Anda di halaman 1dari 31

PRESENTASI

PROPOSAL PENELITIAN TUGAS AKHIR


Efektivitas Terhadap Manajemen Penanganan Batubara Pada Stockpile PT. Bukit Baiduri Energi
Kampung Merandai, Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Loa Janan, Kabupaten Kutai Kertanegara,
Provinsi Kalimantan Timur

OLEH:

RUDIYANTO K. LAIKOPAN
11.15.116

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINERAL INDONESIA (STTMI)
BANDUNG
2015
LATAR BELAKANG JUDUL
- Kegiatan operasi penambangan batubara PT.
Bukit Baiduri Energi membutuhkan biaya yang
sangat tinggi.
- Batubara hasil penambangan yang ditimbun
harus melalui prosedur yang benar.
- Penimbunan batubara yang tidak disertai
dengan prosedur yang benar, akan berakibat
pada terjadinya swapemanasan, swabakar serta
penurunan kadar.
RUMUSAN MASALAH
Melakukan analisa, untuk mengetahui:

- Pola manajemen yang telah diterapkan ?


- Tindakan yang telah dilakukan untuk
meminimalkan dampak negatif pada timbunan
batubara ?
MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
- Untuk mengetahui pola yang telah diterapkan
- Untuk mengetahui tindakan yang telah
dilakukan untuk menghindari dampak negatif
timbunan.
- Meningkatkan serta menjaga nilai kalor
bedasarkan pada persentase perbandingannya
terhadap pengotor (partings).
METODE PENELITIAN
 Observasi/ pengamatan langsung
 Wawancara/ interview

 Kajian pustaka
WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
 Rencana Waktu Penelitian : ± 60 hari
 Tempat Penelitian : Stockpile,
PT. Bukit Baiduri Energi – Mine Site Merandai.
LINGKUP MATERI
 Hasil analisa laboratorium kualitas batubara
 Layout stockpile

 Data keluar – masuk batubara

 Data curah hujan

 Data yang berkaitan dengan stockpile


TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen berasal dari kata “manage” yang
artinya mengatur, mengurus atau mengelola.
Manajemen dapat diartikan sebagai:

 Manajemen sebagai suatu proses.


 Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang
yang melakukan aktivitas manajemen.
 Menajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai
suatu ilmu pengetahuan (science).
TINJAUAN PUSTAKA
PENGERTIAN MANAJEMEN
Menurut George Robert Terry, manajemen adalah
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu dengan menggunakan kegiatan orang lain
yang terdiri dari tindakan - tindakan perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing),
penggerakan (actuating) serta pengendalian
(controlling).

Tujuan manajemen:
 Untuk mencapai keteraturan, kelancaran, dan
kesinambungan usaha untuk mencapai tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya.
 Untuk mencapai efisiensi, yaitu suatu perbandingan
terbaik antara input dan output.
TINJAUAN PUSTAKA
MANAJEMEN STOCKPILE
Manajemen stockpile adalah manajemen
pengelolaan penimbunan batubara produksi di
stockpile yang mempertimbangkan faktor - faktor
kualitas maupun karakteristik batubara.

Manajemen stockpile berfungsi sebagai


penyangga antara pengiriman dan proses,
sebagai stock strategis terhadap gangguan yang
bersifat jangka pendek atau jangka panjang.
TINJAUAN PUSTAKA
MANAJEMEN STOCKPILE
Standar Operasional Prosedur untuk menghindari
terjadinya dampak negatif penimbunan:

 Tidak menimbun secara bersama-sama batubara


yang berbeda ukuran.
 Tidak menimbun secara bersama - sama batubara
yang segar (fresh) dengan yang teroksidasi atau
lapuk (oxydized or weathered coal).
 Tidak menimbun secara bersama - sama batubara
yang berbeda kecenderungannya terhadap swabakar.
 Tidak menimbun secara bersama batubara yang
kering dengan yang basah, atau
 Tidak menimbun secara bersama - sama batubara
yang kotor (ROM/ raw - coal) dengan yang bersih
(washed/ clean coal).
TINJAUAN PUSTAKA
MANAJEMEN STOCKPILE
Faktor – faktor teori dan praktek yang
digunakan untuk merekayasa sistem manajemen
penimbunan:

- Lokasi tempat penimbunan


- Sistem penimbunan
- Sistem pemantauan suhu timbunan serta
penanggulangan kebakaran
- Sistem pengelolaan reclaimer
INDIKASI MASALAH
SWAPEMANASAN, SWABAKAR DAN
PENURUNAN KADAR
Dampak dari penimbunan batubara pada
stockpile yang tidak disertai dengan penerapan
pola manajemennya:

- Terjadinya Swapemanasan
- Swabakar; dan
- Penurunan kadar.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
SWAPEMANASAN (SELF - HEATING)
Berdasarkan pada pemaparan pustaka di atas,
hal – hal yang perlu dilakukan untuk
meminimalkan dampak masalah swapemanasan
dan terjadinya swabakar, adalah sebagai
berikut:
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
LOKASI PENIMBUNAN
– Terletak pada daerah yang stabil, rata dan luas.
– Dilengkapi dengan sistem pengeringan air
(drainage).
– Dilengkapi dengan jalan masuk.
– Dilengkapi dengan tanggul penahan angin (wind
shielder/ breaker).
– Dilengkapi dengan peralatan pemadam
kebakaran.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA
– Melakukan pemadatan terhadap timbunan,
untuk memperkecil kontak yang terjadi antara
partikel batubara dengan oksigen dari udara –
ROM Stockpile.
– Memperhatikan dimensi timbunan batubara:
a. Tinggi Timbunan : 11 – 12
meter
b. Kemiringan Timbunan : Kurang dari
sudut alami (angel of repose).
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
SISTEM PENIMBUNAN BATUBARA
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PEMANTAUAN SUHU TIMBUNAN &
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
– Melakukan pengukuran terhadap suhu
timbunan dengan menggunakan thermometer.
– Pada reserve storage, jika suhu timbunan naik
lebih dari 5oC, sebaiknya pemantauan dilakukan
setiap hari.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
RECLAIMER
– Melakukan reclaimer pada ROM stockpile dan
Industrial Coal Stockpile.
– Menerapkan pola manajemen FIFO (first in –
first out).
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
A. Tidakan Preventive
– Pola penimbunan berbentuk kerucut
– Pemadatan tepi timbunan
– Menggunakan coal treatment
1. Outodust/ Vinasol yang dapat mencegah
self combustion selama ± 21 hari.
2. Focustcoat yang dapat mencegah self
combustion selama ± 60 hari, Hydrosol
yang dapat mencegah self combustion 75
hari serta Suppressol berfungsi sebagai
pengontrol debu yang berasal dari
batubara.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
3. Pembuatan parit, kegiatan ini dilakukan
pada sekitar tumpukan batubara dengan
kedalaman ± 1 meter dan mengalirkan
air ke saluran pembuangan yang menuju
settling pond.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
B. Burnout merupakan tindakan yang
dilakukan untuk memadamkan batubara
yang telah terbakar self combustion.
Batubara yang telah terbakar
mempunyai beberapa ciri, antara lain:
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 Asap berwarna putih pekat, berbau belerang dan
menyengat. Hal ini terjadi apabila batubara yang
terbakar belum mencapai permukaan dan masih
terjadi di dalam tumpukan batubara.
 Permukaan berwarna kuning emas, berasap dan
panas tentunya. Hal ini terjadi apabila
kebakaran sudah mencapai permukaan yang
berarti kebakaran sudah luas dan dalam.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 Adapaun tindakan - tindakan yang diterapkan
dengan tujuan melakukan pemadaman adalah
dengan cara sebagai berikut:
 Pembuatan lubang, yakni apabila kebakaran
masih berupa asap sehingga pembuatan lubang
dilakukan untuk mencari sumber api. Perlu
diingat bahwa dalam pembuatan lobang apabila
ditemukan batubara yang berwarna kuning atau
sudah menjadi debu berwarna emas atau kuning
tua maka itu harus dibuang jauh dari tumpukan
batubara karena dapat mengkontaminasi
batubara lainnya menjadi ikut terbakar.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 Adapaun tindakan - tindakan yang diterapkan
dengan tujuan melakukan pemadaman adalah
dengan cara sebagai berikut:
 Pembuatan lubang, yakni apabila kebakaran
masih berupa asap sehingga pembuatan lubang
dilakukan untuk mencari sumber api. Perlu
diingat bahwa dalam pembuatan lobang apabila
ditemukan batubara yang berwarna kuning atau
sudah menjadi debu berwarna emas atau kuning
tua maka itu harus dibuang jauh dari tumpukan
batubara karena dapat mengkontaminasi
batubara lainnya menjadi ikut terbakar.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 Pembuangan debu, yaitu apabila kebakaran
sudah terjadi sampai ke permukaan.
Pembuangan debu dari sisa batubara yang
terbakar harus dilakukan perlahan agar tidak
terbang dibawa angin dan akan
mengkontaminasi batubara lainnya sehingga
akan memunculkan potensi terbakar. Pembuang
debu sampai dengan ditemukannya batubara
yang sudah menjadi bara api.
 Pengambilan bara api, karena setiap terjadinya
kebaran pasti ada sumbernya yang berupa bara
api. Langkan awal memadamkan adalah dengan
mengambil dan membuang sumber kebakaran
yaitu batubara yang sudah berubah menjadi
bara api tersebut menggunakan sekop.
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
 Penggunaan detergent, hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaannya adalah
harus berbentuk serbuk dan dapat menghasilkan
busa. Penggunaannya dengan cara detergent
disebarkan dalam lubang yang sebelumnya telah
dibuat kemudian disemprotkan dengan air agar
menghasilkan busa. Busa inilah yang berfungsi
mendinginkan hawa panas (fungsinya hampir
sama dengan foam pada APAR).
HIPOTESIS
Berdasarkan pemaparan teori di atas, hipotesis
sementara yang dapat diambil adalah belum
maksimalnya pola manajemen terhadap
penanganan batubara pada stockpile.

Maka itu perlu dilakukan analisa secara lanjut


guna memperbaiki pola penerapan terhadap
batubara secara maksimal.
PENUTUP
Demikian proposal usulan kegiatan Tugas Akhir
ini yang direncanakanakan dilakukan di PT.
Bukit Baiduri Energi. Diharapkan agar usulan
kegiatan ini mendapat sambutan yang baik dari
pihak perusahaan.

Dengan harapan dapat memberikan gambaran


singkat dan jelas akan maksud dan tujuan
diadakannya penelitian Tugas Akhir pada PT.
Bukit Baiduri Energi ini.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai