2
Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak
Riwayat Penyakit Sekarang
Sesak 5 hari yang lalu secara terus menerus
baik saat beraktivitas maupun saat
beristirahat.
Berdebar-debar sejak 5 hari yang lalu
bersamaan dengan sesaknya. secara terus
menerus hingga pasien tidak bisa tidur.
Nyeri dada sejak 5 hari yang lalu terus-
menerus makin lama makin memberat hingga
tembus ke punggung.
3
Nyeri payudara kanan seperti diremas remas sejak
munculnya benjolan yang makin membesar 1 tahun
yang lalu yang awalnya sebesar biji salak hingga
sebesar telur ayam saat ini
Lemas (+)
Mbliyur (+) kadang-kadang.
Mual (+) sejak kemarin.
Nafsu makan ↓, makan 3 sendok /hari.
Muntah (-)
Nyeri perut (-)
Demam (-)
BAK (+) normal berwarna kuning
BAB (-) karena pasien sulit makan
4
Riwayat Penyakit Dahulu
- DM (-) ,HT (-), asma (-) dan jantung (-).
- Sebelumnya pasien tidak pernah mengeluhkan penyakit yang
sama seperti apa yang dirasakan saat ini.
- Riwayat alergi disangkal.
Riwayat Pengobatan
Pasien sebelumnya tidak pernah mau periksa di Rumah Sakit
karena pasien merasa ketakutan. Pasien juga tidak pernah
minum obat maupun minum jamu-jamuan.
5
Pemeriksaan Fisik
Kondisi Umum : Lemah
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 134/83 mmHg
Nadi : 61x/menit, irreguler
Pernafasan : 26x/menit, Thoracal
abdominalis
Temperatur : 36,7oC axilar
Saturasi oksigen: 96%.
6
Kepala-Leher
7
Thorax
Inspeksi : Scars (-), bentuk dada (dalam batas
normal), gerakan dada retraksi subcostal dan
intercostal
Palpasi : Iktus cordis ICS V midclavicular line
(dalam batas normal)
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan thorax
(dalam batas normal)
Auskultasi : Cor S1S2 tunggal irreguler, mur-mur
(+), gallop (-)
Pulmo vesikuler +/+ , Ronchi -/- , Wheezing -/-
8
Abdomen
Inspeksi : Bentuk perut datar, tidak tegang,
tanda-tanda peradangan (-), scars (-),
distended (-), tidak ditemukan adanya vena
kolateral
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (+)
Perkusi : Timpani diseluruh kuadran
abdomen. Meteorismus (-). Distensi (-)
9
Ekstremitas
Akral hangat kering merah pada
ekstremitas atas bawah, CRT < 2”, tidak
didapatkan edema pada ekstremitas atas-
bawah
10
Status Lokalis Regio Mammae
Dextra
Inspeksi : terlihat benjolan, dengan
permukaan tidak rata dan berdungkul
dungkul, tampak ulkus dan hiperemi
Palpasi : teraba benjolan berdungkul-
dungkul berukuran 8 cm x 8cm dengan
konsistensi padat keras, immobile, dan
berbatas tegas di regio inferior medial
mamae dextra. Hiperemi (+), nyeri tekan (+)
Teraba pembesaran KGB di axilla dextra
berukuran 3 cm x 3 cm dengan konsistensi
padat lunak, mobile, dan berbatas tegas
11
12
Pemeriksaan Penunjang
HASIL LABORATORIUM
Darah Lengkap
◦ Hemoglobin : 8 mg/dL (L) Kontrol APTT:54.50 detik (H)
◦ Leukosit : 8.900 /cmm Kontrol PT : 40.90 detik (H)
◦ Trombosit : 253.000 /cmm
Gula Darah
◦ Gula darah sewaktu : 116 mg/dL
FAAL Hati
◦ SGOT : 372 U/L (H)
◦ SGPT : 58 U/L (H)
Faal Ginjal
◦ Ureum : 105 mg/dL (H)
◦ Creatinin : 2,29 mg/dL (H)
◦ BUN : 49 U/L (H)
Elektrolit
◦ Natrium : 136 mEq/L
◦ Kalium : 4,1 mEq/L
◦ Chlorida : 97 mEq/L
Troponin I : 2.00 ng/mL
13
ECG
14
Hasil pemeriksaan ECG dengan
kesimpulan Atrial Fibrilation 110 bpm with
rapid ventricular response
15
ECHO
16
17
18
FOTO THORAX
19
FOTO BOF
20
DIAGNOSIS
Dari berbagai hasil pemeriksaan di atas
diagnosis pada pasien adalah Atrial
Fibrilasi + Mitral Stenosis Berat + Mitral
Regurgitasi Ringan + Ca Mammae Dextra
Stadium IV
21
TINJAUAN PUSTAKA
Fibrilasi Atrium
Fibrilasi atrium adalah takiaritmia supraventrikular
yang khas, dengan aktivasi atrium yang tidak
terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi
mekanis atrium. Pada elektrokardiogram (EKG),
ciri dari FA adalah tiadanya konsistensi gelombang
P, yang digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi)
yang bervariasi amplitudo, bentuk dan durasinya.
Pada fungsi NAV yang normal, FA biasanya disusul
oleh respons ventrikel yang juga ireguler, dan
seringkali cepat.25
22
23
PATOFISIOLOGI AF
24
25
Ciri-ciri FA pada gambaran EKG umumnya sebagai
berikut:26
1. EKG permukaan menunjukkan pola interval RR
yang ireguler
2. Tidak dijumpainya gelombang P yang jelas pada
EKG permukaan. Kadang-kadang dapat terlihat
aktivitas atrium yang ireguler pada beberapa
sadapan EKG, paling sering pada sadapan V1.
3. Interval antara dua gelombang aktivasi atrium
tersebut biasanya bervariasi, umumnya
kecepatannya melebihi 450x/ menit.
26
27
Gelombang f ( fibrilasi ) : gelombang-gelombang
P yang tak teratur,
frekuensi 350-600/menit
Gelombang QRS tak teratur, frekuensi 140-
200/menit
FA halus ( fine ) : defleksi gelombang P < 1 mm
FA kasar ( hoarse ) : defleksi gelombang P > 1
mm
28
Klasifikasi FA
29
Kategori FA tambahan
FA sorangan (lone): tanpa penyakit struktur
kardiovaskular dan usia di bawah 60 tahun
FA non-valvular: tidak terkait dengan penyakit
rematik mitral, katup jantung protese atau operasi
perbaikan katup mitral
FA sekunder: akibat kondisi primer lain yang
menjadi pemicu FA, seperti infark miokard akut,
bedah jantung, perikarditis, miokarditis,
hipertiroidisme, emboli paru, pneumonia atau
penyakit paru akut lainnya. Sedangkan FA
sekunder yang berkaitan dengan penyakit katup
disebut FA valvular
30
Kategori FA tambahan
AF with rapid ventricular response
Laju ventrikel >100x/menit
AF with normal ventricular response
◦ Laju ventrikel 60-100x/menit
AF with slow ventricular response
◦ Laju ventrikel <60x/menit
31
AF with rapid ventricular
response
32
AF with normal ventricular
response
AF with slow ventricular
response
35
Tatalaksana FA
Pencegahan Stroke
◦ Prevalensi stroke pada pasien FA
◦ Penaksiran risiko stroke dan risiko perdarahan
◦ Terapi anti-trombotik
Kendali Laju
Kendali Irama
36
37
Penaksiran Risiko Perdarahan
39
Terapi Antitrombotik
40
Kendali Laju pada FA dengan
respon ventrikel cepat
41
FA dengan gangguan
hemodinamik
Irama
ventrikel Gangguan
terlalu cepat hemodinamik
Kardioversi Masih
elektrik simtomatik
Kardioversi
farmakologis
(amiodaron)/kard
ioversi elektrik
42
MITRAL STENOSIS
Stenosis mitral adalah kondisi dimana
terjadi hambatan aliran darah dari atrium
kiri ke ventrikel kiri pada fase diastolik
akibat penyempitan katup mitral.1
Penyebab stenosis mitral paling sering
demam rematik, penyebab lain adalah
karsinoid, sistemik lupus erimatosus,
reumatoid artritis, mukopolisakaridosis
dan kelainan bawaan.2
43
PATOFISIOLOGI
44
KLASIFIKASI MS
45
Note that the
mitral valves
(signalled by
arrows) are
thick and very
little open up.
46
47
48
MITRAL REGURGITASI
Regurgitasi Katup Mitral adalah
kebocoran aliran balik melalui katup mitral
setiap kali ventrikel kiri berkontraksi. Pada
saat ventrikel kiri memompa darah dari
jantung menuju ke aorta, sebagian darah
mengalir kembali ke dalam atrium kiri dan
menyebabkan meningkatnya volume dan
tekanan di atrium kiri.
49
50
INSUFISIENSI MITRAL
Kalsifikasi, penebalan, distorsi daun katup mitral, pemendekan / ruptur korda tendinae, dilatasi annulus fibrosus
VS harus memompa darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan aliran Hipertrofi AS
darah normal ke dalam aorta dan darah yang kembali melalui katup mitral
Peningkatan volume dan ukuran ventrikel karena lesi berlangsung terus menerus
56
Pembedahan
• Katup Mitral
– Commissurotomy melakukan eksisi
sebagian daun katup untuk memperbesar area
katup
– Mitral Valve Replacement (tissue or
mechanical)
Penggantian katup mitral ini dilakukan bila
terjadi gagal jantung NYHA FC III-IV
– Balloon Valvuloplasty memperbesar area
katup
57
BALLOON
VALVULOPLASTY
58
Tissue Valve
59
Mechanical Valve
60
Mechanical Valve
61
62
Ca Mammae
Kanker payudara adalah tumor ganas yang
berasal dari kelenjar payudara. Termasuk
saluran kelenjar air susu dan jaringan
penunjangnya yang tumbuh infiltratif,
destruktif, serta dapat bermetastase
(Suryana, 2008).
63
Klasifikasi penyebaran TNM
Tx Tumor primer tidak dapat ditentukan
Tis Karsinoma in situ dan penyakit paget
pada papila tanpa teraba tumor
T0 Tidak ada bukti adanya tumor primer
T1 Tumor < 2 cm
T2 Tumor 2 – 5 cm
T3 Tumor > 5 cm
T4 Tumor dengan penyebaran langsung ke
dinding thoraks atau ke kulit dengan
tanda udem, tukak, atau peau d’orange
64
Nx Kelenjar regional tidak dapat ditentukan
N0 Tidak teraba kelenjar aksila
N1 Teraba kelenjar aksila homolateralyang tidak
melekat
N2 Teraba kelenjar aksila homolateral yang melekat
satu sama lain atau melekat pada jaringan
sekitarnya
N3 Terdapat kelenjar mamaria interna homolateral
69
DISKUSI
Pada kasus ini, hanya dapat dilakukan tindakan paliatif dan
simptomatis yakni mengurangi rasa nyerinya, rate control dan
anti trombolitik antara lain:
O2 NRM 8 lpm
Inf. PZ 500cc dan Inf D5 500cc + Drip Mecobalamin selama 24
jam
Inj. Pantoprazole 2x1
Inj. Antrain 3x1
Inj. Furosemide 1x/h
Inj. Ceftriaxone 2x1 gr/hari
Inj. Invomit 2x1
Tab Simarc 2 mg 1x1
Tab Folavit 1x1
Tab Curcuma 3x1
Diet TKTP 70
MATUR NUWUN
71