kemerdekaan sampai masa Demokrasi Terpimpin 1945-1949 12 September-14 November 1945 menganut sistem pemerintahan presidensial 14 November 1945 sistem pemerintahan parlementer KNIP sbg badan legislatif Multipartai (PNI, Masyumi, PKI, Partai Buruh Indonesia (PBI), Partai Rakyat Jelata (PRJ), Partai Sosialis Indonesia (PSI), Persatuan Rakyat Marhaen (Permai), Partai Rakyat Sosialis (Paras), Partai Kristen Indonesia (Parkindo), Partai Katolik Republik Indonesia (PKRI) 4 Januari 1946 Ibu kota dipindahkan ke Yogyakarta Pergantian Kabinet dari Syahrir 1-3, Amir Syarifuddin, Moh Hatta 19 Desember 1948 dibentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi 13 Juli 1949 Syafruddin Prawiranegara mengembalikan mandatnya 1949-1950
Kesepakan perjanjian Roem Royen yg
mengembalikan ibu kota ke yogyakarta 28 Desember 1949 setelah pengakuan kedaulatan Soekarno kembali ke Jakarta 16 Desember 1949 Ir. Soekarno sebagai presiden RIS 20 Desember 1949 Moh. Hatta sebagai perdana mentri 21 Januari – 6 September 1950 perdana mentri dipegang oleh dr. Abdul Halim 20 Desember 1949-6 September 1950 Hatta menjabat sbg Kabinet RIS 17 Agustus 1950 RIS dibubarkan dan kembali ke NKRI pd september 1950 Kondisi Ekonomi Banyaknya mata uang Jepang yang beredar Blokade ekonomi oleh Belanda Berlakunya uang NICA Oktober 1946 mengeluarkan ORI 1 November 1946 dibentuk BNI yg bertugas mengatur nilai tukar ORI dg Valuta asing di Indonesia Melakukan kerjasama dg India Penyelundupan hasil perkebunan Sumatra ke Singapura dan Malaya Plan Kasimo (menghidupkan kembali pertanian) Demokrasi Liberal (1950-1959)
17 Agustus 1950 kembali ke RI
Sistem pemerintahan Parlementer Multipartai Terjadi 7 pergantian kabinet Latar Belakang
Kebebasan dari penjajah
Mencegah pemerintahan yang otoriter Kesuksesan penerapan demokrasi liberal di negara Barat (Eropa) Kabinet Natsir 6 September-20 maret 1951)
Menggiatkan usaha keamanan dan ketentraman
Mencapai konsolidasi dan menyempurnakan susunan pemerintahan Menyempurnakan organisasi angkatan perang dan pemulihan bekas anggota-anggota tentara dan gerilya ke dalam masyarakat Memperjuangkan penyelesaian masalah Irian Barat Mengembangkan dan memperkuat kekuatan ekonomi rakyat sebagai dasar untuk melaksanakan ekonomi nasional yang sehat Kabinet Sukiman (27 April 1951- 3 Februari 1952)
Menjalankan keamanan dan ketentraman
Mengusahakan kemakmuran rakyat Mempercepat persiapan pemilu Menjalankan politik bebas aktif serta memasukkan Irian Barat dalam wilayah RI Kabinet Wilopo (3 April 1952- 3 Juni 1953)
Persiapan pemilu untuk Konstituante, DPR dan
DPRD Kemakmuran, pendidikan rakyat dan keamanan Penyelesaian masalah Irian Barat serta menjalankan politik bebas aktif Kabinet Ali Sastroamidjojo (13 Juli 1953- 12 Juli 1955
Mempersiapkan penyelenggaraan pemilu
Terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika di Bandung Menyelesaikan masalah Irian Barat Kabinet Burhanuddin Harahap (12 Agustus 1955- 3 Maret 1956)
Memberantas Korupsi Pemilihan Umum Nama Partai Jumlah suara sah % Suara sah Jumlah kursi di % kursi di Parlemen parlemen
PNI 8,434,653 22,3 57 22,2
Masyumi 7.903.886 21,9 51 22,2
NU 6.955.141 18,4 45 17,5
PKI 6.176.914 16,4 39 15,2
PSII 1.091.160 2,9 8 3,1
Parkindo 1.003.325 2,6 8 3,1
Partai Katolik 770.740 2,0 6 2,3
PSI 753.191 2,0 5 1,9
Partai Murba 199.588 0,5 2 0,8
Lain-lain 4.496.701 12,0 30 11,7
Jumlah 37,785,299 100 257 100
Kabinet Ali Sastroamidjojo II (20 Maret 1956- 4 Maret 1957)
Perjuangan memasukkan Irian Barat ke dalam RI
Melaksanakan pembentukan daerah otonom Mempercepat pemilihan anggota-anggota DPR Mengusahakan perbaikan nasib kaum buruh dan pegawai Menyehatkan keuangan negara Menjalankan politik bebas aktif Djuanda Kartawidjaya 9 April 1957-5 Juli 1959)
Membentuk Dewan Nasional
Normalisasi keadaan Republik Indonesia dan melanjutkan hasil kesepakatan KMB Memperjuangkan kembalinya Irian Barat dan mempercepat pembangunan Kondisi Ekonomi
Inflasi naik, yg menyebabkan keluarnya kebijakan
pemotongan nilai mata uang mulai dari 2,50 gulden ke atas Jatuhnya harga barang ekspor meningkatnya impor Menerapkan program Benteng Menerapkan ekonomi ali baba Kenaikan defisit dari tahun ke tahun yg melahirkan kebijakan industrialisasi Gagalnya program RPLT karena adanya depresi dolar di AS Harga eskpor mentah merosot Masalah pembebasan Irian Barat, yg mengakibatkan pemerintah menasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda Sebutkan Perusahaan- perusahaan Belanda yang dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia Demokrasi Terpimpin
Gagal menyusun UUD baru
Kestabilan keamanan negara Perekonomian yg tidak lancar Program kerja
Membentuk kabinet kerja
Membentuk MPRS --- GBHN Membentuk Dewan Pertimbangan Agung (DPA) 24 Juni 1960 membentuk DPR GR Komposisi DPR GR
Nasionalis Islam Komunis Ket
44 43 30 Wakil golongan
65 115 42 Perbandingan kursi
pemilu 1955
44+50= 94 43+24= 67 30+51= 81 Perimbangan suara
94-65= 29 115-67= 48 (rugi) 81-42= 39 keuntungan
Membentuk liga demokrasi Membentuk Front Nasional Memanfaatkan ajaran Nasakom September 1961 dikeluarkan TRIKORA 1963 terjadi konfrontasi dg Malaysia Kondisi Ekonomi
Th 1959 Inflasi yang mengakibatkan
pemotongan nilai mata uang ( Rp. 500,00 menjadi Rp. 50,00) Defisit negara meningkat akibat ekspor impor Th 1965 inflasi naik akibat penyelennggaraan beberapa proyek Mengevaluasi pemerintahan Soekarno