Anda di halaman 1dari 22

0BAT HEPATOTOKSIK PADA dr.

Regina Marhadisony
dr. Rizki Wahyuni
KEHAMILAN : METILDOPA dr. Teuku Andy Fasha
DAFTAR PUSTAKA
Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh yang memiliki banyak
fungsi vital dan beragam, baik untuk meregulasi lingkungan internal
maupun respon terhadap perubahan dari luar tubuh.
Liver terdapat dibagian kanan rongga
abdomen, letaknya berada di dibawah arcus
costa dan diafragma . Merupakan organ tubuh
yang cukup besar dengan berat rata-rata 1350
gram, dengan konsistensi kenyal dan
permukaannya rata dan halus, berwarna
merah kecoklatan.
• Liver ini terdiri dari empat lobus yaitu : kanan, kiri, kaudatus dan kuadratus.
Lobus kanan merupakan lobus yang terbesar.
• Organ ini diikat oleh ligamentum falsiform (yang memisahkan antara lobus
kanan dan kiri) dan triangular hepatik serta ditutupi oleh kapsula fibrous yang
tipis dan kuat yaitu Glisson’s capsul yang kemudian berlanjut sampai porta
hepatik.
• Pada bagian depan bawah terdapat ligamentum teres hepatik umbilikalis .
Pada bagian posterior terdapat ligamentum venosum , berbentuk pita fibrosa
yang merupakan sisa dari duktus venosum.
ALIRAN DARAH PADA HATI

• Vena hepatica. Satu dari beberapa vena pendek yang berasal dari lobus hepar sebagai cabang
kecil. Vena ini mengarah langsung menuju v. kava inferior,mengalirkan darah
dari hepar.

• Vena cava inferior. Terbentuk dari bersatunya v. iliaka komunis kanan dan kiri, mengumpulkan darah
dari bagian tubuh dibawah diaphragma dan mengalir menuju atrium kanan jantung.

• Arteri hepatika. Arteri ini merupakan cabang dari truncus coeliacus (berasal dari aorta abdminalis) dan
mensuplai 20 % darah hepar.

• Vena porta hepatis. Pembuluh darah yang mengalirkan darah yang berasal dari seluruh traktus
gastrointestinal. Pembuluh ini mensuplai 80 % darah hepar.
FISIOLOGI HATI
• Membantu dalam metabolisme karbohidrat
• Pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa
dalam darah menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis),
lalu pada saat kadar gula darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau
asam amino dapat diubah menjadi glukosa dan dilepakan ke dalam darah
(glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah dipertahankan untuk
tetap normal.
• Membantu metabolisme lemak. Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati
mampu menghasilkan asam lemak dari Asetil Koenzim A.
• Membantu metabolisme Protein. Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah
dalam deaminasi (mengubah gugus amino, NH2) asam-asam amino agar dapat
digunakan sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat dan lemak.
• Menetralisir obat-obatan dan hormon (Detoksifikasi). Hati dapat
berfungsi sebagai penetralisir racun
• Mensekresikan cairan empedu. Bilirubin, yang berasal dari heme pada
saat perombakan sel darah merah, diserap oleh hati dari darah dan
dikeluarkan ke empedu.
• Mensintesis garam-garam empedu. Garam-garam empedu digunakan
oleh usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak, fosfolipid,
kolesterol, dan lipoprotein.
• Sebagai tempat penyimpanan. Selain glikogen, hati juga digunakan
sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K) serta mineral (Fe
dan Co).
• Sebagai fagosit. Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan
sel darah merah dan sel darah putih yang rusak serta bakteri.
• Mengaktifkan vitamin D. Hati dan ginjal dapat berpartisipasi
dalam mengaktifkan vitamin D.
• Menghasilkan kolesterol tubuh. Hati menghasilkan sekitar
separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan.
HEPATOTOKSISITAS
• Hepatotoksisitas (toksisitas hepatic) menunjukkan gangguan atau kerusakan liver
(hepar) karena bahan kimia)
• Hepatotoksik adalah efek samping kerusakan sel-sel atau jaringan hati dan
sekitarnya akibat konsumsi suatu obat
• Pada sebagian besar kasus, tidak ada treatment yang efektif selain menghentikan
obat yang dicurigai dan memberikan terapi suportif.
BEBERAPA MEKANISME YANG DAPAT MEMBUAT OBAT BERSIFAT
HEPATOTOKSIK
Peroksidasi lipid, Radikal bebas yang terkandung dalam obat dapat memicu reaksi
peroksidasi pada asam lemak tak jenuh pada retikulum endoplasmik sel hati, sehingga terjadi
degenerasi lemak dan nekrosis pada sel yang bersangkutan.
Stres oksidatif, juga disebabkan radikal bebas. Proses ini dapat menyebabkan berkurangnya
glutation dalam sel hati, sehingga terjadi gangguan keseimbangan kalsium dan kerusakan sel
yang bersangkutan.
Penghambatan oksidasi, juga dapat menyebabkan reaksi peroksidasi lipid.
Penghambatan sintesis protein melalui inhibisi enzim RNA polimerase, yang menyebabkan
nekrosis lemak dan kematian sel.

Penghambatan transportasi asam empedu pada sistem saluran kanalikuler intrahepatik.

Reaksi imunoalergenik (berupa reaksi sitotoksik akibat paparan antigen asing).

Efek karsinogenesis, terutama oleh metabolit obat yang sangat aktif atau teraktivasi
berlebihan oleh substansi asing.
HEPATOTOKSIK AKIBAT OBAT-OBATAN
1. Interferensi uptake bilirubin, ekskresi dan konjugasi: Tipe ini bisa dilihat sebagai
suatu varian dati toksisitas kolestasis. Sebagai contoh, Rifampicin dapat
mengganggu transportasi bilirubin sehingga menimbulkan hiperbilirubinemia.
2. Sitotoksik injury. Tipe ini mengacu pada kerusakan dari parenkim.
3. Cholestatic injury. Jenis ini meliputi terperangkapnya aliran empedu dan
menimbulkan jaundice yang dapat terlihat mirip dengan obstruksi bilier.
4. Campuran sitotoksik dan cholesatic injury. Kerusakan hati yang bersifat sitotoksik
terkadang dapat disertai dengan kolestasis, misalnya setelah penggunaan terapi-p
asam aminosalisilat.
Lemak hati. Lemak hati (steatosis) dapat dianggap sebagai jenis cedera sitotoksik, tetapi juga bisa
menjadi bentuk kerusakan hati kronis.
6. Sirosis
Sirosis makronodular dapat langsung terjadi setelah kerusakan hati akut,.
7. Phospholipidosis
Hal ini mungkin dapat terjadi akibat dari penggunaan obat-obatan yang ditandai oleh hepatosit
yang penuh dengan lipid.
8. Tumor hepar
Adenoma dari sel hati telah terbukti memiliki keterkaitan dengan penggunaan kontrasepsi steroid.
9. Lesi vascular
Oklusi vena hepatika, seperti efek thrombogenic dari kontrasepsi steroid, dapat mengakibatkan
kerusakan hati.
10. Hepatitis Kronis Aktif
Ini merupakan penyakit hati necroinflammatory yang bersifat progresif yang mungkin memiliki
banyak penyebab termasuk obat.
11. Nekrosis hepatik subakut
Sindrom ini terdiri penyakit hati yang progresif, disertai dengan sirosis dan jaundice.
TIPE HEPATOTOKSISITAS
1. Hepatotoksisitas intrinsik (Tipe A)
• dapat diprediksi
• tergantung dosis
• melibatkan mayoritas individu yang menggunakan obat dalam jumlah
tertentu
• Rentang waktu antara mulainya pengobatan dan timbulnya kerusakan
hati sangat bervariasi (dari beberapa jam sampai beberapa minggu)
• Co : parasetamol, metotreksat, tetrasiklin
2. Hepatotoksisitas idiosinkratik (tipe B)
• Tidak dapat diprediksi
• Dapat terkait dengan hipersensitivitas terhadap obat ataupun kelainan metabolisme
• Tidak tergantung terhadap dosis yang diberikan
• Masa inkubasi bervariasi (biasanya berminggu-minggu atau berbulan-bulan)
• Co. INH, Halotan
MEKANISME HEPATOTOKSISITAS OBAT
METILDOPA
• Menyebabkan hepatotoksisitas secara idiosinkratik (tidak dapat diprediksi, tidak
tergantung dosis obat, berkaitan dengan kelainan metabolisme obat pada individu
• Menyebabkan Acute Liver Injury setelah 2 sampai 12 minggu pemberian, ditandai
dengan peningkatan SGPT/SGOT (5-100 kali lipat)
• Mekanisme Hepatotoksisitas :
1. Abnormal metabolism of alpha methyldopa by cytochrome P450, which may lead
to
KASUS PADA KEHAMILAN
Seorang pasien wanita usia 25 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 20-22 minggu datang ke rumah sakit
dengan keluhan gatal pada seluruh badan, hal ini sudah dialami sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga
mengeluh mual dan muntah 2 sampai 3 kali sehari dan juga penurunan nafsu makan dalam minggu ini.
Demam (-). BAB (+) normal, BAK (+) berwarna teh pekat juga dialami sejak 1 minggu ini. Pasien
sebelumnya didiagnosa dengan Hipertensi Gestasional oleh Dokter Spesialis Obgyn pada trimester
pertama dan telah mengkonsumsi obat Metildopa dengan dosis 500 mg 2 kali sehari selama 8 minggu.
Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya.

Tanda-tanda vital menunjukkan tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 80 kali per menit, pernafasan 20
kali per menit, suhu 36,8˚C, dan saturasi oksigen 99%. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan kedua
sklera ikterik pada inspeksi dan pada palpasi abdomen terdapat pembesaran hati yang teraba 2-3
jari dibawah arkus kosta serta nyeri tekan epigastrium.
HASIL LABORATORIUM
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
1. DARAH TEPI
Hemoglobin 10,7 L: 12-17,5, P: 11,5-16 g/dl

Leukosit Meningkat 4000-11.000 /mm3

LED Meningkat L <15 P < 20 mm/jam

Hematorit Meningkat 41,5

Trombosit Meningkat 150.000-400.000 / mm3

Serologi HbsAg (+) (-)


Ig G Menurun
2 Urinalisa
Bilirubin Urin Meningkat

3 Fungsi hati
SGOT/SGPT Meningkat

Albumin Meningkat

USG hepar DIUSULKAN


Biopsi hepar

Anda mungkin juga menyukai