Anda di halaman 1dari 14

KEHAMILAN dengan ANEMIA

DEFISIENSI BESI
PENDAHULUAN
• Anemia pada kehamilan disebut ”Potensial
danger of mother and child” (potensial
membahayakan ibu dan anak),

• Menurut WHO 4% kematian para ibu di


negara yang sedang berkembang
berkaitan dengan anemia dalam
kehamilan.
EPIDEMIOLOGI

 Sedangkan Dinkes RI tahun 2005


menyatakan bahwa dua juta dari empat
juta ibu hamil di Indonesia mengalami
ADB.
 INSIDENS DAN FREKUENSI

Frekuensi ibu hamil di Indonesia relatif tinggi


yaitu 63,5 %, sedangkan di Amerika hanya 6 %.
Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang
terhadap ibu hamil merupakan predisposisi
anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia.
(Prawirohardjo, 2002 : 281 )
FAKTOR RESIKO
• Kurang Gizi (Nutrisi)
• Kurang zat Besi dalam Diit
• Karena Pendarahan
• Penyakit-penyakit seperti TBC Paru, Cacing Tambang,
Malaria.
• Makan < 3 kali dan kurang mengandung zat besi.
Klasifikasi anemia yang lain :

 a. Hb 11 gr% : Tidak anemia


 b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
 c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
 d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
TANDA DAN GEJALA

1. Ibu mengeluh cepat


lemah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang
4. Malaise
5. Nafsu makan turun
(anoreksia)
6. Konsentrasi hilang
7. Nafas pendek (pada
anemia parah) dan
Apa pengaruh terhadap kehamilan?

• kontraksi jelek
• perdarahan setelah melahirkan
• pertumbuhan bayi tidak maksimal
PENCEGAHAN
 Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh.
 Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging
(terutama daging merah) seperti sapi.
 Zat Besi juga dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap
seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-
kacangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai