OLEH :
BIMA GHOFAROLI S
IDENTITAS PASIEN
Simple timeline
BIMA GHOFAROLI S 3
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
3 bulan SMRS 1
Anamnesis Pada Tanggal 31 Juli 2019
Pasien pertama kali mengalami kejang. Dalam seminggu
hanya 1x kejang dan lama kejangnya hanya sebentar
sekitar 30 detik sampai 1,5 menit. Setelah kejang pasien 2 1 bulan SMRS
sadar, tidak lemas, atau pingsan. Kejang umum, petit mal.
Demam (-), Batuk pilek (-). Pasien mengalami kejang dengan itensitas lebih sering, hampir
setiap hari pasien mengalami kejang dan terjadi pada siang dan
1 hari SMRS 3 malam hari. Lama kejangnya sekitar 30 detik – 1,5 menit.
Setelah kejang pasien sadar, tidak lemas. Interval kejang 8 jam.
Pasien mengalami kejang pada siang hari dan Demam (-), batuk pilek (-).
malam hari. Lama kejangnya sekitar 30 detik sampai
1 menit. Setiap kejang matanya melirik ke atas, 4 1 hari MRS
kedua tangan ke atas, dan kaki di tekuk ke atas, Pasien masih mengalami kejang pada siang hari pukul 11.00,
kejang umum, tonik.Demam (-), Lemas (+). malam hari pukul 21.00 dan pagi hari pukul 04.00. Lama
kejangnya sekitar 30 detik sampai 1 menit. Setiap kejang
5 matanya melirik ke atas, kedua tangan ke atas, dan kaki di
tekuk ke atas, kejang umum, tonik. Demam (-), Lemas (+).
BIMA GHOFAROLI S 4
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
BIMA GHOFAROLI S 5
RIWAYAT PENYAKIT LAIN
Flek/ TB : disangkal
Faringitis : disangkal
Pneumonia : disangkal
Pertusis : disangkal
Varicella : disangkal
Bronkitis : disangkal
Malaria : disangkal
Polio : disangkal
Trauma : disangkal
Reaksi obat/ alergi : disangkal
Difteri : disangkal BIMA GHOFAROLI S 6
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
BIMA GHOFAROLI S 7
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
BIMA GHOFAROLI S 8
DATA KHUSUS
BIMA GHOFAROLI S 9
RIWAYAT PERSALINAN DAN KEHAMILAN
» Anak Pertama: Hamil aterm, lahir spontan di RS, ANC teratur di bidan,
BBL=2800 gr, panjang badan, lingkar kepala dan dada saat lahir ibu lupa,
jenis kelamin laki laki, anak lahir langsung menangis, usia sekarang 7 tahun.
Tidak ada penyakit selama kehamilan, tidak ada riwayat konsumsi obat atau
jamu selama hamil, anak lahir langsung menangis, tidak kebiruan, tidak ada
kekuningan. Pasien
» Anak Kedua: Hamil aterm, lahir spontan di RS, ANC teratur di bidan,
BBL=3000 gr, panjang badan, lingkar kepala dan dada saat lahir ibu lupa,
jenis kelamin perempuan, usia sekarang 2 tahun.
BIMA GHOFAROLI S 10
RIWAYAT PEMELIHARAAN PRENATAL
BIMA GHOFAROLI S 11
RIWAYAT PEMELIHARAAN POSTNATAL
BIMA GHOFAROLI S 12
RIWAYAT MAKAN DAN MINUM
• ASI ekslusif sampai anak usia 2 bulan, usia lebih dari 2 bulan diberi susu formula.
• Usia 6-9 bulan diberikan ASI dan makanan pendamping ASI berupa bubur susu 2x
sehari dan nasi tim halus 1x sehari dan diselingi buah-buahan lunak yang
dihaluskan.
• Usia 9-12 bulan diberikan ASI dan makanan pendamping ASI berupa nasi tim kasar
dengan lauk yang dihaluskan 3x dalam sehari dan diselingi dengan buah buahan
yang lunak dan biskuit bayi.
• Usia 12 bulan – 24 bulan diberikan makan padat sama dengan orang dewasa
(makanan keluarga) dan diberikan sehari 3x, sayur, lauk pauk dan buah buahan.
• Dan sampai usia sekarang anak makan sehari 3x. Anak mau memakan nasi, sayur,
buah, dan lauk pauk.
• Anak suka mengkonsumsi es dan makanan-makanan ringan
BIMA GHOFAROLI S 13
RIWAYAT GIZI
Anak berusia 7 tahun 1 bulan, BB: 26 kg, TB: 120 cm
Berat Badan (Kg) / Tinggi Badan2 (m2)= 26 kg / 1,44 ² m
= 18,05 (Normal)
BIMA GHOFAROLI S 14
RIWAYAT IMUNISASI
Umur
Vaksin 0 bl 1 bl 2 3 bl 4 bl 9 bl 18 24 3 5 6 7
bl bl th th th th th
BCG √
DPT √ √ √ √ √
Polio √ √ √ √ √
Campak √ √ √
Hepatitis B √ √ √ √
Hib √ √ √ √
MMR √ √
BIMA GHOFAROLI S 15
RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
MOTORIK
KASAR
Mengangkat kepala : 3 bulan
Tengkurap kepala tegak : 6 bulan
Duduk sendiri : 9 bulan
Berdiri : 11 bulan
Berjalan : 11 bulan
Berjalan sambil jinjit : 13 bulan
Menendang bola : 23 bulan
Menaiki sepeda roda 3 : 36 bulan
Lompat 1 kaki : 48 bulan
BIMA GHOFAROLI S 16
RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
BAHASA
Bersuara lain selain menangis : 3 bulan
Mengeluarkan suara bernada tinggi : 6 bulan
Menoleh ke sumber suara : 9 bulan
Bersuara 2 kata : 12 bulan
Bersuara minimal 3 kata selain “papa mama” : 18 bulan
Bisa menyebutkan nama lengkap : 30 bulan
Bisa bercerita mengenai dirinya : 36 bulan
Senang belajar huruf : 48 bulan
Bermain tebak-tebakan : 60 bulan
BIMA GHOFAROLI S 17
RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
MOTORIK
HALUS
Mengikuti gerak ibu : 3 bulan
Menggerakkan kepala ke sisi lain : 6 bulan
Mencorat-coret : 9 bulan
Memasukkan benda ke mulut : 11 bulan
Bermain menumpuk kubus : 21 bulan
Mencocokkan gambar : 30 bulan
Senang bermain puzzle : 40 bulan
Senang bermain lilin/malam : 60 bulan
BIMA GHOFAROLI S 18
RIWAYAT PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN
MOTORIK
HALUS
Melihat & menatap wajah pengasuh : 3 bulan
Tersenyum : 6 bulan
Bertepuk tangan atau melambai : 15 bulan
Menunjuk benda yang diinginkan : 18 bulan
Melepas pakaian sendiri : 24 bulan
Memakai pakaian sendiri : 36 bulan
Bermain “perang-perangan” : 48 bulan
Bergaul, bermain dengan teman sendiri : 54 bulan
BIMA GHOFAROLI S 19
PEMERIKSAAN FISIK
BIMA GHOFAROLI S 20
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 31 Juli 2019 jam 10.00 WIB di Ruang Dahlia
Keadaan Umum : Lemas
Kesadaran : Composmentis
Umur : 7 tahun 10 bulan
Berat badan : 46 kg
Tinggi badan : 120 cm
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Suhu badan : 36,5 ºC (axilla)
Nadi : 90 kali/menit, irama regular, isi dan tegangan cukup, teraba kuat.
Frekuensi nafas : 24 kali/menit
BIMA GHOFAROLI S 21
STATUS GENERALIS
Kepala : Mesocephale
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Ubun-ubun : Fontanela mayor dan minor sudah menutup
BIMA GHOFAROLI S 23
STATUS GENERALIS
COR
BIMA GHOFAROLI S 24
PEMERIKSAAN FISIK
PULMO
BIMA GHOFAROLI S 25
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
» Inspeksi : datar
» Auskultasi : bising usus (+) normal 8x/menit
» Perkusi : timpani di seluruh kuadran.
» Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba.
BIMA GHOFAROLI S 26
PEMERIKSAAN FISIK
EKSTREMITAS
BIMA GHOFAROLI S
27
PEMERIKSAAN FISIK
NEUROLOGIS
Motorik : Koordinasi baik, kekuatan 5/5
Sensorik : sensorik baik
Tonus :(-)
Klonus : (-)
Reflek Fisiologis : (+/+)
Reflek Patologis :
R. Babinsky :(-/-)
R. Chaddock :(-/-)
Meningeal Sign :
Kaku kuduk :(-)
Kernig sign :(-)
Brudzinsky I :(-)
Brudzinsky II :(-)
BIMA GHOFAROLI S
28
PEMERIKSAAN PENUNJANG
BIMA GHOFAROLI S 29
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 30 juli 2019 (Pukul 17.57)
PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL
Hb 11.7 g/dl (L) 11,5 - 16,5 g/dl
Leukosit 8.300 /uI (L) 4000-11.000 /uI
Trombosit 303.000 / uI (L) 150.000 - 500.000/uI
Hematokrit 35.7 % 35 – 49 %
GDS 106 75 – 115
Natrium 138 mmol/l 135 – 155 mmol/l
Kalium 5.0 mmol/l 3.5 – 5.5 mmol/l
BIMA GHOFAROLI S 30
RESUME
1 2 3
BIMA GHOFAROLI S 32
INITIAL PLAN
BIMA GHOFAROLI S 33
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
KEJANG
Kejang adalah manifestasi klinis khas yang
berlangsung secara intermitten dapat berupa
gangguan kesadaran, tingkah laku, emosi, motorik,
sensorik, dan atau otonom yang disebabkan oleh
lepasnya muatan listrik yang berlebihan di neuron
otak
BIMA GHOFAROLI S
35
PATOGENESIS
KEJANG
Mekanisme dasar terjadinya kejang adalah peningkatan aktifitas listrik
yang berlebihan pada neuron-neuron dan mampu secara berurutan
merangsang sel neuron lain secara bersama-sama melepaskan muatan
listriknya. Hal tersebut diduga disebabkan oleh kemampuan membran
sel sebagai pacemaker neuron untuk melepaskan muatan listrik yang
berlebihan, berkurangnya inhibisi oleh neurotransmitter asam gama
amino butirat [GABA] atau meningkatnya eksitasi sinaptik oleh
transmiter asam glutamat dan aspartat melalui jalur eksitasi yang
berulang. Status epileptikus terjadi oleh karena proses eksitasi yang
berlebihan berlangsung terus menerus, di samping akibat inhibisi yang
tidak sempurna.
BIMA GHOFAROLI S
36
DIAGNOSIS
KEJANG
BIMA GHOFAROLI S
37
DIAGNOSIS
KEJANG
BIMA GHOFAROLI S
38
DIAGNOSIS
KEJANG
BIMA GHOFAROLI S
39
DIAGNOSIS
KEJANG
BIMA GHOFAROLI S
40
PENATALAKSAAN
KEJANG
BIMA GHOFAROLI S
41
PENATALAKSANAAN
KEJANG
0 - 5 menit: 5 – 10 menit:
1. Pastikan bahwa aliran udara 1. Pemasangan akses intravena
pernafasan baik 2. Pengambilan darah untuk pemeriksaan:
2. Monitoring tanda vital, pertahankan darah rutin, glukosa, elektrolit
perfusi oksigen ke jaringan, berikan 3. Pemberian diazepam 0,2 – 0,5 mg/kgbb
oksigen secara intravena, atau diazepam rektal
0,5 mg/kgbb (berat badan < 10 kg = 5
3. Bila keadaan pasien stabil, lakukan
mg; berat badan > 10 kg = 10 mg).
anamnesis terarah, pemeriksaan
umum dan neurologi secara cepat 4. Dosis diazepam intravena atau rektal
dapat diulang satu – dua kali setelah 5 –
4. Cari tanda-tanda trauma, kelumpuhan 10 menit.
fokal dan tanda-tanda infeksi
BIMA GHOFAROLI S
42
PENATALAKSANAAN
KEJANG
10 – 15 menit: 30 menit:
1. Cenderung menjadi status konvulsius 1. Berikan fenobarbital 10 mg/kgbb, dapat
diberikan dosis tambahan 5-10 mg/kg
2. Berikan fenitoin 15 – 20 mg/kgbb
dengan interval 10 – 15 menit.
intravena diencerkan dengan NaCl
0,9% 2. Pemeriksaan laboratorium sesuai
kebutuhan, seperti analisis gas darah,
3. Dapat diberikan dosis ulangan
3. elektrolit, gula darah. Lakukan koreksi
fenitoin 5 – 10 mg/kgbb sampai
sesuai kelainan yang ada. Awasi tanda
maksimum dosis 30 mg/kgbb.
tanda depresi pernafasan.
4. Bila kejang masih berlangsung siapkan
intubasi dan kirim ke unit perawatan
intensif.
BIMA GHOFAROLI S
43
PENATALAKSANAAN
KEJANG
BIMA GHOFAROLI S
44
PENATALAKSANAAN
KEJANG
BIMA GHOFAROLI S
45
DEFINISI
EPILEPSI
BIMA GHOFAROLI S
46
ETIOLOGI
EPILEPSI
1 2 3
BIMA GHOFAROLI S 49
MANIFESTASI KLINIS
Kelompok neonatus sampai umur 3 bulan
BIMA GHOFAROLI S
50
MANIFESTASI KLINIS
Kelompok umur 3 bulan sampai 4 tahun
BIMA GHOFAROLI S
51
MANIFESTASI KLINIS
Sindrom Lennox Gestaut ( SLG )
1. Sindrom Lennox Gestaut ( SLG ) merupakan salah satu bentuk epilepsi
yang berat, biasanya terjadi pada anak balita dan manifestasinya berupa
beberapa jenis serangan dan keterlambatan perkembangan serta
pertumbuhan.
2. SLG meliputi 3 - 11 % dari penderita epilepsi golongan anak-anak, muncul
pertama kali pada umur 1 - 14 tahun, rata-rata 3 tahun.
3. Jenis serangan yang terdapat pada satu penderita meliputI serangan tonik,
atonik, mioklonik dan absence tidak khas.
4. Munculnya serangan dipermudah oleh rasa mengantuk atau bahkan tanpa
rangsangan pun dapat muncul serangan.
5. Beberapa faktor penyebab adalah 25 % bersifat kriptogenik, simtomatik
meliputi 75% pada populasi, cedera kepala yang berkaitan dengan
kehamilan, persalinan, prematuritas dan asfiksia, infeksi otak, malformasi
perkembangan otak dan penyakit metabolik yang menyangkut otak.
BIMA GHOFAROLI S
52
MANIFESTASI KLINIS
Sindrom West.
1. Sindrom ini dikenal pula sebagai spasmus infantile. Usia
awitanberkisar 3 - 12 bulan dengan puncak pada umur 4 - 7
bulan.
2. Secara umum serangan epilepsi jenis ini dicirikan oleh
serangan tonik secara mendadak, bilateral dan simetris.
3. Faktor penyebab antara lain 10 - 15 % bersifat kriptogenik
dan 85- 90 % bersifat simtomatik. Faktor prenatal meliputi
infeksi intrauterin (CMV = cytomegalo virus), disgenesis
serebral dan malformasi serebral, penyebab pasca natal antara
lain hipoksia serebral, trauma kepala dan infeksi (meningitis
dan ensefalitis).
BIMA GHOFAROLI S
53
MANIFESTASI KLINIS
Kelompok umur 4 tahun sampai 9 tahun
BIMA GHOFAROLI S
54
MANIFESTASI KLINIS
Kelompok umur lebih dari 9 tahun
BIMA GHOFAROLI S
55
FAKTOR RISIKO
EPILEPSI
Faktor Risiko untuk epilepsy meliputi:
1. Bayi yang lahir kurang bulan.
2. Bayi yang mengalami kejang pada satu bulan pertama setelah
dilahirkan.
3. Bayi yang lahir dengan struktur otak yang abnormal.
4. Perdarahan didalam otak.
5. Pembuluh darah abnormal didalam otak
6. Trauma otak berat atau kurangnya oksigen otak
7. Tumor otak
8. Infeksi pada otak, abses meningitis atau ensefalitis
9. Serebral palsy.
BIMA GHOFAROLI S
56
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosis epilepsi ditegakkan terutama dari anamnesis, yang didukung dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
1. Anamnesis
Anamnesis: auto dan allo-anamnesis dari orang tua atau saksi
mata mengenai hal-hal terkait dibawah ini:
a. Gejala dan tanda sebelum, selama, dan pasca bangkitan:
Sebelum bangkitan/ gejala prodomal:
Kondisi fisik dan psikis yang mengindikasikan akan terjadinya
bangkitan, misalnya perubahan perilaku, perasaan lapar,
berkeringat, hipotermi, mengantuk, menjadi sensitif, dan lain-
lain.
BIMA GHOFAROLI S
57
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Diagnosis epilepsi ditegakkan terutama dari anamnesis, yang didukung dengan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
BIMA GHOFAROLI S
58
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
BIMA GHOFAROLI S
59
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
Pemeriksaan EEG harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan
pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk rnenegakkan
diagnosis epilepsi. Akan tetapi epilepsi bukanlah gold standard untuk diagnosis.
Hasil EEG dikatakan bermakna jika didukung oleh klins. Adanya kelainan fokal
pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural di otak, sedangkan
adanya kelainan umum pada EEG menunjukkan kemungkinan adanya kelainan
genetik atau metabolik.
BIMA GHOFAROLI S
60
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik umum dan neurologis
BIMA GHOFAROLI S
61
PENATALAKSANAAN
Tujuan terapi epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup optimal untuk pasien.
Prinsip terapi farmakologi epilepsi
• Obat Anti Epilepsi (OAE) mulai diberikan bila diagnosis epilepsi sudah
dipastikan, terdapat minimal dua kali bangkitan dalam setahun, pasien dan
keluarga telah mengetahui tujuan pengobatan dan kemungkinan efek
sampingnya.
• Terapi dimulai dengan monoterapi
• Pemberian obat dimulai dari dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai
dosis efektif tercapai atau timbul efek samping; kadar obat dalam plasma
ditentukan bila bangkitan tidak terkontrol dengan dosis efektif.
• Bila dengan penggunaan dosis maksimum OAE tidak dapat mengontrol
bangkitan, ditambahkan OAE kedua. Bila OAE kedua telah mencapai kadar
terapi, maka OAE pertama diturunkan bertahap perlahan-lahan.
• Penambahan OAE ketiga baru dilakukan setelah terbukti bangkitan tidak
dapat diatasi dengan pengguanaan dosis maksimal kedua OAE pertama.
BIMA GHOFAROLI S
62
PENATALAKSANAAN
Penghentian pemberian OAE
BIMA GHOFAROLI S
63
KOMPLIKASI
BIMA GHOFAROLI S
64