Vermikasi merupakan proses penguraian sampah-sampah
organik yang dilakukan oleh cacing sehingga dihasilkan kotoran cacing (menjadi pupuk). Ternyata cacing (khususnya Lumbricus rubrelus) bisa dimanfaatkan untuk mengatasi soal sampah. Prinsip dan metode ini adalah memanfaatan cacing sebagai perombak bahan organik. Pembuatan Vermikomposting Vermikompos dapat dibuat dalam skala kecil (sederhana) maupun skala besar (industry). • Sederhana Pada pembuatan skala kecil digunakan kotak dari papan kayu atau kotak plastik yang sudah tidak terpakai. Stirofoam atau logam tidak dianjurkan untuk membuat kotak vermikompos karena mengeluarkan racun ke dalam lingkungan hidup cacing, sedangkan logam menyerap panas, mudah berkarat dan mengeluarkan logam berat ke dalam vermikompos. Terdapat tiga cara pembuatan yaitu: • Kotak Tidak Bersekat dimana cacing dan bahan organic ditempatkan di atas alas pada bagian dasar. Tipe ini sering digunakan namun mempunyai kesulitan saat memanen kompos karena cacing dan material kompos menyatu. • Kotak Bersekat Vertikal berupa nampan-nampan yang disusun secara vertical berisi bahan organic. Diharapkan, sebagian cacing akan bermigrasi ke lapisan nampan diatasnya. Apabila cacing yang bermigrasi sudah cukup, kompos dibawah bisa dipanen. • Kotak Bersekat Horizontal dimana nampan diletakkan berdampingan untuk memberi kesempatan cacing tanah bermigrasi mencari sumber makanan pada kotak disampingnya. Ketika migrasi cacing ke kotak sebelahnya setlah dianggap cukup, kompos yang sudah matang beseeta cacing yang masih tertinggal bisa dipanen. • Industry Pembuatan vermikompos berskala besar menggunakan tempat terbuka, terdiri atas hamparan bahan organik lalu cacing melakukan pengomposan dengan memakan bahan organic tersebut. Permukaan hamparan bahan organic sering diperkeras dengan beton untuk mencegah predator memakan populasi cacing tanah. Proses pembuatan vermikompos dilaksanakan melalui tiga tahap: 1. Pengadaan bahan organic 2. Perbanyakan cacing tanah 3. Proses pengomposan Bahan organic berupa campuran limbah dapur dan bahan mengandung karbon (kertas Koran, serbuk gergaji, jerami, kardus, gambut, bahan-bahan lapuk, dan daun kering) diperlukan sebagai media berstruktur lepas untuk memudahkan cacing bernafas dan sebagai sarana proses dekomposisi aerobic. Proses pengomposan 1. Sampah organik yang akan dikomposkan ditumpuk, lalu atasnya diberi lapisan pupuk kandang. 2. Untuk menciptakan pH (keasaman) netral, tambahkan kapur 1:100 bahan organik. Lalu bahan-bahan tersebut disiram agar lembab. Setelah 4 hari, kompos diaduk rata. 3. Selanjutnya, setiap 3 hari sekali dilakukan pembalikan. 4. Lima belas hari kemudian, kompos diangin-anginkan selama 6 hari. 5. Bahan kompos siap ditanami cacing. • Bahan kompos dicacah dan dibasahi lebih dahulu. • Setelah itu beri cacing. Benih cacing yang sehat berukuran 7-15 cm dan diameter 4-6 mm. Dalam sehari cacing akan makan sebanyak berat tubuhnya. Jadi, 1 kg cacing akan makan sampah seberat 1kg sehari dengan hasil 400g kotoran. Makin banyak cacing, makin cepat proses pembuatan kascingnya. • Setelah 16 hari, selain sampah menjadi kompos, juga dihasilkan kascing alias kotoran cacing.