Anda di halaman 1dari 30

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM EKONOMI

TERBUKA
Masalah yang dihadapi dalam perekonomian terbuka

• Perekonomian menghadapi masalah pengangguran,


tetapi terdapat surplus dalam neraca pembayaran
• Perekonomian menghadapi masalah inflasi tetapi
terdapat surplus dalam neraca pembayaran
• Perekonomian menghadapi masalah pengangguran
dan di samping itu menghadapi defisit dalam
neraca pembayaran.
• Perekonomian menghadapi masalah inflasi dan di
samping itu menghadapi defisit dalam neraca
pembayaran.
Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan

• Merupakan langkah-langkah pemerintah


untuk mengatasi masalah defisit dalam
neraca pembayaran yang akan
mengakibatkan pertambahan ekspor dan
pengurangan impor.
Langkah-langkah tersebut adalah

Melakukan pembatasan impor

Menekan (mengurangi penggunaan valuta asing)

Menurunkan nilai mata uang asing (devaluasi)


KEBIJAKAN PENGURANGAN PERBELANJAAN

• Merupakan langkah-langkah pemerintah untuk


mengatasi kekurangan dalam neraca
pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan
agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara
Langkah-langkah tersebut adalah

Menaikkan pajak pendapatan

Menaikkan suku bungan dan menurunkan penawaran uang

Mengurangi pengeluaran pemerintah


DEVALUASI (PENURUNAN NILAI VALUTA)
• Adalah tindakan pemerintah yang menurunkan
nilai mata uangnya terhadap valuta asing.

Syarat-syarat untuk mensukseskan devaluasi :


1. Ekspor negara itu elastis
2. Permintaan impor negara itu elastis
3. Di dalam negeri tidak berlaku inflasi
4. Negara lain tidak melakukan reaksi balasan dan
melakukan devaluasi pula.
Pendahuluan
 Kita perlu mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi
untuk mengetahui bagaimana perkembangan produksi
riil suatu negara.
 Pertumbuhan riil yang mencapai 100 persen
mengindikasikan tingkat kesejahteraan masyarakat
telah menjadi dua kali lipat dibanding sebelumnya.
 Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dari besarnya
prosentase pertumbuhan ekonomi tahunan.
Pendahuluan
 Pertumbuhan Ekonomi adalah suatu
ukuran kuantitatif yang menggambarkan
perkembangan suatu perekonomian dalam
satu tahun tertentu dibandingkan dengan
tahun sebelumnya (Sadono Sukirno)
Pendahuluan
 Pertumbuhan ekonomi  dalam bentuk
prosentase
 Misal:
 Tahun 2007 ini pertumbuhan ekonomi di
Indonesia adalah 6%,  perekonomian
Indonesia, (PDB) untuk tahun 2007
meningkat sebesar 6% dibandingkan
dengan PDB tahun 2006
 Pertumbuhan ekonomi (pertumbuhan
PDB)  perhitungan atas dasar harga
konstan
Rumus
Pn  Pn-1
g  100 %
Pn-1
Keterangan:
g : tingkat pertumbuhan
 Pn : PDB pada tahun yang diteliti
 P(n-1) : PDB setahun sebelumnya
Contoh

PDB Harga Pertumbuhan


Tahun Konstan Absolut Prosentase
(Rp.milyar) (Rp.milyar)
2004 1.656.513 - -
2005 1.750.653 94.140 5,68
2006 1.846.651 95.998 5,48
Tahun PDB CPI Jumlah penduduk
2000 210,320 juta 120,1 31,215 ribu
2001 230,120 juta 124,2 31,800 ribu
2002 250,660 juta 127,4 32,400 ribu
2003 270,110 juta 130,7 33,048 ribu

 Hitung pendapatan perkapitanya


 Hitung PDB riil
 Hitung pertumbuhan ekonominya
 Hitung tingkat pertambahan penduduk nya
 Apakah perekonomian tersebut mengalami
pembangunan ekonomi?
Beberapa Konsep Pertumbuhan
Ekonomi
1. Pertumbuhan ekonomi
 Definisi: menerangkan atau mengukur
prestasi dari perkembangan suatu
ekonomi
 Diukur melalui persentasi pertambahan
pendapatan nasional riil
2. Pembangunan ekonomi
 Definisi: pertumbuhan ekonomi yang
diikuti oleh perubahan dalam struktur
dan corak kegiatan ekonomi
 Sering dikaitkan dengan perkembangan
ekonomi di negara berkembang
Beberapa Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Perbedaan
1. Pembangunan ekonomi
 Tingkat pendapat per kapita terus
menerus meningkat
2. Pertumbuhan ekonomi
 Tingkat pendapat per kapita belum tentu
mengalami peningkatan
Pendapatan per Kapita
 Pendapatan per kapita digunakan sebagai
indikator untuk mengukur kemakmuran
 Semakin tinggi pendapatan per kapita, maka
dapat di maknai tingginya tingkat
kemakmuran suatu masyarakat
 Rumus:
PDB
PDB per kapita 
Jumlah penduduk
PNB
PNB per kapita 
Jumlah penduduk
Faktor-faktor Penentu
Pertumbuhan Ekonomi

 Tanah dan kekayaan alam


 Jumlah dan mutu penduduk dan tenaga kerja
 Barang-barang modal dan tingkat teknologi
 Sistem sosial dan sikap masyarakat
Masalah Pembangunan di
Negara Berkembang
1. Pertanian tradisional
2.Kekurangan dana modal dan modal fisik
3.Peranan tenaga terampil dan berpendidikan
4.Perkembangan penduduk yang pesat
5.Masalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik
6.Pembangunan di Indonesia lebih banyak
diarahkan pada pertumbuhan ekonomi  unsur
pemerataannya masih kurang mendapatkan
perhatian  kesenjangan
Distribusi Pendapatan
 Distribusi pendapatan adalah mengukur seberapa
baik pembagian pendapatan nasional terhadap warga
negaranya.
 Tingkat pertumbuhan ekonomi, tidak memberikan
gambaran bahwa seluruh penduduk yang ada di negara
tersebut meningkat kesejahteraannya.
 Sangat mungkin terjadi, ekonomi meningkat pesat
tetapi jumlah penduduk miskin juga meningkat.
 Hal ini tergantung pada tingkat pemerataan distribusi
pendapatan tersebut.
Distribusi Pendapatan
 Misalkan:
 Di dalam satu keluarga ada lima orang, yakni
A, B, C, D, dan E.
 Kelima orang tersebut setiap bulannya
memperoleh penghasilan masing-masing
(dalam rupiah) sebagai berikut:
A: Rp.730.000,00
B: Rp.780.000,00
C: Rp.960.000,00
D: Rp.1.100.000,00
E: Rp.1.400.000,00
 Apakah terjadi pemerataan pendapatan?
Distribusi Pendapatan
Pengukuran Pemerataan
 Tingkat pemerataan distribusi
pendapatan diukur dengan Rasio
Konsentrasi Gini (Gini Consentration
Ratio) atau Koefisien Gini.
 Koefisien Gini adalah ukuran
ketidakseimbangan atau ketimpangan yang
angkanya berkisar antara nol (pemerataan
sempurna) hingga satu (ketimpangan
sempurna).
Distribusi Pendapatan
Pengukuran Pemerataan
 Metode:
1. Membagi penduduk menjadi 5 atau 10
kelompok (quintiles atau deciles) sesuai
dengan tingkat pendapatannya.
2.Menetapkan proporsi yang diterima oleh
masing-masing kelompok pendapatan.
 Koefisien Gini dapat digambarkan dengan Kurva
Lorenz
Distribusi Pendapatan
Pengukuran Pemerataan
Distribusi Pendapatan
Pengukuran Pemerataan
• Rumus Koefisien Gini:
Wilayah Q
KG 
Wilayah (Q  R)
• Semakin kecil wilayah Q hingga mendekati nol
(Q ≈ 0), maka pembilang adalah nol, sedang
penyebutnya (wilayah Q + R) adalah bidang
seluas segitiga di bawah garis pemerataan
sempurna, atau:
Wilayah Q 0
KG   0
Wilayah(Q  R) Wilayah(0  R)
Distribusi Pendapatan
Pengukuran Pemerataan
 Jika wilayah Q sangat luas, maka wilayah R
semakin kecil karena terdesak oleh wilayah Q
sehingga luas wilayah R mendekati nol (R ≈
0).
 Dengan demikian antara pembilang dan
penyebutnya sama, yakni seluas segitiga di
bawah garis pemerataan sempurna, maka:
Wilayah Q Wilayah Q
KG   1
Wilayah(Q  R) Wilayah(Q  0)
Distribusi Pendapatan
Pengukuran Pemerataan
Standar pengukuran Koefisien Gini:
 Lebih kecil dari 0,3 = tingkat ketimpangan
rendah
 Antara 0,3‐0,5 = tingkat ketimpangan
moderat
 Lebih dari 0,5 = tingkat ketimpangan
rendah
Distribusi Pendapatan
Pengukuran Pemerataan
 Standar pengukuran Koefisien Gini  Bank Dunia
Distribusi Pendapatan
Penyebab Ketimpangan Pendapatan
1. Perbedaan kemampuan
2. Perbedaan pendidikan dan pelatihan
3. Diskriminasi
4. Selera dan risiko kerja
5. Distribusi penguasaan aset sebagai faktor
produksi
6. Kekuatan pasar
7. Keberuntungan, KKN
8. Pertumbuhan ekonomi yang lebih
menguntungkan pada kelompok tertentu

Anda mungkin juga menyukai