Tambang
Proses penambangan memerlukan estimasi sudut lereng yang aman untuk perhitungan
stripping ratio dan faktor keamanannya.
Rancangan lereng merupakan proses menentukan sudut lereng yang optimum.
Rancangan lereng perlu dilakukan karena keberhasilan dalam proses penambangan turut
ditentukan oleh adanya acuan desain yang optimis dan kondisi kerja yang aman.
• Mewakili litologi
dari rencana pit
yang akan
dianalisis.
• Beberapa
borehole saling
melengkapi.
• Memperhatikan
batasan –
batasan yang
ada.
Penentuan titik pemboran geoteknik yang representatif
Pemboran full coring dengan alat bor yang sesuai kapasitas (kedalaman lubang yang
direncanakan, kekerasan material yang akan dibor, dll)
Pengambilan sample coring dari core barrel dengan hati - hati agar sample tidak rusak
Pemerian/ deskripsi litology dari core sample dengan form yang telah ditentukan
Preparasi sample dengan menggunakan plastik wrap agar kelembaban (moisture) dari
sample terjaga seperti asli
Preparasi sample untuk pengiriman ke laboratorium dengan dilapisi pipa PVC dan kain
perca agar sample tidak patah akibat benturan pada saat di perjalanan ke laboratorium
Pengukuran ground water level pada saat selesai pemboran
Pemasangan casing pipa pada lubang bor untuk keperluan monitoring GWL secara rutin
(opsional)
Menentukan jenis pengujian yang tepat dibutuhkan dan efisien yang akan di gunakan
untuk analisa lereng
Penampang Sayatan
Engineering Log Bor
- Coordinate Borehole
- GSI Chart
- Water Level
Log Bor
Plot hasil drilling sesuai dengan titik
pengeboran, dan buat model untuk
analisis.
Rock Mass Mapping
Lab test
Slope stability Analysis
2. Stratigrafi
Membuat korelasi perlapisan stratigrafi dari data deskripsi antar lubang bor yang telah disiapkan
Stratigrafi harus detail dengan kemungkinan weak layer yang ada didalam lapisan
3. Pola Struktur
Dari sayatan penampang yang dibuat identifikasi potensi adanya struktur yang biasanya
terdapat pada sisi low wall atau up dip batubara
adanya blok yang menggantung di bagian atas lereng dimana pada bagian bawahnya telah
terpotong (undercut)
Kinematic analisis.
4. Material Properties
Material properties didapatkan dari hasil pengujian laboratorium
Material properties adalah salah satu bagian terpenting dari analisa kestabilan lereng karena
sangat berpengaruh terhadap kekuatan penahan suatu material terhadap gaya – gaya yang
diberikan pada lereng.
Input material properties pada setiap lapisan material yang ada pada lubang bor penyusun
lereng yang akan dianalisa
5. Seismic Load
Seismic load dibutuhkan dalam analisa kestabilan lereng karena berhubungan dengan getaran
yang ditimbulkan sebagai gangguan terhadap kemantapan lereng · Seismic load dapat berupa
getaran akibat operasional penambangan ataupun beban gempa di suatu daerah/ zona
6. Hidrogeology
Data hydrogeology dimasukkan didalam analisa dengan menggambarkan tinggi muka air tanah
dari hasil pengamatan dilapangan dengan menggunakan piezometer
Data air permukaan yang berupa waterponding juga dimasukkan sebagai parameter
perhitungan kestabilan lereng
zona gempa
7. Analisa Faktor keamanan design
Import dxf ke software LEM, Slide dan Slope W
Membuat model di software LEM
Memasukkan semua input data material , GWL dari piezzometer dan data lapangan.
Analisis sesuai model failure di lapangan untuk lowwall menggunakan fully specified, highwall dan
disposal menggunakan normal circular .
Output FoS, apabila Fos < 1.2 maka melakukan modifikasi geometri dan rekayasa engineering lain
( anchor, geotextile, dll)
Minimal 9 data
50 analisis yang
digunakan.
40
Tinggi (m)
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Overall Slope (degree)
3
Dalam design suatu dinding tambang khususnya untuk sebuah bentukan “Nose” harus
memperhatikan kaidah mekanika batuan/tanah dimana batuan mempunyai sifat yang
memiliki daya tekan tinggi namun mempunyai nilai tarikan yang rendah. Bentukan dari sebuah
“Nose” merupakan pertemuan 2 tekanan sebesar dari sisi dan sebesar dari sisi lainnya sehingga
pada bagian “Nose” merupakan zone yang berpotensi me-release-kan energi sehingga
berpotensi terhadap longsoran. Hal ini akan dipercepat jika daerah “Nose” mempunyai “pore
water pressure” yang tinggi dan structure yang dipping searah dengan slope namun
mempunyai sudut yang lebih kecil (daylight).
Akibat adanya potensi failure pada sebuah “Nose” maka perlu dibuat suatu desain dinding tambang yang
memperhatikan kaidah geo-mekanik untuk menghindari atau meminimalkan potensi failure. Dalam
memudahkan perhitungan dikenalkan beberapa istilah berkenaan dengan bentukan “Nose”
Analisa Resiko
1. Identifikasi potensi bahaya.
2. identifikasi tingkat resiko.
3. Penentuan kontrol resiko.
1. Clearance area sebagai acuan setiap personel yang mempunyai kepentingan bekerja di
pit .
2. Perhitungan clearance area diperlukan sebagai guideline area yang mempunyai resiko
rendah ketika ada indikasi ketidakstabilan lereng atau pada saat hujan.
3. Penentuan jarak clearance area berdasarkan perhitungan runout analisis setiap
perbedaan sumber potensi bahaya.
4. Dari perhitungan diperoleh nilai clerance area untuk setiap sumber namun untuk
penentuan batas clearance menggunakan asumsi terburuk dalam hal ini adalah potensi
jarak clerance terjauh.
Korelasi Clerance Area vs Crack Zone
Crest RL+10 sebagai Acuan
100
90
80
70
Clearance Area (m)
60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Lebar Zona Crack Terhitung dari Crest Elevasi 10 ( meter )
tinggi lereng 5 meter dari elevasi +10 tinggi lereng 10 meter dari elevasi +10
tinggi lereng 15 meter dari elevasi +10 tinggi lereng 20 meter dari elevasi +10
Monitoring
1. Monitoring Visual.
2. Monitoring alat / instrument.
3. Hazard Map.
Wire extensometer
Sliding yang terjadi pada tanggal 15 Oktober 2014 di Site Sebuku BCS.
Semua Unit berhasil di evakuasi dengan aman dan selamat.
Level Peringatan dini terdeteksi oleh Extensometer sebelum terjadi
longsoran.
Name TP-01
Lokasi Girimulya
45
200
40 POINT DEF 01
POINT DEF 02
35 POINT DEF 03
150 POINT DEF 04
30 POINT DEF 05
Movement ( cm )
POINT DEF 06
0 -50
Date
CONTOH STUDI KASUS
counterweight Overcut pada CW Optimasi Batubara
Lowwall failure
Pengenalan Software
Material Properties
no UW c phi sample • Seismic load : 0.05g
1 23 130 35 dmg1 • Load distribution : 100 kn/m2
2 20.6 238 33.3 dmg2 • Variasi GWL
3 20.8 242 31.18 dmg3 • Variasi overall slope
4 21.6 260 32.57 dmg4 • Tambahan beban dump truck
5 21.4 99 30.07 dmg5 • Jarak aman terhadap infrastruktur dsb.
6 20.5 112 28.18 dmg6
7 23 142 35.45 dmg7
8 22.8 328 28.88 dmg8
9 21.2 201 30.49 dmg9
10 23 160 27.73 dmg10
11 21.8 179 30.92 dmg11
12 21.5 192 28.92 dmg12
13 13 129 32 coal
14 18 15 15 soil
15 21.5 192 30.92 dmg13
16 21.2 201 30.49 dmg14
17 22.8 328 35.77 dmg15
18 21.4 99 30.07 dmg16