Anda di halaman 1dari 39

PRAKTIK KEBIDANAN

Lisda Handayani, SST.,M.Kes


INSTRUMEN DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN
PENCEGAHAN
INFEKSI
Infeksi
• Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia, termasuk Indonesia.
• Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal
dari komunitas (Community acquired infection) atau
berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired
infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah
infeksi nosokomial.
Infeksi Nosokomial
Yaitu infeksi yang terjadi di rumah sakit di rumah sakit atau
dalam sistem pelayanan kesehatan yang berasal dari proses
penyebaran di sumber pelayanan kesehatan, baik dari pasien,
petugas kesehatan, pengunjung maupun sumber lain.

Sumber-sumber Infeksi Nosokomial:

Pasien
Petugas Kesehatan
Pengunjung
Sumber lain
• Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi, maka
sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection)
• diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections”
(HAIs) dengan pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit
tetapi juga di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
• Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara
suseptibilitas pejamu, agen infeksi (patogenitas, virulensi dan dosis)
serta cara penularan. Identifikasi faktor risiko pada pejamu dan
pengendalian terhadap infeksi tertentu dapat mengurangi insiden
terjadinya infeksi (HAIs), baik pada pasien ataupun pada petugas
kesehatan
Pencegahan dan pengendalian
• Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi
antara suseptibilitas pejamu, agen infeksi (patogenitas,
virulensi dan dosis) serta cara penularan. Identifikasi
faktor risiko pada pejamu dan pengendalian terhadap
infeksi tertentu dapat mengurangi insiden terjadinya
infeksi (HAIs), baik pada pasien ataupun pada petugas
kesehatan
Strategi pencegahan dan
pengendalian infeksi
• Peningkatan daya tahan pejamu
• Inaktivasi agen penyebab infeksi.
• Memutus rantai penularan
• Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure Prophylaxis” / PEP) terhadap
petugas kesehatan.
Kewaspadaan standar atau standar precautions
dengan menyatukan universal precautions atau
kewasapadaan thd darah dan cairan tubuh dan
body substaince isolations (BSI) atau isolasi duh tubuh
untuk mengurangi risiko penularan dr pasien yg
terinfeksi
Kewaspadaan standar
• Kebersihan tangan/Handhygiene
• Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata pelindung),
face shield (pelindung wajah), gaun
• Peralatan perawatan pasien
• Pengendalian lingkungan
• Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
• Kesehatan karyawan / Perlindungan petugas kesehatan
• Penempatan pasien
• Hygiene respirasi/Etika batuk
• Praktek menyuntik yang aman
• Praktek untuk lumbal punksi
TINDAKAN PI DALAM ASUHAN
KESEHATAN
• Meminimalkan infeksi yang disebabkan mikroorganisme
• Menurunkan risiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan
HIV/AIDS

• PRINSIP PI
• Upaya yang dilakukan untuk mencegah risiko penularan atau penyebaran infeksi
mikroorganisme lingkungan klien, dan tenaga kesehatan, yang bertujuan untuk
mengurangi terjadinya infekdi dan melindungi klien dan tenaga kesehatan dari risiko
penularan.
TRANSMISI KUMAN
• Sebuah proses masuknya kuman kedalam tubuh seseorang yang menimbulkan sebuah
keradangan atau penyakit dalam tubuh

• Sebuah proses masuknya kuman kedalam tubuh. Unsur2 yg terlibat seperti reservoir,
jalan masuk, host, jalan keluar, dari reservoir dan saluran penyebaran
CARA PENULARAN
•Kontak tubuh
•makanan dan
minuman
•Serangga
•udara
DEFINISI PROSEDUR DALAM PI
• Asepsis atau teknik aseptic
• Antispepsis
• Dekontaminasi
• Mencuci dan membilas
• Desinfeksi
• sterilisasi
PRINSI-PRINSIP PI
• Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit kerena infeksi dapat bersifat
asimptomatik
• Setiap orang harus dianggap berisiko terkena penyakit
• Permukaan benda disekitar kita, peralatan dan benda-benda lainnya yang akan dan
telah bersentuhan dengan permukaan kulityang tak ututh, lecet, selaput mukosa atau
darah harus dianggap terkontaminasi hingga setelah digunakan, harus diproses
secara benar
• Jika tidak diketahui apakah permukaan peralatan atau benda lainnya telah diproses
maka semua itu harus dianggap masih terkontaminasi
• Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total, tapi dapat dikurangi hingga sekecil
mungkin dengan menerapkan tindakan PI secara benar dan konsisten
UPAYA PI
• Cuci tangan
• Memakai sarung tangan dan perlengkapan perlindungan lainnya
• Menggunakan teknik asepsis atau aseptic
• Memproses alat bekas pakai
• Menangani peralatan tajam dengan aman
• Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan (termasuk pengelolaan sampah secara
benar)
CUCI TANGAN
• Prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi menyebabkan kesakitan dan
kematian ibu dan bayi baru lahir.
• Cuci tangan harus dilakukan ketika:
1. Segera setelah tiba ditempat kerja
2. Sebelum melakukan kontak fisik secara langsung dengan pasien
3. Sebelum kontak langsung dg pasien
4. Sebelum memakai sarung tangan DTT/steril
5. Setelah melepas sarung tangan (kontaminasi melalui lubang atau robekan sarung
tangan)
6. Setelah menyentuh benda yg mungkin terkontaminasi
7. Setelah kekamar mandi
8. Sebelum pulang kerja
5 MOMENTS
SARUNG TANGAN
• Pakai sarung tangan sebelum menyentuh sesuatu yang basah, peralatan, sarung
tangan atau sampah yang terkontaminasi
• Gunakan sarung tangan yang berbeda untuk situasi yang berbeda
• Gunakan sarung tangan DTT/Steril untuk prosedur apapun yang akan mengakibatkan
kontak dengan jaringan dibawah kulit
• Gunakan sarung tangan periksa yang bersih untuk menangani darah atau cairan
tubuh
• Gunakan sarung tangan rumah tangga atau tebal untuk mencuci peralatan,
menangani sampah, juga membersihkan daarah dan cairan tubuh
Prosedur/tindakan Perlu DTT steril
Memeriksa TTV, menyuntik Tidak Tidak Tidak
Menolong persalinan, menjahit Ya Bisa diterima Dianjurkan
laserasi dan episiotomy
Mengambil contoh darah/ Ya Tidak Tidak
pemasangan IV
Menghisap lender dari jalan nafas Ya Ya Tidak
BBL
Memegang dan membersihkan Ya Tidak Tidak
peralatan yang terkontaminasi
Memegang sampah yang Ya Tidak Tidak
terkontaminasi
Membersihkan percikan darah Ya Tidak Tidak
atau cairan tubuh
Teknik Aseptik
• Usaha yg dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh dan
berpotensi untuk menimbulkan infeksi
• Tujuan akhirnya adalah mengurangi mikroorganisme pada permukaan benda hidup
maupun benda mati

• Menggunkana perlengkapan perlindungan diri


• Antisepsis
• Menjaga tingkat sterilitas atau desinfeksi tingkat tinggi
Antisepsis
• Tindakan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau mengurangi
mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit dengan menggunkaan antiseptic atau
anti mikroba
• Antiseptik digunakan pada kulit atau jaringan yang tidak mampu menahan
konsentrasi bahan aktif yang terlarut dalam larutan desinfektan
• Larutan antiseptic memerluka waktu beberaoa menis setelah dioleskan pada
permukaan kulit agar dapat mencapai manfaat yang optimal.
• Desinfektan dipakai untuk mendekontaminasi peralatan atau instrument yang
digunakan dalam prosedur bedah.
Larutan antiseptic yang bisa diterima
• Alkohol 60-90%
• Setrimid atau klorheksidin glukonat (savlon)
• klorheksidin glukonat 4% (hibiscrub, hibitane, hibiclens)
• Heksaklorofen 3% (phisohex)
• Paraklorometaksilenol (Dettol)
• Iodine 1-3%, tidak boleh digunakan diselaput mukosa seperti vagina
• Iodofor (betadine)

• klorheksidin glukonat atau Iodofor adalah antiseptic yg paling baik untuk digunakan
pada selaput mukosa
Larutan desinfektan yg bisa diterima
• Klorin pemutih 0,5% (untuk dekontaminasi permukaan dan DTT peralatan)
• Glutaraldehida 2% (utk dekontaminasi, tetapi mahal shg digunakan hanya untuk DTT
PROSES PERALATAN BEKAS PAKAI
DEKONTAMINAS
• Membuat benda-benda lebih aman untuk ditangani dan dibersihkan untuk petugas
• Segera setelah digunakan , masukkan benda-benda yang terkontaminasi kedalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
• Prosedur ini mematikan virus hepatitis B dan HIV
• Benda-bena harus terendam seluruhnya dalam larutan klorin
• Ganti dalam 24 jam atau jika kotor dan keruh
CARA MEMBUAT LARUTAN KLORIN

JUMLAH BAGIAN AIR = % LARUTAN KONSENTRATE


-1
% LARUTAN YG DIINGINKAN

DARI SERBUK KERING


GRAM/LITER = % LARUTAS YG DIINGINKAN
X100
% LARUTAN KONSENTRAT
CUCI BILAS
• Pencucian adalah cara paling efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan/perlengkapan yang kotor atau sudah digunakan
• Sterilisasi/DTT kurang efektf tanpa pencucian
• Jika setelah dekontaminasi tdk bisa langsung dicuci, mika bilas terlebih dahulu untuk
mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organic
• 80% mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan-bahan organic lainnya
bisa dihilangkan melalui proses pencucian
• Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospore bakteri yang menyebabkan
tetanus dan gangrene
• Jika perelngkapan sterilisasi tidak tersedia pencucian secara seksama merupakan
peoses fisik satu-satunya untuk menghilangkan sejumlah endospore bakteri
Dekontaminasi Pencucian Pencucian DTT Sterilisasi
(hanya air) (deterjen+bilas)
Efektifitas Membunuh Hingga 50% Hingga 80% 95% 100%
virus AIDS dan
hepatitis
Waktu yg Rendam 10’ Cuci hingga Cuci hingga Rebus, kukus Kukus 20-30’
diperlukan bersih terlihat bersih atau kimia Panas kering
agar efektif 20’ 60’
DTT & STERILISASI
• Sterilisasi cara yang paling efektif membunuk mikroorganisme, tetapi proses sterilisasi
tidak selalu memungkinkan dan praktis.
• DTT adalah satu-satunya alternative pilihan
• DTT dapat dilakukan dengan cara rebus, kukus atau kimia

PEDOMAN UNTUK BENDA TAJAM
• Letakkan benda-benda tajam diatas baki steril/DTT/dengan menggunakan daerah
aman yang sudah ditentukan
• Hati2 saat melakukan penjahitan agar terhindar dari luka tusuk
• Gunakan pemegang jarum dan pinset saat menjahit
• Jangan menutup kembali, melengkungkan, mematahkan atau melepaskan jarum
yang akan dibuang
• Buang benda-benda tajam dalam wadah tahan bocor dan segel dengan perekat
jika sdh 2/3 penuh dan bakar dalam insenerator
• Jika tidak bisa dibuang dengan insenerasi, laukan dekontaminasi, tutup kembali
dengan satu tangan lalu kuburkan
PENANGANAN
SAMPAH
TUJUAN
• Mencegah penyebaran infeksi kepada petugas klinik yan menangani sampah dan
kepada masyarakat
• Melindungi petugas pengelola sampah dari luka atau cedera tidak sengaja oleh
benda2 tajam yang sudah terkontaminasi
• Kantong sampah plastik khusus medis tentu membutuhkan kriteris tertentu yang lebih
kuat dan terorganisir. Sesuai dengan Keputusan MenKes R.I.
No.1204/MENKES/SK/X/2004 bahwa tempat sampah dan kantong sampah medis
dibagi dalam 5 (lima) bagian:
1.Limbah infeksius dan limbah patologi, penyimpanannya pada tempat sampah
berplastik kuning.
2.Limbah farmasi (obat kadaluarsa), penyimpanannya pada tempat sampah
berplastik coklat.
3.Limbah sitotoksis adalah limbah berasal dari sisa obat pelayanan kemoterapi.
Penyimpanannya pada tempat sampah berplastik ungu.
4.Limbah medis padat tajam seperti pecahan gelas, jarum suntik, pipet dan alat medis
lainnya. Penyimpanannya pada safety box/container.
5.Limbah radioaktif adalah limbah berasal dari penggunaan medis ataupun riset di
laboratorium yang berkaitan dengan zat-zat radioaktif.
• Kantong sampah hitam digunakan untuk menampung jenis limbah non medis. Limbah
non medis merupakan limbah yang berasal dari aktivitas non medis, misalnya: limbah
dapur, perkantoran, taman, dan halaman. Limbah non medis ini diharapkan mampu
untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat.

2.Kantong Sampah Medis


Sesuai dengan namanya kantong sampah medis adalah kantong sampah yang
dibuat untuk limbah medis. Yang dimaksud dengan limbah medis disini adalah limbah
yan dihasilkan dari aktivitas medis, misalnya: obat, limbah laboratorium dan lain
sebagainya. Berbeda dengan kantong sampah non medis, kantong sampah medis
terdiri dari berbagai macam warna. Dengan sangat detail Keputusan Menteri
Kesehatan tahun 2004 menyebutkan warna kantong sampah medis yang digunakan.
• Adapun dalam Keputusan Menteri tersebut disebutkan sebagai berikut:

a. Kantong sampah medis berwarna kuning untuk limbah infeksius dan limbah patologi.
Limbah infeksius merupakan limbah yang berkaitan dengan pasien yang perlu untuk melakukan isolasi
penyakit menular. Limbah infeksius dapat menjadi sebab tertularnya penyakit dari perawat,
pengunjung, atau pasien lainnya. Sedangkan limbah patologi merupakan limbah jaringan tubuh yang
terbuang dari proses bedah atau autopsi.

b. Kantong sampah medis berwarna coklat untuk limbah farmasi


Yang dimaksudkan limbah farmasi disini adalah obat-obatan yang telah mengalami kadaluarsa.

c. Kantong sampah medis berwarna ungu untuk limbah sitotoksis.


Limbah sitotoksis berasal dari aktivitas kemoterapi yang dilakukan kepada pasien

d. Kantong sampah medis berwarna merah untuk limbah radioaktif.


Limbah radioaktif merupakan limbah yang berasal dari penggunaan medis ataupun riset di
laboratorium dan berhubungan dengan zat-zat radioaktif.

Anda mungkin juga menyukai