Penanganan Trauma Pelvis Juli 2019
Penanganan Trauma Pelvis Juli 2019
dan gluteal
Trauma Tumpul
Spleen, liver, dan hollow viscus
Kompresi
Crushing
Shearing
Deselerasi (organ tetap)
O
• Inlet view
– X-ray beam at 60o to plate
directed towards feet
– Used to look for AP
displacement of ring
fractures.
• Outlet view
– Beam aimed 30o towards
head
– Used to see Sup-Inf
displacement.
Radiologis
• AP VIEW:
– Identifikasi garis fraktur
– Menilai disrupsi garis iliopubik dan ilioischial,
foramina sacralis, Shenton’s Line, U line
• Tanda abnormal:
– Symphysis >5mm
– Vertical offset left vs. right rami (>1-2mm)
– SI joint > 5mm
Radiologis
• MSCT Pelvis:
– Gold standard untuk mengetahui lebih detail
tentang kondisi cincin anterior dan posterior
Tile A
• Tile B
• Tile C
Terapi
• Resusitasi cairan
• Tranfusi darah
• Pelvic binder
• Laparotomy
• Diagnostic Peritoneal Lavage
• Computer Tomography
• Ultrasound Scanning
• Laparoscopy
Trauma tumpul
DPL USG CT
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
• Terdapat hematom yang besar atau meluas
pada pelvic sebaiknya dilakukan packing
pelvic extraperitoneal (dengan tepi
peritoneum dan masuk ke ruang peritoneum
melalui garis tengah).
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
• Jika didapatkan perdarahan lainnya maka
dilakukan CT scan, Packing pelvic
extraperitoneal tanpa masuk ke abdomen
yaitu melalui insisi suprabubik pada abdomen
bawah garis tengah .
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
Teknik paking extraperitoneal
• Pasien posisi supine dan jika perlu dilakukan
eksternal fiksasi atau C clamp
• Insisi 8cm pada tengah suprapubik, tampak
fascia anterior hingga otot rectus
• fascia lapis demi lapis hingga simphysis dapat
di palpasi secara langsung (pre-peritoneal
terbagi).
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
• Fascia terbagi pada garis tengah, melindungi
cidera bladder.
• pada symphysis, pinggiran panggul mengikuti
sendi sacroiliaca lateral dan posterior (tulang
pertama tidak teratur), pertama pada sisi
perdarahan utama (paling utama pada
kerusakan sendi sacroiliaca).
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
• Diseksi fasia dari pelvic brim sejauhmungkin
dan sebisa mungkin ke posterior dari pelvic
brim.
• Bladder dan rectum kemudian dipegang ke sisi
yang berlawanan ketika dibuka secara tumpul
ke dasar panggul, menghindari cedera pada
struktur pembuluh darah dan saraf di daerah
tersebut.
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
• Ruang tersebut kemudian di paking dengan
pembuluh darah atau abdominal swab, mulai
dari posterior ke distal hingga ujung sakrum,
dan paking kranial dan anterior.
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
• Prosedur ini kemudian diulangi pada sisi yang
berlawanan.
• Pasking pelvic berarti juga mengatasi
perdarahan arteri. Dilakukan paking secara
kuat.
• Tutup kulit
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
• Jika laparotomi diperlukan, harus dilakukan
sebelum prosedur paking.
• Setelah laparotomi DCS dengan paking
ekstraperitoneal pelvic, dilakukan penutupan
perut sementara.
• Pada abdomen, paking harus dikeluarkan /
diganti setelah 24-48 jam.
Kenneth D Boffard. The Pelvic. Manual of Definitive Surgical Trauma Care 3rd ed. 2011.: 148 - 153
Preperitoneal Pelvic Packing
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
• Packing pelvis diperkenalkan kembali di
Amerika oleh tim trauma Denver.
• Dengan meletakkan kantong di belakang
peritoneum melalui a separate low midline
atau insisi vertikal di suprapubis, tamponade
peritoneal tidak terganggu dan kantong tidak
bisa bergerak ke cavum abdomen.
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
• Dalam prakternya, kami mendapatkan teknik
ini dapat menyelamatkan nyawa pasien yang
tidak stabil dan tidak dapat ditransport ke
tempat angiografi.
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
• Preperitoneal pelvic packing dapat dijadikan
alternatif bila:
(1) Tidak ada sarana angiografi,
(2) Terdapat sarana angiografi, tetapi tim tidak dapat
datang segera;
(3) Hemodinamik tidak stabil, dimana penanganan
tidak bisa ditunda, dan memerlukan pemasangan
packing segera di ruang operasi.
• Embolisasi angiografi masih harus dipertimbangkan
untuk dilakukan setelah packing.
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
KESIMPULAN
• Fraktur pelvis dihubungkan dengan perdarahan,
komplikasi dan mortalitas.
• Pendekatan multidisiplin sangat penting.
• Diagnosis perdarahan pelvis harus dibuat berdasarkan
petunjuk luar dari cedera pelvis, pemeriksaan fisik yang
menandakan cincin pelvis yang tidak stabil, dan tidak
ada sumber perdarahan potensial lainnya.
• CT scan saat ini merupakan pemeriksaan paling tepat
untuk menilai fraktur pelvis, deteksi hematoma dan
ekstravasasi kontras, serta merencanakan penanganan
selanjutnya.
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
• Adanya perdarahan merupakan indikasi dilakukan
embolisasi angiografi dan harus dilaksanakan
pada kebanyakan kasus sesuai prinsip damage
control angiography.
• Pelvic binding dan fiksasi eksternal di IGD
merupakan intervensi penting dalam mengurangi
perdarahan, nyeri, dan cedera berkelanjutan.
• Internal fiksasi lebih baik dilakukan pada tahap
selanjutnya.
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
• Preperitoneal pelvic packing dapat
menjadi penyelamat pasien yang tidak
transportable ke ruang angiografi atau pada
rumah sakit yang memiliki kesulitan akses
angiografi.
Velmahos GC. Pelvis. In Mattox KL, Moore EE, Feliciano DV editors. Trauma 7th ed. 2013. p 655
Hematoma Retroperitoneal
• Semua hematoma retroperitoneal akibat luka
tembus harus dieksplorasi, terlepas dari
ukuran maupun lokasinya.
• Pada trauma tumpul terdapat lebih banyak
plihan tindakan bergantung dari lokasi
hematoma.