Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS ILMU PENYAKIT DALAM

SUB DIVISI INFEKSI TROPIS

Dengue Hemorrhagic Fever

Oleh:

Glory Audrey Haurissa ( C014182)

Andi Nurul Taqwa Parenrengi ( C014182111)

Irma Yulianti (C014182227)


IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Daan Sujenri Yoel
Tanggal Lahir : 10 – 10 - 2000 (18 Tahun)
No. RM : 889136
Alamat : Makassar
Pekerjaan : Pelajar
Agama :
Tanggal Masuk : 14 Juli 2019
Ruangan : L1AD Kamar 4 Kelas II Bed 4
DPJP : dr. Sudirman Katu, Sp.PD, K-PTI
RIWAYAT MEDIS
 KELUHAN UTAMA
Demam

 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Seorang Laki – laki berusia 18 tahun masuk Rumah Sakit dengan
keluhan demam yang dialami sejak 2 hari yang lalu. Demam dirasakan
terus – menerus, menggigil tidak ada. Demam turun dengan obat penurun
demam, namun demam kembali satu jam setelahnya.
Mual dan muntah tidak ada, sakit menelan tidak ada. Nafsu makan
menurun sejak 2 harai terakhir.
Mimisan, perdarahan gusi dan ruam merah di kulit tidak ada.
Tidak ada riwayat bepergian ke daerah endemis malaria.
Buang air kecil kesan normal, tidak berwarna kemerahan.
Buang air besar 1x/hari, konsisten lunak, warna kecokelatan, tidak ada
darah.
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat demam tifoid tidak ada


Riwayat malaria tidak ada

 RIWAYAT KELUARGA DAN PSIKOSOSIAL

Pasien adalah seorang mahasiswa


Riwayat DBD di lingkungan tempat tinggal tidak ada
 Tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 38,60C
Nadi : 82 x/menit, reguler TB : 155 cm
Pernapasan : 18 x/menit BB : 41 kg
IMT : 17,0 kg/m2
 Deskripsi Umum :
Kesan sakit : Sakit sedang
Status gizi : Gizi kurang
Kesadaran : Composmentis, GCS 15 (E4M6V5)
 Pemeriksaan Fisis :
Kepala : Normocephal, rambut lurus hitam, tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Telinga : Tidak tambak adanya sekret
Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, epistaksis tidak ada
Mulut : Atrofi papil tidak ada, faring hiperemis, perdarahan gusi tidak
ada, ulcer pada rongga mulut ada
Leher : DVS R+1 cmH2O, pembesaran kelenjar limfe leher tidak ada

Thoraks :

I : Simetris kanan dan kiri saat statis maupun dinamis

P : Nyeri tekan tidak ada, taktil fremitus kiri dan kanan sama

P : Sonor pada hemithoraks bilateral

A : Bunyi pernapasan vesikuler, ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada

Jantung :

I : Ictus cordis tidak tampak

P : Ictus cordis tidak teraba

P : Pekak; batas jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra; batas


jantung kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra

A : Bunyi jantung I/II murni reguler, murmur tidak ada, gallop tidak ada
Abdomen :

I : Datar, ikut gerak napas

A : Peristaltik usus ada, kesan normal

P : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan pada regio epigastrium

tidak ada

P : Timpani

Ekstremitas :

Atas : Edema tidak ada, teraba hangat, peteki tidak ada

Bawah : Edema tidak ada, teraba hangat, peteki tidak ada

Rumple Leede : Positif


Pemeriksaan laboratorium
(14 Juli 2019)

Pemeriksaan Hasil Ukur Nilai Normal Satuan


Darah Rutin
Hb 15.5 13.0-16.0 g/dL
WBC 5.6 4.00-10.0 103/uL
HCT 45.3 40.0 – 54.0 %
Neutrofil 73.3 50-70 %
Limfosit 11.0 20-40 %
PLT 125 150 – 450 103/uL
GDS 126 < 150 mg/dL
Ureum 29 15-40 mg/dL
Creatinin 0.93 0.5-1.5 mg/dL
Natrium 135 135-145 mEq/L
Kalium 4.0 3.5-5.0 mEq/L
Clorida 101 95-105 mEq/L
NS 1 Positif Negatif
Kesan : Trombositopenia
Assessment, Planing & Monitoring
 Assessment : Dengue Hemorrhagic Fever Grade 1

 Planing :

• Istirahat, makanan lunak, tingkatkan asupan cairan oral

• IVFD Ringer Laktat (1500 + 20x(BB-20)) = IVFD Asering (1500 +


2x(41-20)) = 1920 cc / 24 jam ≈ 28 tetes / menit

• Paracetamol 1 gr / 8 jam / Intravena (jika suhu tubuh >38,50C)

 Monitoring :
Pantau tanda-tanda syok, terutama pada transisi fase febris (hari 4-6)
• Klinis : Tingkat kesadaran, nadi, tekanan darah
• Laboratorium : Hb, Ht, Trombosit, Leukosit
DISKUSI

Dengue Hemorrhagic Fever


DEFINISI
 Demam berdarah dengue adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
transmisi nyamuk flavivirus, penyakit ini sering terjadi pada daerah tropis dan
subtropis dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendiri
yang disertai leukopenia, ruam (rash), limfadenopati, trombositopenia dan
diastasis hemoragik.

 Demam berdarah dengue/DBD (dengue hemorrhagic fever, DHF), adalah


suatu penyakit trombositopenia infeksius akut yang parah, sering bersifat fatal,
penyakit febril yang disebabkan virus dengue. Pada DBD terjadi pembesaran
plasma yang ditandai hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau
penumpukan cairan tubuh, abnormalitas hemostasis, dan pada kasus yang
parah, terjadi suatu sindrom renjatan kehilangan protein masif (dengue shock
syndrome), yang dipikirkan sebagai suatu proses imunopatologik.
EPIDEMIOLOGI

DBD di Indonesia :

 500.000 penderita DBD

memerlukan rawat inap (2013)

 126.675 penderita DBD di Indonesia.

 2.5% diantaranya dilaporkan meninggal dunia

WHO. 2016. Dengue and Severe Dengue. Kementrian Kesehatan RI, 2016
ETIOLOGI
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue yang berasal dari salah satu dari empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Virus tersebut masuk ke tubuh manusia
melalui vektor nyamuk Aedes (terutama Aedes aegypti maupun Aedes
albopictus), yang keduanya terdapat hampir di seluruh pelosok
Indonesia.

Terdapat paling tidak 4 tipe serotipe virus dengue, yaitu DEN-1,


DEN-2, DEN3 dan DEN-4 yang semuanya dapat menyebabkan demam
dengue atau demam berdarah dengue. Keempat serotipe ditemukan di
Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak.
PATOMEKANISME
KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dan laboratorium dilihat berdasarkan tiga
fase infeksi, yaitu :

Berdasarkan tiga studi klinis infeksi DBD WHO (2011) mengklasifikasikan,


berupa:
 Demam Berdarah (dengue fever (DF))
 Demam Berdarah Hemorragis (dengue hemorrhagic fever (DHF))
 Demam Berdarah dengan Syok (dengue shock syndrome (DSS))
3 Fase penyakit DBD :
 Fase Febris (berlangsung 2-7 hari)
• Demam tinggi muncul tiba-tiba
• Gejala penyerta berupa kemerahan, eritem pada kulit, nyeri pada sendi dan otot,
nyeri retro-orbita, fotofobia, dan nyeri kepala
• Tes Turniket (+)
 Fase Kritis (pada hari ke-4 setelah demam)
• Demam turun (suhu sekitar 37,5-38 °C)
• Gejala awal kebocoran plasma
• Leukopenia disertai penurunan platelet
• Berlangsung 24-48 jam
 Fase Penyembuhan
• Berlangsung cepat
• Reabsorpsi cairan ekstraseluler
• Pemulihan kondisi pasien
• Recovery rash
GRADE DHF
DIAGNOSIS DHF
 Berdasarkan kriteria WHO, diagnosis DBD ditegakkan bila
semua hal ini terpenuhi:
• Demam atau riwayat demam akut, antara 2-7 hari biasanya
bifasik.
• Terdapat minimal 1 manifestasi perdarahan berikut:
Uji bendung positif; petekie, ekimosis, atau purpura; perdarahan
mukosa; hematemesis dan melena
• Trombositopenia (jumlah trombosit <100.000/ml)
• Terdapat minimal 1 tanda kebocoran plasma sbb:
 Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar sesuai
umur dan jenis kelamin.
 Penurunan hematokrit >20% setelah mendapat terapi cairan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya.
RUMPLE LEEDE/TURNIKET
LABORATORIUM
 Peningkatan kadar hematokrit bersamaan dengan penurunan cepat jumlah
trombosit dan apusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif
disertai gambaran limfosit plasma biru.
 Isolasi virus dengue ( cell culture) atau deteksi antigen virus RNA dengan
teknik RT PCR
 Trombositopenia pada hari ke 3-8
 Hematokrit >20% dari hematokrit awal umumnya pada hari ke-3 demam
 Dapat terjadi hipoproteinemia akibat kebocoran plasma
 Ig-M terdeteksi pada hari ke 3-5, meningkat sampai minggu 3 dan
menghilang setelah 60-90 hari
 Ig-G pada infeksi primer, igG terdekteksi pada hari ke-14, pada infeksi
sekunder mulai terdeteksi pada hari ke-2
 NS-1 antigen dapat dideteksi pada awal demam hari 1-8 dengan sensitivitas
60-93% dan spesifisitas 100%
LABORATORIUM
DIAGNOSIS BANDING
• Chikunguya
• Malaria
• Demam tifoid
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan
DBD dewasa mengikuti 5 protokol, mengacu pada protokol WHO.
Protokol ini terbagi dalam 5 kategori, sebagai berikut:
- Penanganan tersangka DBD tanpa syok,
- Pemberian cairan pada tersangka DBD dewasa di ruang rawat,
- Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan hema-tokrit >20%,
- Penatalaksanaan perdarahan spontan pada DBD dewasa,
- Tatalaksana sindroma syok dengue pada dewasa.
Penanganan Tersangka DBD Tanpa Syok
Pemberian Cairan pada Tersangka

DBD Dewasa di Ruang Rawat


Penatalaksanaan

Dengan

Peningkatan

Hematokrit <20%
Tatalaksana

Sindrom Syok

Dengue pada

Dewasa
EDUKASI
 Penjelasan mengenai diagnosis, komplikasi, prognosis, dan rencana tata
laksana

 Perbanyak intake cairan

 Penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya (warning sign) yang perlu


diwaspadai dan kapan harus segera ke layanan kesehatan

 Penjelasan mengenai faktor resiko dan cara-cara pencegahan berkaitan


dengan perbaikan higine personal, perbaikan sanitasi lingkungan,
terutama metode 4M.

 Tidak menggantung baju, menghindari gigitan nyamuk, membubuhkan


bubuk abate
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai