Anda di halaman 1dari 20

REVIEW

AUTOIMMUNE
HEMOLYTIC ANEMIA
Oleh :
dr. Rizki Nur Fitria
Pendamping:
dr. Jamal, Sp.PD
DEFINISI
• Anemia
– Anemia  pengurangan massa eritrosit. (Lin, 2018 )
– Anemia  penurunan jumlah massa eritrosit (red cell
mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke
jaringan perifer (penurunan oxygen carrying capacity).
– Anemia  sindroma klinis yang ditandai oleh adanya
penurunan Hct, Hb, dan jumlah eritrosit dalam darah.
(Ugroseno, 2015)
• Anemia hemolitik
kadar hemoglobin kurang dari nilai normal akibat kerusakan
sel eritrosit yang lebih cepat dari kemampuan sumsum tulang
untuk menggantikannya. Kerusakan dapat disebabkan faktor
intrakorpuskuler ataupun ekstrakoruskuler.
• Anemia hemolitik autoimun (AIHA)
suatu keadaan hemolitik yang dasar patofisiologinya melalui
proses autoimun.
EPIDEMIOLOGI
• Hanya sekitar 0,001% dari populasi.
• Insiden di Denmark  17/100.000
• wanita : laki-laki = 2:1
ETIOLOGI
• Faktor-faktor yang mungkin berperan adalah
mimikri antigen; defisiensi imun; dan, faktor
genetik.
• AIHA, mirip dengan lainnya penyakit autoimun,
merupakan konsekuensi dari hilangnya toleransi
imunologis terhadap antigen yang diekspresikan
pada permukaan eritrosit.
• Produksi antibodi RBC merupakan hasil interaksi
sel T dan sel B.
PATOBIOLOGI dan PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
GEJALA KLINIS
• Gejala klinis umum anemia  kelelahan,
pucat, nyeri kepala, takikardi, takipneu,
bahkan gagal jantung.
• Khas anemia hemolitik  ikterus,
splenomegali, hepatomegali, urine berwarna
gelap.
• Khas C-AIHA  acracyanosis pada telinga,
hidung, dan ujung ekstremitas pada suhu
dingin yang hilang dengan peningkatan suhu.
DIAGNOSIS
BANDING
WORK UP
TATA
LAKSANA
• GOAL 
remisi
klinis
dan
laborator
is, tanpa
gejala
sisa dan
efek
samping
terapi.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai