Anda di halaman 1dari 33

COMPOUNDING AND

DISPENSING

TUJUAN UMUM/KOMPETENSI:
Memahami dan mampu
melakukan compounding dan
dispensing secara profesional
1
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan ini
mahasiswa memahami dan
menguasai
◦ arti penting Compounding dan
Dispensing dalam praktek Apoteker,
◦ pemberian obat rasional yang
diberikan pada pasien, dan
◦ penyelesaian problema terapi obat
berdasarkan aspek administratif,
farmasetis dan klinis.
2
PENDAHULUAN
Compounding/Meracik

Compounding atau meracik : membuat


sediaan obat (dosage form) dengan
mencampur bahan aktif farmakologis dan
bahan-bahan tambahan farmasi (l.a. = lege
artis)

Saat ini hanya kurang lebih 1% sediaan obat


yang diracik dari bahan baku
• Di Rumah Sakit masih dibuat racikan
sediaan steril seperti larutan IV
dengan spesifikasi memenuhi CPOB
• Di Apotek masih dibuat Racikan untuk
Anak2
Beberapa permasalahan :

• Absorpsi obat sangat dipengaruhi oleh


bahan tambahan dan proses pembuatan
• Kualitas, kemurnian dan potensi bahan baku
tidak dapat dipastikan di apotik /
RS/Puskesm
• Sulit memastikan bahan yang sudah
terdegradasi atau terkontaminasi bakteri
• Beberapa bentuk sediaan membutuhkan
teknologi tinggi (sustained release)
• Stabilitas dan sterilitas sediaan?
• Hindari peracikan sediaan sustained release /
coating
• Hindari peracikan ulang antibiotika
• Hindari peracikan bila stabilitas dan sterilitas
hal sangat penting pada sediaan obat
• Hindari peracikan, bila tersedia produk
pabrikan yang memenuhi CPOB
• Hindari peracikan dalam skala besar, walau
hanya untuk persediaan
• Hindari peracikan bahan baku yang tidak
memenuhi persyaratan BPOM
DISPENSING
- Permenkes No 35 th 2014
- Proses interpretasi, evaluasi dan
implementasi resep obat meliputi:
penyiapan dan penyerahan obat/alat dalam
wadah yg tepat, diberi label sesuai instruksi
pemakaian kepada pasien/keluarga pasien.
TIDAK SEKEDAR MENEMPELKAN ETIKET/LABEL
PADA KEMASAN OBAT
• Dispensing:( Permenkes No.35, Tahun2014)
- penyiapan obat
- peracikan (bila diperlukan)
- pemberian etiket (o.dalam /o luar)
- memasukkan obat dalam wadah yg tepat
& berbeda
-pemeriksaan ulang nama, jenis, jumlah
obat, cara pemakaian, kesesuaian
penulisan etiket dg resep
- Penyerahan obat +pemberian informasi
obat (cara penggunaan, manfaat obat, ESO,
penyimpann,mkn&minumn ygharus dihindari
Drug Dispensing
• Siapa yang boleh melakukan dispensing
• Faktor yang mempengaruhi proses
dispensing
• Metode yang tepat meningkatkan komunikasi
antara pasien dan dispenser
• Identifikasi cara peningkatan keahlian
dispenser (Apoteker)

9
Dispenser
• Apoteker,
• Tenaga teknis kefarmasian
• Perawat
• Dokter
• Penjaga toko
• Anggota keluarga

10
Apoteker sebagai dispenser
• Informasi obat
• Pengetahuan/ • Informasi produk
sumber informasi: • Konsultasi
• Farmakoterapi

• Keahlian komunikasi
• Skills: • Teknik promosi

• persediaan
• Lain-lain: • peralatan
• Hubungan dengan dokter
• Pengaruh dalam pengobatan
11
Proses Dispensing
• Menerima Resep
• Pemeriksaan keberadaan obatnya
• Kajian Resep
• Pengambilan obat, pemeriksaan kadaluwarsa
• Preparasi dan proses pemberian
• Komunikasi dengan pasien (PIO)
• Memastikan pasien mengerti penggunaan
• Monitor kepatuhan pasien
• Pencatatan
12
Apoteker:
1. Harus melakukan dispensing dengan
akurat
2. Mampu menerjemahkan permintaan
dan maksud dari penulis resep
3. Komitment terhadap kebutuhan serta
keamanan pasien
Apa yang diharapkan pasien dari proses
dispensing?

1. Menerima obat dg Etiket n label yg jelas &


benar
2. Mengerti bagaimana dan kapan
mengkonsumsi obat
3. Mengerti bgmn menyimpan obat yg benar
4. Dapat menghubungi Apoteker yg
bertugas untuk minta informasi/ konseling
Kepatuhan Pasien
• Komunikasi Pasien-Apoteker
• Kemasan khusus
– personal,
– perwaktu
• Label yang informatif
• Informasi tertulis

16
Komunikasi
• Bagaimana penggunaan
obat yang benar
• Waktu pemberian obat
• Pastikan pasien
mengerti

17
• Penanggung jawab penuh dalam
penggunaan obat adalah orang yang
menggunakan obat

• Pasien perlu berpartisipasi aktif dalam


rangka mencapai tujuan terapi
PENGOBATAN: MAHAL & BUTUH
KESABARAN

• Mematuhi petunjuk dokter atau tenaga


kesehatan lainnya
• Mematuhi rencana pengobatan
• Tanyakan hal-hal yang belum
dimengerti pada dokter atau tenaga
kesehatan lain
– Bila perlu minta petunjuk tertulis

• TANYAKAN PADA APOTEKER


SETIAP MACAM BENTUK SEDIAAN
OBAT MEMPUNYAI TUJUAN DALAM
PENGGUNAAN
TELAN : tablet, kapsul, pil
• HISAP : tablet (trochisci)
• SEMPROT : inhalasi
• OLES : salep, krim, losion
• SISIPKAN : bukal, susuk
• SUNTIK
Kenapa pasien harus bertanya kepada
Apoteker?
Seorang apoteker tidak mendiagnosis suatu
penyakit, namun dapat membantu menjawab
banyak pertanyaan mengenai obat dan
pengobatan.
Menjamin mutu dan rencana pengobatan

Apoteker perlu
Memiliki ruangan tersendiri yang dipakai khusus
untuk berkonsultasi dengan orang-orang yang
membutuhkan informasi.
Apoteker yang bersedia berkonsultasi via telepon.
Ketika pasien sudah menerima obat dari
apotek, ada beberapa hal yg perlu diperhatikan
sebelum pasien meninggalkan apotek.
 Baca aturan pakainya. Berapa kali dalam sehari
dan berapa lama pasien harus minum atau
menggunakan obat tersebut
 Pastikan bahwa pasien sudah memahami
bagaimana cara penggunaan obat tersebut.
 Walaupun pasien pernah memakai obat
tersebut, pastikan bahwa obat yang baru di beli
tersebut sama dengan obat yang sebelumnya
pasien pakai, dalam hal ukuran, warna, dan
bentuk.
 Jika ada yang tidak sama, minta penjelasan..
Motivasi pasien untuk bertanya :
1.Apakah obat tersebut memerlukan penyimpanan
khusus (contohnya : di dalam lemari pendingin)?
2.Berapa kali sehari obat tersebut harus
dikonsumsi?
3.Sesudah makan? Sebelum makan?
4.Adakah pantangan makan jika sedang meminum
obat tersebut (contohnya susu)?
5.Adakah efek samping yang perlu diwaspadai?
6.Bagaimana jika terjadi efek samping tersebut?
7.Apakah harus melakukan atau menghindari hal-hal
tertentu selama mengkonsumsi obat?
8.Apa yang harus dilakukan jika lupa
mengkonsumsi obat tersebut?
9.Adakah interaksi dengan obat lain yang sedang
dikonsumsi?
BAGAIMANA MENYIMPAN OBAT DI RUMAH?
Baca informasi pada kemasan dengan teliti :
kesesuaian indikasi, aturan pakai, penyimpanan
Jauhkan dari jangkauan anak-anak : bahaya
Simpan pada kotak atau laci yang berbeda untuk
masing-masing orang/pasien
Tidak menyimpan obat ditempat gelap & lembab
Simpan obat tetap pada botol atau kemasan
aslinya : informasi kadaluarsa, aturan pakai
Tidak menempatkan obat yang berbeda dalam
satu botol atau satu kemasan : mirip belum tentu
sama
Tutup botol dengan baik dan rapat : kerusakan
Jika ada kapas saat pertama kali buka botol,
buang : menyerap uap air
Hal Umum yang Sering Terjadi dalam Pengobatan
Lupa untuk menghabiskan obat yang diresepkan
 Jika obat yang diberikan adalah obat untuk sekedar meredakan
gejala (contohnya analgetik/penghilang nyeri), maka obat tersebut tidak
perlu dihabiskan.
 Namun jika obat yang diberikan adalah antibiotik, maka obat tersebut
harus dikonsumsi sesuai dengan jumlah hari yang dianjurkan oleh
dokter agar obat tersebut efektif.
Buang obat-obat dari resep lama!!!
 Jangan simpan obat yang tidak habis untuk persediaan karena
rata-rata obat menjadi berkurang potensinya setelah lebih dari 1
tahun. Bahkan hanya 10 - 14 hari untuk obat racikan
Sebaiknya pasien/keluarga berkonsultasi dengan
dokter terlebih dahulu sebelum memberikan obat dari
resep yang lama.
Jangan gunakan obat yang sudah kadaluarsa.
Hindari pemberian obat yang sama kepada orang lain
(contohnya obat adik juga diberikan kepada kakaknya)
1.Jangan menyimpan obat di tempat yang
lembab (contohnya di kotak obat yang berada dalam
kamar mandi).Kelembaban mempercepat rusaknya obt.
2.Jangan membuang kemasan/kotak obat :
tanggal kadaluarsa dan instruksi cara pemakaian
obatnya.
3.Buang obat-obatan yang sudah kadaluarsa
(tablet biasanya 1 tahun, sedangkan untuk yang
berbentuk cair lebih pendek usianya, obat racikan
10 – 14 hari) atau obat-obat2an yang dianjurkan dokter
Anda untuk tidak dikonsumsi lagi.
4.Obat sirup biasanya memiliki rasa yang
menarik bagi, namun beberapa ada yang
tidak disukai oleh anak.
Beberapa obat boleh dicampur dengan cokelat atau
sirup lainnya agar anak anda mau meminumnya.
Tanyakan apoteker anda, obat mana yang boleh
dicampur seperti itu.
Tidak dianjurkan menaruh obat dalam botol susu bayi,
karena jika bayinya sudah keburu kenyang maka tidak
semua obatnya habis diminum.
5.Memberikan obat cair : lebih dianjurkan
menggunakan tabung ukur (dibanding sendok) tabung
ukur ini telah memiliki skala dengan ukuran yang lebih tepat
6.Jika pasien atau keluarga pasien mengkonsumsi obat
yang salah, segera hubungi apoteker atau dokter
anda, dan ikuti petunjuk mereka.
7.Jika ada obat yang harus disimpan dalam
keadaaan beku : pastikan anda tetap menjaga
suhunya.
8.Jika pasien ingin membawanya dalam perjalanan,
sebaiknya menggunakan freezer pack (tas
berpendingin). Jangan pernah menyimpan 2 obat
berbeda dalam wadah yang sama.

Anda mungkin juga menyukai