Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA PASIEN DENGAN KETUBAN PECAH DINI

DISUSUN OLEH :

IKRAM HERMAWAN 17037141035


IMROATUL HASANAH 17037141025

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


UNIVERSITAS BONDOWOSO
2019
DEFINISI
 Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput ketuban
sebelum terjadi proses persalinan yang dapat terjadi
pada usia kehamilan cukup waktu atau kurang waktu
(Cunningham, McDonald, Gant, 2003).
 Ketuban Pecah Dini adalah rupturnya membran ketuban
sebelum persalinan berlangsung (Manuaba, 2003).
 Ketuban pecah dinyatakan dini jika terjadi sebelum usia
kehamilan 37 minggu. Suatu proses infeksi dan
peradangan dimulai di ruangan yang berada diantara
amnion korion (Constance Sinclair, 2010).
ETIOLOGI
Menurut Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
UI RSCM (2012), penyebab terjadinya ketuban pecah dini meliputi
hal-hal berikut:
 Serviks inkompeten
 Ketegangan rahim berlebihan seperti pada kehamilan ganda,
hidramnion
 Kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak
lintang
 Kemungkinan kesempitan panggul seperti perut gantung, bagian
terendah belum masuk PAP (pintu atas panggul), disproporsi
sefalopelvik
 Kelainan bawaan dari selaput ketuban
 Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban
pecah.
PATOFISIOLOGI
Menurut Taylor (2009), ketuban pecah dini ada
hubungannya dengan hal-hal berikut:
 Adanya hipermotilitas rahim yang sudah lama terjadi
sebelum ketuban pecah. Penyakit-penyakit seperti
pieronetritis, sistitis,servisitis terdapat bersama-sama
dengan hipermotilitas Rahim
 Selaput ketuban terlalu tipis (kelainan ketuban)
 Infeksi (amniotitis atau korioamnionitis)
 Faktor-faktor lain yang menyerupai predisposisi ialah:
multipara-malposisi disproprosi servik incompeten
 Ketuban pecah dini artitisial (amniotomi) dimana
ketuban pecah terlalu dini.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Manuaba (2009) mekanisme klinik ketuban
pecah dini, antara lain:
 Terjadi pembukaan prematur servik
 Membran terkait dengan pembukaan terjadi:
- Devaskularisasi
- Nekrosis dan dapat diikuti pecah spontan
- Jaringan ikat yang menyangga membran ketuban,
makin berkurang
- Melemahnya daya tahan ketuban dipercepat denga
infeksi yang mengeluarkan enzim preteolitik dan
kolagenase.
PENGKAJIAN

Identitas atau Riwayat kesehatan Pola-pola fungsi


biodata klien kesehatan

Pemeriksaan fisik Pemeriksaan


Diagnostik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Risiko tinggi infeksi maternal yang berhubungan prosedur
invasive, pemeriksaan, vagina berulang, dan rupture
membraan amniotic.
 Kerusakan pertukaran gas pada yang berhubungan dengan
adanya penyakit
 Risiko tinggi cedera pada janin yang berhubungan denggan
melahirkan bayi premature/tidak matur
 Ansietas yang berhubungan dengan krisis situasi, ancaman
pada diri sendiri / janin
 Risiko tinggi penyebaran infeksi/ sepsis yang berhubungan
dengan adanya adanya infeksi, prosedur infasif, dan
peningkatan pemahaman lingkungan
 Risiko tinggi keracunan karena toksik yang berhubungan
dengan dosis/ efek samping tokolitik
INTERVENSI
 Diagnose I: Risiko tinggi infeksi maternal yang
berhubungan prosedur invasive, pemeriksaan,
vagina berulang, dan rupture membraan
amniotic.
 Tujuan: infeksi maternal tidak terjadi.
 Criteria hasil: dalam waktu 3x 24 jam ibu bebas
dari tanda- tanda infeksi 9 tidak demam, cairan
amnion jernih, hamper tidak berwarna, dan
tdak berbau)
Intervensi Rasional
Mandiri
a. Lakukan pemeriksaan vagina awal, a. Pengulangan pemeriksaan vagina
ulangi bila pola kontraksi atau perilaku berperan dalam insiden infeksi
ibu menandakan kemajuan saluran asenden

b. Gunakan teknik aseptic selama b. Mencegah pertumbuhan bakteri dan


pemeriksaan vagina kontaminasi pada vagina

c. Anjurkan perawatan perineum setelah c. Menurunkan resiko infeksi saluran


eliminasi setiap 4 jam dan sesuai asendens
indikasi

Kolaborasi
d. Berikan cairan oral dan parenteral d. Meski tidak boleh sering di lakukan
sesuai indikasi. Berikan enema namun evaluasi usus dapat
pembersih bula sesuai indikasi meningkatkan kemajuan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
 Implementasi merupakan tindakan yang sesui
dengan yang telah di rencanakan, mencakup
tindakan mandiri dan kolaborasi.
 Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses
keperawatan. Evaluasi menyediakan nilai
informasi mengenai pengaruh intervensi yang
telah direncanakan dan merupakan perbandingan
dari hasil yang diamati dengan kriteria hasil yang
telah dibuat pada tahap perencanaan (Hidayat,
2002).
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai