Anda di halaman 1dari 19

HIDUP NYAMAN DENGAN

PERILAKU JUJUR

Disusun oleh :
Ahmas Naqieb Faaz (XI MIPA 7 /03)
Indra Febriyantoro (XI MIPA 7/10)
Zuraida Zulhar (XI MIPA 7/24)
PENGERTIAN
Jujur adalah sifat terpuji yang merupakan faktor terbesar
tegaknya agama dan dunia. Kehidupan dunia tidak akan baik, dan
agama juga tidak bisa tegak diatas kebohongan, penghianatan serta
perbuatan curang.

Jujur dan mempercayai kejujuran, merupakan ikatan


yang amat erat dengan para rosul dan orang-orang yang beriman.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT bahwasannya
jujur mempunyai kedudukan yang amat tinggi dimata Allah SWT, juga
dalam pandangan islam juga dalam pandangan islam serta dalam
pandangan orang-orang beradab dan juga akibatnya yang baik, serta
betapa bahayanya berbohong dan mendustakan kebenaran.
Akan tetapi jikalau kita lihat dan perhatikan tentang kehidupan
sosial sekarang bahwa kejujuran sudah jarang ditanamkan pada jiwa
dan karakter seseorang, sudah jarang kejujuran diaplikasikan dan
diterapkan pada kehidupan keseharian seseorang. Bahkan sekarang
kebohongan, lawan dari kejujuran malah secara tidak langsung
diajarkan kepada anak-anak.

Seorang guru disekolah dengan terang-terangan mengajarkan


anak didiknya untuk bebohong, membiarkan anak didiknya
mencontek ketika ujian, bahkan yang sangat memprihatinkan adalah
sekarang banyak sekolah-sekolah yang mengkoordinasi pembelian
kunci jawaban atas para siswanya sebagai jalan pintas dan sebagai
bahan mencontek untuk menjawab soal ujian negara. Karena itu
dalam makalah ini saya akan mencoba membahas tentang kejujuran.
1. Pentingnya Perilaku Jujur
Jujur adalah suatu kebenaran yang sesuai antara perkataan dan
kenyataan yang ada di dalam hati. Jujur tidak hanya diterapkan
dalam perkataan namun juga dalam perbuatan. Orang yang tidak
jujur akan menghilangkan kepribadian mukmin.

Perilaku harus diterapkan sejak kecil agar terbiasa diterapkan


dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga,sekolah
maupun di lingkungan masyarakat. Berperilaku jujur dalam
kehidupan sehari-hari senantiasa membuat hati terasa nyaman
dan damai. Namun jika berbohong, hati selalu diliputi rasa
resah, gelisah dan ketidaktenangan dalam hidup.
Kita harus menanamkan dalam diri pentingnya berperilaku
jujur dan memikirkan akibat dari berbohong. Salah satu akibat
dari berbohong adalah hilangnya kepercayaan orang lain
terhadap diri kita.Perilaku jujur juga dapat mencegah adanya
tindak korupsi dalam masyarakat.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa menjunjung tinggi


kejujuran karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi
kejujuran adalah orang yang menjunjung tinggi keadilan. Jika kita
membiasakan hidup sehari-hari dengan berlaku jujur, InsyaAllah
hidup kita akan jauh dari kegelisahan.
Allah memerintahkan umatNya untuk mempunyai sifat ini yang tercantum
pada ayat dibawah ini :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, danhendaklah


kamu bersama orang- orang yang benar (Jujur).” (QS At Taubah : 119)

“Tetapi jikalau mereka berlaku jujur pada Allah, niscaya yang demikian itu
lebih baik bagi mereka.” (QS.Muhammad: 21)
Berperilaku jujur sehari - hari penting, karena jujur adalah
sifat ahlakul karimah, yaitu sifat terpuji. Jika jujur sudah menjadi
kebiasaan sehari-hari kita, maka semua pekerjaan akan terasa
lebih tenang, semua masalah akan mudah terselesaikan.

Perilaku jujur bisa mendatangkan ketenangan dalam hati


karena tidak ada beban masalah. Jika kita suka berperilaku tidak
jujur maka hidup kita akan senantiasa resah dan gelisah.

Membisakan berperilaku jujur harus dari kecil agar tidak


susah melakukannya. Cara membiasakan berperilaku jujur sejak
kacil misalnya diajarkan untuk tidak mengambil barang orang
lain tanpa seijin pemiliknya, mengembalikan kembalian yang
terlalu banyak, mengatakan apapun sesuai dengan kenyataan,
dan lain-lain.
Kita harus menanamkan kesadaran untuk selalu berperilaku
jujur dan menyadari apa akibat dari kebohongan. Jika kita sudah
bisa membiasakan berperilaku jujur maka kita mudah mendapat
teman, mudah mendapat pekerjaan, mudah mendapat
kesuksesan, dipercaya oleh orang lain, dan lain - lain.

Kita harus menyadari akibat dari kebohongan, sehingga kita


bisa menjauhi sifat buruk tersebut. Contoh akibat dari
kebohongan adalah hilangnnya kepercayaan orang lain terhadap
kita, susah mendapatkan teman bahkan tidak memiliki teman,
susah mendapat pekerjaan karena tidak dipercaya.
2. Keutamaan Perilaku Jujur

Banyak orang mengajar kebahagiaan di balik kemegahan materi.


Padahal, itu semua hanyalah kesemuan belaka. Kalau ingin bahagia
jujurlah. Jujur kepada Allah sebagai hamba-Nya, jangan basa-basi dan
jangan setengah-setengah.

Jujur sebagai suami maka selalu menjauhi dosa dan memberikan


nafkah secara halal dan maksimal. Jujur sebagai istri maka selalu
menjaga kehormatan diri dan harta suami dan benar-benar menjadi
tempat berteduh bagi suami.

Jujur sebagai pemimpin maka selalu menjunjung tinggi asa


musyawarah dan bekerja keras untuk menegakkan keadilan dan
memastikan kesejahtraan rakyatnya. Bila kejujuran seperti tersebut
terwujud, banyak hikmah yang akan dipetik.
Pertama, jujur akan mengantarkan ke surga. Rasulullah SAW
bersabda, “Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan
dan kebaikan akan mengantarkan ke surga dan sungguh kebohongan akan
mengatarkan kepada dosa, dan dosa akan mengantarkan kepada neraka”
(HR Bukhari-Muslim). Berdasarkan hal ini, jelas bahwa tidak mungkin
kebaikan akan datang jika manusia yang berkumpul di dalamnya adalah
para pembohong dan pendusta. Bila di tengah mereka menyebar
kebohongan maka otomatis dosa akan semakin merajalela. Bila dosa
merajalela maka jamainanya adalah neraka.

Kedua, jujur akan melahirkan ketenangan. Rasulullah SAW bersabda,


“maka sesungguhnya kejujuran adalah ketenangan dan kebohongan
adalah keraguan” (HR Turmidzi). Orang yang selalu jujur akan selalu
tenang, sebab ia selalu membawa kebenaran. Sebaliknya, para pembohong
selalu membawa kebusukan dan kebusukan itu membawa kegelisahan
akibat kebusukannya. Ia akan selalu dihantui dengan kebohongannya dan
takut hal itu akan terbongkar. Dan, bila seorang pembohong seperti ini
menjadi pemimpin maka ia tidak akan sempat mengurus rakyatnya, karena
ia sibuk menyembunyikan kebusukan dalam dirinya.
Ketiga, jujur disukai semua manusia. Abu Sofyan pernah ditanya oleh
Heraklius mengenai dakwah Rasulullah SAW. Abu Sofyan menjelaskan
bahwa di antara dakwahnya adalah mengajak berbuat jujur. (HR Bukhari-
Muslim). Rasulullah SAW terkenal sebagai manusia yang paling jujur. Bahkan,
sebelum kedatangan Islam, beliau sudah masyhur sebagai orang yang jujur.
Orang-orang kafir Makkah pun mengakui kejujuran Rasulullah SAW,
sekalipun mereka tidak beriman. Bahkan, mereka memberi gelar al-Amin
(orang yang tepercaya) kepada Rasulullah. Selain itu, mereka juga selalu
menitipkan barang berharga kepada Rasul SAW.

Keempat, jujur akan mengantarkan pelakunya pada derajat tertinggi.


Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memohon dengan jujur untuk mati
syahid, (maka ketika ia wafat) ia akan tergolong syuhada sekalipun mati diatas
kasurnya.” (HR Muslim).

Dan kelima, jujur akan mengantarkan pada keberkahan. Nabi


Muhammad SAW pernah mengatakan bahwa seorang pembeli dan pedagang
yang jujur dalam melakukan transaksi perdagangannya maka ia akan
diberkahi oleh Allah. Sebaliknya, jika menipu maka Allah akan mencabut
keberkahan dagangannya. (HR Bukhari Muslim).Wallahu a’lam.
3. Macam-macam Kejujuran
Menurut tempatnya, jujur itu ada beberapa macam, yaitu jujur dalam
hati atau niat, jujur dalam perkataan atau ucapan, dan jujur dalam
perbuatan.
• Jujur dalam niat dan kehendak, yaitu motivasi bagi setiap gerak dan
langkah seseorang dalam rangka menaati perintah Allah Swt. dan ingin
mencapai riḍa-Nya. Jujur sesungguhnya berbeda dengan pura-pura jujur.
Orang yang pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.

• Jujur dalam ucapan, yaitu memberitakan sesuatu sesuai dengan realitas


yang terjadi, kecuali untuk kemaslahatan yang dibenarkan oleh syari’at
seperti dalam kondisi perang, mendamaikan dua orang yang bersengketa,
dan semisalnya. Setiap hamba berkewajiban menjaga lisannya, yakni
berbicara jujur dan dianjurkan menghindari kata-kata sindiran karena hal
itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan
demi kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan
benar dan jujur. Benar/jujur dalam ucapan merupakan jenis kejujuran
yang paling tampakdan terang di antara macam-macam kejujuran.
• Jujur dalam perbuatan, yaitu seimbang antara lahiriah dan batiniah hingga tidaklah
berbeda antara amal lahir dan amal batin. Jujur dalam perbuatan ini juga berarti
melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan yang diriḍai Allah Swt. dan
melaksanakannya secara terus-menerus dan ikhlas.

Merealisasikan kejujuran, baik jujur dalam hati, jujur dalam perkataan, maupun jujur
dalam perbuatan membutuhkan kesungguhan. Adakalanya kehendak untuk jujur itu
lemah, adakalanya pula menjadi kuat.Menurut objeknya, jujur itu ada beberapa macam,
yaitu jujur kepada Allah Swt., jujur kepada orang lain, dan jujur kepada diri sendiri.
1. Jujur dalam niat dan kehendak, contohnya pura-pura jujur. Orang yang
pura-pura jujur berarti tidak ikhlas dalam berbuat.

2. Jujur dalam ucapan, contohnya menghindari kata-kata sindiran karena


hal itu sepadan dengan kebohongan, kecuali jika sangat dibutuhkan dan demi
kemaslahatan pada saat-saat tertentu, tidak berkata kecuali dengan benar dan jujur.

3. Jujur dalam perbuatan, contohnya melaksanakan suatu pekerjaan sesuai


dengan yang diridai Allah Swt.
4. Petaka Kebohongan
Betapa berartinya sebuah kejujuran karena kejujuran akan membawa kita
kepada kebaikan, dan kebaikan akan membawa kita ke surga. Sebaliknya, betapa
berbahayanya sebuah kebohongan. Kebohongan akan mengakibatkan pelakunya
tidak dipercaya lagi oleh orang lain. Ketika seseorang sudah menutupi sebuah
kebenaran, apalagi menyelewengkan kebenaran untuk tujuan jahat, ia telah
melakukan kebohongan. Kebohongan yang dilakukannya itu telah membawa
kepada apa yang dikhianatinya itu.

Allah Swt. berfirman dalam al-Quran :

Artinya: “Barangsiapa berkhianat, niscaya pada hari kiamat dia akan datang
membawa apa yang dikhianatkannya itu. Kemudian setiap orang akan diberi
balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang dilakukannya, dan mereka tidak
dizalimi.’’ (Q.S. Ali ‘Imran/3: 161)
Rasulullah Saw juga telah mengingatkan tentang petaka kebohongan dalam
hadist yang artinya : Petaka Kebohongan “Dari Abu Hurairah ra., dia berkata;
Rasulullah saw., bersabda, “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh
dengan penipuan. Ketika itu pendusta dibenarkan, sedangkan orang yang jujur malah
didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang yang amanah justru dianggap
sebagai pengkhianat. Pada saat itu, Ruwaibidhah berbicara.” Ada sahabat yang
bertanya, “Apa yang dimaksud Ruwaibidhah?” Beliau menjawab, “Orang bodoh yang
turut campur dalam urusan masyarakat luas.” (HR. Ibnu Majah)

Syaikh Muhammad al-Ghazali mengatakan, bahwa menjaga amanah berarti


menunaikan dengan baik terhadap hak-hak Allah Swt. dan hak-hak manusia tanpa
terpengaruh oleh perubahan keadaan, baik susah maupun senang.

Bohong sebenarnya adalah upaya seseorang untuk mengalihkan fakta yang


sebenarnya. Pada saat seseorang berbohong, maka petaka kebohongan akan terjadi
setelah itu. Sebenarnya dia sedang melawan tentang apa yang sebenarnya ingin
disampaikan. Saat berbohong sebenarnya terjadi konflik bathin dalam dirinya, ingin
berkata jujur atau berkata bohong. Karena sebenarnya hati nurani kita akan berbicara
sebenarnya, berbicara sejujurnya, tidak bisa berbohong.
Hal ini jelas-jelas akan menjadi beban bagi orang yang berbohong.
Cepat atau lambat, perbuatan bohong juga akan dapat membawa dampak
bagi kesehatan. Apalagi jika ada usaha dari pihak luar untuk membuktikan
kebohongan tersebut, tantangan bagi orang yang berbohong semakin berat
dan menambah tekanan kejiwaan bagi nya, dia akan berusaha
mempertahankan kebohongannya walaupun dengan menambah
kebohongan-kebohongan lain.

Tekanan jiwa ditambah lagi dengan stress-stress lain akan


menyebabkan gangangguan jiwa (Neurosis) baik depresi maupun ansietas
atau gangguan fisik akibat kejiwaan berupa penyakit Psikosomatik. Pada
akhirnya, semakin banyak kita berbohong, akan semakin banyak
permasalahan yang timbul, itulah fakta petaka kebohongan.

Hidup apa adanya, selalu berkata benar, dan selalu berbuat jujur
adalah upaya terbaik kita agar tidak terjebak untuk berbohong. Karena
pada akhirnya makhluk yang terbaik dimuka bumi ini adalah makluk yang
terbaik dimata Allah Swt. Janganlah karena takut popularitas kita turun
dimata manusia, kita berbicara bohong.
5. Hikmah Perilaku Jujur
Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari perilaku jujur, antara lain
sebagai berikut.

1. Perasaan enak dan hati tenang, jujur akan membuat kita menjadi tenang,
tidak takut akan diketahui kebohongannya karena memang tidak berbohong.
2. Mendapatkan kemudahan dalam hidupnya.
3. Selamat dari azab dan bahaya.
4. Dijamin masuk surga.
5. Dicintai oleh Allah Swt. dan rasul-Nya.

Kita harus menanamkan kesadaran pada diri kita untuk selalu berperilaku
jujur, baik kepada Allah Swt., orang lain, maupun diri sendiri. Jika kita sudah
bisa membiasakan berperilaku jujur, kita akan mendapatkan hikmah yang luar
biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Kita harus menyadari dan mengetahui akibat dari
kebohongan sehingga kita bisa menjauhi sifat buruk tersebut.
Contoh akibat dari kebohongan adalah hilangnya kepercayaan
orang lain terhadap kita, susah mendapatkan teman bahkan
tidak memiliki teman, susah mendapat pekerjaan karena tidak
dipercaya.

Berperilaku jujur terkadang sangat pahit pada awalnya,


tetapi percayalah, buah manis akan didapat di akhirnya. Perilaku
jujur bisa diterapkan dalam berbagai hal dalam kehidupan
sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan
masyarakat di mana kita tinggal.
6. Penerapan Perilaku Jujur
1. Di sekolah, kita bisa meluruskan niat untuk menuntut ilmu, mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan oleh ibu bapak guru, tidak menyontek pekerjaan
teman, melaksanakan piket sesuai jadwal, menaati peraturan yang berlaku di
sekolah, berbicara secara benar baik kepada guru, teman ataupun orangorang
yang ada di lingkungan sekolah.
2. Di rumah, kita bisa meluruskan niat untuk berbakti kepada orang tua,
memberitakan hal yang benar. Contohnya saat meminta uang untuk
kebutuhan suatu hal, tidak menutup-nutupi suatu masalah pada orang tua,
tidak melebih-lebihkan sesuatu hanya untuk membuat orang tua senang.
3. Di masyarakat, kita bisa melakukan kejujuran dengan niat untuk
membangun lingkungan yang baik, tenang, dan tenteram, tidak mengarang
cerita yang membuat suasana di lingkungan tidak kondusif, tidak membuat
gosip.
Ketika diberi kepercayaan untuk melakukan sesuatu yang diamanahkan,
harus dipenuhi dengan sungguh-sungguh, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai