Electro Static

Precipitator
 Electro Static Precipitator
Main Function

 Sebagai Penangkap partikel debu sisa

pembakaran boiler.
 Menggunakan Arus listrik sebagai
medianya.
 Mengurangi Pencemaran Udara.
 Paling Banyak digunakan oleh boiler
dengan bahan bakar batubara.
 Prinsip Kerja ESP
 Gas Buang ( Flue Gas ) yang mengandung butiran abu serta bermuatan netral
Melewati medan listrik kemudian akan terionisasi sehingga akan bermuatan
Negatif.
 Partikel Debu yang bermuatan negatif kemudian menempel pada Plat
pengumpul ( Collecting Plate ) yang bermuatan positif.
 Debu Yang dikumpulkan pada collecting plate dipindahkan kembali menuju
ash hooper secara periodik menggunakan Rapping Hammer.
 Ash / Abu di hooper dipindahkan menuju Fly ash silodengan cara vacuum
atau dihembuskan
 Proses Pembentukan Medan Listrik
 Terdapat 2 jenis electroda :
- Discharge Electroda yang bermuatan Negatif.
- Collecting Electroda yang bermuatan Positif.
 Discharge Electroda Terletak diantara Collecting Electroda dengan jarak
tertentu.
 Discharge Electroda dialiri arus listrik searah ( DC ) dengan Muatan Negatif (
- ) serta tegangan awal 380Volt AC dirubah menjadi tegangan 72 Kilo Volt DC
( Transformer Step UP ) diambil hanya potensial negatif.
 Collecting Plate yang bermuatan positif ( + ) ditanahkan ( Grounding )
 Proses Electrolisis
Discharge Electroda yang dialiri listrik bermutan
negatif dan berada diantara Collecting
Electroda yang bermuatan positif maka
terjadilah daerah medan listrik dengan jumlah
electron yang besar Sehingga pada saat Flue gas
melewati medan listrik tersebut maka negatif
Ion menempel pada partikel debu sehingga
debu menjadi bermuatan negatif lalu bergerak
dan menempel pada Collecting Electroda.
Begitu juga sebaliknya.
 Analysis Ash Composition

 SiO2 ( Silicone Dioxide ) = 60.2%

 Al2O3 ( Alumunium Dioxide ) = 21.6%
 SO3 ( Sulfur Dioxide ) = 0.05 %
 MgO ( Magnesium Dioxide ) = 0.90%
 TiO2 ( Titanium Dioxide ) = 1.28%
 FE2O3 ( Ferric Oxide ) = 7.62%
 MnO ( Mangan Dioxide ) = 0.05%
 CaO ( Calcium Dioxide ) = 4.69%
 Na2O ( Natrium Dioxide ) = 0.20%
 P2O5 ( Potasium Dioxide ) = 0.05%
 K2O ( Kalium Dioxide ) = 0.91%
 Other = 2.45%
 Spesifikasi ESP

 Number Of Field = 3
 Fume Treatment capacity = <4.5x100000 m³/h ( 450000m³/h
 Fume temperature = <400⁰C
 Allowable withstand pressure = -6.0 X 10000 - pa
 Collection Plate Distance in Between = 250 – 600mm
 Dust Content at inlet = < 100g/NN³
 Main Body Pressure Dropped = ≤ 400pa
 Distance Colecting Plate & Discharge Electroda =
200±10mm
 Main Body Air Leakage = < 5%
 Operating Limit

 Primary Current limit = < 112 A

 Primary Voltage Limit = < 400 A
 Secondary Current Limit = < 400 MA
 Secondary Voltage Limit = < 65 KV
 SCR ( Silicone Control Rectifier ) = < 180⁰
 Spark = < 20 / Minute
 Temperature Tranformer Oil = < 85⁰C
 Heating For insulation Chamber = 80 – 120⁰C
Equipment ESP
1. Transformer
2. Discharge Electroda
3. Channel Electroda
4. Rapping System
5. HFIC
6. Control System ( SCR )
7. Ash Removal Devic
8. HVCC
 1. Transformer

Sebagai Transformer Step Up Tegangan 380 Volt

DC Menjadi 72 Kv DC
 2. Discharge Electroda

 Electroda Bermuatan Negatif

 Ash Negatif Ionization
 Bentuk Fisik Pipa Bergerigi ( Tulang ikan )
 Penangkap ASH yang bermuatan Positif
 3. Chanel Electroda

 Electroda Bermuatan Positif ( Ground )

 Ash Positif Ionization
 Bentuk Fisik Plat beralur melebar dan bergelombang.
 Penangkap ASH yang bermuatan Negatif
 4. Rapping System

 Alat Perontok Abu.

 Rapping Discharge Electroda ( Vertical Saft )
 Rapping Channel Electroda ( Horisontal Saft )
 Sequence Of Rapping
• Colecting Electroda ( CE ) # 1
Rapping Operation = 3 Minute
Rapping Stop = 3 Minute
• Colecting Electroda ( CE ) # 2
Rapping Operation = 8 Minute
Rapping Stop = 3.5 Minute
• Colecting Electroda ( CE ) # 3
Rapping Operation = 18 Minute
Rapping Stop = 3.5 Minute
• Discharge Electroda ( DE ) # 1
Rapping Operation = 3 Minute
Rapping Stop = 5 Minute
• Discharge Electroda ( DE ) # 2
Rapping Operation = 5 Minute
Rapping Stop = 5 Minute
• Discharge Electroda ( DE ) # 3
Rapping Operation = 10 Minute
Rapping Stop = 5 Minute
 5. HFIC
( Heating For Insulation Chamber )
 Pemanas ruangan Isolator Discharge Electroda
 Menggunakan Elemen Pemanas ( Electric Heater )
 Range Temperature Operasi 80⁰C Operating 120⁰C Stop Operating (
Automatic )
 Mencegah Terjadinya Short akibat kelembaban.
 6. SCR
( Silicone Control Rectifier )

 Sebagai pengatur Kuat Arus dan tegangan pada Electroda

 Secondary Current & Secondary Voltage
 Otomatic Control disesuaikan dengan kapasitas ASH ( Kemampuan Absorb
Electroda )
 7. Ash Removal Device

 Alat Transportasi Ash dalam Hopper.

( Peralatan yang berfungsi untuk memindahkan abu setelah
proses electrostatic menuju flyashsilo )

Jenis Equipment Antara Lain :

1. Pneumatic Transfer Tank
2. Process Air Compressor
3. Air Drier
4. Ash pipe
 8. HVCC
High Voltage Control Cabinet
 Control ESP System indikator dan parameter dengan alat
bantu micro computer.
 Berbentuk Lemari panel listrik yang terintegrasi.
 Control Primary & Secondary Voltage & Current
 Lemari Distribusi Listrik 380 V Menuju Transformer 72 Kv DC
 Start Up Esp
1. Start Electric Heater ( HFIC )
• Heating For Insulation Chamber
• Setting Low = 80⁰C
• Setting High = 120⁰C
• Minimal 30 Menit sebelum HVCC Start
• Menjaga Humidity ( Kelembaban Ruang Isolator DE )
• Mencegah Short.

2. Start Rapping System

• Mencegah Terjadinya deposit ash pada channel plate & Discharge Electroda.
• Temperature Flue Gas Rendah.
• Dew Point Sulfur > 125⁰C
• Korosif
 Start Up Esp
3. Start HVCC
Syarat Start :
a) Grounding System Lepas
b) Temperature HFIC > 80⁰C
c) House Load Sendiri
d) Switch Interlock System HVCC Dalam Posisi Interlock Active
• Tekan push Button Start HVCC
• Tekan Tombol Start/Run Pada Microcomputer control System.
• Indikasi Voltage, Current, Secondary & Primary Naik secara perlahan hingga
normal ( Lihat standart )

4. Start Conveying System

• Instrument & Air Process Ready Operation
• Air Drier Instrument & Air Process Ready Operation
• Bag Filter & IDF Ashsilo Ready Operation.
• Solenoid Valve
 Monitoring & Control Operasi
1. Check Air Compressor
a) Oil lube
b) Cooling water
c) Vibrasi
d) Pressure
2. Check Air Drier
a) Solenoid Drain System.
b) Volume Condensate ( Adjust timmer condensate drain system )
3. Rapping System
a) Operating Delay ( Automatic Timer ) sequence
b) Saft Couple & Saft Isolator
c) Sound Hammer ( If Possible )
 Monitoring & Control Operasi
4. Main Transformer
a) Temperature Transformer
b) Silica Gel
c) Oil Level Transformer
d) Heating For Insulation Chamber ( HFIC )
5. Ash Hopper
a) Level Ash Hopper (level Indikator/sensor)
6. Ash Pipe
a) Line Pipe Transfer to Ash Silo
b) Ash Lancar / tidak terjadi pluging
c) Bocor / Leakage
7. Pneumatic Transfer Tank
a) Air inlet valve
b) Discharge valve
c) Air vent valve
 Monitoring & Control Operasi
8. Ash Silo
a) Bag filter ashsilo (purging system)
b) IDF ashsilo
c) Telescopic Bulkhead
d) Screw Ash Conveyor
e) Electric heater
f) Gasification Box
g) Level ashsilo
 Trouble Shooting ESP
1. HVCC spark tinggi
• Volume Ash dalam fluegas tinggi daripada Daya mampu absorbsi Electroda
yang lebih rendah rendah.
• Volume Ash dalam Hopper tinggi hingga menyentuh discharge electroda. Ash
tidak turun Lembab.
• Rapping hammer tidak berfungsi secara optimal ( hammer lepas, Couple /
isolator patah.
• Terjadi deviasi / peregangan chanel electroda & Discharge Electroda
sehingga jarak antar electroda makin kecil.
 Trouble Shooting ESP
2. HVCC secondary current & voltage rendah
• Volume Ash dalam Aliran Fluegas besar.
• Rapping system tidak bekerja Optimal
• SCR Setting terlalu rendah
3. Main transformer temperature tinggi
• Level Oil Transformer rendah
• Silica Gel Berubah warna ( Moisture Arsobtion Mal Function ) Ganti Baru.
4. HFIC temperature rendah
• Electric Heater tidak berfungsi baik
• Cover Isolator Tidak tertutup rapat
• Cover Chamber Isolator Tidak tertutup rapat.
 Trouble Shooting ESP
5. Ash hopper blocking (sering tidak turun lancar)
• Temperature ash terlalu rendah (dibawah dew point)
• Heater hopper tidak berfungsi maksimal.
• Terjadi kebocoran pipa boiler
• Manhole tidak tertutup rapat.
5. HVCC Trip
• Terjadi short antara discharge electode dengan channel electrode.
Penyebab :
i. Ash dihopper penuh sehingga menyentuh discharge electrode
ii. Isolator DE pecah sehingga posisi berubah dan menyetuh channel plate.
Terimakasih