Anda di halaman 1dari 27

ANTI HIPERTENSI

KELOMPOK 3
Ade Mila (2018000003)
Akmal Rhizqi Purnomo (2018000009)
Astri Jala Dara (2018000015)
Christina (2018000021)
Cristy Florencia Thi (2018000027)
Derian Reinaldo S P (2018000033)
Dimas Nur Cahyo (2018000039)
Devi Mita Anjani P (2018000125)

FFUP
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
LATAR BELAKANG
Data WHO 2015 menunjukkan sekitar 1,13 miliar
orang di dunia menderita hipertensi
hipertensi dengan komplikasi (5,3%)
merupakan penyebab kematian
nomor 5 (lima) pada semua umur

Diperkirakan pada tahun 2025


akan ada 1,5 miliar orang yang
terkena hipertensi
Hipertensi terbanyak pada tingkat Hipertensi
Ekonomi Menengah bawah (27,2%)
dan menengah (25,9%)

Di Indonesia berdasarkan data


Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi
di Indonesia sebesar 25,8%

Survey Indikator Kesehatan Nasional, tahun 2016


menunjukkan hipertensi pada penduduk usia

FFUP
18-34 tahun sebesar 32,4%
DEFINISI
Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang
persisten. JNC 8 mengklasifikasikan tekanan darah pada orang dewasa
sebagai berikut

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Tahap 1 hipertensi 140-159 Atau 90-99
Tahap 2 hipertensi ≥160 Atau ≥100

FFUP
PATOFISIOLOGI

HIPERTENSI

Hipertensi Primer Hipertensi Sekunder

1. Ketidaknormalan humoral Disebabkan oleh


2. Defisiensi senyawa sintesis lokal penyebab yang
vasodilator pada endotelium vaskuler Spesifik, Contoh :
3. Asupan natrium tinggi 1. penyakit ginjal kronik
1. Peningkatan konsentrasi kalsium 2. feokromasitoma,
intraseluler 3. sindrom Cushing,
4. Hipertiroid
5. kerusakan aorta
Beberapa obat yang dapat meningkatkan
tekanan darah :
1. kortikosteroid
2. estrogen
3. AINS (Anti Inflamasi Non Steroid)

FFUP
4. amfetamin
MANIFESTASI KLINIK
MANIFESTASI KLINIK

FAKTOR RISIKO KERUSAKAN ORGAN TARGET PENDERITA HIPERTENSI

a. Hipertensi Didapat melalui anamnesis mengenai riwayat pe


nyakit dan pemeriksaan fisik harus meliputi hal-
b. Merokok hal seperti:
c. Obesitas (BMI ≥30) 1. Penyakit jantung (angina, gagal jantung, PTCA,
bypass)
d. Immobilitas 2. Stroke
e. Dislipidemia 3. Nefropati
4. Retinopati
f. Diabetes mellitus 5. Penyakit arteri perifer
g. Umur [>55 tahun (laki-laki), >65 tahun
(perempuan)]
h. Riwayat keluarga untuk penyakit kardi
ovaskular prematur (laki-laki < 55 tahu
n atau perempuan < 65 tahun)

FFUP
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS

EVALUASI HIPERTENSI PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium rutin yang direkomen


Ada 3 tujuan evaluasi pasien dengan dasikan sebelum memulai terapi antihipertensi
adalah:
hipertensi: 1. Urinalisis
2. Kadar gula darah
1. Menilai gaya hidup dan identifikasi fakto 3. Kalium, kreatinin, dan kalsium serum
4. Profil lemak (setelah puasa 9-12 jam) termasuk
r-faktor resiko kardiovaskular atau penya HDL, LDL, dan trigliserida
5. Elektrokardiogram
kit penyerta yang mungkin dapat mempe

ngaruhi prognosis sehingga dapat membe

ri petunjuk dalam pengobatan

2. Mencari penyebab tekanan darah tinggi

3. Menentukan ada tidaknya kerusakan

FFUP
organ target dan penyakit kardiovaskular.
TERAPI HIPERTENSI
TERAPI HIPERTENSI

TERAPI NON FARAMAKOLOGI TERAPI FARAMAKOLOGI

MODIFIKASI GAYA HIDUP : A. PEMBERIAN ANTIHIPERTENSI


1. Menurunkan berat badan LINI PERTAMA
jika berat badan berlebihan 1. Diuretik
1. Pengurangan konsumsi garam 2. ACEI (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor)
Natrium 3. ARB (Angiotensin II Receptor Blocker)
1. Berhenti merokok 4. Beta Blocker
2. Olahraga 5. CCB (Calcium Channel Blocker)
3. Mengurangi konsumsi alkohol
B. PEMBERIAN ANTIHIPERTENSI
LINI KEDUA
1. Alfa 1 Blocker
2. Alfa 2 – Agonis Sentral (Adrenolitik Sentral)
3. Inhibitor Adrenergik (Penghambat Syaraf
Adrenergik)
4. Vasodilator

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI PERTAMA
1. DIURETIKA
menghambat transport bersama (symport) Na-Cl di tubulus distal
ginjal, sehingga ekskresi Na+ dan Cl- meningkat
Tiazida Contoh : Klortalidon, Hidroklorotiazid, (HCT), Indapamide Metolazone
Efek samping: hipokalemia, hipomagnesia, hiperurisemia

mengurangi atau menghambat pertukaran Na-K pada tubulus


Hemat distal ginjal yang menyebabkan diuresis ringan dengan hilangnya
Kalium ion-ion natrium. Contoh : Triamteren
Efek samping: hiperkalemia

DIURETIKA
bekerja di jerat henle assenden bagian epitel tebal dengan
Jerat
menghambat kotransport Na+, K+, Cl- dan menghambat resorpsi
Henle
air dan elektrolit. Contoh : Bumetamide, Furosemide, Torsemide
Efek samping: hipokalemia, hiperkalsiuria, hipokalsemia

menghambat secara kompetitif kerja aldosteron yang menginduksi


Antagonis reabsorbsi ion natrium dan sekresi ion kalium pada tubulus distal
Aldosteron ginjal. Contoh : Eplerenone, Spironolakton, Spironolakton/HCT
Efek samping: hyperkalemia, ginekomastia, diare, lethargy

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI PERTAMA
2. Angiotensin
Converting Enzyme
Inhibitor
Menghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE), yaitu suatu enzim yang dapat
menguraikan angiotensin I menjadi angiotensin II yang merupakan senyawa
vasokonstriktor (menghambat pengubahan angiotensin I menjadi angiotensin II),
menghambat degradasi bradikinin dan menstimulasi sintesis senyawa vasodilator
lainnya termasuk PGE2 dan prostasiklin.

ACEI Kontra indikasi: perempuan hamil, pasien dengan sejarah angioedema.

Efek samping: hipotensi, batuk kering, angioedema atau edema angioneurotik,


fetotoksik atau teratogenik, hiperkalemia, rash, gagal ginjal akut, proteinuria.

Contoh : Benazepril Captopril Enalapril Fasinopril Lisinopril


Moexipril Perindopril Quinapril Ramipril Trandolapril

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI PERTAMA
3. Angiostensin II
Receptor Blocker

Menghambat reseptor angiotensin II (AT1)

ARB Kontra indikasi: perempuan hamil.

Efek samping: hipotensi, hiperkalemia, fetotoksik atau teratogenik

Contoh : Azilsartan, Candesartan, Eprosartan, Irbesartan,


Losartan, Olmesartan, Telmisartan, Valsartan

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI PERTAMA
4. Beta Blocker
Menghambat reseptor beta-1 yang menyebabkan penurunan frekuensi denyut
jantung dan kontraktilitas miokardium sehingga menurunkan curah jantung,
hambatan sekresi renin di sel-sel jukstaglomerular ginjal dengan akibat
penurunan produksi angiotensin II, efek sentral yang mempengaruhi aktivitas
syaraf simpatis, perubahana pada sensitivitas baroreseptor, perubahan aktivitas
neuron adrenegrik perifer dan peningkatan biosintesis prostasiklin

Kontra indikasi: penderita asma (ß-blocker nonselektif), pasien pasca infark miokard
(ß-blocker dengan aktifitas simpatomimetik intrinsic), pasien dengan AV-block dan

ß-blocker bradikardia (ß-blocker kardioselektif).

Efek samping: bronkospasme, gangguan fungsi seksual, dapat menutupi gejala


hipoglikemia, bradikardia, blokade AV, hambatan nodus SA, menurunkan kekuatan
kontraksi miokardium.

Contoh :
Kardioselektif : Atenolol, Bexatolol, Bisoprolol
Kardiononselektif : Nadolol, Propanolol, Timolol
Aktivitas Simpatomimetik Intrinsik : Acebutolol, Carteolol, Pnbutolol
Campuran alfa dan beta blocker : Carvedilol, Labetolol
Vasodilator : Nebivolol

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI PERTAMA
5. Calcium Channel
Blocker

Menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan miokardium
yang menyebabkan relaksasi arteriol dan penurunan resistensi perifer

Kontra indikasi: Pasien hipersensitif terhadap dihidropiridin (dihidropiridin), pasien


dengan blok AV atau blok SA (diltiazem), ibu hamil dan menyusui

Efek samping: Nifedipin dapat menyebabkan hipotensi, iskemia miokard atau


CCB serebral, edema perifer, verapamil dapat menyebabkan bradiaritmia, gangguan
konduksi, konstipasi, retensi urin, refluks esofagus, semua CCB dapat menyebabkan
hiperplasia gusi

Contoh :
Kombinasi CCB dan ACEI dapat menghasilkan efek sinergis
Dihidrodipin : Amlodiphine, Isradipine.
Nondihidrodipne : Diltiazem sustaine release, Verapamil sustaine release

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI KEDUA
1. Alfa 1 Blocker

menghambat reseptor alfa 1 yang menghambat katekolamin pada sel otot polos
vaskuler perifer yang menyebabkan efek vasodilatasi di arteriol dan venula
sehingga menurunkan resistensi perifer, venodilatasi menyebabkan aliran balik vena

α-1 berkurang yang selanjutnya menurunkan curah jantung

Blocker Efek samping: Hipotensi ortostatik terutama pada pemberian dosis awal (fenomena
dosis pertama), sakit kepala, palpitasi, edema perifer, hidung tersumbat, mual

Contoh : Doxazosin, Prazosin, Terazosin

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI KEDUA
2. Alfa 2 Agonis
Sentral

Menstimulasi reseptor alfa 2 adrenergik di otak, yang mengurangi aliran simpatetik


dari pusat vasomotorik dan meningkatkan tonus vagal, stimulasi reseptor alfa 2 presi
α-2 naptik secara perifer menyebabkan penurunan tonus simpatetik sehingga terjadi pen
urunan denyut jantung, curah jantung, resitensi perifier total, aktivitas renin plasma

Agonis
dan refleks baroreseptor

Sentral Efek samping: Sedasi, mulut kering, pusing, hipotensi postural, sakit kepala, depresi,
gangguan tidur, impotensi, kecemasan, pemglihatan kabur, hidung tersumbat

Contoh : Clonodine, Clonodine patch, Methyl dopa.

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI KEDUA
3. Penghambat
Syaraf Adrenegik

Reserpin mengosongkan norepinefrin dari syaraf akhir simpatik dan menghambat


transpor norepinefrin ke dalam granul penyimpanan yang menyebabkan penurunan
tonus simpatetik dan penurunan resistensi perifer dan tekanan darah, guanetidin

Inhibitor dan guanadrel mengosongkan norepinefrin dari terminal syaraf simpatetik


postganglionik dan menghambat pelepasan norepinefrin terhadap respon stimulasi
syaraf simpatetik yang menyebabkan penurunan curah jantung dan resistensi

Adrenergik vaskuler perifer

Efek samping: Reserpin menyebabkan diare, bradikardia, depresi, hidung tersumbat,


hiperasiditas lambung, eksaserbasi ulkus peptikum, hipotensi ortostatik, muntah, gu
anetidin dan guanadrel menyebabkan disfungsi ereksi, hipotensi ortostatik, diare

Contoh : Reserpin.

FFUP
ANTI HIPERTENSI LINI KEDUA
4. Vasodilator

Menyebabkan relaksasi otot polos arteriol, aktivasi refleks baroreseptor dapat


meningkatkan aliran simpatetik dari pusat vasomotorik, meningkatnya denyut
jantung, curah jantung, dan pelepasan renin

Vasodilator Efek samping: hidralazin menyebabkan mual, hipotensi, takikardia, palpitasi, dermati
tis, demam, neuropati perifer, hepatitis, sakit kepala vaskuler, minoksidil menyebabk
an retensi air dan natrium dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, hipertrikosi
s reversibel pada wajah, tangan, punggung, dada, efusi perikardial, perubahan non
spesifik gelombang T pada EKG

Contoh : Minoxidil, Hidralazin.

FFUP
KESIMPULAN
Terapi pada pasien
hipertensi

Non-farmakologi Farmakologi

Penurunan
Lini pertama Lini kedua
berat badan

Adopsi pola
Diuretik α1-blocker
makan DASH

Diet rendah α2 agonist


ACEI
sodium central

Olahraga Inhibitor
ARB
teraatur adrenergic

Berhenti
CCB Vasiodilator
merokok

FFUP
ß-blocker
DAFTAR PUSTAKA
1. Ganiswara S., editor. 2007. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakar
ta: Bagian Farmakologi FKUI. h. 341-360.
2. Sukandar EY, Andrajati R, Sigit JI, Adnyana IK, Setiadi AAP, Kusn
andar. ISO Farmakoterapi Buku I. 2013. Jakarta: PT. ISFI Penerbit
an. h. 113-125.
3. Wells BG, DiPiro JT, Schwinghammer TL, DiPiro CV. 2015. Pharm
acotherapy Handbook. 9th Edition. USA: McGraw-Hill. h. 87-10
1.
4. Syamsudin. 2013. Interaksi Obat: Konsep Dasar dan Klinis. Jakar
ta: UI Press. h. 78-86.
5. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefar
masian dan Alat Kesehatan. Pharmaceutical Care Untuk Penyaki
t Hipertensi. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2006.
.

FFUP
TERIMAKASIH

FFUP
Obat Interaksi dengan efeknya
Penyekat beta Verapamil, diltiazem Resiko terjadi blok AV
Antidiabetik oral Efek hipoglikemianya
berkurang
Dobutamine Aksi inotropik dari dobutamin
terhambat
Diuretik tiazida Digoxine Digoksin menjadi lebih toksik
Lithium ions Terakumulasi ion lithium
Alpha blocker Noradrenaline Efek vasoktriktor dari
noradrenaline tidak ada
Verapamile, diltiazem digoxin Digoxine menjadi terakumulasi
Protease inhibitor Akumulasi verapamil dan
diltiazem
Simetidine
Ca antagonis golongan dihidro Beta bloker Menekan reflek takikardi
piridine
Ace inhibitor Diuretika tiazida Efek hipotensivenya jadi kuat
Diuretik hemat kalium Hiperkalemia
NSAID Aspirin Menghilangkan efek anti
hipertensi

Anda mungkin juga menyukai