesifisitas 39-88%


• Nilai rujukan LDH adalah 125-220 U/L (1-12
tahun) & 180-360 U/L (>12 tahun)
Lactate Dehidrogenase (LDH)
Komposisi subunit dari 5 isoenzim yaitu :
• LDH-1 (HHHH; H4), kisaran normal: 22-36%
(jantung)
• LDH-2 (HHHM; H3M), kisaran normal: 35-
46% (jantung)
• LDH-3 (HHMM; H2M2), kisaran normal: 13-
26% (paru)
• LDH-4 (HMMM; HM3), kisaran normal: 3-
10% (hati, otot lurik)
• LDH-5 (MMMM; M4), kisaran normal: 2-9%
(hati, otot lurik)
LDH-1 (HHHH; H4)
• Kadar ↑ : 10-12 jam setelah serangan
• Puncak : 3-6 hari
• Kembali Normal : 8-14 jam kemudian

• Rasio normal : LDH-1< LDH-2


LDH-5< LDH-4

• Jika nilai abnormal :


LDH-1>LDH-2: infark miokard (sensitivitas 70-
90%, spesifisitas 90-99%)
LDH-5>LDH-4: penyakit hati
α-Hydroxybutyrate Dehidrogenase
(HBDH)
• Sensitif dan spesifik tinggi utk diagnosis
infark miokard

• Nilai rujukan HBDH : 80-220 U/L

• Rasio normal HBDH/LDH : 0,63-0,81


• Jika rasio HBDH/LDH > 0,9 : kerusakan
jantung (infark miokard)
• Jika rasio HBDH/LDH < 0,6 : kerusakan
hati
Myoglobin
• Kadar ↑ : 1-3 jam setelah kerusakan
otot skelet atau jantung
• Puncak : 6-9 jam
• Kembali Normal : 24-36 jam

• Pe↑ myoglobin terdeteksi > cepat daripada cTn


& CK-MB tetapi tidak spesifik utk kerusakan
jantung  perlu parameter lain

• Sensitivitas 75-92% & spesifisitas 70-94%.


• Nilai rujukan myoglobin adalah 31-80 ng/mL
Carbonic Anhydrase III (CA III)
• Kerusakan otot skelet menyebabkan
pelepasan myoglobin dan CA III
• Kerusakan otot jantung menyebabkan
pelepasan myoglobin

• Rasio myoglobin-CA III konstan menunjukkan


kerusakan otot skelet
• Rasio myoglobin-CA III meningkat (>3,21)
menunjukkan kerusakan miokard (sensitivitas
84-90 % dan spesifisitas 90-96%)

• Nilai rujukan CA III adalah 13-30 ng/mL


Cardiac Troponin I (cTnI) &
Cardiac Troponin C (cTnT)
cTn akan dilepas otot jantung apabila mengalami
kerusakan otot jantung (miokard infark), miokarditis,
kardiomiopati, trauma

cTnI cTnT
Kadar ↑ 4-6 jam 4-6 jam

Puncak 10-24 jam 10-24 jam

Kembali Normal 4-7 hari 10-14 hari

Sensitivitas >98% >98%

Spesifisitas 90-95% 80-90%


Cardiac Troponin I (cTnI) &
Cardiac Troponin C (cTnT)
• Tes cTnI > spesifik drpd cTnT krn pd peny.
ginjal & otot skelet kadar dari cTnI tdk
meningkat
• cTn dpt menggantikan tes CK-MB 
mendiagnosis AMI (sensitivitas &
spesifisitas > tinggi)

• Nilai rujukan
Troponin I : < 0,1 ng/mL,
Troponin T : < 0,01 ng/mL
Myosin Light Chains (MLC)
• Kadar MLC dlm darah meningkat pd gangguan
miosit
• Tes ini dpt digunakan sbg diagnosis & follow-
up infark miokard

• Kadar ↑ : 3-8 jam setelah serangan


• Puncak : 24-35 jam
• Kembali Normal : 45-50 jam

• Nilai rujukan MLC adalah < 2,5 ng/ml


Heart-Fatty Acid Binding Protein
(H-FABP)

• Protein sitosolik BM rendah (15-16kDa)


• Investigasi akhir terbukti kegunaan H-FABP
sebagai marker:
Utk diagnosis awal Px nyeri dada akut
Penaksiran risiko SKA yg datang di UGD
Heart-Fatty Acid Binding Protein
(H-FABP)

• Kadar ↑ : 30 menit setelah IMA


• Puncak : 4-7 jam
• Kembali Normal : 12-24 jam

• Sensitivitas 70-82% & spesifisitas 80-93%


• Nilai rujukan H-FABP adalah < 7 ng/mL
Heart-Fatty Acid Binding Protein
(H-FABP)

• Kombinasi dengan cTn akan


me↑kan akurasi diagnosis & nilai
ramal negatif (96%) utk rule out
IMA pada pasien dengan nyeri
dada akut 3-6 jam awal sesudah
onset serangan
Heart-Fatty Acid Binding Protein
(H-FABP)
Keterbatasan H-FABP:
• Persamaan struktur dgn otot skelet-FABP → pe↑an
akut pd pasien dgn jejas miokard coincidence dgn
jejas otot skelet
• Kerusakan miokardial
→ rasio mioglobin/H-FABP 4-5 U
Kerusakan otot skelet
→ rasio mioglobin/H-FABP 20-70 U
• Insuf. renal H-FABP ↑ → masalah dlm interpretasi
• Diagn. window relatif kecil ssdh kejadian akut (24-30
jam)
Amplitude of Increase (x 50
Penanda lab IMA

cTnT
15

AST & cTnI


normal)

10 CK CK-MB

5
Myoglobin

0 1 2 3 4 5 6 7 10
Days after onset of AMI
GAGAL JANTUNG KRONIK
Brain Natriuretic Peptide / B-type
Natriuretic Peptide (BNP) &
N-Terminal Pro Brain Natriuretic
Peptide (NT-proBNP)
• Hormon alamiah yang disekresikan pada gagal
jantung sbg respon thdp pe↑ tek. Intrakardiak
• BNP dilepaskan dari jantung, terutama dari
ventrikel
• Semua anggota natriuretic peptide disimpan 
preprohormon & dikeluarkan  prohormon
Brain Natriuretic Peptide / B-type
Natriuretic Peptide (BNP) &
N-Terminal Pro Brain Natriuretic
Peptide (NT-proBNP)

• Tes BNP & NT-proBNP  skrining, klasifikasi,


prognosis dan pemantauan terapi pd gagal
jantung serta menghindari & mengurangi pem.
yg mahal/tidak perlu
• Kadar BNP & NT pro-BNP yang tinggi dari hari
I-VII  gagal jantung yang parah & mortalitas
yang tinggi
Brain Natriuretic Peptide / B-type
Natriuretic Peptide (BNP) &
N-Terminal Pro Brain Natriuretic
Peptide (NT-proBNP)
• Tes BNP  sensitifitas 90-97% & spesifisitas
60-84%
• NT-proBNP  sensitifitas 73-100% &
spesifisitas 70-82% dlm mendiagnosis
penyakit gagal jantung

• Nilai rujukan BNP adalah 80-100 pg/ml


• Nilai rujukan NT-proBNP adalah < 125 pg/ml
PENYAKIT JANTUNG REUMATIK
Sejumlah tes dapat membantu sebagai bukti:
• Adanya inflamasi yang sedang berlangsung
• Adanya infeksi streptokokus sebelumnya

Pem. non-spesifik yang menunjukkan adanya


inflamasi:
1. Laju Endap Darah (LED) ↑ Memantau aktivitas
2. C-Reactive Protein (CRP) ↑ penyakit & respon
3. Leukosit N/↑ pengobatan
4. Anemia (Hb 8-12 gr/dL)
5. Perubahan protein plasma
 albumin ↓, 2 & ɣ-globulin ↑, fibrinogen ↑
Pemeriksaan yg menunjukkan adanya
infeksi sedang berlangsung:

• Biakan dari bahan usap tenggorok


menunjukkan adanya Streptokokus
grup A
Pem. yg menunjukkan adanya infeksi
sebelumnya:
1. Titer Antistreptolisin O (ASTO) serum ↑
Indikasi pemeriksaan ASTO:
• Membantu menegakkan diagnosis
penyakit demam reumatik &
glomerulonefritis akut
• Meramalkan kemungkinan terjadinya
kambuh pada beberapa kasus demam
reumatik
• Nilai normal:
Dewasa : 160 IU
6 bln-2 thn : 50 IU
2-4 thn : 160 IU
5-12 thn : 170-330 IU
Bayi baru lahir : sama dengan ibunya

• Pe↑ titer: 2 mgg stlh infeksi, memuncak: 4-6


mgg
• Titer ASTO (+): 210 IU (dewasa), 320 IU (anak)
• Titer ASTO N: belum tentu menyingkirkan
demam reumatik
2. Titer anti deoxyribonuklease (DNAse) B ↑
• Nilai normal:
Dewasa : 85 U
Anak (pre-sekolah) : 60 U
Anak (sekolah) : 170 U

• Titer DNAse (+): 120 U (dewasa), 240 U


(anak)
• Titer memuncak: 6-8 mgg
3. Titer Streptozim (STZ) ↑
• Paling berguna  mengevaluasi
susp. peny. post streptokokus
• Streptozim tidak sensitif pada
anak-anak
• Normal streptozim: < 100 U
4. Titer hialuronidase
• Peny. Streptokokus grup A baru:
1000-1500 U
• Demam reumatik:  4000 U
• Lebih tinggi pada: demam reumatik
awal, demam reumatik inaktif,
peny. streptokokus non-reumatik &
infeksi non-streptokokus
Pemeriksaan lain:
1. Peningkatan serum cTn (nekrosis
miokardium)
2. AST ↑, ALT ↑ pada pasien gagal
jantung dengan kerusakan hati
3. Urin: kadang-kadang albuminuria
4. Titer antifibrinolisin
(antistreptokinase) ↑
 Spesifisitas tinggi utk otot jantung,
berperan sbg transporter intraseluler
dari fatty acid rantai panjang utk proses
 oksidasi cardiomiosit
Heart-Fatty Acid Binding Protein
(H-FABP)
BM yg rendah
Kandungan ber>an di dalam miokardium
(H-FABP 0,57 mg/g vs mioglobin 0,27 mg/g)
Keberadaan sebagian besar di sitoplasma
Stabilitas & solubilitas yg tinggi
Pelepasan yg singkat ke dalam sirkulasi

H-FABP sbg early marker utk dx


IMA, marker reperfusi ssdh
kejadian STEMI

Anda mungkin juga menyukai